Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS REMAJA

MELALUI MAJELIS TA’LIM AL-HIDAYAH (Studi Kasus Desa


Luar Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan)

Proposal

Diajukan Oleh :
Zaida Pardinal
NIM. 201817862704

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) TAPAKTUAN
KABUPATEN ACEH SELATAN
2021 M 1422 H

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Problematika Pendidikan di Era Globalisasi” dengan tepat
waktu. Tidak lupa shalawat dan berangkai salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami,
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Tapaktuan 07 Juli 2021

Penyusun

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3


A. Pengertian Lingkungan Pendidikan .............................................. 3
B. Globalisasi dalam Pendidikan ....................................................... 4
C. Realita Problematika Pendidikan di Era Globalisasi .................... 4
D. Mengapa Problem itu Terjadi ? (Analisa Faktor).......................... 5
E. Akibatya ........................................................................................ 6
F. Solusinya........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9


A. Kesimpulan .................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................ 10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan. Dalam
konteks pendidikan, lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti
tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial ekonomi, binatang, kebudayaan,
kepercayaan dan upacara lain yang dilakukan oleh manusia. Pendidikan tidak
terlepas dari aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya. Menganggap pendidikan
sebagai sesuatu yang berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan aspek sosial yang
melingkupinya akan berakibat pada keterasingan pendidikan dalam realitas dunia
nyata akan mengalami dampak arus globaslisasi. Beberapa dampak itu salah
satunya terjadinya perubahan logika pendidikan. Berbagai kenyataan modernitas
dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik
keluarga, sekolah, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia
periklanan memaksa informasi beredar lebih mudah dan lebih merangsang ras
ingin tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat publikasi yang dirancang oleh para
ahli komunikasi dengan biaya mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam.
Dalam aktifitas pendidikan, ada enam faktor pendidikan yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Namun faktor integrakirnya
terutama terletak pada pendidik yang dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya. Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi faktor tujuan, faktor
pendidik, faktor peserta didik, faktor isi/materi pendidikan, faktor metode
pendidikan dan faktor situasi lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami utarakan adalah :
1. Bagaimana problematika pendidikan di Era Globalisasi ?
2. Bagaimana akibatnya problematika pendidikan di Era Globalisasi ?
3. Bagaimana solusinya problematika pendidikan di Era Globalisasi ?

1
C. Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Untuk dapat mengetahui problematika pendidikan di Era Globalisasi
2. Untuk dapat mengetahui problematika akibatnya problematika pendidikan
di Era Globalisasi
3. Untuk dapat mengetahui problematika solusinya problematika pendidikan
di Era Globalisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Kegiatan pendidikan dimanapun selalu berlangsung dalam suatu
lingkungan tertentu baik lingkungan yang berhubungan dengan ruang maupun
waktu. Istilah lingkungan dalam arti yang umum adalah sekitar kita. Dalam
hubungannya dengan kegiatan pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang berada diluar diri anak dalam alam semesta ini. Ada
lingkungan yang dekat dan ada pula lingkungan yang jauh.
Lingkungan memberikan pengaruh yang besar kepada perkembangan anak
didik, dan hal ini tidak sulit bagi kita unuk mencari contoh-contoh lingkungan
dapat dikatakan sebagai pendidikan yang tersembunyi karena pengaruh
lingkungan yang tidak disengaja tersebut besar juga kepada perkembangan anak
didik. Masalahnya anak didik lebih tertarik untuk mengikuti pengaruh yang
dengan sengaja diberikan oleh pendidik dalam situasi kegiatan pendidikan. Ini
memang merupakan masalah yang harus diatasi. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan mengusahakan lingkungan yang menantang dan merangsang
kepada anak didik yang dapat memberikan pengaruh yang positif kepada
perkembangan mereka, misalnya mengusahakan adanya buku-buku bacaan yang
baik untuk perkembangan segi-segi kejiwaannya, minat, intellect, akal, apresiasi,
dan lainnya. Kita sendiri hendaknya menjadi suatu lingkungan yang positif
kepada mereka, tindak tanduk kita, percakapan kita, kebiasaan kita, minat untuk
belajar kita, dan sebagainya.
Ada 3 lingkungan pendidikan yang diciptakan untuk mempengaruhi
perkembangan anak yaitu :
1. Lingkungan keluarga, keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak
yang mendapatkan pengaruh sadar yang merupakan lembaga pendidikan
tertua yaitu informal dan kodrati

