Kelompok 1 Makalah Kimia Manajemen Laboratorium
Kelompok 1 Makalah Kimia Manajemen Laboratorium
Disusun oleh :
Kelompok 4 (Empat)
i
PRAKATA
Puji Syukur kami Panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Karunianya kami selaku mahasiswa FMIPA Univesitas Sam
Ratulangi dapat, menyelesaikan tugas Makalah Analisis Instrumen Optik yang
diberikan oleh Dosen pengampu. Dengan judul “Keselamatan Kerja Dalam
Laboratorium Kimia”.
Dalam penulisan atau penyususn makalah ini, ada beberapa pihak yang
selalu memberikan semangat dan motivasi, yaitu para rekan teman dan sahabat
untuk itu kami dengan semangat untuk mengerjakannya. Dan juga orang tua yang
selalu mendukung kami untuk tetap berkarya dan memberikan yang terbaik untuk
kehidupan dari hari-kehari.
Untuk makalah ini yang kami buat masih terdapat banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, segi penyusunan, dan lain sebgainya. Untuk itu kami sangat
berharap dan butuh akan kritakan dan saran dari pembaca atas makalah ini, karena
itu merupakan salah satu batu locatan bagi kelompok kami utuk selalu berkarya
yang lebih baik lagi.
Tim Penyusun
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
3.1 Ksimpulan...................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB 1
PEDAHULUAN
1
keselamatan praktikum yang dirancang harus dapat mengidentifikasi dan
mengenali semua kemungkinan hal yang dapat menimbulkan keadaan berbahaya.
Setelah hal tersebut diidentifikasi maka selanjutnya kita berusaha untuk
menghilangkan potensi bahaya tersebut. Apabila hal tersebut tidak
memungkinkan untuk dihilangkan, maka paling tidak kita harus berusaha untuk
meminimalkan potensi bahaya tersebut. Kecelakaan dalam praktikum di
laboratorium pada umumnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan
sederhana. Oleh karenanya, sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dapat dihindari dengan cara :
1. Pengenalan cara kerja yang baik dalam menggunakan peralatan, bahan dan
urut-urutan langkah praktikum.
2. Memperhatikan jenis-jenis bahaya dalam praktikum berikut cara-cara
pencegahannya.
2
pertanda bahwa uap bahan kimia terlalu pekat (konsentrasi tinggi). Oleh karena
itu, sangatlah penting untuk mengetahui dan menerapkan keselamatan kerja pada
saat bekerja di laboratorium (Legiman. 2013).
3
BAB II
PEMABAHSAN
Ada tiga fungsi dan peranan laboratorium menurut Sudaryanto, 1998 yaitu:
4
Menurut PERMENPAN No. 3 Tahun 2010, laboratorium dibagi menjadi 4
tipe:
5
penyelenggaraan praktikum mahasiswa kimia, laboratorium juga berfungsi untuk
penelitian mahasiswa (ujian akhir) juga penelitian Dosen dan juga sebagai sarana
umum untuk masyarakat umum diluar Universitas untuk pendidikan dan untuk
keperluan uji mutu.
Laboratorium kimia dasar merupakan laboratorium yang kegiatannya meliputi
penerapan dasar praktikum kimia, yaitu penimbangan, pemipetan, pelarutan,
pembuatan larutan standar, dan identifikasi bahan/produk secara fisik dan kimia.
Laboratorium kimia analisis merupakan laboratorium yang kegiatannya
meliputi penerapan dasar metode analisis kimia, yaitu analisis konvensional
(volumetri dan gravimetri) serta analisis modern (instrumentasi). (Sudaryanto,
1998)
6
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif, dan efisien. Sarana laboratorium meliputi semua peralatan serta
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses penelitian di
laboratorium. Contoh : gedung laboratorium , ruangan, meja, kursi, alat
praktikum dan lain-lain. Sedangkan prasarana adalah semua komponen yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar. Sarana
prasarana laboratorium merupakan salah satu yang sangat diperlukan untuk
mendukung peningkatan kualitas praktikum. Berbagai usaha dilakukan oleh
pengelola laboratorium untuk dapat memiliki sarana dan prasarana laboratorium,
baik melalui bantuan pemerintah, maupun dari sumbangan dari mahasiswa atau
civitas akademik universitas. Dengan sarana dan prasarana laboratoriumyang
lengkap, pengelola laboratorium berharap dapat memanfaatkannya secara optimal
yang mendukung proses penelitian mahasiswa maupun dosen. Dan untuk
meningkatkan mutu mahasiswa. (Ibrahim Bafadal, 2003)
7
8. Pemakai laboratorium harus menempati tempat yang disediakan
9. Pemakai laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat dan bahan
yang telah disediakan petugas laboratorium di meja laboratorium
10. Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke petugas
laboratorium
11. Pergunakan alat dan bahan sessuai dengan prosedur yang ditetapkan
12. Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena kerusakan menjadi
tanggungan pemakai
13. Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-hati
14. Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan
kepada petugas laboratorium dan jangan mencoba memperbaiki sendiri
15. Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan seefisien mungkin
16. Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi harus ditampung
pada tempat khusus dan diberi label
17. Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama terhadap pemakaian
bahan kimia
18. Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam keadaan
bersih
(Arkunto, 1987).
Penataan Alat dan Bahan
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung pada fasilitas yang ada
di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang
dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang),
ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet dan
rak-rak
Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan adalah
mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus
dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala
terbatas.
Peralatan laboratorium dibagi menjadi tiga kategori:
8
1. Peralatan kategori 3 adalah alat yang cara pengoperasian dan perawatannya
sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi,
serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan
khusus/tertentu dan bersertifikat
2. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan
pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit dan
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu
3. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan
pengukrannya rendah, serta sistem kerja sederhana, pengoperasiannya cukup
dengan menggunakan panduan, (Permenpan RB No. 03, 2010)
Setiap alat yang akan dioperasikan harus dalam kondisi yang baik yaitu dengan
syarat:
9
5. Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan
penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih
dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau
perawatannya
6. Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk sebelum
digunakan
Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan:
Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar
dari suatu alat kita dapat menentukan cara penyimpanannya
Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas atau porselen
Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga
diperhatikan
Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar
mudah diambil dan disimpan kembali
(Umar Suwito, 2004)
Dalam laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan strategi
rencana yang dilakukan dalam melakukan penyimpanan bahan dan zat yang benar
untuk mengurangi resiko kecelakaan di laboratorium. (Griffin, 2005)
Administrasi Laboratorium
10
Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas
laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, yang bertujuan
untuk mencegah kehilangan/penyalahgunaan, memudahkan operasional dan
pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping permintaan alat dan memudahkan
pengecekan. Setiap laboratorium mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam
pengadministrasian. Contoh sistem administrasi:
11
administrasi yang baik sehingga kegiatan laboratorium dapat dipantau dan
sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan aboratorium (seperti penambahan
alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan
sarana dan prasarana yang ada. (Lindawati, 2010)
Prosedur Masuk Laboratorium
1. Penuhi Tempat Penyimpanan Laci
Sebelum mengisi laci, Anda memerlukan daftar apa yang seharusnya ada di
dalam laci. Ini disebut laci persediaan. Jika persediaan di laci tidak ada di
bangku anda, mintalah kepada instruktur Anda.
2. Isilah Informasi Tentang Persediaan Laci
Cetak nomor ruang aboratorium, nomor laci Anda, hari laboratorium, nama
instruktur laboratorium Anda dan nama Anda di laci persediaan di mana
ditunjukkan.
3. Keluarkan Semua Peralatan Di Laci Anda
Pindahkan laci Anda dari tempatnya, dan letakkan di bangku Anda. Keluarkan
isinya dan letakkan di bangku Anda. Jika kertas dibagian bawah laci kotor,
buanglah dan gantilah dengan selembar kertas baru.
4. Bersihkan Semua Peralatan
Cuci semua gelas dengan sabun dan air, bilas dengan air yang dibuang, dan
keringkan seluruhnya. Lepas semua label. Pastikan bahwa semua peralatan
lain bersih juga.
