Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Pendidikan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

NAMA : 1. DINA AMANDA (19120004)

2. FARHAN MAULANA (19120005)

DOSEN PEMBIMBING : NOVEBRI, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Efektivitas
Komunikasi Dalam Organisasi” ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu
apapun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Assalamu’alaikum wr wb

Panyabungan, 19 Oktober 2020


Penyusun,

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A. Pengertian Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi..................... 2
B. Langkah-Langkah / Cara Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
dalam Organisasi.............................................................................. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting,
seperti halnya aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi
memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran
darah dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi faktor terpenting
bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Kemudian dengan komunikasi
yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga
sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet
atau berantakan. Tanpa komunikasi yang efektif di antara berbagai pihak,
pola hubungan yang kita sebut organisasi tidak akan melayani kebutuhan
seseorang dengan baik.
Kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang
tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Ditambah lagi dengan perbedaan budaya masing-masing sehingga
menghambat dalam proses komunikasi dan menimbulkan efek kurang baik
yaitu tidak adanya kerjasama sesama pengurus. Seperti yang dikatakan
Luthans bahwa komunikasi yang tidak efektif adalah akar utama
permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif antara pimpinan
dan anggota menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi.
Pemimpin organisasi sebagai leader memiliki peran penting dalam
berkomunikasi dengan anggota. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai efektivitas komunikasi dalam organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Efektivitas Komunikasi Organisasi ?
2. Bagaimana Cara meningkatkan efektifitas komunikasi Organisasi ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Efektifitas Komunikasi Organisasi


Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara
tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap. Komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi bukan hanya
sekedar proses penyampaian pesan tapi dari pesan tersebut akan dapat
membentuk kepercayaan, sikap, pendapat , merubah perilaku orang lain atau
juga perubahan tingkah laku publik. Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Komunikasi berdampak pada individu atau
kelompok yang terlibat pada proses komunikasi.
Sementara itu, menurut Kriyantono (2010:316) mengungkapkan ada
beberapa indikator yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi,
yaitu sebagai berikut:
1. Iklim Komunikasi
Adalah Persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa
bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap,
menaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka,
serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik. Indikator
yang di ukur adalah:
a. Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa
jauh atasan, bawahan, dan sesama rekan kerja dapat dipercaya.
b. Pembuatan keputusan bersama, adalah persepsi anggota organisasi
tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama.
c. Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang
perhatian atau dukungan organisasi pada karyawan nya dan
dukungan karyawan pada organisasinya.
d. Keterbukaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang
keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting

2
3

bagi organisasi, kebebasan, dan kemudahan anggota dalam


memperoleh informasi.
e. Perhatian atas tujuan berkinerja tinggi, adalah persepsi anggota
organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu
memiliki tujuan kinerja tinggi.
2. Kepuasan Organisasi
Adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa
puas dengan pekerjaan mereka, kepenyeliaan, upah, dan keuntungan,
promosi, dan dengan rekan sejawat. Indikator yang diukur adalah:
a. Kepuasaan kerja, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota
organisasi merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan
kondisi lingkungan pekerjaan.
b. Kepuasan kepenyeliaan atau supervisi, adalah persepsi tentang
seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan sistem
kepengawasan dan kepenyeliaannya.
c. Kepuasan upah dan keuntungan, adalah persepsi tentang seberapa
jauh anggota organisasi merasa puas dengan gaji, tunjangan, dan
fasilitas yang diterima.
Kepuasan penilaian prestasi, promosi, dan peluang kerja, adalah
persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas
dengan sistem penilaian, promosi, dan kesempatan dalam
memperoleh peluang dalam pekerjaan.
d. Kepuasan pada rekan sejawat, adalah persepsi tentang seberapa jauh
anggota merasa puas dengan hubungannya dengan sesame rekan
kerja.
e. Aksesibilitas Informasi, adalah persepsi anggota organisasi
mengenai seberapa jauh informasi tersedia bagi mereka dari berbagai
sumber dalam organisasi, seperti atasan langsung, atasan lebih
tinggi, kelompok, bawahan, dokumen-penerbitan, obrolan lisan.
4

