Dosen Pembimbing :
Dr. Ninuk Dian K., S.Kep.Ns., MANP.
Disusun Oleh :
Ayu Saadatul K 132013143014
Seorang anak berusia 16 tahun yang sedang mengendarai sepeda motor tanpa helm
ditabrak sepeda motor lain dan menderita sakit ringan cedera otak, ditemukan tidak sadarkan diri
dan dirawat di rumah sakit. Survei primer menunjukkan jalan napas bersih dengan kontrol C-
spine, suhu tubuh 37,3 ° C, denyut jantung 100 × / m, frekuensi pernapasan 25 × / m, tekanan
darah 120/80 mmHg, dan Glasgow Coma Scale (GCS) dari 10 (E 3 M 5 V. 2). Pemeriksaan
kardiorespirasi tidak menunjukkan adanya kelainan. Pupilnya bulat, berdiameter isochoric 3 mm
pada kedua mata, refleks pupil normal, dan tidak ada kelemahan motorik pada kedua ekstremitas.
Namun, ditemukan hematoma di temporal kirinya. Hasil pemeriksaan laboratorium rutin dan
antibodi cepat terhadap SARS-CoV-2 untuk pemeriksaan rutin selama pandemi. Semua
parameter hematologi normal kecuali untuk leukositosis ringan (leukosit 17,340 / μ L). Namun,
pasien ditemukan reaktif terhadap antigen SARS-CoV. Pemeriksaan diagnostik Rontgen dada
pasien dalam batas normal. CT scan kepala nonkontras pasien menunjukkan pembengkakan
jaringan lunak di temporal kiri. sulkus terkompresi, gyri, fisura Sylvian, ventrikel, dan massa
hiperdens bikonveks masif di daerah temporoparietal kiri (± 40 cc) dengan pergeseran garis
tengah> 5 mm. Diagnosis yang ditegakkan TBI sedang dan hematoma epidural (EDH) dari
temporoparietal kiri. Tindakan yang dilakukan segera yaitu melakukan tindakan trepanasi.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS
1. Nama Pasien : An. B
2. Umur : 16 tahun
3. Suku/ Bangsa: Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Pelajar
7. Alamat : Surabaya
8. Sumber Biaya: BPJS
KELUHAN UTAMA
Klien mengalami penurunan kesadaran
Ventilator v
tidak ya
v
Mode : SIMV
FiO2 : 40%
PEEP : 5
SaO2 : 89%
Vo. Tidal : -
I : E Ratio : 1 : 2
Data tambahan : Tidak ada
k Penggunaan WSD : Tidak ada
Jenis : Tidak ada
Jumlah cairan : Tidak ada
Undulasi : Tidak ada
Tekanan : Tidak ada
l Tracheostomy : v ya tidak
v
m Data tambahan : pH 7,30 mmHg, paCO2 48 mmHg, paO2 70 mmHga, saO2 90%,
HCO3 26 Mmol/L
f Pupil : v
anisokor isokor Diameter : 3 mm+/ 3 mm+
v
g Tanda PTIK : v muntah proyektil v nyeri kepala hebat. Lain-lain : Px gelisah
h Curiga Fraktur cervical vJejas atas klavikula v Multiple trauma, Lain-lain : Tidak
ada
i Tanda fraktur basis cranii : v Bloody rinorrhoe v Bloody otorhoe
v Brill Hematoma v
Batle sign
j Istirahat/Tidur : - jam/ hari (pasien bedrest)
k ICP : 18 mmHg
l Data tambahan : Tidak ada
8. Sistem Endokrin
a Pembesaran tyroid : ya v tidak v
b Pembesaran kelenjar getah bening : ya v tidak v
c Hipoglikemia: ya v tidak, vNilai : -
d Hiperglikemia : ya v tidak, vNilai : -
e Data tambahan : GDS : 100 mg/dl
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Persepsi klien terhadap penyakit :
Klien mengalami penurunan kedasaran, klien tidak dapat dikaji
Ekspresi klien terhadap penyakitnya :
Murung/diam
v gelisahv tegangv marah/menangis
v
Reaksi saat interaksi : kooperatif
v tidak kooperatif
v curigav
Gangguan konsep diri :-
Data tambahan : Tidak ada
PERSONAL HYGIENE DAN KEBIASAAN
Jelaskan : Selama sakit, klien tampak bersih karena dibantu.