5. Periksa Semua Gelas Yang Rusak Di Laci Anda
Jika Anda menemukan gelas apapun yang terkelupas, pecah, atau tidak dapat
digunakan, buang ke dalam stopkontak kacah yang pecah.
6. Peralatan Persediaan
Kembalikan peralatan yang telah dibersihkan dan yang masih utuh ke laci satu
barang yang masih utuh. Sewaktu Anda mengembalikan setiap barang,
letakkan tanda centang disebelah benda itu di persediaan dalam laci. Jika
Anda menemukan peralatan tambahan yang tidak ada dalam daftar, sisihkan
itu dan jangan menaruhnya kembali dalam laci Anda.
12
7. Periksa Sarung Tangan
Periksa sarung tangan dapur yang tersedia agar steril dan terkondisi. Jika
cocok dan tidak rusak, centang di persediaan laci. Jika rusak atau tidak cocok,
Anda perlu menggantinya.
8. Buatlah Daftar Peralatan Yang Diperlukan
Semua barang yang tidak diperiksa di persediaan laci adalah barang yang
perlu Anda Ganti.
9. Pergilah Ke Ruang Persediaan Jika Diperlukan
Jika Anda memiliki barang tambahan atau membutuhkan peralatan pengganti,
Anda akan perlu pergi ke gudang. Ketika Anda pergi, bawalah persediaan
lemari Anda bersama dengan barang-barang tambahan. Di gudang Anda akan
menaruh barang tambahan dan mengambil barang yang hilang. Jika sarung
tangan Anda perlu diganti, bawa ke ruang stok juga untuk pertukarkan.
10. Label Sarung Tangan Dan Kacamata
Dengan menggunakan spidol, tempelkan nama Anda pada kacamata dan
sarung tangan Anda. Sekarang Anda dapat meninggalkannya di laci Anda.
11. Tanda Tangan Persediaan Laci
Ketika Anda puas bahwa laci Anda memiliki setiap barang di persediaan laci
dan bahwa semua peralatan tidak rusak, berikan tanda tangan dan tanggal
pada persediaan laci.
12. Mintalah Instruktur Anda Mengecek Laci
Anda harus pastikan instruktur Anda menandatangani persediaan laci Anda.
13. Kembalikan Persediaan Laci Kepada Instruktur Anda
Kembalikan persediaan laci yang telah ditandatangani ke meja depan di
laboratorium.
Prosedur Keluar Laboratorium
1. Dapatkan Laci Penyimpanan
Laci penyimpanan Anda di awal semester harus ada di bangku Anda. Jika
tidak, mintalah itu dari itu dari instruktur Anda
2. Singkirkan Semua Peralatan Dari Laci Anda
13
Singkirkan laci Anda dari tempatnya, dan letakkan di bangku Anda.
Keluarkan isinya dan letakkan semua di bangku Anda. Jika kertas dibawah
laci kotor, buanglah dan gantikan dengan kertas baru.
3. Bersihakan Semua Peralatan
Bersihkan semua peralatan kaca belah dengan sabun dan air, bila dengan air
yang bersih, dan kemudian keringkan. Singkirkan semua label. Pastikan
semua peralatan bersih
4. Periksa Peralatan Yang Rusak
Periksa semua peralatan di dalam laci Anda. Jika Anda menemukan peralatan
yang sudah pecah, rusak, tidak bisa dipakai. Buanglah itu di wadah tempat
peralatan rusak.
5. Simpan Peralatan
Kembalikan peralatan yang bersih dan tidak rusak ke dalam laci Anda. Ketika
Anda mengembalikan setiap barang, berikan tanda pada peralatan di dalam
laci. Jika Anda menemukan peralatan lain yang tidak ada di dalam daftar,
sampingkan itu dan jangan simpan di dalam laci Anda.
6. Buatlah Daftar Peralatan Yang Diperlukan
Semua peralatan yang tidak ada dalam daftar di dalam laci, Anda perlu
menggantinya.
7. Pergi Ke Gudang Jika Diperlukan
Jika Anda memiliki peralatan lain atau perlu untuk diganti, Anda perlu pergi
ke gudang. Ketika Anda ke gudang, bawa serta laci Anda dan juga peralatan
yang lain itu. Ketika berada di gudang, simpan itu lalu ambil peralatan yang
dibutuhkan.
8. Tanda Tangan Laci
Jika Anda selesai menempatkan semua peralatan di dalam laci dan peralatan
yang tidak rusak, tanda tangan dan cantumkan tanngal pada laci Anda.
9. Mintalah Instruktur Memeriksa Laci
Mintalah intstruktur Anda untuk memeriksa laci Anda dan formulir laci Anda.
Anda harus pastikan bahwa instruktur menandatangani laci penyimpanan
14
10. Kembalikan Laci Penyimpanan Kepada Instruktur Anda.
Kembalikan formulir tanda tangan ke meja di depan laboratorium
11. Buanglah Sarung Tangan
Buanglah sarung tangan dapur Anda ke tempat sampah. Itu sudah
terkontaminasi dengan bahan kimia dan tidak bisa dibersihkan dan tidak bisa
digunakan lagi.
12. Ambil Barang Pribadi Anda
Ambil semua barang pribadi Anda di lab ketika meninggalkan lab
Dalam kehidupan nyata, mereka yang membuat penemuan ilmiah adalah yang
pertama yang bisa mengklaim kredit untuk pekerjaan itu dan semua keuntungan
yang berasal dari itu. Buku catatan laboratorium adalah bagian penting untuk
menentukan kronologi suatu temuan. Dalam banyak kasus mereka menjadi bagian
dari pertempuran hokum tentang siapa yang memiliki hak atas penemuan. Paten
pertempuran senilai jutaan atau miliaran dolar dimenangkan atau hilang
berdasarkan catatan laboratorium disajikan kepada pengadilan dalam pertempuran
15
seperti itu. Menyimpan buku catatan laboratorium yang baik merupakan bagian
penting dari praktik ilmu pengetahuan. (Dale J. Brugh, 2006)
Aturan Umum
1. Selalu menulis buku catatan dengan tinta biru atau hitam permanen. Jangan
pernah menggunakan pensil atau tinta penghapus. Jangan pernah
menggunakan warna tinta selain hitam atau biru.
2. Jangan pernah menyobek atau memotong halaman dari buku catatan
laboratorium Anda. Buku catatan adalah catatan tentang segala hal yang telah
Anda lakukan, termasuk hal-hal yang buruk dan kesalahan.
1. Cetak nama Anda disampul depan dengan tinta biru atau hitam
2. Nomori setiap sisi dari setiap halaman buku catatan laboratorium Anda
dengan tinta biru atau hitam, mulai dengan nomor 1 pada lembaran kertas
16
pertama di buku catatan itu menggunakan salah satu sudut luar untuk
mengelompokkan seperti kiri dan kanan bawah
3. Biarkan halaman 1 dan 2 kosong. Di halaman 3, buatlah halaman judul
dengan mencetak kursus dan nama Anda. Jika Anda telah melakukan hal-hal
dengan benar, halaman ini harus berada di sisi kanan buku catatan.
4. Biarkan halaman 4 kosong. Di halaman 5, tulis daftar isi di bagian atas.
Disinilah Anda akan membuat daftar judul setiap eksperimen yang Anda
lakukan dan nomor halaman dimana setiap percobaan dimulai.
5. Buatlah halaman 6 sampai 8 kosong untuk entri yang akan Anda buat dalam
daftar isi
17
3. Tulislah tanggal disamping judul dalam format tanggal standar ISO:
2012-09-15 (tahun-bulan-tanggal) ini harus menjadi tanggal bahwa
Anda melakukan pekerjaan, tanggal sebenarnya pada saat Anda menulis
tanggal. Jujurlah sepenuhnya.
