Anda di halaman 1dari 21

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.A DENGAN DIAGNOSA HIV/AIDS
DI RUANG MELATI RS MITRA KELUARGA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. NAMA : ANISA FITRIANI. NPM : 400219003


2. NAMA : FAQIH FANSYURI NPM : 400219007
3. NAMA : PERA SUGRIANI NPM : 4002190012
4. NAMA : RIMA DWI ASTUTI NPM : 4002190015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA
BANJAR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Jl. Mayjen Lili Kusuma No. 33 Sumanding Wetan Kota Banjar – Jawa Barat
Tlp (0265) 741100, Fak (0265) 744043
Web: http://stikesbp.ac.id e-mail: www.stikes_binaputera@gmail.com

Format Askep HIV AIDS Page 1


I. PENGKAJIAN

1.1 Identitas Klien


 Nama : Tn A
 Umur : 45 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status Perkawinan : Menikah
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Indonesia
 No. Rekam Medik : 112233
 Tgl masuk : 8 February 2021
 Tgl pengkajian : 8 February 2021
 Diagnose medis : HIV / AIDS
 Alamat : Cikarang

1.2 Identitas Penanggung Jawab Klien


 Nama : Ny B
 Umur : 40 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Hubungan dengan klien : Istri
 Alamat : Cikarang

1.3 Riwayat Penyakit


 Keluhan Utama : Pasien letih (merasa tidak bertenaga)
 Riwayat penyakit sekarang : Pada tanggal 08 Februari 2021 Jam 21.00 WIB pasien
mengatakan letih (merasa tidak bertenaga). Pasien memiliki riwayat HIV/AIDS sejak
setahun yang lalu, pengobatan klien selama ini menggunakan pengobatan medis dan

Format Askep HIV AIDS Page 2


alternative. saat ini pasien dirawat di Ruang Penyakit Dalam dengan Diagnosa Medis
HIV/AIDS.
 Riwayat penyakit dahulu : HIV/AIDS setahun yang lalu
 Riwayat penyakit keluarga :Klien mengatakan anggota kelurganya tidak ada yang
mempunyai penyakit yang sama.

1.4 Riwayat Activity Daily Living


No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit
1 Nutrisi
BB/TB 45 Kg/158 cm
Kemampuan Mengunyah Masih mampu
Menelan mengunyah ,
Bantuan total/sebagian menelan, frekuensi
Frekuensi makan makan
Porsi makan 2x sehari , porsi ½,
Makan yang menimbulkan tidak ada makanan
alergi pantangan
penyebab alergi
2 Cairan (seimbang)
Intake Air putih 2-3 gelas
Oral perhari, mandiri
Jenis
Jml….cc/hari
Bantuan total/sebagian
Intravena
Jenis RL 10 tts/menit
Jml…..cc/hari
Output
Jenis urine 1100cc/ 24
Jml…..cc/hari jam

3 Eliminasi
BAB BAB lembek, 1x
Frekuensi BAB 1x sehari, sehari, warna
Konsistensi Lunak, tidak sulit kuning khas feses,
dikeluarkan dan berbentuk tidak ada keluhan,
mengikuti bentuk saluran mandiri
pencernaan.
Warna Warna feses kecoklatan
hingga coklat tua.
Keluhan Tidak ada keluhan

Format Askep HIV AIDS Page 3


Bantuan/sebagian Mandiri

BAK BAK lancar, warna


Frekuensi 4-5x/hari kuning, keluhan
Konsistensi Khas urine tidak ada, mandiri
Warna Warna urine kuning
Keluhan Tidak ada keluhan
Bantuan/sebagian Mandiri

4 Istirahat tidur Lama tidur 8-9 jam


Lama tidur 8 jam per 24 jam, sering
Kesulitan memulai tidur Tidak kesulitan mengantuk, tidur
Gangguan tidur Tidak ada gangguan tidur tidak tenang
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada
5 Personal Hygiene
Mandi mandi, gosok gigi,
Frekuensi Mandi 2x sehari ganti baju dan sisir
Bantuan total/sebagian Mandiri rambut 1x sehari,
Kebiasaan mandi kuku bersih
Gosok gigi 2x sehari
Cuci rambut 3 hari sekali
Guntimg kuku 1 minggu 1x
Ganti pakaian 2x sehari

