SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RSUD Dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
Nomor : 445/ /SK/RSUD/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN
RSUD dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
DIREKTUR UTAMA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RSUD dr. ADNAAN
WD PAYAKUMBUH TENTANG KEBIJAKAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN RSUD dr.
ADNAAN WD PAYAKUMBUH
A. PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan terbagi menjadi pemeriksaan kesehatan berkala
dan pemeriksaan kesehatan khusus yang merupakan kewajiban dan hak dari setiap
karyawan.
2. Jenis pemeriksaan serta frekuensi pemeriksaan kesehatan berkala yang harus dilalui
oleh karyawan pada setiap Bagian/ Unit/ Instalasi akan disesuaikan dengan
rekomendasi Komite K3 RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
3. Pemeriksaan kesehatan khusus ditujukan bagi karyawan yang diduga terkena
penyakit akibat kerja dan memerlukan tindak lanjut.
4. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan
kerja yang diatur dalam KEPPRES 22 Tahun 1993.
5. Hasil pemeriksaan kesehatan karyawan akan disimpan di dalam berkas karyawan.
6. Pemeriksaan kesehatan karyawan hanya dilakukan oleh Unit Medical Check-Up
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh. Biaya yang timbul atas pemeriksaan
kesehatan ini tidak mengurangi plafon biaya rawat jalan karyawan dan menjadi
beban biaya Bagian Umum dan Kepegawaian, terkecuali diwajibkannya tindak
lanjut dari hasil pemeriksaan kesehatan tersebut.
7. Pertanggungan biaya pengobatan bagi karyawan yang mengalami penyakit akibat
kerja akan dibebankan ke dalam Program Jamsostek.
8. Pihak yang bertanggung jawab terhadap penyebab penyakit akibat kerja karyawan
akan ditentukan oleh Bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan laporan hasil
penyelidikan dari Komite K3 RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh.
9. Jika terjadi kelebihan biaya pengobatan dari yang telah ditanggung oleh Program
Jamsostek, maka selisih biaya pengobatan tersebut akan dibebankan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pertanggungan oleh Rumah Sakit tanpa mengurangi plafon karyawan, jika
penyakit akibat kerja disebabkan oleh kelalaian Rumah Sakit;
b. Pertanggungan oleh karyawan bersangkutan melalui pemotongan terhadap
plafon rawat jalan dan/atau rawat inapnya (apabila harus dirawat inap), jika
penyakit akibat kerja disebabkan oleh kelalaian karyawan bersangkutan.
10. Proses penyembuhan sebagai upaya mengembalikan kondisi karyawan yang
mengalami penyakit akibat kerja kepada kondisinya yang prima akan dipantau
secara berkala sesuai kebutuhan oleh Bagian Umum dan Kepegawaian.
B. VAKSINASI HEPATITIS-B
1. Jenis pemeriksaan HBsAg dan anti-HBsAg merupakan bagian dari pemeriksaan
kesehatan pra-karyawan (LIHAT Kebijakan Seleksi Karyawan) dan berkala
karyawan.
2. Jenis pemeriksaan HBsAg dan anti-HBsAg diberikan kepada karyawan pada
Departemen/Unit dengan potensi terpapar penyakit Hepatitis yang disesuaikan
dengan rekomendasi Komite K3 RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh.
3. Vaksinasi Hepatitis-B wajib diberikan kepada karyawan dengan hasil HBsAg dan
anti-HBsAg yang menunjukkan hasil (-) negative.
4. Vaksinasi Hepatitis-B diberikan sebanyak 3 (tiga) kali, dimana vaksinasi pertama
bagi para karyawan baru diberikan pada hari pertama yang bersangkutan masuk
bekerja.
5. Biaya yang timbul atas vaksinasi Hepatitis-B ini tidak mengurangi plafon biaya
rawat jalan karyawan dan menjadi beban biaya Bagian Umum dan Kepegawaian.
Ditetapkan di : Payakumbuh
Pada tanggal : Juli 2017
Direktur Utama