4. Lakukan pekerjaan pra-lab Anda. Karena pra-lab bekerja terutama untuk
keuntungan Anda, Anda dapat mengatur bahan ini hamper dengan cara
apapun yang Anda inginkan. Ini harus jelas. Akan tetapi, apa yang
sedang Anda lakukan dan bahwa Anda mengerahkan upaya yang
sungguh-sungguh untuk meyelesaikan pekerjaan yang diminta dari
Anda. Sama seperti catatan lainnya, seharusnya jelas bagi pembaca lain
apa yang Anda lakukan
5. Ketika Anda menyelesaikan pra-lab bekerja selama satu hari,
menggambar garis di halaman untuk menunjukkan dimana Anda
berhenti. Jika Anda melanjutkan pekerjaan pra-lab di hari lain, tulislah
tanggal yang sekarang persisi dibawah garis yang Anda gambarkan dan
teruslah lakukan pekerjaan itu. Ini akan mejelaskan pekerjaan apa yang
Anda lakukan setiap hari. (Dale J. Brugh, 2006)
Ini hanya rincian organisasi. Isi sebenarnya dari buku catatan datanag
berikutnya. Disaat Anda berjalan ke laboratorium sampai saat Anda pergi.
Semua yang Anda lakukan akan dijelaskan dalam buku catatan laboratorium
18
Anda. Bagian ini memberikan tinjauan tentang hal-hal yang akan dimasukkan
dalam catatan laboratorium Anda selama percobaan dan rekomendasi untuk
penyertaan mereka. Petunjuk yang tepat tidak bisa di tulis dibagian ini. Setiap
percobaan berbeda, dan Anda harus belajar untuk menggunakan penilaian
Anda tentang apa yang penting untuk dimasukkan dan apa yang tidak.
Prosedur
Selama penelitian, Anda hendaknya mencantumkan uraian terperinci
tentang prosedur yang Anda lakukan sehingga instruktur Anda atau orang lain
dapat mengulangi eksperimen itu dari buku catatan Anda sendiri. Dalam
beberapa kasus, Anda mungkin ingin memasukkan diagram atas peralatan
karena ini mungkin cara yang paling efektif untuk menjelaskan apa yang
Anda lakukan atau peralatan yang Anda gunakan. Prosedur ini hendaknya
ditulis dengan kata-kata Anda sendiri sewaktu Anda melaksanakan langkah-
langkahnya. Anda hendaknya tidak menyalin prosedur dari manual
laboratorium. Apa yang diakatan buku pedoman itu dan apa yang Anda
lakukan mungkin berbeda dan buku catatan laboratorium perlu selalu menjadi
catatan tentang apa yang sebenarnya Anda lakukan.
Prosedur Anda harus dicatat dalam bentuk lampau. Misalnya,
“ditambahkan 50,0 mL dengan air DI dalam botol” adalah benar, tetapi
“tambahkan 50,0 mL dengan air DI dalam botol” tidaklah benar. Prosedur
adalah catatan dari apa yang Anda lakukan. (Dale J. Brugh, 2006)
19
Data yang Anda kumpulkan dan pengamatan yang Anda buat harus
direkam langsung dalam catatan laboratorium Anda pada saat Anda
mengumpulkan data atau pengamatan. Selalu masukkan unit yang sesuai
untuk nomor yang memilikinya. Pastikan semua nilai numerik memiliki angka
signifikan yang sesuai. Misalnya, “tambahkan mL DI air ke termos” mungkin
berarti Anda menggunakan silinder.
Anda juga harus memastikan bahwa data berlabel sehingga pembaca
yang berbeda tahu apa yang merujuk. Seorang pembaca tidak boleh dalam
keadaan apapun, harus menyimpulkan apa itu sepotong data. Ketika seorang
pembaca menemukan nomor di buku catatan laboratorium Anda, harus secara
jelas mengacu pada apa. Jika pembaca harus back up satu atau dua paragaraf
untuk mencari tahu nomor apa yang Anda telah meminta pembaca buku
catatan Anda untuk melakukan terlalu banyak pekerjaan. Misalnya jika Anda
mencatat massa sebuah koin, Anda harus menulis dalam catatan laboratorium
Anda sesuatu seperti ini: “massa koin: 2,456 g”. Anda tidak harus hanya
menulis nomor dengan asumsi Anda.
Jika Anda mengatur data Anda menjadi tabel, tabel harus diberi label
sehingga jelas apa yang diawakili setiap kolom. Tidaklah pelu (bahkan tidak
diinginkan) untuk mencap setiap angka secara individu dalam sebuah tabel.
(Dale J Brugh, 2006)
Spektra
Jika Anda menggunakan instrumen untuk mengumpulkan spectrum,
Anda harus menyertakan spektrum dalam catatan laboratorium And ajika
spektrum itu sendiri penting. Spektrum harus dilipat menjadi dua di sepanjang
tepi pendek (tepi pendek 8,5 inci) dan direkatkan di sepanjang salah satu tepi
pendek terbuka ke halaman kosong dalam catatan laboratorium Anda. Jangan
meletakkan rekaman di sepanjang lipatan bagian luar spektrum atau
kromatogram harus diberi label dengan deskripsi dari apa yang ada di
dalamnya. Seharusnya mudah untuk membuka spektrum untuk malihat isinya,
yang berarti Anda tidak dapat menututp spektrum tersebut. Jika Anda
20
memiliki banyak spectra atau kromatogram yang terkait, Anda dapat
menempatkan beberapa di halaman yang sama dalam buku catatan Anda
dengan menempelkannya pada posisi yang sedikit berbeda pada halaman
sehingga halamannya menumpuk.
Kalkulasi
Sertakan dalam buku catatan Anda semua perhitungan yang harus
Anda lakukan. Ini berarti bahwa Anda harus benar-benar melakukan
perhitungan di buku catatan Anda. Ingat, catatan itu adalah catatan semua
pekerjaan laboratorium, termasuk perhitungan. Jika Anda hanya memasukkan
jawaban ke perhitungan, instruktur Anda akan menganggap Anda menjiplak
hasilnya.
Jika Anda diminta untuk mempersiapkan sebuah grafik, itu hendaknya
disertakan dalam buku catatan laboratorium Anda dengan cara yang sama
seperti Anda menyertakan spectra. Grafik yang termasuk dalam buku catatan
Anda harus di beri label diluar sehingga jelas apa yang dapat ditemukan
didalam. Jangan menutup grafiknya, dan jangan menyimpannya dalam
lipatan. Jika Anda memiliki beberapa grafik terkait untuk mencakup, Anda
dapat memasukkan beberapa dari mereka pada halaman kosong yang sama
dalam buku catatan Anda dengan mereknya ke posisi yang sedikit berbeda
pada halaman grafik tersebut ditumpuk
21
garis pada tanggal yang ditentukan. Di dunia nyata, ini bisa menjadi penting.
(Dale J. Brugh, 2006)
22
Klasifikasi Studi Antar Laboratorium
23
Kesalahan sistematis
Nilai pemulihan
Parameter internal jaminan kualitas
Sensitivitas
Batas pendeteksian
Batas pelamar
Dalam penelitian jenis ini, perlu untuk menyelaraskan diri dengan persyaratan
berikut:
Komposisi bahan atau sampel terapan biasanya serupa dengan materi atau
sampel yang dikenakan pada penelitian rutin, sehubungan dengan
komposisi matriks, analisis konsentrasi, dan kehadiran interferens (peserta
riset biasanya terinformasi tentang komposisi matriks untuk sampel yang
diperiksa)
Jumlah partisipan, sampel percobaan, dan determinasi serta perincian lain
dari penelitian disajikan dalam protokol riset yang disiapkan oleh
organisator penelitian.
Dengan menggunakan bahan atau sampel yang sama, semua laboratorium
yang berpartisipasi dapat membandingkan beberapa prosedur, semua
laboratorium yang berpartisipasi menerapkan serangkaian pedoman yang
sama untuk setiap prosedur, dan analisis statistic tentang hasil yang
diperoleh dilakukan secara terpisah untuk setiap prosedur.
Studi kompetensi adalah sebuah penelitian dimana satu atau lebih analisis
diakukan oeh sekelompok laboratorium menggunakan satu atau lebih sampel tes
homogen dan stabil dan menggunakan prosedur yang dipilih atau secara rutin
digunakan oleh setiap laboratorium yang berpartisipasi dalam perbandingan
antarlaboratorium. Hasil sampel yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh laboratorium lain atau dengan hasil referensi yang diketahui atau
ditentukan (terjamin). Penelitian ini mungkin dilakukan di antara laboratorium
24
yang terakeditasi atau diterapkan untuk akreditasi untuk mengontrol kualitas
determinasi dan kemahiran peneliti. Dalam kasus ini, prosedur analitis yang
diterapkan tidak menjadi keputusan top-down atau organisator dapat membatasi
pilihan ke daftar yang telah disiapkan.
