Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas

Nama Dosen : Ws Asyaratul Maulina S.St M.Kes

MAKALAH
“ DIAGNOSIS KOMUNITAS “

OLEH:
KELOMPOK IV
Nama Anggota :

1. SARAH APRILIA (B17.09.030)


2. PIPI SUMANTI (B18.10.048)
3. KASMAWATI (B18.10.010)
4. NAILA MUTMAINNAH (B18.10.013)
5. IRMA K (B18.10.041)
6. FITRI R (B18.10.040)
7. NURBAYA (B18.10.046)
8. NURLINDA R. (B.18.10.047)

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, taufik,
dan hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan  makalah dengan
judul “MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS“ tanpa ada
halangan suatu apapun.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari


berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak terselesaikan dengan
baik.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang.

Bantaeng, 04 Oktober 2020

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 4
B. TujuanUmum................................................................................. 4
C. Manfaat......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Diagnosis Komunitas ................................................... 6


B. Tujuan Diagnosis Komunitas........................................................7
C. Tahapan Diagnosis Komunitas.................................................... 8
D. Perbedaan Diagnosis Komunitas................................................. 8
E. Komponen Diagnosis Komunitas................................................. 9
F. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah .................................. 10
G. Teknik Pemecahan Masalah........................................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................ 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Profil dokter masa depan menurut WHO mencakup care provider,


Decision maker, eductor, manager, dan community leader, salah satu
posisi atau pekerjaan yang akan dijalani dokter adalah memimpin suatu
fasilitas kesehatan. Pada sistem kesehatan di indonesia di tingkat primer,
dikenal pusat pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang
bertanggung jawab terhadap masyarakat di area kerjanya, yaitu
kecamatan atau kelurahan. Fungsi dari puskesmas ada 3 yaitu pusat
pengembangan program kesehatan, pusat pelayanan kesehatan primer,
dan pusat pemberdayaan masyarakat.

Sebagai pusat pengembangan program kesehatan, maka fasilitas


kesehatan perlu melakukan Diagnosis Komunitas (Community Diagnosis),
sehingga program kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah
yang terutama dihadapi oleh komunitas / masyarakat di area tersebut,
Diagnosis komunitas merupakan keterampilan (skill) yang harus dikuasai
oleh dokter difasilitas kesehatan tingkat primer, dan bila bekerja sebagai
pimpinan institusi / unit kesehatan yang bertanggung jawab atas
kesehatan suatu komunitas / masyarakat.

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara


pendekatan kedokteran klinis dan kedokteran komunitas dalam
penegakan diagnosis masalah kesehatan. Seorang klinis akan memeriksa
pasien serta harus mampu menentukan kondisi patologis berdasarkan
gejala dan tanda yang ada agar dapat menegakkan diagnosis penyakit
dan memilih cara tepat untuk pengobatannya. Pada kedokteran
komunitas, keterampilan epidemiologi (mempelajari tentang frekwensi dan
distribusi penyakit serta faktor determinan yang mempengaruhinya di
kalangan manusia) sangat diperlukan untuk dapat memeriksa seluruh
masyarakat dan memilih indikator yang sesuai untuk menjelaskan
masalah kesehatan di komunitas, kemudian menetapkan diagnosis
komunitas serta mendapatkan intervensi yang paling efektif untuk dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Diagnosis komunitas adalah upaya yang sistematis yang meliputi


upaya pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer
komunitas dan masyarakat sebagai lokuls penegakkan diagnosis
komunitas. Pada tahapan diagnosis komunitas ini lebih mengarah pada
pendekatan problem solving.

B. Tujuan
Tujuan umumnya adalah mempelajari dan diharapkan mampu
memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep epidemiologi terapan
untuk melakukan diagnosis komunitas di suatu wilayah kerja tertentu,
sehingga teridentifikasi permasalahan yang mendasar dan solusi
pemecahan masalah disusun secara sistematis dan terstruktur secara
utuh dan besar.
C. Manfaat

Agar pembaca makalah memahami tentang apa saja yang


dimaksud dengan diagnosis komunitas dan cara mengaplikasikannya
dimasyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Diagnosis komunitas adalah upaya yang sistematis yang meliputi
upaya pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer
komunitas dan masyarakat sebagai lokus penegakkan diagnosis
komunitas. Pada tahapan diagnosis komunitas ini lebih mengarah pada
pendekatan problem solving.

Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan


adanya suatu masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat
lapangan. Menurut WHO, diagnosis komunitas adalah penjelasan secara
kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan dikomunitas serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya. Diagnosis
komunitas intervensi perbaikan sehingga menghasilkan suatu rencana
kerja yang konkrit. Tujuannya adalah agar teridentifikasi permasalahan
yang mendasar dan menyusun solusi pemecahan masalah kemudian
dcarikan alternatif pemecahan masalah.

Diagnosis komunitas didefenisikan sebagai sekelompok orang yang


memiliki paling tidak ada suatu kesamaan sifat yang berlaku untuk semua
anggota komunitas bersangkutan. Komunitas dapat juga didefenisikan
sebagai sebagian dari anggota masyarakat yang lebih besar, serta
memiliki kesamaan, sifat atau minat. Dalam penerapannya, penggunaan
diagnosis komunitas dalam suatu program kesehatan adalah sebagai
berikut :

a. Untuk berperan sebagai referensi data kesehatan dalam suatu


wilayah
b. Untuk menyediakan gambaran secara keseluruhan mengenai
masalah kesehatan pada komunitas lokal dan penduduknya
c. Untuk merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan
prioritas dan solusi pemecahan masalah yang mampu laksana.
d. Untuk mengindikasikan alokasi sumber daya dan mengarahkan
rencana kerja di masa depan
e. Untuk menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan
keterlibatan kerja
f. Untuk pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi
program kerja.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum : dalam mempelajari diagnosis komunitas
diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan konsep
epidemiologi terapan untuk melakukan diagnosis komunitas
disuatu wilayah kerja tertentu, sehingga teridentifikasi
permasalahan yang mendasar dan solusi pemecahan masalah
disusun secara sistematis dan terstruktur secara utuh dan benar.
2. Tujuan khusus :
a. Komunikasi dengan key person dan community members
untuk kerjasama dan partisipasi dalam mengatasi
permasalahan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil dan
masyarakat atau komunitas sebagai sasaran.
b. Menyusun format yang sesuai untuk pengumpulan data
komunitas.
c. Menseleksi tes-tes penyaringan yang valid dan acceptable
dan applicable.
d. Mengetahui kebutuhan dan masalah yang dirasakan
masyarakat mengenai kesehatan.
e. Menseleksi sampel yang dapat mewakili komunitas dalam
wilayahnya.
f. Menyelenggarakan pengumpulan data di komunitas untuk
mendapatkan berbagai informasi yang relevan dengan
pembuatan diagnosis komunitas.
g. Mendapatkan informasi epidemilogik untuk berbagai kejadian
yang ada di komunitas, termasuk masalah gizi dan gangguan
yang berkaitan dengan kesehatan.
h. Menganalisis data yang dihasilkan dari survei komunitas.
i. Membicarakan hasil interprestasi data dengan penduduk dan
menyusun upaya pemecahan masalah yang sesuai.
j. Menilai hasil pemecahan masalah kesehatan di komunitas.
k. Menyusun laporan diagnosis komunitas disajikan dalam
forum terbuka.
C. TAHAPAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

Adapun beberapa tahapan diagnosis komunitas yaitu sebagai


berikut :

a. Pendekatan problem selving


b. Analisis situasi
c. Menganalisis data sekunder dan pengumpulan data
sekunder
d. Pengumpulan data primer
e. Identifikasi masalah
f. Penetapan prioritas masalah dan penyebab masalah
g. Pemilihan alternatif pemecahan masalah, penyusunan
program kerja, pelaksanaan, pengawasan dan monitoring
serta evaluasi.
D. PERBEDAAN DIAGNOSIS INDIVIDUAL DAN KOMUNITAS