6 Aktivitas mobilitas fisik


Mobilisasi fisik Olahraga 1 minggu 2x terbatas karena
Olah raga merasa tidak ada
Rekreasi tenaga, pasien
banyak
menghabiskan
waktu dengan
menonton tv

` `
1.5 Data Fisik
 Keadaan umum klien :
 Pemeriksaan TTV
 Suhu :36,7 °C
 Nadi : 72 x/Menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Tekanan darah : 90/70 mmHg
 Kesadaran (GCS) : Composmentis

 Pengkajian Sistem :
1. System Pernafasan

Format Askep HIV AIDS Page 4


Inspeksi : Nafas normal 20 x/menit, dada simetris
tidak ada jejas
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : Tidak ada cairam.
Auskultasi : Bunyi paru normal (ronchy)

2. System Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada normal simetris ada udema
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak ada pembesaran jantung.
Auskultasi : BJ I, BJ II normal
`
3. System Persyarafan
Inspeksi : Tidak ada kejang
Palpasi : Reflex gerak normal
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

4. System Pencernaan
Inspeksi : Rongga mulut normal
Palpasi : Tonus otot normal
Perkusi : Tidak ada cairan dan tidak kembung
Auskultasi : Bsising usud/peristaltic 15x/menit

5. System Perkemihan
Inspeksi : Benruk alat kelamin normal.
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

6. System Imunologi hematologi


Inspeksi : …………………………………..
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

7. System Endokrin
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

8. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi : Tidak ada kelainan ekstremitas.

Format Askep HIV AIDS Page 5


Palpasi : Nyeri otot dan nyeri sendi tidak ada
Perkusi : …………………………………..

9. System Reproduki
Inspeksi : Bentuk penis normal
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

10. System Integgumen


Inspeksi : Warna kulit normal tidak ada lesi
Palpasi : Turgor kulit baik
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

11. System Pancaindera


Inspeksi : Mata simetris dan konjungtiva merah,
Hidung simetris dan tidak ada polip,
Telinga simetris dan tidak ada nyeri tekan
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

12. System Persepsi sensori


Inspeksi : …………………………………..
Palpasi : …………………………………..
Perkusi : …………………………………..
Auskultasi : …………………………………..

PATHWAY

Replikasi dan perkembangan HIV dalam cairan tubuh

Risiko penularan dalam infeksi

HIV menginfeksi sel-sel T HIV menyerang sel-sel dendritik & makrofag


dijaringan limfoid

pembekuan kelenjar limfa


Pembantu + CD yang lain

Format Askep HIV AIDS Page 6


Aliran darah membawa HIV Reaksi inflamasi kerusakanselT
pembantu+CD
ke pembuluh darah perifer di usus Hipertermi kegagalan stimulasi selB

