Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA 2

“ SISTEM DISPERSI DAN VISKOSITAS “

Disusun Oleh :

Aknes Marsella D1A200230

Dzakkiyyah Asnardi D1A200209

Egita Febriani D1A200006

Muhammad Fadhly D1A200194

Reka Savira D1A200216

Reza Rintika Sari D1A200115

Risky Olipiya D1A200182

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL- GHIFARI BANDUNG

2021
I. Judul : Sistem Dispersi dan Viskositas

II. Tujuan :

1. Dengan praktikum diharapkan mampu membuat sediaan suspensi dan

emulsi yang baik dan dapat menetapkan parameter evaluasinya .

2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.

III. Prinsip dasar

Pembuatan suspensi dengan penentuan viskositas.

IV. Dasar teori

Sistem dispersi adalah larutan atau campuran dua zat yang berbeda.

Sistem dispersi ditandai dengan adanya zat yang terlarut dan zat pelarut

(Ridwan, 2012). Bila suatu zat dicampur dengan zat lain maka terjadi

penyebaran secara merata dari suatu zat lain yang disebut dengan sistem

dispersi (Hendrayan, 2009) Salah satu faktor penting dalam mengendalikan

produk suspensi adalah ukuran partikel zat aktif . Berdasarkan hukum stokes

bahwa sedimentasi yang terjadi berkaitan erat dengan ukuran partikel dan zat

yang terdispersi dan tergantung juga pada viskositas medium. Jadi faktor yang

cukup penting dalam membuat sediaan suspensi yang baik adalah jenis dan

jumlah zat pensuspensi (suspending agent).

Sistem terdispersi terdiri dari partikel-partikel kecil yang dikenal

sebagai fase terdispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium

disperse. Bahan-bahan yang terdispersi bisa mempunyai jangkauan ukuran

dari partikel-partikel yang berdimensi atom dan molekul sampai partikel-
partikel yang ukurannya diukur dalam millimeter. Oleh karena itu, cara yang

paling mudah untuk menggolongkan sistem disperse berdasarkan garis tengah

partikel rata-rata dari bahan terdispers.

Viskositas adalah sebuah pernyataan tentang tahanan dan suatu cairan

untuk mengalir semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Makin

kental suatu cairan, semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk aliran pada

kecepatan tertentu .viskositas sdispersi koloid terlihat oleh bentuk artikel dari

fase disfersi dengan viskositas rendah, sedangkan sistem dispersi yang

mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara

bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solusi dan partikel (martin,

2011) fluiditas dan suatu cairan kelebihan dari viskositas akan meningkat

dengan semakin tingginya temperatur.

Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara

molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (zat yang dapat mengalir,

dalam hal ini zat cair dan zat gas ). Pada zat cair, viskositas disebabkan karena

adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan

dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul.

V. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan :

1. Timbangan

2. Beaker gelas

3. Lumpang alu

4. Botol

5. Viskositas /viskometer

b. Bahan yang digunakan

1. PGA 1%, 1,5%,2%

2. Trgakan 1%,1,5%, 2%

3. CMC 1% 1,5%, 2%

4. Syr simplex 10 gr

5. Paracetamol 5 gr

VI. Prosedur kerja

1. Timbang CMC,PGA,Tragakan,syr simplex, dan pct dengan 3 variasi

konsentasi

2. Panaskan aquades secukupnya untuk pembuatan suspensi

3. Masukan aquades dan zat pensuspensi kedalam lumpang dan alu ad

homongen

4. Masukan pct 5 gr ad homogen + syr simplex ad homogen

5. Masukan kedalam botol 100ml yang sudah dikolibrasi

6. Tambahkan aquades sampai batas yang telah dibuat

7. Lakukan hal yang sama dengan 3 variasi konsentrasi dan pensuspensi yang

berbeda
8. Ukur semua viskositas suspensi yang telah dibuat

VII. Hasil pengamatan

A. Sistem Dispersi

1. Tabel Sedimentasi

CMC PGA TGA


Waktu Blanko Zat
aktif
1% 1,5% 2% 1% 1,5% 2% 1% 1,5% 2%
0 menit - - - - - - - - - - Pa