3
2. Lingkungan sekolah, sekolah merupakan lembaga sosial formal yang
didirkan berdasarkan UU Negara sebagai tempat/lingkungan pendidikan.
Didalam kehidupan bersekolah anak meneruskan pendidikan yang sudah
diterima didalam keluarga dan berusaha mengembangkan diri sebagai
warga Negara yang baik.
3. Lingkungan masyarakat, masyarakat adalah lingkungan pendidikan yang
besar pengaruhnya terhadap pribadi seseorang, pandang hidup, cita-cita
bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan
mewarnai keadaan masyarakat tersebut

B. GLOBALISASI DALAM PENDIDIKAN


Istilah globalisasi mungkin sudah sangat dikenal dalam kehidupan
masyarakat kita yaitu gambaran peradaban canggih dan impian kehidupan
manusia. Kemudahan transportasi, informasi dan komunikasi menjadi ciri khas
dalam bidang teknologi komputer dunia seakan terlipat yang dapat dijangkau
kapan saja kita mau. Dalam dunia pendidikan yang merupakan salah satu system
sosial pada akhirnya mengalami dampak arus globalisasi, konsekuensi yang harus
dibayar oleh lembaga pendidikan adalah perubahan logika pendidikan. Globalisasi
dalam dunia pendidikan berpengaruh pada lingkungan sekolah (secara khusus)
sebagai bagian dari system sosial. Kegiatan dan aktifitas yang melingkupi sekolah
sebagai akses globalisasi telah menggeser lingkungan sekolah menjadi tidak
kondusif lagi untuk iklim pembelajaran.

C. REALITA PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI


Pada umumnya sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat
kegiatan belajar mengajar dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga,
masyarakat, maupun pemerintah. Karena itu sekolah senantiasa memberikan
pelayanan pendidikan. Pengajaran dan pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dan keterampilan dan pembentukan sikap mental yang
baik bagi anak didik (IMTAQ).

4
Dalam kegiatan pebelajaran, bukan hanya ditempug melalui pendidikan
formal melainkan informal. Lingkungan sekolah yang kondusif, sangat
mendukung kenyamanan dan kelangsungan proses belajar mengajar disuatu
sekolah. Perkembangan dunia yang cepat seiring dengan era globalisasi
menambah semakin besar ragam pengaruh dilingkungan yang menerpa dunia
pendidikan. Apalagi perkembangan teknologi informasi yang begitu melesat,
hamper setiap pelajar punya handphone dan internet tersedia mudah dan relative
murah. Pengaruh kemajuan tetap ada dua dampak yaitu positif dan negatif.
Pengaruh lingkungan yang ada diupayakan menekan dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.
Dalam menjalani pendidikan di masyarakat biasanya anak mengalami
kesulitan-kesulitan lingkungan fisik dan menarik yang kurang menguntungkan.
Lingkungan yang demikian akan banyak menghambat anak dalam belajar
lingkungan tetangga yang senang berjudi, penyabung ayam, pencopet dan lain-
lain akan mempengaruhi anak kearah perbuatan yang tidak baik. Dalam
pendidikan mempunyai hubungan yang baik secara internal yang ditunjukkan oleh
kerjasama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, yang
memungkinkan iklim belajar yang sejuk dan tenang, sehingga dapat memotivasi
belajar anak dan sebaliknya. Untuk itu sekolah harus memiliki hubungan yang
baik dengan lembaga-lembaga luar agar menambah kelancaran program-program
sekolah, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan mendapat
dukungan dari pihak lain.