Tes kemahiran dapat dilakukan atas dasar analisis materi yang sama,
contoh bahan yang diberikan kepada semua peserta pada saat yang sama untuk
studi simultan. Pada kasus yang terakhir, beberapa masalah dengan stabilitas dan
homogen sampel dapat terjadi karena penyebaran penelitian selama waktu yang
lebih lama. Pengujian kemahiran dapat dilakukan sebagai studi terbuka (umum)
atau studi tertutup (bukan publik). Dalam kasus penelitian tertutup, para peserta
tidak tahu bahwa ini adalah studi kemahiran dan bahwa sampel yang diperoleh
harus dianalisa dengan rutin.
25
Pengelola laboratorium harus menjaga semua inventaris alat dan
bahan/zat yang dimilikinya secara akurat. Para pengelola laboratorium
hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja
sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan dapat
meminimalis terjadinya kecelakaan di laboratorium. Dalam mengelola
laboratorium kimia, pemahaman tentang komponen dan penggunaan
laboratorium yang baik dann benar sangat diperlukan agar laboratorium dapat
berjalan dengan baik dan berfungsi secara optimal.
26
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada dirinya sendiri
maupun pada orang lain serta lingkungan.Ini adalah tanggung jawab moral dalam
keselamatan kerja,yang memegang peranan penting dalam pencegahan
kecelakaan.
Selain itu disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil
besar dalam keselamatan kerja.Kedua faktor penting tersebut bergantung pada
faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan dalam
laboratorium.
1. Sebab-sebab kecelakaan
Berdasarkan pengalaman baik didalam laboratorium maupun dalam
industry kimia,penyebab kecelakaan atau sakit akibat kerja berturut-turut adalah
sikap dan tingkah laku para pekerja,keadaan yang tidak aman, dan kurangnya
pengawasan dari pengawas. (supervisor).
2. Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku para pekerja yang lalai menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya dan enggan memakai alat pelindung diri,menempati
urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan.sikap dan tingkah laku demikian
yang sering dimiliki oleh para pekerja yang belum memiliki banyak
pengalaman di laboratorium.
Dalam dunia pendidikan,hal demikian sering terjadi pada praktikum-
praktikum mahasiswa tingkat pertama dan kedua bahkan mungkin pada tingkat
yang lebih tinggi.
3. Keadaan yang tidak aman
27
baik.Kesalahan teknik juga merupakan suatu yang tidak aman.Seperti
pemanasan eter atau aseton dengan api terbuka atau melakukan reaksi kimia
eksotermis tanpa pendinginan.
4. Pengawas (Supervisor)
Pengawas juga memegang peranan penting.Prosedur dan cara kerja perlu
diberikan oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikerjakan oleh
para pelaksana. Juga sangat penting pengatahuan pengawas untuk mengetahui
setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang timbul dari suatu bahan
dan pecobaan kimia.
Kadang kala seorang pekerja tau akan bahaya dan tau pula keharusan
memakai alat pelindung diri,tetapi sangat sering dirasakan bahwa memakai
alat pelindung banyak menghalangi keleluasaan bergerak sehingga cenderung
tidak memakainya.
Kalau hal itu tidak mendapat perhatian dari pihak pengawas,dapat pula
menimbulkan kecelakaan atau gangguan kesehatan.
menyebabkan cidera. Setiap tempat kerja memiliki bahaya. Hal ini berarti bahwa
setiap orang yang ada di tempat kerja terancam akan kondisi yang dapat
meyebabkan cidera. Dalam ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), cidera
ini dapat berupa terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Karena itu, mengenali bahaya dan mengendalikan bahaya menjadi hal yang
Salah satu tempat kerja yang memiliki potensi bahaya tinggi adalah
28
melakukan suatu percobaan. Bekerja di laboratorium tidak boleh bertindak
dari yang dapat menyebabkan masalah ringan sampai yang dapat berakibat
maka kita perlu mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan oleh benda-
i t u d i p e r l u k a n s e b u a h p e m a h a m a n m e n g e n a n i petunjuk maupun
pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat
29
kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat
kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan kecelakaan kerja
(ILO, 2018). Hampir terdapat seribu kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal
non-fatal diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap tahun dan banyak dari
banyak. Tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus, sedangkan
tahun 2016 sejumlah 105.182 kasus. Sedangkan sampai Bulan Agustus tahun
standar nasional yang bertujuan melindungi para pekerja dari hal-hal yang tidak
Hal ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengenali bahaya dan
30
Metode untuk mengenali bahaya ketika bekerja dapat dilakukan dengan
dilakukan melalui kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan laboran sebelum
mahasiswa dan laboran akan terus tertanam dalam pikiran bahwa dalam bekerja
berhati-hati dan upaya pengendalian dapat selalu ditegakkan. (Keith Furr, 1995).
terhadap jenis bahaya akan menjadi penting. Tanpa mengetahui jenis bahaya,
maka tidak akan mampu mengenali bahaya dengan baik. Di laboratorium, jenis
Bahaya yang bersumber dari perilaku kerja adalah segala sesuatu tindakan
baik dosen, mahasiswa maupun laboran yang menyebabkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Sedangkan bahaya yang bersumber dari lingkungan kerja
bahaya bahan bahan kimia, bahaya biologi yang berasal dari paparan bakteri,
31
virus dan jamur, bahaya ergonomi yang berasal dari sikap tubuh yang tidak
alamiah ketika bekerja dan bahaya psikologi yang diakibatkan oleh perilaku yang
mengancam jiwa dan mental manusia, bahaya listrik dan bahaya mekanik dari
Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat
pekerja dan juga yang memperkerjakan. Maka dari itu mengidentifikasi bahaya
dalam melihat aktifitas kerja, memikirkan apa yang akan menjadi buruk, dan
tempat kerja.
32
itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
33
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
(zeroaccident).
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu
sendiri.
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
34
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di
laboratorium. Akibatnya :
• Ringan: memar
Pencegahannya :
• Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak
rata konstruksinya.
2. Mengangkat beban
Akibatnya:
Pencegahannya :
35
• Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.
Akibatnya :
Pencegahannya :
• Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi
clip).
4. Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang
unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibatnya :
• Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian.
Pencegahannya :
36
Terjadinya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi analisis
kegiatan
harus ditaati.
37
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu
sendiri.
Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
Ringan: memar
Pencegahannya :
Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar,
hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata
bila terdapat 3 unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah
Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian.
Pencegahannya :
38
Konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan yang baik dan
otomatis
b. Petunjuk kegiatan laboratorium dan industri kimia tidak jelas dan kurang
pengawasan
39
f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan peralatan/
laboratorium.
laboratorium.
Pelayanan Preventif.
penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin
atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja
yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga
Tindakan Preventif
40
3. Menggunakan perlengkapan keselematan pada saat bekerja
bahan kimia
- Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai dan tahan
lama. Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian
sehari-hari.
- Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang bahan
- Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan apakah
bahan-bahan tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang
biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus dibuang/
o nama bahan
o tanggal pembuatan
o jumlah (isi)
41
o keterangan-keterangan yang erlu (presentase, simbol kimianya dan lain- lain)
B. Di Industri Kimia
debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi,
kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan- bahan
pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai
42
perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan
perguruan tinggi.
tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu.
Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan
kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas
bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam
betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan
sebagai berikut :
a. Aliran Listrik
43
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi
(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari
peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk
(4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang memungkinkan
peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan
(5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak
(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator
sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan
(7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya
pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.
(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan
isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah
dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik
digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC.
44
Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator
b. Keracunan
Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kuli
t. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis.Akut artinya dapat memberikan akib
pingsan atau
Contohmenghirup
udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabka
c. Api
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai
mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah
hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti
aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan
lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi
45
memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di
dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau
tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah
meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi
oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang
terbakar
2. Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah
laboratorium.
4. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium,
1. Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk
2. Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C
46
3. Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A,
B, dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray
a) Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung natrium atau
kalium karbonat
ammonium fosfat
tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang
a. Meninggal dunia
47
atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti: kedua mata, satu mata dan
satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua bagian tubuh yang tidak terletak pada
Cacat yang mengakibatkan satu bagian tubuh hilang atau terpaksa dipotong
sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak melakukan
kerja produktif.
Kesimpulan
adanya kondisi yang berbahaya serta perbuatan yang berbahaya. . Penyebab utama
yang sering terjadi adalah situasi dan perilaku pekerja yang tidak aman yang terjadi
keselamatan dan kesehatan kerja di dalam bahan kimia Data ini adalah data penting
menentukan apa saja penyebabnya dan bagaimana kesalahan itu terjadi. Apabila kita
dapat menggunakan data dengan baik, maka kecelakaan yang sama atau bahkan
48
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
menerapkan Sistem Manajemen Kebijakan dan Keselamatan Kerja yang dimulai dari
1. Planning (Perencanaan)
mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan khususnya keselamatan dan
2. Organizing (Organisasi)
Berfungsi untuk :
laboratorium
e) Mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu laboratorium
3. Actuating (Pelaksanaan)
49
Berfungsi untuk mendorong semangat kerja pekerja, mengerahkan aktivitas
kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas pekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4. Controlling (Pengawasan)
dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat
antara lain:
laboratorium
50
e. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah
petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaan K3
tersebut. Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan yang
menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan hanya
sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. (Hosseinian,
2012)
1. Keracunan
Keracunan,sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau
toksik,seperti amonia,karbon monoksida,benzena,kloform,dan
sebagainya.Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan
51
kesehatan.Yang terakhir adalah yang sering terjadi yang dapat diketahui
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Pengaruh jangka panjang
seperti pada penyakit hati,kanker dan asbestosis adalah akibat akumulasi
penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
2 Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti asam
sulfat, asam klorida,natrium hidroksida,gas klor, dan sebagainya.Iritasi dapat
berupa luka atau peradangan pada kulit,saluran pernapasan dan mata.
3. Kebakaran dan Luka bakar
Kebakaran dan luka bakar dapat terjadi akibat kurang hati-hati dalam
menangani pelarut-pelarut organic yang mudah terbakar.Seperti
aseton,eter,alkohol dan sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh
peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
4. Luka Kulit
Luka kulit, sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca.Luka sering
terjadi pada tangan atau mata karena pecahan kaca.
5. Lain-lain Bahaya
52
menimbulkan malapetaka apabila salah penanganan atau karena
kecerobohan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai berikut:
53
1) Orang-orang yang tidak berkepntingan dilarang masuk laboratorium,untuk
mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
2) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia,alat alat dan cara pemakaiannya.
3) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4) Harus tau cara pemakaian alat emergensi: pemadam kebakaran,eye
shower,respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
5) Setiap laboran atau pekerja harus tau meberi pertolongan darurat (P3K).
6) Latihan keselamatan kerja harus dipratekkan secara periodic bukan hanya
dihafalkan.
7) Dilarang makan,minum dan merokok di laboratorium, hal ini berlaku juga
untuk laboran dan kepala laboratorium.
8) Jauhkan alat-alat yang tidak digunakan seperti: tas,hp,dan benda lain dari atas
meja kerja.
Pakaian di Laboratorium
54
3) Pakai jas praktikum,sarung tangan pelindung yang lain dengan baik
meskipun,penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tindakan yang
nyaman.
4) Bekerja dengan bahan kimia, bila bekerja dengan bahan kimia maka
diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.
55
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang dengan botol tersebut.
2) Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh
kotoran yang ada diatas meja.
3) Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
4) Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih muda.
Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam
Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan
Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi.Hindari satu sendok
untuk macam keperluan.
1) Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
2) Banyak peralatan terbuat dari gelas, hati - hati kena pecahan kaca.
3) Memasukkan gelas pada prop - karet gunakan sarung tangan sebagai
pelindung.
4) Saat menggunakan pembakar spritus hati - hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar.
5) Menggunakan bunsen harus diamati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
56
6) Berhati-hati bila mengencerkan asam sulfat pekat,asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air,bukan sebaliknya.
Kecelakaan kerja bisa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati-
hati.Bila hal itu terjadi maka perlu di perhatikan hal-hal berikut:
1) Jangan panik
2) Minta bantuan tehadap rekan yang ada di sekitar, oleh karena itu dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
3) Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut
bila memungkinkan bilas sampai bersih,bila kena kulit jangan digaruk,supaya
tidak merata.
4) Bawalah keluar ruangan agar korban dapat menghirup udara oksigen.
5) Bilakeadaan korban mengkhawatirkan maka segera hubungi paramedic atau
dibawa ke rumah sakit terdekat secepatnya.
1) Jangan panik
2) Segera bunyikan alarm tanda bahaya
3) Identifikasi bahan yang terbakar (contoh: kebakaran kelas B: bensin,minyak
tanah dan air tidak boleh disiram dengan air.
4) Hindari menghirup asam secara langsung,gunakan masker atau tutup dengan
hidung dan sapu tangan.
5) Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6) Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karena itu No Telp. Pemadam
Kebakaran harus ada di Lab.
57
Kombinasi bahan yang harus di hindari
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja oleh karena
itu, kombinasinya harus dihindari:
Gas Berbahaya
tersebut adalah :
1) Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida (cermati
baunya yang menyengat)
2) Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas
tersebut dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau;
3) Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya
Hidrogen selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.
Selain yang dijelaskan di atas ada hal-hal lain yang perlu diketahui oleh para
pekerja atau praktikan di laboratorium tentang keselamatan kerja di
laboratorium,misalnya:
58
5. Teknik Pelarutan dan Pengenceran
6. Mengenal alat laboratorium yang sederhana (nama,fungsi dan cara
menggunakan dengan benar)
7. Model penggunaan alat Lab
8. Mengenal Instrumen analisis
9. Peraturan keselamatan kerja di Lab.Kima
Untuk itu, perlu dipahami juga sumber – sumber yang bisa saja menjadi bahaya
dalam laboratorium, tentunya selain kita harus waspada dan fokus untuk melakukan kegiatan
dan beraktifitas di dalam laboratorium, kita juga harus tau apa – apa saja yang bisa menjadi
sumber bahaya atau kecelakaan di dalam laboratorium, agar supaya lebih waspada dan awas
dalam menggunakan alat/bahan tersebut.
Baik Anda adalah bagian berpengalaman dari tim riset komersial, mahasiswa, guru,
dosen, calon ilmuwan, ataupun manajer lab, penting bagi Anda untuk menyadari potensi
bahaya dan risiko di tempat kerja ilmiah.
Banyak laboratorium lebih berbahaya dan penuh risiko daripada tempat kerja rata-
rata - biaya yang ada pada ilmu mutakhir. Baik Anda mencari pengobatan, terobosan, atau
teknologi baru, penting bagi Anda dan seluruh tim untuk memahami setiap bahaya
laboratorium.
Dengan pemahaman penuh tentang bahaya dan risiko yang terkait dengan bekerja di
laboratorium, Anda dan tim Anda akan dapat bekerja sepenuhnya, menggabungkan penelitian
yang efektif dengan praktik yang aman. Jadi, di sini kami telah membuat daftar pilihan
bahaya dan risiko paling umum dari laboratorium modern.
59
Sumber bahaya dalam laboratorium, diklasifikasikan secara umum menjadi 4 bahaya,
yaitu Bahaya Kimia, Bahaya Listrik, Bahaya Biologis dan Bahaya Fisik.
1. Bahaya Kimia
Bukan hanya kontak langsung yang mungkin berbahaya, reaksi kimia yang
menghasilkan panas dapat menyebabkan luka bakar termal. Ini semakin menunjukkan
pentingnya memastikan permukaan kulit terlindungi dari potensi luka bakar dan paparan.
