Anda di halaman 1dari 18

Nama Asisten Kelas Nilai

Laporan :

Marhamah Farmasi A
Post Test :

LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
JUDUL : PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 18 Maret 2021


Kelompok : 7 (Tujuh)
Praktikum Ke- : 1 (Satu)
Nama/NPM : Erwin Muhamad Frizky / 20.71.022471

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2020
1. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat memahami dan merancang suatu sediaan Suspensi mulai dari pre
formulasi, formulasi serta evaluasi.

2. TEORI PENDAHULUAN/PUSTAKA
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, serta terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus
halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Dapat ditambah zat tambahan untuk menjamin stabilitas
suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan
dituang. Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispersi,
terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin
stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan
pensuspensi atau suspending agent.
Suspensi digunakan untuk zat aktif yang tidak stabil dalam air tetapi diperlukan
pembuatan sediaan obat dalam bentuk cair. Dalam pembuatan sediaan suspensi
diperlukan uji evaluasi sediaan. Uji evaluasi sediaan yang dilakukan ini meliputi uji
organoleptis (warna, bau, rasa,dan bentuk), uji pH, uji viskositas, uji bobot jenis, uji
diameter partikel, uji sedimentasi, dan uji redispersibilitas. pH yang sesuai untuk
suspensi ibuprofen berada pada rentang 3,6 – 4,6 (Farmakope Indonesia edisi V). Uji
viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan sediaan yang telah dibuat, sediaan
tidak boleh terlalu kental agar mudah dikocok dan dituang. Uji bobot jenis dilakukan
untuk mengetahui bobot jenis sediaan suspensi ini, bobot jenis sediaan harus > 1 atau
lebih besar daripada bobot jenis air. Uji diameter partikel dilakukan untuk mengetahui
diameter partikel sediaan suspensi ini, ukiran partikel yang ideal untuk suspensi adalah
> 10 μm. Uji sedimentasi dilakukan untuk mengetahui rasio pengendapan yang terjadi
selama penyimpanan waktu tertentu dan untuk mengetahui hasil bagi antara
perpindahan zat yang terdispersi dalam selang waktu tertentu. Uji redispersibilitas
dilakukan untuk mengetahui kemampuan suspensi untuk terdispersi dengan
pengojokan, kemampuan redispersi baik bila suspensidapat terdispersi sempurna
dengan pengocokan selama 30 detik.
Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana
partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem dispersi.
Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu untuk menambah
pernyataan bahwa jika partikel-partikel tersebut mengendap, maka partikel-partikel
tersebut harus dengan mudah disupensi kembali dengan sedikit pengocokan saja
(Martin, Swarbrick, & Cammarata, 1973).

Karakteristik bahan obat:


1. Paracetamol (Acetaminophenum) [F.III hal 37]
➢ Acetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
➢ Pemerian: Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
➢ Kelarutan: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam
13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
➢ Suhu lebur: 169o sampai 172o.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
➢ Khasiat dan penggunaan: Analgetikum (pereda nyeri ringan) dan antipiretikum
(menurunkan suhu tubuh atau penurun demam).
➢ Dosis maksimal per hari paracetamol tidak dicantumkan, tetapi normalnya
3-4x sehari. Apabila parasetamol diberikan secara terus menerus akan
menyebabkan hepatotoksik (Kerusakan hati).
2. PGS

3. Sir.Simplex (Sirupus Simplex) [F.III hal 567]


➢ Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
4. Aqua (Aqua Destillata) [F.III hal 96]
➢ Air suling dibuat dengan menyuling air yang diminum.
➢ Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
5. Sulfur Praecipitatum (Belerang endap) [F.III hal 591]
➢ Belerang endap mengandung tidak kurang dari 99,5% S dihitung terhadap zat
anhidrat.
➢ Pemerian: Tidak berbau; tidak berasa.
➢ Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam
karbondisulfida; sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam
etanol.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
➢ Khasiat dan penggunaan: Antiskabies.

6. Champora (Kamper) [F.III hal 130]

➢ Kamfer diperoleh dari Cinnamon camphora (L.) Nees et Ebermayer atau dibuat
secara sintetik.
➢ Pemerian: Hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau putih; bau khas,
tajam; rasa pedas dan aromatik.
➢ Kelarutan: Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) P, dalam
0,25 bagian kloroform P, sangat mudah larut dalam eter P; mudah larut dalam
minyak lemak.
➢ Suhu lebur: 174o sampai 181o. pengujian dilakukan menggunakan pipa kapiler
diameter tidak lebih dari 2 mm.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.
➢ Khasiat dan penggunaan: Antiiritan.

