Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK PUBLIC SPEAKING UNTUK PENDIDIK DAN PESERTA

DIDIK

A. PENGERTIAN DAN URGENSI SOFT SKILLS

soft berasal dari bahasa inggris berarti lembek,lunak,halus sedangkan skill artinya
keahlian, keterampilan, kepandaian. Soft skill dapat diartikan sebagai personal yang
mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia. Thalib dalam Ramayulis (2013: 105)
mendefinisikan soft skills sebagai keunggulan personal seseorang yang terkait dengan hal-hal
nonteknis termasuk di antaranya kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, serta
mengendalikan diri.

Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(termasuk dengan dirinya sendiri). Menurut Ramayulis (2013: 123-148) esensi kewibawaan
dibangun oleh beberapa hal, yaitu:

1. Pengakuan adalah sikap batin peserta didik dalam mengenal adanya sesuatu yang bernilai
pada diri pendidik atau sesuatu yang menjadi sasaran pengakuan tersebut. Pengakuan juga
akan mendorong peserta didik untuk bersikap patuh, dan sejalan dari peserta didik
kepada pendidik.
2. Kasih sayang juga merupakan aspek paling indah dalam kehidupan. pendidikan, dengan
kasih sayang maka akan terbina ikatan hubungan yang erat antara pendidik dan peserta
didik.
3. Kelembutan dan kasih sayang seharusnya menjadi satu paket dalam penyelenggaraan
pendidikan. Kelembutan harus muncul dalam setiap praktik dan perlakuan pendidik
terhadap peserta didik. Pemberian hukuman, skorsing apalagi hukuman fisik bisa
dikatakan sebagai malapraktik dalam pendidikan (Prayitno, 2005). Bukan berarti hal itu
dihilangkan sama sekali, tetapi harus diminimalisasi dan menjadi pilihan terakhir.
4. Penguatan adalah respon pendidik terhadap perilaku peserta didik yang dapat
memungkinkan terjadinya pengulangan perilaku tersebut. Penguatan di sini adalah
penguatan positif baik berupa verbal seperti Kalimat “bagus”, “tepat sekali”. Dan non-
verbal lebih ke cara seperti mengusap punggung peserta didik dan menyalami bahkan
merangkul
5. Tindakan tegas yang mendidik. Kewibawaan juga bisa dibangun dari tindakan tegas yang
mendidik. Tindakan tegas ini bertujuan agar menyadarkan peserta didik akan
kesalahannya serta momentum untuk perbaikan diri.
6. Sebagai pengarah dapat memandu agar peserta didik selalu berada dalam jalur yang benar
dalam rangka menuju tujuan yang telah ditetapkan.
7. Unsur keteladan sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Mulyasa (2005), pendidik
adalah teladan bagi peserta didik. Sebagai teladan, pendidik harus memiliki hal yang
dapat diteladani oleh peserta didik dan masyarakat sekitarnya seperti (kejujuran, keuletan,
keberhasilan, hubungan baik, ketaatan beribadah, kemampuan berkomunikasi yang baik,
penampilan, sikap dan pola pikir positif dan sebagainya). sehingga dapat menjadi contoh
bagi murid

B. HAKIKAT PUBLIC SPEAKING

Socrates atau lebih dikenal sebagai Bapak Ilmu Retorika/Seni Berbicara mengatakan
bahwa hanya orang yang pandai berbicara adalah sungguh-sungguh manusia. Penguasaan
keterampilan dalam public speaking adalah rangka dalam memudahkan penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan teknik/media yang tepat sehingga
pesan sampai dengan efektif dan respektif.

ada enam misi yang diemban oleh seorang public speaker saat tampil di hadapan umum,
yaitu: menjelaskan, menggugah perasaan, mendorong untuk berbuat, menanamkan nilai, dan
menghibur. Ada beberapa arti penting dari public speaking, yaitu:

1. Melalui public speaking kita dapat menyampaikan pemikiran kepada orang dengan efektif
dan respektif.
2. Kemampuan public speaking dapat memengaruhi tingkat perkembangan pribadi dan
lingkungan sosial.
3. Dengan menguasai public speaking kita memiliki kesempatan luas untuk
mengaktualisasikan segala potensi di hadapan siapa pun
4. Public speaking adalah sarana untuk pengembangan dan pemberdayaan diri yang
berkelanjutan.
5. Public speaking dapat mendukung kepemimpinan/ leadership.
6. Public speaking juga menumbuhkan kepercayaan diri/self-confident.
7. Public speaking berkontribusi dalam melejitkan prestasi.
8. dalam hal public speaking akan mendukung dan mempermudah sampainya suatu
informasi, pesan, materi, pelajaran, dakwah dari komunikator kepada komunikan secara
lebih efektif dan efisien.