Gangguan keseimbangan Risiko tinggi Produksi antibodi menurun


Flora normal di usus dalam infeksi

Penurunan imunitas tubuh

Penyerapan udara Respitratori


Di usus terganggu Infeksi lisan

Pneumonia TB
Diare (candida albicans) pneuocystis carinii

Kekurangan kerusakan interaksi sosial


Volume

Cairan tubuh Pemasukan Penumpukan secret

Metabolisme Obstruksi jalan nafas


ketidakseimbangan
nutrisi kbtuhuan tubuh

Produksi energi Bersihan jalan nafas


Tidak efektif

kelemahan Infeksi pada kulit

Keleransi aktivitas

Kandidasi lisan. herpes zozter,herpes simpleks, sarkoma


kaposi,infeksi kulit

gangguan integritas kulit nyeri

Penurunan imunitas tubuh

Format Askep HIV AIDS Page 7


Infeksi pada neurologik

Ensefalopari HIV

Perubahan status mental, sakit kepala, perlambatan


psikomo torik, serangan kejang, gangguan afektif

Risiko cedera

1.6 Data Psikologis


1) Prilaku verbal
 Cara menjawab : klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang di
berikan waaupun jawaan nya kurang jelas
 Cara memberi informasi : pasien menjawab setiap pertanyaan dengan
kooratif
2) Prilaku non verbal
 Klien dibantu dalam melakukan aktifitas
 Prilaku non verbal klien, klien sampak sering mengeluh kan
penyakitnya, meringis kesakitan
3) Keadaan emosi , keadaan emosi klien terlihat tidak stabil dan emosi pada
saat berbicara dengan waktu yang mulai lama
4) Persepsi penyakit, klien beranggapan penyakit ini adalah datangnya allah dan
sebagai cobaan untuk lebih dekat lsgi dengannya
5) Konsep diri, klien sebagai laki-laki dan berperan sebagai kepala keluarga
6) Adaptasi , klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa klien sekarang lagi
berada dirumah sakit
7) Mekanisme pertahanan diri, pasien berusaha sedapat mungkin untuk tidak
menjadikan penyakit nya sebagai beban pikiran, dan menghambst proses
penyembuhan

Format Askep HIV AIDS Page 8


1.7 Data Sosial
1) Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari
lingkungannya, dimensi dukungan sosial adalah : emotional support, meliputi,
perasaan nyaman,dihargai,dicintai dan diperhatikan.
2) Pola komunikasi , komunikasi klien dengan perawat baik dan kooperatif
3) Orang yang berharga bagi pasien , orang yang paling berharga bagi klien adalah
istrinya
4) Hubungan dengan keluarga dan masyarakat , hubungan klien dengan keluarga
dan masyarakat baik.

1.8 Data Spiritual


1) Keyakinan, klien beragama islam
2) Ketaatan beribadah , klien mengatakan sering tidak mengerjakan solat 5 waktu
saat sehat dan sakit
3) Keyakinan terhadap penyembuhan, klien yakin bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan dan berdoa kepada allah untuk di angkatkan penyakitnya

1.9 Informasi Penunjang


 Pemeriksaan Laboratorium BTA (sputum) : Hasil lab terakhir 11 g/dl

Terapi Obat yang didapat


No Nama Obat Dosis Cara Pemberian
1 Abacavir 2x sehari 300 mg Oral
2 Lamivudine 2x sehari 150 mg Oral

3 Zidovudine 2x sehari 250-300 mg Oral

II. ANALISIS DATA


Setelah selesai pengkajian tahap berikutnya adalah analisis data. Tahap ini bertujuan
untuk menarik kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hasil analisis data dapat
memperlihatkan penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh masalah pada masa yang akan
datang dll.

Penyebab Masalah
No Data
(Etiologi) Keperawatan
1 DS : pasien mengatakan bab cair, Kehilangan Kekurangan
frekuensi bab 1x sehari, cairan volume cairan
DO : Pasien tampak lemah

Pemeriksaan Fisik : Nadi


Format Askep HIV AIDS Page 9
72x/menit , napas 20x /menit. TD
90/70 mmHg, suhu 36,7*C

2 DS : Pasien merasa sering bersalah cemas tentang Tidak efektif


karena tidak dapat menjalankan keadaan orang koping
tanggung jawab sebagai kepala yang dicintai keluarga
keluarga
DO : -
3 DS : Pasien mengatakan badan Penurunan Kelelahan
terasa lemah, sering mengantuk produksi energy
DO : - metabolisme

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data dan analisis dan sintesis, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya. Diagnosa
keperawatan dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah baik yang bersifat
aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan klien berdasarkan
kemampuan sumber daya. Daftar diagnosis keperawatan keluarga bisa dilihat pada buku
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA).
No Diagnosa Kep
1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2 Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan orang
yang dicintai
3 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolisme

IV. RENCANA KEPERAWATAN


Contoh Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan kelompok khusus Integrasi
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan NANDA/ICNP, NOC, NIC
Diagnosa Tujuan dan
NO Intervensi
Keperawatan kriteria Rasional
1 Kekurangan Mempertahankan Pantau tanda- Indikator dari volume cairan
volume cairan hidrasi di tandavital, sirkulasi. Meningkatkan
berhubungan buktikan oleh termasuk CVP kebutuhan metabolisme dan
dengan membrane bila terpasang, diaphoresis yang berlebihan yang
kehilangan mukosa, lembab, catat hipertensi, dihubungkan dengan demam
cairan aktif turgor kulit baik, termasuk dalam meningkatkan cairan
tanda-tanda vital perubahan takkasapmata. Indikator tidak
stabil, haluaran postural. Catat langsung dari status

Format Askep HIV AIDS Page 10


peningkatan suhu cairan.peningkatan berat jenis
dan durasi urine atau penurunan haluan urin
demam. Berikan menunjukan perubahan perfusi
kompres hangat ginjal atau volume sirkulasi.
sesuai indikasi. Meskipun kehilangan berat badan
Pertahankan dapat menunjukan penggunaan
pakaian tetap otot,fluktuasi tiba-tiba
kering. menunjukan status
Pertahankan hidrasi.kehilangan cairan
kenyamanan suhu berkenaan dengan diare dapat
urin adekuat
lingkungan. Kaji dengan cepat menyebabkan krisis
secara pribadi.
turgor kulit, dan mengancam hidup.
membrane Mempertahankan keseimbangan
mukosa, dan rasa cairan,mengurangi rasa haus,dan
haus. Ukur melembabkan membrane mukosa.
haluaran urin dan Meningkatkan pemasukan cairan
berat jenis urin. tertentu mungkin terlalu
Ukur/kaji jumlah menimbulkan nyeri untuk
kehilangan diare. dikonsumsi (misalnya jeruk
Catat kehilangan asam)karena lesi pada mulut.
tak kasatmata.
2 Kelelahan Melaporkan Pantau respons Toleransi bervariasi tergantung
berhubungan peningkatan psikologis pada status proses penyakit, status
dengan energi terhadap aktivitas, nutrisi, keseimbangan cairan, dan
penurunan melaksanakan mis,perubahan jumlah/tipe penyakit dimana
produksi AKS TD, frekuensi pasien menjadi subjeknya.
energy berpartisipasi pernapasan atau Pemasukan/penggunaan nutrisi
metabolisme dalam aktivitas jantung adekuat sangat penting bagi
yang diinginkan kebutuhan energi untuk aktivitas.
pada tingkat Adanya anemia/hipoksemia
kemampuannya mengurangi persediaan 02 untuk
ambilan seluler dan menunjang
kelelahan.
Latihan setiap hari terprogram dan

Format Askep HIV AIDS Page 11


aktivitas yang membantu pasien
mempertahankan/meningkatkan
kekuatan dan tonus otot,
meningkatkan rasa sejahtera.
Kaji koping Memulai suatuhubungan dalam
keluarga terhadap bekerja secara konstruktif dengan
Keluarga mampu
Tidak efektif sakit pasien dan keluarga
memahami
koping perawatannya Mereka tak menyadari bahwa
proses perawatan
keluarga biarakan keluarga mereka berbicara secara bebas
yang semestinya
berhubungan mengungkapkan Menghilangkan kecemasan
3 pada pasien dan
dengan cemas perasaan secara tentang tranmisi melalui kontak
mamu
tentang verbal. sederhana
berinteraksi
keadaan orang Ajarkan pada
dengan cara yang
yang dicintai keluarga tentang
konstruktif
penyakit dan
tranmisinya

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


a. Format Catatan Implementasi & Evaluasi
TTD &
Tanggal Evaluasi Nama
Diagnosa Keperawatan Implementasi
& Waktu (SOAPIE) Jelas
Perawat
08 Kekurangan volume cairan S:
Februari berhubungan dengan - Pasien mengatakan
2021 kehilangan cairan aktif lemah dan letih
- Pasien mengatakan
BAB lembek 1x sehari
- Pasien mengatakan
warna feses kuning

O:
- BB : 45 kg
- TTV
TD 90/70 mmHg,
Nadi 72x/menit,
Napas 20x/menit,
Suhu 36,7C,