PENGKAJIAN SPIRITUAL :
Kebiasaan beribadah (tidak dikaji (klien mengalami penurunan kesadaran))
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium (4 Maret 2021) :
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
TERAPI
ANALISA DATA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif dibuktikan dengan hipersekresi jalan nafas (penurunan
kesadaran) (D.0001)
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan efek terapi tindakan trepanasi (D.0017)
3. Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasive (tindakan trepanasi) (D.0142)
RENCANA INTERVENSI
HARI/ DIAGNOSA
WAKTU INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL KEPERAWATAN
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Minggu/21 Diagnosa: Manajemen Jalan Nafas (I. 01011) Manajemen Jalan Nafas
15.00
Maret 2021 Bersihan jalan nafas tidak efektif (I.01011)
dibuktikan dengan hipersekresi Observasi
jalan nafas (penurunan kesadaran) 1. Monitor pola nafas 1. Memantau perubahan pola
(D.0001) 2. Monitor bunyi nafas nafas pasien agar segera
dilakukan tindakan
3. Monitor sputum
Tujuan: 2. Memantau apakah masih ada
4. Memonitor efektifitas terapi oksigen suara nafas tambahan untuk
Setelah dilakukan asuhan dengan oxymetri
keperawatan selama 3x24 jam Teraupetik memastikan tidakan yang
diharapkan masalah bersihan akan dilakukan
5. Posisikan pasien semi fowler/fowler 3. Memantau karakteristik
jalan napas membaik dengan
kriteria hasil: 6. Lakukan penghisapan lender <15 detik sputum
7. Memperhatikan dan Mempertahankan 4. Memantau bantuan oksigen
Bersihan Jalan Napas Membaik kepatenan jalan napas yang telah diberikan apakah
(L.01001) Edukasi masih terhalang oleh sputum
1. Dispnea menurun atau tidak
8. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
2. Pola napas membaik 5. Posisi yang nyaman untuk
atau sesuai dengan kebutuhan pasien mengurangi sesak nafas
3. Bunyi nafas ronkhi membaik/
tudak ada 6. Jika dahak atau secret masih
4. Frekuensi napas membaik sulit dikeluarkan
(16-20x/menit) 7. Memantau apakah jalan nafas
5. Sputum berlebih berkurang pasien bersih atau masih
6. Gelisah menurun terhalang oleh sekret
8. Memberikan banyak asupan
cairan dapat memudahkan
mengeluarkan dahak
Minggu/21 15.00 Diagnosa : Manajemen peningkatan tekanan Manajemen peningkatan
Maret 2021 intracranial (1.06194) tekanan intracranial (1.06194)
Risiko perfusi serebral tidak
Observasi 1) Mengetahui sumber
efektif dibuktikan dengan efek
1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK penyebab dari peningkatan
terapi tindakan trepanasi
(misal lesi, gangguan metabolisme, edema TIK pada px
(D.0017) 2) Mengetahui kondisi dan
serebral)
2. Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK perkembangan pasien saat ini
(missal tekanan darah meningkat, tekanan 3) Menilai gambaran tekanan
Tujuan : darah px
nadi melebar, bradikardi, pola nafas
Setelah dilakukan tindakan 4) Menilai gambaran fungsi
ireguler, kesadaran menurun) jantung px
keperawatan selama 3x24 jam
3. Monitor MAP 5) Menilai gambaran tekanan
diharapkan masalah teratasi
4. Monitor CVP intracranial px
dengan kriteria hasil : 6) Menilai perkembangan
5. Monitor ICP
6. Monitor status pernafasan fungsi pernafasan px
Perfusi serebral meningkat 7) Mengurangi tekanan
Terapeutik
(L.02014) intracranial pada px
7. Berikan posisi semi fowler 8) Memaksimalkan PaCO2
Tekanan intracranial
8. Atur ventilator agar PaCO2 optimal 9) Sedasi diberikan supaya px
menurun
Kolaborasi merasa rileks dan tenang
Gelisah menurun 9. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti tanpa terganggu dengan
Tingkat kesadaran konvulsan jika perlu kondisi lingkungan
meningkat sekitarnya
Nilai rata-rata tekanan darah
membaik