Demikian pula, ventilasi yang salah di dalam laboratorium bisa berbahaya. Tanpa
ventilasi penuh dan benar, distilasi atau reaksi kimia dapat menyebabkan ledakan di
laboratorium. Bergantung pada ukuran ledakan dan material yang terpengaruh, ini bisa
sangat berbahaya bagi tim dan laboratorium.
Menghirup bahan kimia tertentu bisa berbahaya, dengan banyak pelarut paling umum
terbukti sangat beracun. Bahaya ini bisa langsung atau lambat terwujud dari waktu ke
waktu - sehingga penting bagi tim peneliti untuk dilindungi dari asap yang dihasilkan oleh
bahan kimia berbahaya ini.
Menelan bahan kimia merupakan risiko besar di banyak laboratorium, karena
kontaminasi pada tangan, makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan pentingnya
penyimpanan yang aman dan terjamin untuk semua makanan dan minuman, jauh dari
paparan bahan kimia. Selain itu, perlengkapan cuci tangan dan sanitasi yang komprehensif
harus dapat diakses oleh semua anggota tim peneliti yang terpapar bahan kimia berbahaya.
Pencegahan
Terkait bahaya kimiawi, pencegahan yang efektif adalah cara terbaik untuk mengelola
risiko bekerja dengan zat berbahaya ini. Mempraktikkan pemisahan bahan kimia yang
tepat sangat penting di semua laboratorium, karena beberapa zat dapat bereaksi satu sama
lain untuk menciptakan reaksi kimia, kebakaran, dan bahkan ledakan. Pakaian pelindung
dan tata graha yang baik juga penting untuk melindungi tim Anda dari bahaya kimia.
3 Bahaya Listrik
Bahkan ahli riset yang paling berpengalaman pun dapat mengabaikan prinsip
keselamatan dasar saat bekerja dengan listrik - jadi tindakan perlindungan diterapkan di
seluruh laboratorium sangat penting. Yang sangat berbahaya adalah unit listrik yang
diposisikan dekat dengan cairan, jadi ini harus dilengkapi dengan pemutus sirkuit
60
gangguan pembumian untuk memutus rangkaian jika arus mengalir ke pembumian.
Kebakaran listrik adalah bahaya laboratorium umum lainnya, yang dapat terjadi jika kabel
dan steker yang salah atau tidak aman digunakan. Peralatan listrik apa pun yang
digunakan di laboratorium harus sesuai dengan tujuannya, mutakhir, dan sesuai dengan
perangkat yang terhubung sebelum diimplementasikan. Peralatan listrik apa pun, mulai
dari adaptor hingga kabel, yang tidak diuji keamanannya dapat membahayakan
keselamatan lab dan tim peneliti.
Pencegahan
Bahaya listrik dapat dengan mudah diabaikan di laboratorium, yang cenderung memiliki
lebih banyak risiko kesehatan dan keselamatan daripada di tempat kerja lain. Namun,
bahaya listrik berpotensi mengancam nyawa, jadi meminimalkan risikonya sangat penting.
Semua stopkontak yang dapat terkena kondisi basah harus dilengkapi dengan pemutus
sirkuit gangguan tanah. Kabel ekstensi fleksibel juga harus dirawat dengan baik dan tidak
pernah digunakan sebagai pengganti kabel permanen. Liontin listrik dapat digunakan jika
memungkinkan untuk mencegah kabel menghalangi.
Keadaan darurat
Jika seseorang bersentuhan dengan sumber listrik yang dialiri listrik, penting untuk tidak
menyentuhnya, karena Anda juga bisa tersengat listrik. Sebaliknya, matikan sumbernya
atau dorong mereka keluar dari sumber guncangan dengan alat kering, seperti gagang sapu
kayu. Anggota terlatih tim Anda harus mengelola pertolongan pertama. Dalam kasus
kebakaran listrik kecil, gunakan alat pemadam api multiguna - jangan pernah menaruh air
pada api listrik.
61
4. Bahaya Biologis
Penggunaan bakteri, virus, darah, jaringan dan / atau cairan tubuh di laboratorium
dapat menimbulkan potensi bahaya biologis. Semua bahan ini dapat membawa penyakit
atau alergen berbahaya yang dapat membahayakan tim lab. Efek penyakit dan alergen
dapat segera terlihat atau membutuhkan waktu yang signifikan untuk terwujud, yang
menunjukkan pentingnya semua anggota tim lab diberikan perlindungan yang memadai,
bahkan jika bahayanya belum diketahui. Penyakit yang dibawa oleh manusia dan hewan
yang digunakan dalam penelitian dapat ditularkan oleh tim, yang kemudian dapat menjadi
pembawa. Ini berarti bahwa bahaya biologis dapat terbukti menjadi risiko besar tidak
hanya bagi para profesional laboratorium yang mengerjakan materi, tetapi siapa pun yang
bersentuhan dengan mereka di luar pekerjaan. Terkadang sangat menular, bahaya biologis
(biohazards) bisa menjadi salah satu risiko terbesar dari laboratorium penelitian modern,
jadi setiap pertimbangan harus dibuat untuk memastikan tim dan masyarakat luas
terlindungi dari bahan yang menular.
Pencegahan
Penyimpanan dan perlindungan yang tepat adalah kunci untuk mencegah keadaan darurat
biologis di lab Anda. Mengenakan pakaian pelindung yang sesuai dan menyimpan agen
biologis di area yang benar sangat penting untuk meminimalkan paparan risiko. Sistem
dan prosedur untuk penggunaan yang aman, penanganan, penyimpanan dan pengangkutan
bahaya biologis harus ada. Perawatan rumah yang tepat, seperti mendisinfeksi permukaan
kerja dan membuang limbah dengan benar, juga penting untuk meminimalkan risiko
biologis.
Keadaan darurat
Prosedur darurat harus dipersiapkan sebelumnya, dan tujuan utamanya harus mengandung
bahaya biologis dan meminimalkan risiko terhadap manusia dan lingkungan. Bergantung
pada situasinya, berbagai tindakan mungkin diperlukan, seperti memberi tahu orang lain,
mengisolasi area, evakuasi, mencari bantuan, mencegah penyebaran kontaminasi atau
tumpahan, atau dekontaminasi area kerja. Pertolongan pertama atau perawatan medis
mungkin diperlukan dalam beberapa situasi.
5. Bahaya Fisik
62
Dan dengan begitu banyak risiko unik yang dimainkan di lab modern, mudah untuk
mengabaikan risiko fisik yang lebih umum. Bahaya perjalanan dan kesalahan penanganan
yang salah banyak terjadi di laboratorium yang sibuk dan ramai. Penanganan adalah salah
satu perhatian utama bagi semua manajer lab, dengan anggota tim peneliti yang rentan
cedera jika tidak mengikuti persyaratan penanganan yang aman. Peralatan yang panas,
berat, dan tajam dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan anggota tim peneliti.
Oleh karena itu, penting agar peralatan penanganan yang lengkap dan benar seperti sarung
tangan pengaman disediakan. Selanjutnya, pelatihan pengangkatan yang benar harus
dilakukan sehingga seluruh tim dapat mengangkat dan mengangkat tanpa takut cedera.
Tergelincir, tersandung dan jatuh lebih mungkin terjadi di laboratorium daripada
banyak tempat kerja lain karena jumlah waktu yang dihabiskan para peneliti untuk berdiri
dan volume material berbeda yang ada. Kehati-hatian dan ketekunan harus dibayar oleh
setiap anggota tim untuk mengurangi adanya bahaya terpeleset dan tersandung - untuk
melindungi diri mereka sendiri dan anggota tim lainnya. Semua barang penting dan non-
esensial yang disimpan di laboratorium harus memiliki ruang penyimpanan yang cukup,
sehingga tidak mengganggu tim.
Dan terakhir, mungkin yang paling umum dari semua bahaya dan risiko di lab sains
adalah tabung kaca sederhana. Banyak ahli laboratorium yang berpengalaman telah
memotong jari atau tangan mereka saat memaksa penyumbat karet ke dalam tabung kaca.
Meskipun hal ini, mungkin, akan selalu terjadi - risiko dapat dikurangi dengan dorongan
terus menerus untuk penggantian stopper yang benar, menggunakan tekanan lembut
sambil memutar tabung kaca.