NO PARAMETER DIAGNOSIS DIAGNOSIS


INDIVIDUAL KOMUNITAS
1. Informasi yang Bagaimana riwayat Bagaimana proses
penting alamiah penyakit yang perjalanan penyakit
lebih spesifik, dan peran faktor
perkembangan, resiko status gizi,
prognosis, terapi, status lingkungan, perilaku
gizi, indvidu yang dimana keluarga,
menjadi perhatian / komunitas dan
sasarannya. masyarakat yang
menjadi perhatian /
sasarannya.
2. Langkah – Anamnesis,pemeriksaa Analisis situasi
langkah kegiatan n fisik, pemeriksaan identifikasi masalah,
penunjang, penyebab masalah,
pemeriksaan diagnostik, prioritas masalah,
pengobatan, perawatan alternatif pemecahan
dan monitoring serta masalah,
follow up. Problem penyusunan program
solving yang bersifat kerja, pelaksanaan,
individual. pengawasan, dan
monitoring, serta
evaluasi. Problem
solving yang bersifat
komunitas.
3. Sasaran Individual Keluarga unit terkecil,
Kegiatan komunitas, dan
masyarakat.

E. KOMPONEN DIAGNOSIS KOMUNITAS

Komponen penting dalam penegakkan diagnosis komunitas


sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal. Menurut
H.L.Blum, bahwa derajat kesehatan sepenuhnya dipengaruhi oleh
empat variabel penting, diantaranya faktor lingkungan , perilaku ,
pelayanan kesahatan dan keturunan. Namun, jika ditinjau dari
aspek epidemiologi gangguan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tiga variabel yaitu agent, host dan environment. Oleh karena itu,
sehubungan dengan dua konsep diatas perlu digali informasi yang
berhubungan dengan derajat kesehatan komunitas, antara lain :

a) Demografi dan angka statistikvital penduduk yang penting.


b) Berbagai sebab morbiditas dan mortalitas, berdasarkan
spesifik umur, seks, dan lain sebagainya.
c) Permanfaatan pelayanan kesehatan setempat.
d) Tahapan pemecahan masalah.
e) Pola gizi, pemberian makanan, dan penyapihan anak.
f) Keadaan sosio-kultural dan sosio-ekonomi komunitas.
g) Pola kepemimpinan dan komunikasi dalam komunitas.
h) Bagaimana fasilitas higiene lingkungan pada komunitas
tersebut.
i) KAP penduduk kaitan dengan kesehatan.
j) Masalah yang terkait dengan epidemiologi deskriptif.
k) Derajat keterlibatan penduduk yang terkait dengan kesehatan.
l) Sebab – sebab kegagalan program kesehatan di komunitas.
F. LANGKAH – LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Beberapa langkah pemecahan masalah dalam metode


diagnosis komunitas meliputi beberapa tahapan, antara lain :