D. MENGEAPA PROBLEM ITU TERJADI ? (ANALISIS FAKTOR)


Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan
ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang
dewasa yang normative disebut pendidikan, sedangkan yang lain disebut
pengaruh. Pendidikan anak di era globalisasi ini tidaklah mudah. Disatu sisi di era
globalisasi ini memberikan berbagai banyak kemajuan teknologi yang
memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba canggih. Anak-
anak sekarang sejak dini sudah mengenal Hp, Camera dan berbagai peralatan

5
yang amat jauh dengan jaman dahulu. Kemajuan yang demikian cepat juga
membawa dampak negatif seperti tersedianya infromasi negatif melalui media
massa yang sulit untuk dihindari. Misalnya porno, kekerasan, konsumer-isme,
takhayul, dan kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti internet,
handphone, majalah, televise dan juga VCD.
Sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, masyarakat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berlangsungnya segala kegiatan yang
menyangkut masalah pendidikan. Oleh karena itu, bahan apa yang diberikan
kepada anak didik sebagai generasi harus disesuaikan dengan keadaan dan
tuntunan masyarakat dimana kegiatan pendidikan itu berlangsung. Pendidikan
sendiri telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh orang-orang yang berlainan
sesuai dengan pendapatnya masing-masing. Tetapi semua pendapat itu bertemu
dalam pandangan bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk
memnuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Pendidikan lebih daripada sekedar pegeajaran. Karena, pada kenyataannya
pendidikan adalah suatu proses dimanas suatu masyarakat membina dan
mengambangkan kesadaran diri diantara individu-individu. Dengan kesadaran
tersebut, satu masyarakat dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran
kepada generasi selanjutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka dalams etiap
aspek kehidupan. Setiap masyarakat masing-masing mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. Dalam masyarakat hubungannya dengan pendidikan sangat erat yaitu
nilai-nilai sosial budaya serta dinamika ilmu pengetahuan teknologi dan ekonomi.

E. AKIBATNYA
Jika dalam lingkungan keluarga anak mengalami hambatan pendidikan
seperti perhatian orang tua terhadap anak kurang, sosial ekonomi keluarga kurang
mendukung, kasih saying kurang, tidak ada rasa aman didalam keluarga,
kepercaaan orang tua terhadap anak kurang, inisiatif dan kreatifitas anak tidak
bias dikembangkan dan figure orang tua tidak bias membangkitkan semagat bagi
aak. Maka pendidikan dilingkungan keluarga yang berfungsi untuk memberikan

6
dasar dan menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu sosial, susila,
dan religious tidak terwujud.
Kemudian lingkungan sekolah, cara belajar mengajar yang kurang baik,
bahan bacaan yang kurang, bahkan pelajaran yang tidak sesuai dengan
kemampuan. Penyelenggaraan pendidikan yang kurang baik, kepemimpinan
pendidikan yang jelek dan lingkungan yang tidak menunjang kesemuanya akan
menjadi penghambat peran sekolah dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Apabila nilai yang dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan
nilai/adat yang ada di masyarakat, maka akan timbul konflik nilai. Kalau terjadi
hal yang demikian, biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri terhdapat lingkungan tersebut. Keadaan demikian biasanya akan berpengaruh
terhadap upaya belajar anak.

F. SOLUSINYA
Dalam suatu sekolah dapat dikatakan sebagai sekolah yang memiliki
tempat strategis dengan lingkungan kondusif, bila memenuhi beberapa syarat :
1. Lingkungan fisik meliputi didalam kelas maupun diluar kelas. Lingkungan
fisik dalam kelas dapat meliputi sarana dan prasarana pendukung yang ada
dalam ruang. Ruang kelas untuk belajar berbeda dengan ruang kelas untuk
kegiatan praktikum seperti laboratorium. Alat-alat canggih seperti
computer/internet secara online yang langsung bias digunakan oleh para
guru dan murid untuk bisa mengembangkan siswanya menjadi modern
dalam berpikir lewat pedekatan lingkungan sekolah yang kondusif dalam
ruangan.
2. Lingkungan sosial, interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang
menyenangkans angat memotivasi belajar siswa. Penerapan model-model
pembelajaran yang beranekaragam, bervariasi dapat mengatasi kejenuhan
siswa.
Pergaulan antar sesama teman harus segera dilaksanakan secara harmonis.
Dalam pergaulan harus pandai menyeleksi ajakan teman. Bila ajakan itu

