Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fakhri Iqomul Haq

NIM : 202510010
Kelas : 1 A
MaKul : Pend. Dalam Kajian Islam
Perapaduan rasionalisme dan emprisisme versi Kant

Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ia lahir
di Konigsberg, Prusia Timur, Jerman, pada tanggal 22 April 1724. Pemikiran dan karya-karyanya
membawa revolusi yang begitu kuat hingga saat ini1. alur kehidupannya sangat teratur dan
monoton. Hal ini merupakan bagian dari jejak hidup para humanis (literati), hidup secara mekanis
dan abstrak, Akan tetapi, ia dikenal sebagai seorang filsuf yang sangat hangat dan punya banyak
teman.

PEMIKIRAN FILSAFAT IMMANUEL KANT

A. Kritik atas Rasio Murni (kritik de reinen vernumft)


1.Proses Pengetahuan. Menurutnya, proses pengetahuan melalui tiga tahap yakni:
 Pengetahuan inderawi: segala data pada awalnya masuk melalui indera kita
(aposteriori/pengalaman iderawi).
 Verstand merupakan bagaian akal sederhana (apriori) yang lebih dominan.
 Vernumft merupakan bagian akal yang lebih canggih (apriori) yang lebih dominan

2. Pengetahuan ada tiga macam:


 ·Pengetahuan analitis apriori (statement yang berupa definisi tentang subjek):
pengetahuan yang hanya menganalisis tentang subjek.
 ·Pengetahuan sintetis aposteriori: ada unsur baru yang ditempelkan pada subjek
berdasarkan pengalaman dengan subjek.
 ·Pengetahuan sintetis apriori: pengetahuan yang lekat dengan Matematika,
sehingga ada unsur-unsur baru tetapi hanya merupakan hasil kalkulasi angka-angka
matematis. Karena itu, Metafisika bisa digolongkan sebagai pengetahuan jenis
ketiga ini.
 Sedangkan “inti” (essensi atau substansi) dari kenyataan atau “das ding an sich/ the
thing in itself” sebenarnya tidak bisa kita ketahui, karena yang bisa kita ketahui
dan kita tangkap dalam hidup ini hanyalah fenomena-fenomena (bukan noumena-
nya).
B. Kritik atas Rasio Praktis (kritik der reinen vernumft): Apa yang harus saya lakukan
atau kritik?
 Dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, perilaku kita diatur oleh banyak
kaidah:
- Maksim-maksim (kaidah-kaidah pribadi): mulai dari aturan yang
permanen dan bersifat pribadi (mis: jadwal hidup harian pribadi) sampai
dengan aturan yang bisa berubah-ubah. Kaidah-kaidah ini selalu
berbeda-beda untuk setiap orang.
- Undang-undang (kaidah umum): aturan yang resmi/formal dan bersifat
eksternal (datang dari luar diri kita).

1
- Imperatif hipotetis (seandainya..., harus....), misalnya: jika kamu masuk
SMM, kamu harus rajin berdoa Rosario setiap hari sepanjang hidupmu;
jika kamu mau jadi mahasiswa, kamu harus belajar dengan tekun, etc.
- Imperatif kategoris (aturan mutlak atau sulit sekali ditolak): aturan ini
mencakup totalitas hidup yang mendasar. Contoh: Jangan membunuh!
Jangan aborsi! Jangan mencuri!
 2.Prinsip terbaik yang bisa kita pegang adalah padukanlah kaidah-kaidah
pribadi dan kaidah umum. “buatlah maksim-maksim kita sebisa mungkin
berpotensi untuk dijadikan Undang-undang umum, agar konflik
kepentingan tidak akan terjadi lagi!”
 Suatu aturan secara moral “aman,” jika manusia tidak dianggap sebagai
sarana melainkan tujuan. Artinya, jangan sampai aturan mengorbankan
dimensi kemanusiaan.
 Dampaknya adalah rasionalisme dalam kehidupan modern:
- Rasional pada tingkat teoretis harus mempunyai dasar yang jelas
(fundationalistik).
- Rasional pada tingkat praktis harus bisa dipertanggungjawabkan
berdasarkan nalar. Hal ini mengandaikan adanya otonomi (tergantung
pada diri sendiri) dan bukan heteronomi (tergantung pada otoritas
eksternal atau faktor-faktor di luar diri kita).
 Agama yang berdasarkan pengetahuan rasional sebetulnya tidak mungkin.
Agama bernilai karena memberi dasar (orientasi) moral. Jadi lebih berkaitan
dengan perkara praktis.

Dampak-dampak Pemikirannya

Pemikiran Kant merupakan sintesis yang menarik antara dua tendensi


(kecenderungan) modern yakni: Rasionalisme (di satu sisi) yang ditarik ke tingkat
ekstrim dalam idealisme Hegel dan Empirisme (di sisi lain) yang ditarik ke tingkat
ekstrim dalam positivisme August Comte. Bagaimana persisnya pemikiran Kant bermain
di antara kedua titik ekstrim ini???
- Pada Empirisme: Kant menyokong kemodernan yang ditandai oleh positivisme
modern dan diakui oleh kaum ilmuwan yang kelak agak anti-metafisik.
- Pada Idealisme: Kant mendukung faktor “subjek” dalam sintesis tersebut yang
melahirkan Idealisme Hegel. Hal ini juga turut membidani (melahirkan)
“postmodernisme.”
Sejak Kant, terjadilah penentuan secara tegas apa yang rasional ilmiah dan apa yang tidak
rasional ilmiah. Yang rasional, masuk dalam wilayah “fenomena.’ Sedangkan yang “noumena’
tidak termasuk dan berarti tidak ilmiah.

Refersensi :

1. Asmoro Achmadi. Filsafat Umum. (Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013), hal.118


2. Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Bandung: Yayasan Piara, 1997), 77
3. Budi Hardiman. Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern.(Dari Machiavelli
sampai Nietzsche), (Jakarta: PT. GELORA AKSARA PRATAMA, 2011)

Anda mungkin juga menyukai