Format Askep HIV AIDS Page 12


A:
Masalah Belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan
S:
- Pasien mengatakan
jika dirinya merasa
bersalah karena tidak
dapat menjalankan
tanggung jawab sebagai
kepala keluarga
- Pasien mengatakan
Tidak efektif koping cemas memikirkan
08 keluarga berhubungan nasib anak dan
Februari dengan cemas tentang keluarganya.
2021 keadaan orang yang
dicintai O:
- Klien terlihat cemas

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

08 Kelelahan berhubungan S:
Ferbuari dengan penurunan - Pasien mengatakan
2021 produksi energy lemah dan letih
metabolisme - Pasien mengatakan
sering mengatuk
- Pasien mengatakan
kurang mampu
memulihkan energy
setelah tidur sekalipun

O:
-Pasien terlihat lemas

A : Masalah belum
teratasi

Format Askep HIV AIDS Page 13


P : Intervensi
dilanjutkan

b. Rencana Satuan Acara Penyuluhan (PENKES – PROMKES)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEGIATAN PENYULUHAN HIV/AIDS


DI RS MITRA KELUARGA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MK. Keprawatan HIV/AIDS


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Format Askep HIV AIDS Page 14


DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. ANISA FIRIANI
NPM : 400219003
2. FAQIH FANSYURI
NPM : 4002190007
3. PERA SUGRIANI
NPM : 4002190012
4. RIMA DWI ASTUTI
NPM : 4002190015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


BINA PUTERA BANJAR
Jl. Mayjen Lili Kusuma No. 33 Sumanding Wetan Kota Banjar – Jawa Barat
Tlp (0265) 741100, Fak (0265) 744043
Web: http://stikesbp.ac.id e-mail: www.stikes_binaputera@gmail.com

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan/Topik : Kelelahan, kekurangan volume cairan, gangguan citra tubuh

Sub pokok Bahasan : perawatan diri pada klien dengan hiv/aids

Sasaran : klien dengan hiv/aids yang mengalami kelelahan , kekurangan

volume cairan dan gangguan citra tubuh

Tempat : Di halaman RS Mitra Keluarga

Hari/Tanggal : Selasa, 23 Maret 2021

Waktu : 09.00 s/d selesai

Pemateri : Perawat stikes bina putera banjar

Format Askep HIV AIDS Page 15


Tujuan Interaksi Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat mengetahui pentingnya

perawatan diri pada klien dengan HIV.

Tujuan Interaksi Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, klien mampu:

a. Menjelaskan perawatan diri HIV/AIDS

b. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS

c. Menyebutkan penyebab HIV/AIDS

d. Mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS

Metode : Ceramah, tanya jawab dan demontrasi

Media Penyuluhan : Modul

Materi Penyuluhan : Terlampir

Proses pengajaran

No Kegiatan pendidik Kegiatan Metode Waktu


peserta didik
Pre Interaksi :
1. Membuka Menjawab Ceramah 10 Menit
pertemuan dengan Salam
mengucapkan
salam
2. Memperkanalkan Mendengarkan
diri Memperhatika
3. Mengucapkan n
terimakasih atas
waktu yang telah
diberikan
4. Menjelaskan tema
& tujuan kegiatan
5. Menyampaikan
kontrak waktu
6. Apersepsi
(Memberikan

Format Askep HIV AIDS Page 16


pertanyaan
mengenai materi
yang akan
diberikan)
7. Memberikan sedikit
gambaran mengenai
informasi yang akan
disampaikan pada
penyuluhan kali ini.
Interaksi
Menjelaskan materi Mendengarkan Ceramah & 60 Menit
penyuluhan tentang : Memperhatika Demonstrasi
a. Menjelaskan n
pengertian
perawatan diri
b. Menjelasakan
pengertian
HIV/AIDS
c. Menyebutkan
penyebab HIV
d. Menyebutkan
tanda dan gejala
HIV
Post Interaksi
1. Memberikan Menjawab Ceramah 20 Menit
kesempatan tanya
jawab
Mendiskusikan
materi yang sudah
dibahas
2. Merangkum materi Mendengarkan
3. Melakukan evalausi &
4. Menyampaikan Memperhatika
kesimpulan materi n
5. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatiannya
Mengucapkan
salam penutup