15 menit - - - 7 8 10 - - - 6 mm Ra

30 menit - - - 9 8 7 - - - 7 mm Ce

60 menit - - - 8 8 8 - - - 8 mm Ta

24 jam 25 - - 10 8 8 - - - 9 mm Ma

Redisper 0,25 0 0 0,34 0,33 0 0 0 0,3


balitas

2. Perhitungan Redisperbalitas (V0/ Vd)

0
CMC 1 % = =0
100

25
CMC 1% = = 0,25
10 0

7
PGA 1% = = 0,07
100

9
= 0,09
100

8
= 0,08
100

10
= 0,1
100
8
PGA 1,5% = = 0,08
100

8
= 0,08
100

8
= 0,08
100

8
= 0,08
100

10
PGA 2% = = 0,1
100

7
= 0,07
100

8
= 0,08
100

8
= 0,08
100

0
TGA 1 % = =0
100

6
Blanko = = 0,06
100

7
= 0,07
100

8
= 0,08
100

9
= 0,09
100
B. Viskositas

1. Tabel Penentuan Viskositas Suspense Dengan Viscometer Oswald

No Nama Zat Waktu (Detik) Viskositas

1 Susp PCT CMC 1% 50,61 detik 100

2 Susp PCT CMC 1,5 % 59,03 detik 1.220

3 Susp PCT CMC 2 % 50,61 detik 1.320

4 Susp PCT PGA 1% 51,39 detik 20

5 Susp PCT PGA 1,5% 51,02 detik 20

6 Susp PCT PGA 2% 51,50 detik 20

7 Susp PCT TGA 1% 54,58 detik 21


8 Susp PCT TGA 1,5% 51,98 detik 58

9 Susp PCT TGA 2% 53,07 detik 28

10 Blanko 58,24 detik 2

2. Perhitungan Viskositas

RUMUS VISKOSITAS

n=AxS

1. PCT CMC 1% = 2,5 x 40 = 100

PCT CMC 1,5% =30,5 x40 =1.220

PCT CMC 2% = 33 x 40 =1.320

2. PCT PGA 1% = 2 x 10 = 20

PCT PGA 1,5% = 2 x 10 =20

PCT PGA 2% = 2 x 10 = 20
VIII. Pembahasan

Sistem dispersi adalah larutan atau campuran dua zat yang berbeda.

Sistem dispersi ditandai dengan adanya zat yang terlarut dan zat pelarut

(Ridwan, 2012). Bila suatu zat dicampur dengan zat lain maka terjadi

penyebaran secara merata dari suatu zat lain yang disebut dengan sistem

dispersi (Hendrayan, 2009) Salah satu faktor penting dalam mengendalikan

produk suspensi adalah ukuran partikel zat aktif . Berdasarkan hukum stokes

bahwa sedimentasi yang terjadi berkaitan erat dengan ukuran partikel dan zat

yang terdispersi dan tergantung juga pada viskositas medium. Jadi faktor yang

cukup penting dalam membuat sediaan suspensi yang baik adalah jenis dan

jumlah zat pensuspensi (suspending agent).

Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara

molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (zat yang dapat mengalir,

dalam hal ini zat cair dan zat gas ). Pada zat cair, viskositas disebabkan karena

adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan

dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul.

Pada percobaan uji disperse dan viskositas sediaan dengan

menggunakan 3 bahan pensuspensi yaitu Na.CMC, PGA dan Tragakan

dengan zat aktif paracetamol. Masing-masing dibuat dalam konsentrasi 1%,

1,5%, dan 2% untuk melihat perbandingan sedimentasi dan nilai viskositas

antar pensuspensi dan konsentrasinya.


Pada pengujian sedimentasi yaitu pengujian dimana diukur volume

sedimentasi yang merupakan perbandingan dari volume endapan yang terjadi

(Vu) terhadap volume awal dari suspense sebelum mengendap (Vo) atau

setelah suspense didiamkan (Anief, 1993:31). Pada ketiga bahan tambahan

tersebut dengan konsentrasi berbeda hanya PGA yang memiliki nilai

sedimentasi yaitu untuk konsentrasi PGA 1% = 0,34. PGA 1,5% = 0,24 dan

PGA 2% = 0,33 dimana bila nilai sedimentasinya mendekati 1 maka sediaan

tersebut dikatakan baik karena tidak adanya supernatant jernih pada

pendiaman begitupun sebaliknya bila nilai volume sedimentasi >1 terjadi

“floc” sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besar dari

volume awal tersebut.

Pengujian viskositas atau kekentalan merupakan suatu sifat cairan

yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir . Dalam suatu

suspensi viskositas dapat dinaikkan dengan adanya suspending agent. Tetapi

suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan

karna sukar dituang dan juga sukar diratakan kembali. Karena itu bila

viskositas suspensi dinaikkan biasanya dinaikkan sedemian rupa sehingga

viskositas sedang saja untuk menghindari kesulitan-kesulitan seperti ysng

diperlukan tadi. (Ansel, 1989 : 357)

Pada percobaan viskositas dengan zat aktif yang sama tetapi bahan

pensuspensi berbeda dan konsentrasi berbeda diperoleh bahwa paracetamol

CMC konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% memiliki nilai viskositas tertinggi yaitu

kisaran 100, 1.220 dan 1.320 dimana suatu produk yang mempunyai
viskositas tinggi umumnya tidak diiginkan karena sukar dituang dan juga

sukar untuk diratakan kembali dan untuk nilai terkecil.

IX. Kesimpulan

a. Pada ketiga bahan tambahan tersebut dengan konsentrasi berbeda hanya

PGA yang memiliki nilai sedimentasi yaitu untuk konsentrasi PGA 1% =

0,34. PGA 1,5% = 0,24 dan PGA 2% = 0,33 dimana bila nilai

sedimentasinya mendekati 1 maka sediaan tersebut dikatakan baik karena

tidak adanya supernatant jernih pada pendiaman begitupun sebaliknya

bila nilai volume sedimentasi >1 terjadi “floc” sangat longgar dan halus

sehingga volume akhir lebih besar dari volume awal tersebut.

b. percobaan viskositas dengan zat aktif yang sama tetapi bahan pensuspensi

berbeda dan konsentrasi berbeda diperoleh bahwa paracetamol CMC

konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% memiliki nilai viskositas tertinggi yaitu

kisaran 100, 1.220 dan 1.320 dimana suatu produk yang mempunyai

viskositas tinggi umumnya tidak diiginkan karena sukar dituang dan juga

sukar untuk diratakan kembali dan untuk nilai terkecil.

X. Daftar Pustaka

Ansel, Howard C. 1985. PENGANTAR BENTUK SEDIAAN FARMASI


EDISI IV. UI press. Jakarta.

Hendrayani . 2009. Sistem Dispersi

Ridwan. 2012. Pengertian dan jenis larutan dalam sistem dispersi

Anda mungkin juga menyukai