7
merupakan kegiatan yang merugikan, sebaiknya dihindari. Masyarakat sebagai
salah satu lingkungan pendidikan diharapkan untuk peka dalam menyikapi
perkembangan yang terjadi dalam lingkungannya. Dengan pembaruan nilai sosial
budaya akan lahir generasi baru dalam masyarakat itu yang pada titik tertentu
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk selanjutnya melangkah
ketangga kemajuan ekonomi. Kemajuan-kemajuan ini mendorong terwujudnya
peradaban baru, tatanan baru dan system yang lebih canggih dari sebelumnya.
Untuk memudahkan itu, tentu butuh generasi yang canggih dan terlatih. Dan itu
harus disiapkan jauh-jauh hari mulai dilingkungan terkecil seperti keluarga.
Disanalah setahap demi setahap kemajuan suatu masyarakat dibangun secara tak
sadar. Bagaimanapun bagus pendidikan yang didapat oleh anak didik, tanpa ada
masyarakat disekitar lingkungannya yang mendorongnya untuk maju, tentu
pendidikan bagus yang didapatnya.
Ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber pelajaran :
1. Membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk
keperluan pelajaran (karyawisata)
2. Membawa sumber-sumber dari masyarakat di dalam kelas pengajaran
untuk kepentingan pengajaran.
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip
lingkungan diantaranya adalah :
1. Memberi pengetahuan tentang lingkungan peserta didik;
2. Mengusahakan agar alat yang digunakan berasal dari lingkungan yang
dikumpulkan oleh guru maupun peserta didik;
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan
penyelidikan sesuai dengan kemampuannya melalui bacaan-bacaan dan
observasi, kemudian mengekspresikan hasil penemuannya dalam bentuk
percakapan, karangan, gambar, pamrean, perayaan dan sebagainya.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan di era globalisasi ini tidak
terlepas dari faktor-faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satunya
factor lingkungan dimana lingkungan sendiri masih saling memberi pengaruh
antara satu dengan lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama anak
mendapatkan pendidikan diharapkan dapat membentuk aspek efektif (siakp
mental dan moral), lingkungan sekolah diharapkan dapat membentuk aspek
kognitif (intelektual) dan lingkungan masyarakat diharapkan dapat membentuk
aspek psikomotorik (skill/keterampilan).
Problematika dalam penyelenggaraan pendidikan di era globalisasi adalah
menajdi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah,
karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana dalam era globalisasi,
pendidikan menemui banyak probleama-problema, hal ini harus disikapi dengan
selalu berbenah dan memegang prinsip-prinsip pendidikan yang menghindarkan
dampak negative yang ditimbulkan laju arus globalisasi.

B. SARAN-SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini, harapan kami dengan adanya
tulisan ini bias menambah ilmu dan wawasan bagi pembaca, serta dengan harapan
bermanfaat dan bias dipahami oleh para pembaca. Kritik dan saran pembaca
sangat kami harapkan, khususnya dari dosen demi kesempurnaan makalah ini.
Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf
sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arianto sam Lingkungan Sekolah dalam era Globalisasi, dalam


http://www.sobatbaru.blogspot.com/2015/1 (diakses tanggal 05 Juli 2021)

Made Wiryana, Problem Sosial dan Tripusat Pendidikan, dalam


http;//www.wiryana.blogspot.com (diakses tanggal 05 Juli 2021)

S.Syarifudin, Problematika Pendidikan, dalam https;//media.neliti.com (diakses


tanggal 05 Juli 2021)

10

Anda mungkin juga menyukai