Pencegahan
Mencegah risiko fisik bagi tim Anda di lab sering kali dapat dicapai dengan pelatihan
yang efektif dan tata graha yang baik. Staf harus dilatih tentang prosedur yang tepat untuk
mengangkat, menarik, dan mendorong, serta bahaya gerakan berulang, dan persyaratan
penanganan untuk peralatan yang berbeda. Perawatan yang tepat sangat penting untuk
mencegah tergelincir, tersandung, dan jatuh di lab, jadi setiap potensi bahaya harus segera
dibuang atau dirapikan. Selain itu, kebijakan keselamatan dapat membantu
mengidentifikasi dan melindungi tim riset Anda dari segala jenis potensi bahaya.
Keadaan darurat
63
Dalam situasi darurat, upaya harus dilakukan untuk mengatasi bahaya secepat mungkin.
Pertolongan pertama atau bantuan medis harus disediakan oleh anggota tim yang terlatih
atau ahli medis.
1. Pengaturan Alat
Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan
oleh, fasilitas, tata letak laboratorium, keadaan alat (jenis alat, jenis bahan pembuat alat,
atau jenis percobaan), dan kepentingan pemakai yang ditentukan berdasarkan kemudahan
dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.
Cara penyimpanan:
- Fungsi alat apakah sebagai alat ukur ataukan hanya sebagai penyimpanan bahan kimia
saja
- Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
- Keperangkatan
- Nilai / harga alat
- Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
- Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
- Bahan dasar penyusun alat
- Bentuk dan ukuran alat
- Bobot / berat alat
Mengapa pengaturan alat juga harus diperhatikan? Karena disaat kita menempatkan alat –
alat, kita harus mempertimbangkan point – point diatas, sebaiknya sebelum melakukan
aktivitas di dalam laboratorium, kita memperhatikan penempatan letak alat – alat yang akan
kita gunakan nanti. Saran – saran yang berguna untuk penyimpanan alat:
- Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpian di gudang atau dalam
lemari
- Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.
64
Berikut ini saran – saran untuk menghindari bahaya dalam penggunaan alat – alat dari
kaca:
- Botol-botol yang berisi bahan kimia tidak disimpan pada tempat yang terkena cahaya
matahari.
- Memegang atau memindahkan botol-botol besar yang berisi bahan kimia jangan pada
leher botolnya.
- Jika ada gelas/botol yang pecah, segera dibersihkan. Bisa menggunakan plastisin
(jangan pakai tangan).
- Gunakan pipet untuk mengambil atau memindahkan zat cair dengan jumlah tepat.
- Jika memasukkan pipa kaca ke dalam lubang sumbat karet lakukan sesuai dengan
caranya, yaitu basahi pipa kaca dengan air, pegang pipa dengan beralaskan kain dan
masukkan pipa sedikit-sedikit sambil di putar.
-
3. Bahan kimia
Berikut ini adalah daftar zat-zat beracun : Gas : Karbon monoksida (CO), Hidrogen
sulfida (H2S), Nitrogen dioksida (NO2), Dinitrogen tetra oksida (N2O), Karbon disulfida
(CS2), Klor (Cl2), Uap Brom, Uap raksa Senyawa : Berilium, Raksa, Kadmium, Timbal,
Antimon, Arsen, Barium, Sianida, Nitrobenzena, Benzena, Hidrogen fluorida, dan Karbon
tetraklorida.
Usahakan untuk kemasukan zat-zat beracun (melalui hidung, mulut, dan kulit)
dengan cara tidak menghirup, cuci tangan sebelum makan, dan menutup luka ketika
bekerja di laboratorium.
Pada waktu menggunakan kasa asbes untuk memanasi suatu zat, usahakan debunya
tidak terhirup masuk ke dalam tubuh.
Bahan-bahan berikut berbahaya, karena kuatnya reaksi kimia yang dihasilkan.
1) Asam kuat dan basa kuat
2) Zat oksidator dengan serbuk logam atau dengan zat reduktor
3) Logam alkali, alkali tanah dengan air, asam dan pelarut menggunakan klor
4) Hibrida logam hidrokarbon dengan halogen, Asam kromat atau dengan Natrium
peroksida
5) Asam nitrat dan alkohol
65
4. Listrik
Berikut ini yang harus diperhatikan saat bekerja di laboratorium dengan listrik:
- Putuskan arus listrik sebelum memperbaiki atau menyambung kabel.
- Putuskan segera sumber arus jika ada yang terkena kejutan listrik baru menolong
orang yang terkena.
- Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan basah.
- Jangan biarkan kabel-kabel bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung
kabel harus terikat erat dengan terminalnya.
- Pada penggunaan kapasitor, buang dulu muatannya dengan cara membuat arus pendek
setelah selesai digunakan.
- Periksa semua alat baru sebelum digunakan.
5. Silinder (Tabung) Gas
Berikut ini adalah saran dalam menggunakan tabung gas:
- Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau
ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.
- Kembalikan klep silinder yang bocor pada agen/penjualnya.
- Pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder.
- Selalu periksa saluran gas karena beresiko tinggi keracunan dan kebakaran ketika
bocor.
- Tandai masing-masing silinder dengan berbagai isi yang berbeda (elpiji, Hidrogen,
Oksigen, Nitrogen, Karbon dioksida, Klor,dan Astilen).
6. Hewan percobaan
Jika bekerja dengan hewan percobaan, sebaiknya memperhatikan:
- Pembenihan kultur organisme harus dilakukan dengan teknik yang benar, karena
dimungkinkan terkontaminasi organisme patogen.
- Sterilkan alat-alat yang akan digunakan atau dibungkus dulu dengan kertas saring
yang telah ditetesi formalin secukupnya.
- Sebelum kultur dibuang, musnahkan terlebih dahulu dalam otoklaf atau dengan
disinfektan.
7. Api
Api merupakan salah satu bahaya yang bisa digolongkan sangat berbahaya dalam
kecelakaan laboratorium, untuk itu diperlukan perhatian yang lebih saat bekerja dengan
api,
66
- Perlakukan api dengan hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan
bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar.
- Jauhkan zat yang mudah terbakar (etil, alkohol, metanol, aseton, asetalhida, benzena,
eter, petroleum eter, dan karbondioksida) dari sumber bahaya kebakaran (pembakar
spritus, pembakar bensi, percikan listrik, benda panas, dan zat pengoksidan).
- Simpanlah zat yang mudah terbakar tidak melebihi 500 ml.
- Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif
di tempat sampah.
- Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api
telanjang, panaskan dengan pemanas air. Awasi terus-menerus percobaan yang
menggunakan sumber panas.
- Setelah selesai percobaaan, pastikan untuk mematikan semua api, menutup kran gas
dan air, mencabut kontak listrik dan memadamkan lampu.
Selanjutnya selain alat – alat sumber bahaya, ada juga beberapa kecelakaan berbahaya yang
bisa saja terjadi dalam laboratorium, seperti:
1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dsb. Keracunan bisa berakibat fatal
maupun gangguan kesehatan. Yang paling akhir yaitu yang lebih sering terjadi baik yang
dapat di ketahui dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Dampak jangka panjang
seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan
bahan kimia toksik dalam jumlah kecil namun terus-menerus.
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium
hidroksida, gas klor, dsb. Iritasi bisa berbentuk luka atau peradangan pada kulit, saluran
pernafasan dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-
pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dsb. Hal yang sama bisa
disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
4. Luka kulit
67
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan
atau mata karena pecahan kaca.
5. Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan.
Jadi jelas bahwa laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, namun potensi
bahaya apa pun sesungguhnya bisa dikendalikan hingga tak menyebabkan kerugian. Satu
contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar. Namun dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton
sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian juga dalam produksi dan pemakaian pestisida yang
memiliki potensi toksin, cuma menyebabkan petaka jika salah perlakuan atau karena
kecerobohan.
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara
penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah
terbakar, eksplosif, dsb.
2. Tehnik percobaan yang mencakup pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi
kimia, dansebagainya.
3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dsb.