C. TEKNIK DASAR PUBLIC SPEAKING

Menurut Albert Al Mahrabain dalam 3V of Communication menjelaskan dalam


public speaking minimal ada tiga hal yang harus diperhatikan dan dioptimalkan, yaitu: suara
(voice), kalimat (verbal), dan penampilan (visual).

TEKNIK VOICE

Suara seseorang bisa menjadi daya tarik bagi seorang pendengar baik laki-laki
maupun perempuan. Beberapa hal yang berkaitan dengan teknik vokal yaitu: nada (tone),
kekuatan suara (power), Warna suara (timbre), standar kecepatan suara (speed/tempo),
kepadatan suara (volume), nafas. Untuk kepentingan public speaking suara juga harus dilatih
agar dapat mengeluarkan bunyi yang nyaman dan berkelas. Beberapa kriteria suara yang
baik, di antaranya: Bernada menyenangkan, Terdengar alami, Dinamis, Ekspresif, Mudah
didengar

TEKNIK VERBAL

Elliot Essman dalam bukunya You Have a Voice: Key Rules For Public Speaking
Succes menegaskan bahwa ada tiga aturan dasar public speaking menurutnya (Elliot’s three
Basic Rules of Public Speaking) salah satunya adalah “Less is more” artinya bicaralah
dengan singkat.

Johannes, A Wijaya(2007: 18) menjelaskan bahwa dalam sebuah


presentasi/pembicaraan minimal ada lima hal yang kita lakukan, yaitu: menginformasikan,
menyakinkan, menghibur, menyentuh emosi, dan memotivasi. Terdapat juga beberapa hal
yang perlu diperhatikan dan dilatih agar dapat mempertahankan perhatian pendengar yaitu:

1. Menggunakan bahasa indonesia yang benar dan tepat


2. Luangkan waktu untuk membaca
3. Menguasai istilah-istilah asing
4. Belajar membuat sebuah pembuka yang tidak biasa atau menarik
5. Melakukan analisis audiensi
6. Menyesuaikan kalimat dan pilihan kata yang digunakan sesuai dengan tingkat dan level
berpikir / pendidikan audiensi

Teknik lain yang juga harus dikuasai oleh seorang public speaker adalah; Artikulasi,
Intonasi, Aksentuasi, Ekspresi, Improvisasi, Phrasering, Stressing, Infleksi

TEKNIK VISUAL

Visual mengacu pada apa yang tampak oleh audiensi pada diri seorang pembicara.
Cakupan visual tidak semata-mata tertuju pada apa yang Anda pakai baik pakaian, perhiasan,
dan riasannya. Namun menjurus kepada aspek bahasa tubuh seperti kontak mata, mimik atau
ekspresi wajah, senyuman yang tulus dan menawan, gerakan- gerakan kecil dan ringan
tangan, kaki, lengan, bahu, mulut, hidung, kepala, badan perlu dilatih agar lahir dengan alami
dan serasi. beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek visual, yaitu
Latihan cermin diri, Latihan rekam aksi, Latihan padu padan pakaian, Latihan gerak dan
gaya, Mencari sisi paling menarik dari diri.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mempertahankan perhatian


pendengar:

a) Mengoptimalkan teknik kontak mata


b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan ringan seiring dengan materi yang disampaikan
c) Mengenalkan diri sendiri
d) Tersenyum kepada audiensi
e) Memilih media yang tepat dalam persentasi
f) Mengikat perhatian audiensi dengan bahasa tubuh, teknik vokal, serta tidak gugup

Anda mungkin juga menyukai