7. Aqua Rosae [PH Ned hal 105]

➢ Larutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian spiritus keras dan saring,
ambil 4 bagian dari larutan tambahkan 996 bagian air saringlah zat cair jernih

8. Aqua Calcis (Air kapur) [PH .V hal 334]

➢ Nama Resmi: Solutio Hydrastis Calcili Kalk Water


➢ Pemerian: Zat cair tak berwarna dan tak berbau, yang bereaksi basa terhadap
phenol phthaleine dan bila direbus menjadi keruh.
➢ Khasiat dan penggunaan: Zat tambahan (pelarut).
9. PGA (Pulvis Gummi Acaciae) [F.IV hal 718]
➢ Nama lain: Serbuk Gom Arab, Serbuk Gom Akasia
➢ Pemerian: Serbuk putih atau putih kekuningan, tidak berbau.
➢ Kelarutan: Larut hampir sempurna dalam air tetapi sangat lambat,
meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit & memberikan
cairan seperti mucilage, tidak berwarna/ kekuningan, kental, lengket,
transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut
dalam etanol & eter.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
➢ Khasiat dan penggunaan: Sebagai bahan pensuspensi
10. Aethanolum (Etanol) [F.III hal 65]
➢ Etanol adalah campuran etilalkohol dan air. Mengandung tidak kurang dari
94,7 v/v atau 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7% C2H6O.
➢ Pemerian: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak;
bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
➢ Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat
sejuk jauh dari nyala api.
➢ Khasiat dan penggunaan: Zat tambahan.
3. BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol


Alat:
1) Gelas Ukur.
2) Botol.
3) Mortir dan Stamper.
4) Corong.
5) Sudip.
Bahan:
1) Paracetamol.
2) PGS.
3) Sir.Simplex.
4) Aqua ad.

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sulfur


Alat:
1) Gelas Beaker.
2) Mortir dan Stamper.
3) Kaca Arloji.
4) Pipet Tetes.
5) Sendok Spatula.
6) Sudip.
7) Botol.
8) Aluminium Foil
Bahan:
1) Sulfur.
2) Champora.
3) Pulvis Gum Arabic (PGA).
4) Aqua Rosae.
5) Aqua Calsis.
6) Aquadest Panas.
7) Etanol.
4. DATA PERCOBAAN, PERHITUNGAN
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol

R/ Paracetamol 1,2 g
PGS 1%
Sir.Simplex 10 mL
Aqua ad 60 mL

1) Paracetamol.
60 mL x 0,10gram
➢ Perhitungan: = 1,2gram
5mL

➢ Penimbangan: 1,2gram
2) PGS.
1%
➢ Perhitungan: PGS= 100 x 60mL = 0,6gram

➢ Penimbangan: 0,6gram
3) Sir.Simplex.
60 mL x 0,83mL
➢ Perhitungan: = 9,96mL = 10mL
5mL

➢ Total: 10mL
4) Aqua ad 60mL.
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sufur

R/ Sulfur 6,6 %
Champora 3%
PGA 20 %
Aqua Rosae 1%
Aquadest 42 mL
Aqua Calcis ad 140 mL

1) Sulfur.
➢ Perhitungan: 6,6% x 140mL = 9,24gram
➢ Penimbangan: 9,24gram
2) Champora.
➢ Perhitungan: 3% x 140mL = 4,2gram
➢ Penimbangan: 4,2gram
3) Pulvis Gum Arabic (PGA).
➢ Perhitungan: 20% x 140mL = 28gram
➢ Penimbangan: 28gram
4) Aquadest (Untuk PGA) 1 : 1,5
➢ Perhitungan: 1,5 x 28gram = 42mL
➢ Total: 42mL
5) Aqua Rosae.
➢ Perhitungan: 0,1% x 140mL = 0,14mL
➢ Total: 0,14mL
6) Etanol qs.
7) Aqua Calcis ad 140mL.
5. PROSEDUR PEMBUATAN

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol

Kalibrasi
Botol 60 mL

PGS Masukkan 0,6gram PGS ke dalam mortir dan


tambahkan 4,2 mL Aquadest kemudian digerus

Paracetamol Tambahkan 1,2gram Paracetamol ke dalam


mortir dan digerus ad homogen

Encerkan dengan menambahkan 10mL


Sirup Simplex Sir.Simplex ke dalam mortir dan digerus
ad homogen

Botol Masukkan ke dalam botol dan tambahkan aqua


ad 60mL dan di kocok
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sufur

Kalibrasi Botol
140 mL

Teteskan 4,2gram Camphora dengan etanol

Champora diatas Kaca Arloji dan masukkan ke dalam


mortir. Bilas Kaca Arloji dengan etanol.
Dan digerus

Sulfur Tambahkan 9,24gram Sulfur dan bilas Kaca


arloji dengan etanol. Gerus ad homogen

Buat Mucillago dengan menambahkan 28gram


PGA PGA dan 42mL Air Panas ke dalam mortir baru.
Gerus ad homogen & terbentuk mucillago

