Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jeremia S.

T Lumbantobing
NIM/Kelas : 19.3521/ 5A
Mata Kuliah : Teologi Kontekstual
Dosen Pengampu : Pdt. Efran Mangatas Sianipar, M.Th

Tugas

1. Bagaimana pandangan ataupun argumentasi saudara terhadap opini yang menyatakan


bahwa kekristenan itu adalah agama kolonialis?

Jawab:

Saya berpandangan, mengenai kekristenan adalah agama kolonialis, ialah pernyataan


yang benar, sebab kita tahu bahwa fakta sejarah menyatakan bahwa mayoritas negara-negara
yang menjajah Asia secara khusus Indonesia merupakan negara-negara mayoritas Kristen. Di
mana agama Kristen lahir di daerah antara negara Palestina dan Israel, di pertengahan abad
pertama dan agama Kristen masuk ke Indonesia pada abad ke-7, melalui gereja Timur Asyria.
Berjalannya perkembangan waktu, fungsi dari teologi kontekstual merupakan mencari ataupun
menemukan dasar atau benih-benih kekristenan itu di sebuah konteks, yang mana kekristenan itu
diajarkan dan juga dilaksanakan.

Prinsip-prinsip pekabaran Injil yang bisa membentuk sebuah sikap orang Kristen Asia
mengarah pluralitas atau kemajemukan agama, juga meyakinkan bahwa manusia semata-mata
diselamatkan oleh Yesus Kristus dan menjadi bagian dari komunitas yang percaya kepada Yesus.
Dan juga bahwa kontekstual teologi adalah upaya untuk memahami Iman Kristen dipandang dari
segi sebuah konteks tertentu.1

2. Menurut saudara, apa yang menjadi tantangan terbesar dalam pelaksanaa kontekstual
teologi ataupun kontekstual kekristenan secara khusus di Indonesia

Jawab:

Saya berpendapat, Indonesia memang dikenal dengan ribuan pulau dan ratusan
kebudayaan, juga mempunyai beragam strategi perperangan dalam mengahadapi pendatang

1
Bevans, Model-model Teologi Kontekstual, (Maumere: Ledalero, 2002), hlm. 1
(bangsa asing). Demikian juga perihal mengenai Kekristenan datang melalui hal yang menarik
ke Indonesia, di mana sebelum kekristenan datang, keberagaman tersebut sudah mendalam
melalui kebiajakan ketetapan colonial Belanda yang tidak membolehkan lebih dari satu tradisi
gereja demi bekerja di masing-masing pulau. Satu di antara tradisi gereja Prostestan yang hingga
sekarang berkembang di Indonesia, terkhusus di Sumatera Utara, yakni aliran Lutheran. Lalu,
inkulturasi yang mengacu pada suatu kerelasi yang kritis antara konfrontasi agama-agama
dengan budaya asing di Indonesia. Hingga sekarang, masih dalam proses pertumbuhan terhadap
inkulturasi Kekristenan dalam dunia helenistik. Memang, tantangan konteks selalu baru terus-
menerus.2

3. Bagaimana saudara melihat dan memahami peluang yang ada dalam konteks saudara
sendiri yang bias menjadi pintu masuk ataupun topic pembahasan dan pengembangan
dalam kontekstualisasi teologi

Jawab:

Saya melihat dan memahami, bahwa peluang tampak dalam kontektualisasi teologi, yakni
sudah seharusnya mengerti akan teologi kontekstual tersebut. Upaya untuk memperbaharui
pemahaman masa lampau ataupun diselaraskan dengan kontek masa kini, yang berdasarkan
keterangan-keterangan untuk tujuan memberi warna, bentuk yang baru berlandaskan realitas atau
kenyataan. Dengan perubahan zaman, kemajuan, dan perkembangan teologi kontekstual
mestinya mampu menemukan sebuah makna yang baru atau bisa memperluas makna yang sudah
ada dan selalu terperbaharui setiap waktu.

2
Bevans, Model-model Teologi Kontekstual, hlm. 42-44

Anda mungkin juga menyukai