Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TANAH

Fakultas Pertanian UMY


Semester Genap Tahun 2019/2020

ACARA II
PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBIA
I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : hibatulloh azizi No. Mhs : 20190210133
Golongan : c2 Kelompok : 1
Hari : senin Tanggal : 30 maret

II. TUJUAN
1. mengetahui jumlah mikroba tertentu yang terdapat dalam sumber
isolat ( tanah)
2. kelebihan dan kekurangan metode langsung dan tidak langsung

III. BAHAN & ALAT


1. sample tanah 1g
2. Medium MEA, medium NA
3. aquades steril 99ml dan 9ml
4. pipet dan cawan patri

IV. CARA KERJA :

1 gr tanah inokulasikan pada


Buat seri pengenceran media NA secara
(10-7) (10-8) (10-9) surface platting

Inkubasi selama
24 – 48 jam.
Hitung jumlah koloni bakteri per -
pengenceran
V. HASIL PENGAMATAN

A. Secara Tidak Langsung

Jumlah Koloni (CFU/ml)


Sumber Pengenceran

10-7 10-8 10-9


Tanah Regosol 299 250 150

Tanah Alfisol 40 31 25

Tanah Latosol 301 275 80

Tanah Grumosol speader 75 50

VI. PERHITUNGAN :

1. Tanah Regosol = 150.109 / 250.108 =>2, maka = 250.108


= 250.108 /299.107 =>2, maka = 299.107 cfu/ml

2. Tanah Alfisol = 31.108 / 40.107 =>2, maka = 40.107 cfu/ml

3. Tanah Latosol = 80.109 / 275.108 =>2, maka = 275.108 cfu/ml

4. Tanah Grumosol = 50.109 / 75.108 =>2, maka = 75.108 cfu/ml

Jadi jumlah koloni terbanyak pada tanah latosol, grumosol, regosol, dan
alfisol
VII. PEMBAHASAN
tanah latosol, grumosol, regosol, dan alfisol
tanah latosol merupakan tanah yang mengalami pelapukan dan
pencucian yang intensif, adanya diferensiasi horion yang tidak jelas,
kandungan hara dan mineral rendah, ph dan kandungan bahan organik
rendah, konsistensi gembur derajat stabilitas tinggi serta akumulasi
sesquioksida didalam tanah sebagai akibat adanya pencucian silikat, dengan
kata lain latosol pada umumnya memiliki sifat fisik baik namun sifat kimianya
kurang baik (dudal, 1998)
tanah latosol merupakan tanah dengan jumlah mikroba terbanyak dari
pada tanah yang lain dengan jumlah 275.10 8. tanah ini mempuyai jumlah
mikroba paling banyak dari pada tanah lain dikarenakan tanah ini secara
umum memiliki bahan organik dan nitrogen yang tergolong cukup tinggi,
sehingga pada tanah latosol ini mempunyai faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba dan mempengaruhi tingginya nilai populasi total
mikroba di dalam tanah. Kandungan unsur hara dalam tanah latosol relatif
rendah, kapasitas tukar kation rendah, dan jumlah basa rendah. Selain itu
derajat keasaman (pH) tanah rendah, kandungan sifat silica dan sesquioksida
rendah, serta al-dd dan fe-dd tinggi. Tanah latosol mengandung bahan
organik dan nitrogen yang tergolong cukup tinggi(Brady, 1990)
Tanah grumosol merupakan tanah liat dengan keadaan liatnya lebih
dari 30% dan kerap kali berwarna gelap. Jenis tanah grumosol yang
terbanyak adalah montmorilonith yaitu liat silica tipe 1 : 2 yang mempunyai
sifat mengambang bila basah dan mengkerut bila kering, tanah grumosol
memiliki c organik rendah (boul et al. 1980).
Tanah grumosol memiliki jumlah mikroba 75.108 cfu/ml. Tanah ini
mempunyai jumlah mikroba kedua terbanyak dibawah tanah latosol
dikarenakan tanah ini memiliki karakteristik kandungan bahan organik rendah,
dan mempunyai ph netral, serta tanah pada saat keaadan lembab karena
penggunaan tanah pada lahan untuk persawahan sehingga mempengaruhi
pertumbuhan mikroba dan mempengaruhi tingginya populasi mikroba di
dalam tanah Aktivitas mikroorganisme di dalam tanah sangat dipengaruhi
oleh sistem penggunaan lahan baik secara alam maupun pertanian (Gentry et
al. 2007)
Tanah regosol adalah tanah yang belum banyak mengalami
perkembangan profilnya, tanah ini berwarna coklat, tekstur tanah biasanya
kasar, konsistansi tanah lepas sampai gembur dan pH 6-7. Umumnya cukup
regosol belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi. Umumnya
cukup mengandung unsur P dan K yang masih segar dan belum siap untuk
diserap tanaman, tetapi kekurangan unsur N (Dharmawijaya, 1992).
Tanah regosol memiliki jumlah mikroba 299.107 cfu/ml di bawah tanah
rrumosol. Tanah ini mengandung unsur P dan K yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba dan mempengaruhi tingginya populasi mikroba di
dalam tanah Tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai,