Mucillago Tambahkan Mucillago ke dalam mortir awal dan


gerus ad homogen dan terbentuk suspensi kental

Aqua Rosae Tambahkan 0,14mL Aqua Rosae dan gerus ad


homogen. Kemudian masukkan ke dalam botol

Aqua Calcis Tambahkan Aqua Calcis ad 140mL ke dalam


botol, kemudian di kocok
6. PEMBAHASAN HASIL
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol
Pada percobaan pertama yang dibuat adalah sediaan suspensi
Paracetamol. Paracetamol merupakan obat analgesik-antipiretik yang umum
digunakan oleh masyarakat. Paracetamol mempunyai daya kerja analgetik,
antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan
iritasi serta peradangan lambung, sehingga obat ini tergolong aman untuk
dikonsumsi.
Alasan Paracetamol diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi
adalah bahan obat ini mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam
air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair. Mudah diberikan kepada
pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan dan diberikan kepada anak-
anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak dari obat.
Setelah menyiapkan semua alat dan bahan, langkah pertama yang
dilakukan adalah kalibrasi botol 60mL. Kemudian masukkan 0,6gram PGS
ke dalam mortir, tambahkan Aquadest sebanyak 4,2mL dan digerus.
Tambahkan 1,2gram Paracetamol ke dalam mortir dan digerus ad halus dan
homogen. Encerkan bahan tersebut dengan menambahkan 10mL
Syrup Simplex dan digerus kembali. Setelah bahan homogen, masukkan ke
dalam botol. Tambahkan Aquadest kembali ke dalam botol ad 60mL dan
dikocok. Diperoleh sediaan suspensi Paracetamol sebanyak 60mL.
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sufur
Pada percobaan kedua yang dibuat adalah sediaan suspensi Sulfur atau
Belerang. Sulfur merupakan senyawa yang terdapat di hampir seluruh
makhluk hidup. Mineral ini dapat dimanfaatkan menjadi obat untuk
mengatasi berbagai jenis kondisi kesehatan. Manfaat untuk kesehatan seperti
mengobati jerawat, mengatasi ketombe, infeksi kulit, alergi, sesak napas dan
banyak lainnya.
Alasan Sulfur diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi adalah
bahan obat ini mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air,
tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair. Mudah diberikan kepada pasien
yang mengalami kesulitan untuk menelan dan diberikan kepada anak-anak,
untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak dari obat.
Setelah menyiapkan semua alat dan bahan, langkah pertama yang
dilakukan adalah kalibrasi botol 140mL. Kemudian, teteskan 4,2gram
Champora dengan etanol agar partikel ukurannya mengecil dan dimasukkan
ke dalam mortir. Kaca arloji bekas wadah Champora tadi dibilas dengan
etanol agar tidak ada Champora yang tersisa dan segera digerus untuk
mempercepat pelarutannya. Tambahkan 9,24gram Sulfur ke dalam mortir
tadi dan digerus; kaca arloji bekas wadah Sulfur tadi dibilas dengan etanol
agar tidak ada Sulfur yang tersisa, kemudian digerus kembali ad homogen.
Siapkan mortir baru dan tambahkan Air panas dan PGA dengan perbandingan
Air panas dan PGA 1 : 1,5 (28gram dan 42mL) untuk membuat mucillago;
gerus terus ad homogen dan terbentuk mucillago. Setelah terbentuk
mucillago, masukkan ke dalam mortir awal kemudian gerus ad homogen dan
terbentuk suspensi yang kental. Setelah terbentuk suspensi yang kental,
tambahkan 0,14mL Aqua Rosae dan gerus kembali ad homogen kemudian
masukkan ke dalam botol. Tambahkan Aqua Calcis ad 140mL ke dalam botol
dan dikocok. Diperoleh sediaan suspensi Sulfur sebanyak 140mL dengan rasa
manis diikuti hangat dari Aqua Calcis dan aroma mawar dari Aqua Rosae.
7. DAFTAR PUSTAKA
i. Fatmawati U. FORMULASI SUSPENSI ANALGESIK-ANTIPIRETIK
IBUPROFEN DENGAN SUSPENDING AGENT GOM ARAB DAN CMC-
NA. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika. 2019;1(1). Accessed
March 18, 2021.
http://jurnalrsam.stikesrsanwarmedika.ac.id/index.php/jpcam/article/viewFile/
3/3
ii. Putri Asyifa. cara membuat sediaan suspensi. YouTube. Published online
February 5, 2017. Accessed March 18, 2021.
https://www.youtube.com/watch?v=-9c01YdI3tE
iii. FIK UMMAT. Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semi Solid : Suspensi
Sulvul Preacitatum. YouTube. Published online July 9, 2020. Accessed March
18, 2021.
https://www.youtube.com/watch?v=RkzUMWDy0U8
iv. Kandaf. LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR. dokumen.tips. Published
July 2, 2015. Accessed March 21, 2021.
https://dokumen.tips/documents/laporan-resmi-suspensi-sulfur.html
v. Siti Harahap. LAPORAN SUSPENSI. Academia.edu. Published 2018.
Accessed March 19, 2021.
https://www.academia.edu/36125713/LAPORAN_SUSPENSI
vi. Masyrifa Mutholiatul. Teknologi Formulasi Sediaan Liquid Suspensi
Paracetamol. Academia.edu. Published 2014. Accessed March 20, 2021.
https://www.academia.edu/19954256/Teknologi_Formulasi_Sediaan_Liquid_
Suspensi_Paracetamol
8. JAWABAN POST TEST
a. Apa saja alat yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut (tuliskan nama dan
ukuran alat)?
Jawab:
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol
Alat:
1) Gelas Ukur 100mL.
2) Botol Kalibrasi 60mL.
3) Mortir dan Stamper.
4) Corong.
5) Sudip.
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sulfur
Alat:
1) Gelas Beaker.
2) 2 buah Mortir dan Stamper.
3) Kaca Arloji Besar.
4) Pipet Tetes Kecil.
5) Sendok Spatula.
6) Sudip.
7) Botol Kalibrasi 140mL.
8) Aluminium Foil.