1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah
3. Prioritas masalah
4. Penyebab masalah
5. Alternatif pemecahan masalah
6. Pelaksanaan dan penyusunan POA
7. Monitoring dan evaluasi
G. TEKNIK PEMECAHAN MASALAH
a. Teknik Identifikasi Masalah
a) Tren
Metode ini menggunakan pendekatan epidemiologi yaitu
mempelajari penyebaran dan distribusi orang, waktu dan
tempat yang di sajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
b) Brainstorming
Metode yang paling efektif untuk mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah serta mengajukan solusi sebagai
alternatif pemecahan masalah.
c) Pendekatan sistem
Merupakan kumpulan dari beberapa permasalahan yang
saling ada keterkaitannya, saling mempengaruhi, dan saling
berinteraksi antara permasalahan yang satu dengan
permasalahan yang lain sehingga dalam suatu
permasalahan perlu diperhatikan hubungan antar
permasalahan tersebut.
d) Flow chart
Merupakan metode yang menggambarkan alur tahapan
dalam suatu proses dengan menggunakan beberapa simbol
sederhana dan logis yang mencerminkan berbagai kegiatan
dan keputusan sehingga menentukan bagaimana proses itu
terjadi.
e) Daftar Tilik
Merupakan suatu format untuk menandai atau mencatat
data yang diamati secara langsung atau kegiatan yang
diinginkan, biasanya berupa tabel atau daftar isian.
f) Peta radar (radar chart)
Merupakan besarnya kesenjangan atau masalah kinerja
program dengan target kinerja suatu organisasi.
b. Teknik Penentuan Prioritas
a) Brainstorming
Metode ini diarahkan untuk merumuskan dan menetapkan
kriteria prioritas yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
b) MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Yaitu menggunakan kriteria majemuk untuk menentukan
prioritas masalah yang didasarkan dengan pemberian skor
dan bobot pada masalah yang teridentifikasi.
c) Metode Delphi
Metode ini sebelumnya di gunakan untuk meramal kejadian
yang akan datang.
d) Metode Delbecq
Metode ini dirumuskan dalam kelompok diskusi terarah atau
FGD membahas dan merumuskan kriteria prioritas.
e) Metode Hanlon
Tujuan metode hanlon, antara lain :
1. Untuk mengidentifikasi berbagai faktor luar yang
mempengaruhi masalah yang ada diperlukan dalam
proses penentuan prioritas masalah.
2. Menginventarisasi berbagai faktor tersebut dan
memberikan bobot terhadap kelompok faktor.
3. Memungkinkan terjadi perubahan faktor dan nilai sesuai
dengan keperluan.
c. Faktor – faktor PEARL

Faktor PEARL bertujuan untuk menjamin terselenggaranya


kesinambungan program dengan baik. PEARL terdapat beberapa
indikator, antara lain :

P = Kesesuaian (appropiateeness)

E = Secara ekonomi murah (economic feasibility)

A = Dapat Diterima (acceptability)

R = Tersedianya sumber (resources availability)

L = Legalitas terjamin (Legality)

d. Metode USG
Metode ini merupakan semi kuantitatif untuk menentukan
prioritas masalah dengan memperhatikan aspek U (urgency) , S
(seriousness) , dan G (growth).

e. Teknik Pemecahan Masalah

SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai


faktor kunci yang digunakan dalam memecahkan masalah terhadap
kelemahan atau hambatan yang ditemukan. Sumber data beberapa
faktor kunci diperoleh melalui brainstroming, hasil survei, kuesioner,
dan lain sebagainya.

f. Teknik Evaluasi

SMD DAN MMD MERUPAKAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

SMD dan MMD yang dilakukan berlokasi di sebuah desa.


Dan MMD yang dibuat sudah merupakan diagnosis komunitas di
antaranya identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah,
menentukan penyebab masalah, menentukan penyebab masalah
yang paling mungkin, alternatif pemecahan masalah, penetapan
pemecahan masalah terpilih, penentuan rencana penerapan dan
monitoring serta evaluasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diagnosis komunitas adalah upaya yang sistematis yang
meliputi upaya pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai
unit primer komunitas dan masyarakat sebagai lokuls penegakkan
diagnosis komunitas. Pada tahapan diagnosis komunitas ini lebih
mengarah pada pendekatan problem solving.
dalam mempelajari diagnosis komunitas diharapkan mampu
memahami dan mengaplikasikan konsep epidemiologi terapan
untuk melakukan diagnosis komunitas disuatu wilayah kerja
tertentu, sehingga teridentifikasi permasalahan yang mendasar dan
solusi pemecahan masalah disusun secara sistematis dan
terstruktur secara utuh dan benar.
B. Saran
Untuk menentukan pemecahan masalah perlu memperhatikan
apa saja yang menjadi penyebab utamanya karena dalam
menegakkan suatu diagnosis perlu dilakukan dengan berbagai
tahapan untuk mencapai tujuan yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Herqutanto (ed).dkk. 2014.Buku keterampilan klinis ilmu kedokteran

komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu kedokteran Komunitas FKUI.

Menurut. Dahlan. 2009.google.co.id

Diagnosis.komunitas.Scribd @google.Jkt.oleh Fitri-Rahardini.

https://id.scribd.com/doc/30613408/11-diagnosis.komunitas.

Anda mungkin juga menyukai