Menjawab
Salam

Daftar Pustaka

EVALUASI
1. Pertanyaan

a) Jelaskan apa itu HIV/AIDS

Format Askep HIV AIDS Page 17


b) Jelaskan penyebab HIV/AIDS

c) Jelaskan tanda dan gejala tentang HIV/AIDS

d) Jelaskan bagaimana perawatan diri pada HIV/AIDS

LAMPIRAN MATERI
HIV/AIDS

1. Latar Belakang

Infeksi human immunodeficeincy Virus (HIV) dan Acquireed Immunodeficiency


Syndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan didunia yang menjadi
wabah internasional sejak pertama kehadirannya (Arriza , Dewi, Dkk, 2011). Penyakit
ini disebabkasn oleh virus Human Immunodefiency Virus (HIV) yang menyerang
sistem kekebalan tubuh ( Kemenkes, 2015).
Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit
lain (Kemenkes, 2015). Meskipun ada kemajuan dalam pengobatannya, namun infeksi
HIV dan AIDS masih merupakan masalah kesehatan yang penting (Smeltzer dan Bare
2015).
Penyebaran HIV tidak mengenal umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan dan daerah tempat tinggalnya (tanggadi, 1996 dan
budiarto 1997 ),laporan dari United Nations prograem on HIVand AIDS atau
UNAIDS pada tahun 2015 terdapat 2,1 juta ijnfeksi baru diseulruh dunia, yang
menjaadi 36,7 juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1 juta orang (UNAIDS, 2016).
Laporan perkembangan HIV AIDS dari direktorat jendral pencegahan dan
pengendalian penyakit atau Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI pada tanggal 18 mei
2016 menyebutkan bahwa Indonesia dari bulan Januari sampe dengan Maret 2016
jumlah HIV dil;aporkan sebanyak 305 orang. Rasio perbandingan antara laki-laki dan
perempuan yaitu 2:1 (Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Sedangkan pada bulan januari sampai dengan maret 2017 jumlah infeksi HIV
yang dilaporkan sebanyak 10.376 orang. Presentase yang tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 25-49 tahun (69,6%), diikuti kelompok 20-24 tahun (17,6%) dan
kelompok umur ≥ 50 tahun (6,7%). Sedangkan pada AIDS dari bulan januari sampai

Format Askep HIV AIDS Page 18


dengan maret 2017 dilaporkan sebanyak 673 orang. Presentase AIDS tertinggi pada
kelompokumur 30-39 tahun (38,6%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (29,3%)
dan kelompok umur (16,5%). Rasio perbandingan anatara laki-laki dan perenpuan 2:1
(Ditjen P2P Kementrian Kesehatan 2017).
Total angka kejadian kasus AIDS yang dilaporkan di Nusa Tenggara Timur
dari tahun 2010 sampai dengan 2017 yaitu 1.959 kasus, dimana komulatif care rate
nya yaitu 29,16% . Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan dari propinsi, pada tahun
2012 ada 242 kasus, tahun 2013 259 kasus, tahun 2014 249b kasus, tahun 2015 299
kasus, tahun 2016 487 kasus, tahun 2017 174 kasus, (Ditjen Kementrian Kesehatan
2017).
Menurut Profil kesehatan Propinsi NTT tahun 2015distribusi kasus HIV AIDS
tersebar 22 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur. Distribusi penyakit HIV
AIDS terbesar di kota kupang yaitu kasus infeksi HIV baru sebanyak 560 orang dan
AIDS sebanyak 224 orang dan angka kematian sebanyak 64 orang, kota nomor dua
paling tinggi yaitu kabupaten Flores Timur yaitu kasus HIV 517 kasus (HIV sebanyak
131 kasus dan AIDS sebanyak 386 kasus) yang meninggal sebanyak 110
orang.
Sedangkan menurut dinas kesehatan kota kupang tahun 2014 kasus HIV/AIDS
dikota kupang yaitu 89 kasus (HIV sebanyak 30 orang sedangkan kasus AIDS 59
kasus). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita HIV sebanyak 560 orang,
penderita AIDS 224 orang dan angka kematian 64orang. Data yang mewakili dari
RSUD Prof.Dr W.Z Yohanes Kupang berdasarkandata yang dihitung dari buku
laporan IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr W.Z yohanes kupang pada
bulan desember 2017 sampai maret 2018 terdapat 41 orang pasien yang dirawat
dengan HIV AIDS.
Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit yang dapast ditularkan dari orang ke
orang melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses berhubungan
seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara
bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kendungan melalui plasenta dan
kegiatan menyusui (Dinkes Kota Kupang 2015).
Penyakit HIV menular melalui cairan genitalia (sperma dan cairan vagina
penderita masuk keorang lain melalui jaringan epitel sekitar uretra, vagina dan anus
akibat hubungan seksbebas tanpa kondom, heteroseksual atau homoseksual. Ibu yang