b. Apa saja bahan yang digunakan pada praktikum hari ini (sertakan jumlah jika
diketahui)?
Jawab:

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol


Bahan:
1) Paracetamol 1,2gram
2) PGS 0,6gram.
3) Sir.Simplex 10 mL.
4) Aqua ad 60 mL.
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sulfur
Bahan:
1) Sulfur 9,24gram.
2) Champora 4,2gram.
3) Pulvis Gum Arabic (PGA) 28gram.
4) Aqua Rosae 0,14mL.
5) Aquadest Panas 42mL.
6) Etanol.
7) Aqua Calcis ad 140mL.

c. Buatlah cara kerja setiap praktikum dalam bentuk bagan!


Jawab:

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol

Kalibrasi
Botol 60 mL

PGS Masukkan 0,6gram PGS ke dalam mortir dan


tambahkan 4,2 mL Aquadest kemudian digerus

Paracetamol Tambahkan 1,2gram Paracetamol ke dalam


mortir dan digerus ad homogen

Encerkan dengan menambahlan 10mL


Sirup Simplex Sir.Simplex ke dalam mortir dan digerus
ad homogen

Botol Masukkan ke dalam botol dan tambahkan aqua


ad 60mL dan di kocok
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Suspensi Sulfur

Kalibrasi Botol
140 mL

Teteskan 4,2gram Camphora dengan etanol

Champora diatas Kaca Arloji dan masukkan ke dalam


mortir. Bilas Kaca Arloji dengan etanol.
Dan digerus

Sulfur Tambahkan 9,24gram Sulfur dan bilas Kaca


arloji dengan etanol. Gerus ad homogen

Buat Mucillago dengan menambahkan 28gram


PGA PGA dan 42mL Air Panas ke dalam mortir baru.
Gerus ad homogen & terbentuk mucillago

Mucillago Tambahkan Mucillago ke dalam mortir awal dan


gerus ad homogen dan terbentuk suspensi kental

Aqua Rosae Tambahkan 0,14mL Aqua Rosae dan gerus ad


homogen. Kemudian masukkan ke dalam botol

Aqua Calcis Tambahkan Aqua Calcis ad 140mL ke dalam


botol, kemudian di kocok
d. Jelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi?
Jawab:
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya
(dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel
daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel
yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi
endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam /
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya. (Anonim,2004)

e. Jelaskan tentang metode pembuatan suspensi?


Jawab:
Pada pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem, yaitu Sistem Deflokulasi
dan Sistem Flokulasi. Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat
lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk
cake. Sedangkan pada system Deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap
perlahan – lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan
selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. (Farmasetika ,163)
Berdasarkan Sifat (Diktat kuliah Likuida dan Semisolida, hal 22-23):
1. Suspensi Deflokulasi
➢ Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan
sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka
kecepatannya akan lambat.
➢ Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing
partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.
➢ Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan
sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.
➢ Keunggulannya: sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif
homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang
lambat.
➢ Kekurangannya: apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi
karena terbentuk masa yang kompak.
➢ Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi
tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen padawaktu
paronya.
2. Suspensi Flokulasi
➢ Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat
terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel
dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.
➢ Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang
disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan
ukuran yang bermacam-macam.
➢ Keunggulannya: sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar
dan mudah diredispersi.
➢ Kekurangannya: dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena
kecepatan sedimentasinya tinggi.
➢ Flokulasi dapat dikendalikan dengan:
• Kombinasi ukuran partikel.
• Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
• Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/struktur partikel dalam
suspensi.

Anda mungkin juga menyukai