Ketiga sumber tersebut diatas saling terkait, namun praktis potensi bahaya terdapat pada
kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta keterkaitannya perlu
dipahami lebih detail supaya bisa memprediksi setiap kemungkinan bahaya yang mungkin
berlangsung sehingga dapat mencegah atau menghindarinya. Diluar itu, perlu juga dipahami
tentang alat pelindung diri dan cara penanggulangannya apabila terjadi kecelakaan.
Laboratorium adalah tempat kerja yang berpotensi muncul kecelakaan. Walau kecelakaan
kecil dan ringan, tetaplah adalah kecelakaan yang mungkin saja menyebabkan dampak yang
semakin besar.
Sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dapat berbahan kimia, bahan
68
biologis, radiasi, aliran listrik, dan yang lain. Semua itu bisa membuat dampak yang tidak
diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan sampai kebakaran.
Di bawah ini adalah tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K)
pada kecelakaan kerja di Laboratorium kimia :
1. Luka bakar akibat zat kimia
a. Terkena larutan asam
kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus, dicuci dengan air mengalir
sebanyak-banyaknya, setelah itu bersihkan dengan 1% Na2CO3
lalu cuci lagi dengan air, keringkan dan oleskan dengan salep levertran.
b. Terkena logam natrium atau kalium
Logam yang nempel selekasnya di ambil, kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira
selama 15-20 menit, netralkan dengan larutan 1% asam asetat, dikeringkan dan oleskan
dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang sudah
dibasahi asam pikrat.
c. Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer, luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.
d. Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, lalu cuci dengan
larutan 3% CuSO4.
2. Luka bakar akibat benda panas
Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran, celupkan ke air es secepat-cepatnya atau
dikompres hingga rasa nyeri agak berkurang.
3. Luka pada mata
a. Terkena percikan larutan asam
• Jika terkena percikan asam encer,
• Mata bisa dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
• Dicuci dengan larutan 1% Na2C3
b. Terkena percikan larutan basa
• Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
• Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
4. Keracunan
a. Keracunan zat melalui pernapasan
Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia.
69
1. Menghindarkan korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke
tempat yang berudara segar.
2. Jika korban tak bernafas, selekasnya berikanlah pernapasan buatan lewat
cara menekan sisi dada atau pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut korban
1. Kebakaran / Ledakan
Di laboratorium, semua bahan kimia dan cairan harus diperlakukan seolah-olah sama
kuatnya dengan bensin. Uap dapat bergerak jauh dan dapat menyala jika mencapai nyala
api atau percikan api. Pastikan untuk menyimpan alat pemadam kebakaran dan pastikan
setiap orang di laboratorium mengetahui lokasi persisnya untuk mencegah penyebaran api.
Alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti jas lab tahan api (FR), juga harus dipakai.
2. Luka Bakar Termal dan Kimiawi
Banyak bahan kimia, baik organik maupun anorganik, mungkin mudah terbakar atau
korosif pada kulit dan mata. Penting untuk berhati-hati dengan bahan kimia untuk
mencegah tumpahan dan percikan. Selain itu, APD yang benar harus selalu dipakai,
seperti jas lab yang menawarkan sifat FR dan perlindungan percikan bahan kimia (CP).
3. Penyerapan Bahan Kimia pada Kulit
Menjauhkan bahan kimia dari kontak langsung dengan kulit sangat penting dalam
keamanan laboratorium. Meskipun bahan kimia tidak korosif, paparannya dapat
menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain jika diserap oleh kulit. Ingatlah bahwa
sarung tangan mungkin dapat meresap ke reagen kimia tertentu - bahkan tanpa kerusakan
yang terlihat - jadi segera ganti sarung tangan yang telah bersentuhan dengan bahan kimia
tersebut dengan yang baru. Jangan pernah menyentuh wajah atau mata Anda sampai
tangan Anda bersih dari semua bahan kimia atau pelarut. Sebagai tindakan pencegahan
70
ekstra, kenakan jas lab CP untuk mencegah bahan kimia masuk melalui kain ke
pemakainya.
4. Menghirup Asap Beracun
Banyak pelarut umum yang sangat beracun jika terhirup, dan menghirup bahan kimia
tertentu secara parah dapat mengiritasi selaput di mata, hidung, tenggorokan, dan paru-
paru. Untuk mengurangi risiko ini, jangan pernah menguapkan pelarut berlebih. Pekerja
laboratorium juga harus menjaga jarak aman saat menuangkan bahan kimia dan
memastikan ada ventilasi yang baik di laboratorium.
5. Goresan di kulit
Luka pada kulit adalah salah satu jenis kecelakaan laboratorium yang paling umum.
Dalam kasus yang parah, saraf dan tendon dapat terputus. Seringkali, cedera ini terjadi
sebagai akibat dari upaya memaksa sumbat gabus atau karet ke dalam pipa kaca,
termometer, atau labu destilasi. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan ini, pekerja harus
membuat lubang dengan ukuran yang sesuai, melumasi sumbat atau sumbat, dan
menggunakan tekanan lembut dengan rotasi pada bagian kaca.
71
wadah. Informasi ini akan digunakan untuk pembersihan, dekontaminasi, atau
perawatan pertolongan pertama jika wadah pecah atau seseorang terkena limbah.
- Investigator Utama laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pengguna laboratorium melengkapi label limbah secara akurat.
- Rekomendasi - memastikan semua pengguna laboratorium mengetahui prosedur
penanganan limbah UNBC, memberikan pengawasan berkelanjutan.
4. Pelabelan larutan stok atau wadah sekunder yang buruk
- Semua bahan kimia yang berada di laboratorium harus diberi label pengenal jika tidak
akan segera digunakan atau berada di luar kendali pengguna.
- Rekomendasi - tentukan persyaratan khusus untuk pelabelan solusi dan wadah,
berlakukan persyaratan pelabelan.
5. Label pudar atau label tidak ada
- Biasanya ditemukan wadah yang tidak memiliki label atau dengan label yang rusak
(mis., Pudar, berkarat, robek). Pelabelan wadah bahan kimia adalah bagian dari hak
untuk mengetahui undang-undang dan diwajibkan oleh hukum. Pemeriksaan bahan
kimia tahunan dan penggantian label yang rusak dengan cepat saat teridentifikasi
membantu mengatasi masalah ini. Meskipun pita lab biasanya digunakan untuk
pelabelan, ini tidak dimaksudkan sebagai solusi pelabelan jangka panjang karena lem
mengeras dan pita lepas jika dibiarkan selama lebih dari tiga tahun.
- Investigator Utama laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan bahwa label
sudah lengkap dan diperbarui. Wadah bahan kimia yang ditemukan tanpa label selama
inspeksi laboratorium atau inventaris bahan kimia tahunan harus diperhatikan oleh PI
untuk ditangani.
- Rekomendasi - ganti label yang rusak, periksa wadah setiap enam bulan.
6. Wadah plastik bahan kimia yang rusak
- Wadah bahan kimia yang dipasok dari waktu ke waktu menurun dari kombinasi
tekanan internal, UV, fluktuasi suhu, dan aktivitas kimia. Wadah dan tutup plastik
secara bertahap menjadi kurang fleksibel dan dapat pecah secara tidak terduga,
seringkali di tangan pengguna, menyebabkan paparan bahan kimia dan hilangnya
bahan kimia. Pemeriksaan tahunan wadah dengan meremas wadah plastik secara
lembut dengan menekuk plastik secara lembut membantu mengidentifikasi wadah
yang terdegradasi dan memberikan kesempatan untuk memindahkan bahan kimia ke
wadah baru.
72
- Wadah bahan kimia yang terdegradasi yang teridentifikasi selama inspeksi
laboratorium atau inventaris bahan kimia tahunan dibawa ke perhatian PI untuk
ditangani.
- Rekomendasi - periksa kontainer setiap 12 bulan untuk kerusakan, periksa pedoman
produsen untuk ketahanan kimia dan fisik.
7. Pakaian Pelindung yang tidak sesuai standard
- Siswa atau pengawas tidak menggunakan alat pelindung untuk menyesuaikan dengan
aktivitas yang terjadi di lab (mis., Memakai kacamata resep sebagai pengganti
kacamata pengaman, tidak memakai sarung tangan, memakai celana pendek atau
sandal).
73
74
1