Format Askep HIV AIDS Page 19


menderita HIV sangat beresiko menularkan HIV ke bayi yang dikandung jika tidak
ditangani dengan kompeten (Nursalam 2011).
Menurut laporan Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
atau Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 presentase faktor resiko HIV
adalah hubungan seks beresiko pada lelaki seks lelaki ata LSL (28%)
heteroseksual(24%), lain lain(9%) dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (2%). Sedangkan untuk presentase faktor resiko AIDS tertinggi adalah
hubunga seks beresiko pada heteroseksual (67%), lelaki suka lelaki atau LSL (23%),
penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (2%), dan perinatal (2%).
Orang yang terinfeksi HIV atau mengidap AIDS biasa disebut ODHA. Orang
dengan HIV AIDS (ODHA) beresiko mengalami InfeksiOportunistik atau IO.
Infeksio Oportunistik adalah infeksi yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh
seseorang akibat virus HIV. Infeksi ini umumnya menyerang ODHA dengan HIV
stadium lanjut menyebabkan gangguan berbagai aspek kebutuhan dasar, diantaranya
gangguan kebutuhan oksigenasi, nutrisi, cairan, kenyamanan, koping, integritas kulit
dan sosial spiritual. Gangguan kebutuhan dasar ini bermanifestasi menjadi diare, nyeri
kronis pada beberapa anggota tubuh, penurunan berat badan, kelemahan, infeksi
jamur,hingga distres dan depresi (Nursalam, 2011).
Penurunan imunitas membuat ODHA rentan terkena penyakit penyerta,
menurut hasil laporan Ditjen P2P kementrian Kesehatan tahun 2016 ada beberapa
penyakit penyerta yang biasa menyertai AIDS diantaranya , Tuberkolosis, Diare,
Kandidiasis, Dermatitis, Herpes simplex, Heerpes zooster, Limfadenopati generalisata
persisten.
Penyakit HIV AIDS juga memunculkan berbagai maslah psikologi seperti
ketakutan, keputusasaan yang disertai dengan prasangka buruk dan diskriminasi dari
orang lain, yang kemudian menimbulkan tekanan psikologios (Arriza dkk, 2013).
Menurut Nursalam (2011) jika ditambah dengan stres psikososial-spiritual yang
berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV maka akan mempercepat terjadinya AIDS,
bahkan meningkatkan kematian.
Perawat memiliki tugas memenuhi kebutuhan dan membuat status kesehatan
ODHA meningkat melalui asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
suatu tindakan atau proses dalam praktek keperawatan yabg diberikan secara
lengsung kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien, sehoingga dapat
mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Format Askep HIV AIDS Page 20
SUMBER

Robbins.(2011). Buku Ajar Patologi Jakarta: EGC

Setiaji, Bambang., dan Prayugo, Surip., (2009), Membuat VCO Berkualitas


Tinggi, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta

Nurasalam. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS,


Jakarta : Salemba Medika.

Format Askep HIV AIDS Page 21

Anda mungkin juga menyukai