aerasi dan drainase yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan
organik) yang cukup adalah beberapa faktor yang harus dipenuhi agar
mikroba tanah dapat tumbuh dan ber-kembang (Iswandi et al, 1995).
Tanah alfisol memiliki perkembangan profil, jenis tanah ini mempunyai
lapisan solum yang cukup tebal, teksurnya bervariasi, sedang konsistensinya
adalah gempur sampai teguh. Kandungan bahan organik umumnya rendah
sampai sangat rendah. Reaksi tanah (pH) sekitar 6,0 – 7,5. Kadar unsur hara
yang terkandung umumnya tinggi, tetapi banyak tergantung kepada bahan
induknya. Tanah ini mempunyai sifat – sifat fisik yang sedang sampai baik,
sedang sifat kimianya umumnya adalah baik, sehingga nilai produktivitas
tanah adalah sedang sampai tinggi (Munir, 1996).
Tanah alfisol memiliki jumlah mikroba 40.107 cfu/ml, tanah ini
merupakan tanah dengan sedikit mikroba dibanding jenis tanah yang lain.
Tanah alfisol mengandung unsur hara yang tinggi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba dan mempengarui tingginya populasi mikroba didalam
tanah Tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan
drainase yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan organik) yang
cukup adalah beberapa faktor yang harus dipenuhi agar mikro- organisme
tanah dapat tumbuh dan ber-kembang (Iswandi et al, 1995).
Manajemen tanah yang baik seperti manipulasi habitat mikroba,sistem
pengolahan tanah, dapat berpengaruh terhadap komunitas mikroba dalam
tanah. Jangid et al. (2007) menyatakan bahwa pengelolaan lahan pertanian
melalui pemupukan baik anorganik maupun organik (pupuk kandang), dan
pengaturan pola tanam berpengaruh nyata terhadap struktur komunitas
mikroorganisme tanah di lahan tersebut, Adanya aktivitas pengelolaan lahan
seperti sistem pengolahan tanah, penanaman tanaman, pengelolaan sisa-sisa
tanaman, atau aplikasi pestisida akan menimbulkan perubahan struktur
kelompok mikroorganisme yang ada di dalam tanah tersebut (Ingham 2011).
Penambahan pupuk atau bahan organik lain pada tanah dapat mempengaruhi
kesuburan, sifat biologis tanah dan produktivitas tanah.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan diketakui jumlah mikroba pada tanah
regosol : 299.107 cfu/ml, tanah alfisol : 40.107 cfu/ml, tanah latosol : 275.108
cfu/ml, tanah grumosol : 75.10 8 cfu/ml. Perhitungan dengan metode lansung
mempunyai kelebihan yaitu, secara cepat, mudah, tanpa inkubasi dan
kekurangan yaitu, mikroba yang mati ikut terhitung. Perhitungan dengan
metode tidak langsung mempunyai kelebihan yaitu yang terhitung hanya
mikroba yang hidup saja dan kelemahan yaitu lama karena harus inkubasi.
Mikroba di dalam tanah mempunyai peranan penting dalam ekosistem
tanah, karena berpengaruh terhadap siklus dan ketersediaan hara tanaman
serta stabilitas struktur tanah.
REFERENSI :

Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1, edisi 5, Jakarta: Binarupa Aksara,
Buol S.W, F.D Hole, & R.J. MacCracken. 1980. Soil Genesis and Classification. Second Edition Iowa
State University Press, Ames, Iowa.
Dudal, R., & Soepraptohardjo, M. Soil classification in Indonesia (1957). Indonesia.
Gentry, T.J., J.E. Matocha, H.J. Mjelde & E.C. Martin. 2007. Long-term impacts of different cropping
systems on soil microbial communities. ASA-CSSASSSA, International Annual Meeting. A
Century of Integrating Crops, Soils, and Environment. New Orleans-Louisiana
Ingham, E.R. 2011. The food web and soil health. In Soil Biology: The Soil Biology Primer. Natural
Resources Conservation Service. United States Department of Agriculture.
Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press.
Iswandi, A., D.A. Santosa dan R. Widyastuti. 1995. Penggunaan Ciri Mikroorganisme dalam
Mengevaluasi Degradasi Tanah. Kongres Nasional VI HITI, 12-15 Desember 1995. Serpong
Jangid, K., M.A. Williams, A.J. Franzluebbers, M.B. Jenkins, D. Endale, D. Coleman & W.B.
Whitman. 2007. Effect of land management on soil bacterial community composition and
diversity in the Southern Peidmont, USA. ASA-CSSA-SSSA, International Annual Meeting.
A Century of IntegratingCrops, Soils, and Environment. New OrleansLouisiana
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Di Indonesia, Karakteristik, Klasifikasi dan Pemanfaatannya.
Pustaka Jaya. Jakarta. hal. 216-238

Yogyakarta, 31 maret 2020


Asisten Praktikan

( ) ( hibatulloh azizi )

Anda mungkin juga menyukai