f. Kualitas Media, adalah persepsi anggota organisasi mengenai


seberapa jauh penerbitan, petunjuk tertulis, laporan, dan media
lainnya dinilai menarik, tepat, efisien, dan dapat dipercaya.
3. Penyebaran Informasi
Persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh pesan
disebarkan melalui sebuah organisasi. Penyebaran informasi merupakan
salah satu hal yang penting dalam proses komunikasi organisasi. Jika
penyebaran informasi berjalan dengan baik, berarti informasi yang
dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan terpenuhi, sehingga proses kerja
dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Penyebaran informasi
berkaitan dengan penyebaran informasi dalam organisasi, saling
memberikan informasi kepada pegawai lainnya, dan informasi sampai
kepada pihak terkait.
4. Beban Informasi
Persepsi anggota organisasi sehubungan dengan seberapa jauh
anggota organisasi merasa sudah menerima informasi yang lebih banyak
atau lebih sedikit daripada yang ditangani atau yang diperlukan agar
berfungsi secara efektif. Beban informasi berkaitan dengan kecukupan
informasi, kelebihan informasi, kekurangan informasi, dan kelewatan
informasi.
5. Ketepatan Pesan
Persepsi anggota organisasi mengenai informasi yang anggota
organisasi ketahui tentang suatu pesan tertentu dibandingkan dengan
jumlah informasi sesungguhnya di dalam pesan tersebut.ketepatan dalam
komunikasi berkenaan dengan pesan saat ini, pesan yang sesuai dengan
kebutuhan pegawai, kepercayaan terhadap pesan, dan distorsi pesan.
6. Budaya Organisasi
Persepsi anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep
bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi. Budaya
organisasi berkaitan dengan identitas para pegawai, integrasi dala
5

organisasi, dan adanya inovasi untuk membantu perkembangan


organisasi.
Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti
dengan perbuatan sukarela oleh penerima pesan dan dapat meningkatkan
kualitas hubungan antar pribadi dan tidak ada hambatan dalam komunikasi.
Berdasarkan definisi tersebut maka komunikasi yang efektif apabila dapat
memenuhi tiga pernyataan utama sebagai berikut.
1. Pesan yang diterima dapat dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator atau ukuran komunikasi dikatakan efektif
apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna
yang diterima oleh komunikan.
2. Ditindaklanjuti dengan perbuatan sukarela adalah komunikan
menindaklanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan dengan
sukarela, tidak karena terpaksa. Dalam hal ini komunikasi yang baik
harus berlangsung dalam kedudukan yang setara (tidak superiorinferior)
sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan
mengungkapkan isi pikirannya secara sukarela, jujur tanpa rasa takut.
Komunikasi yang efektif dapat mempengaruhi emosi pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana nyaman, harmonis, dan
bukan sebagai suasana yang tertekan.
3. Meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi. Efektivitas dalam
komunikasi akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap
rekan kerja, keluarga dan kolega. Hubugan yang positif ini menyebabkan
pihak-pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat
dari komunikasi itu, sehingga merasa memelihara hubungan antar
sejawat kerja.
Komunikasi efektif akan menyatukan bagian-bagian yang ada dalam
organisasi di mana antar bagian saling ketergantungan, maka diperlukan
koordinasi. Koordinasi merupakan interaksi yang harmonis antar karyawan
institusi, baik dalam hubungan antara karyawan dengan karyawan, karyawan
6

dengan pimpinan (manajer). Untuk menjembatani hubungan ini diperlukan


komunikasi organisasi. Menurut Redding dan Sanborn dalam (Muhammad
Arni, 2004: 65) komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam komunikasi
organisasi adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi internal. Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu institusi yang
menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan
strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal di dalam organisasi/institusi yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung.
2. Komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara
pimpinan orgnisasi dengan khalayak dari luar organisasi. Komunikasi
eksternal juga bisa dari khalayak kepada organisasi.
3. Proses komunikasi. Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan pemahaman yang sama antara komunikan dan
komunikatornya.
Menurut Effendy proses komunikasi terjadi dua tahap yaitu proses
komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder, 3
yang bisa dijelaskan sebagai berikut.
a. Proses komunikasi secara primer. Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang
secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi ini bersifat
tatap muka sehingga umpan balik (feedback) berlangsung seketika.
b. Proses komunikasi secara sekunder. Proses komunikasi secara
sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
7

orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media


kedua setelah memakai lamang sebagai media pertama. Media
kedua digunakan karena komunikan sebagai sasaran yang berada
ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.

B. Cara meningkatkan efektifitas komunikasi Organisasi


1. Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif
Karena berbagai hambatan organisasional dan antar pribadi,
komunikasi efektif tidak dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer
harus memainkan peranan penting dalam proses komunikasi, dimana
hanya dengan cara itu kemudian dapat diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan efektifitas komunikasi.
Pentingnya komunikasi menyebabkan banyak perusahaan besar
menggunakan para ahli komunikasi. Para spesialis komunikasi ini
membantu perbaikan komunikasi dengan bantuannya kepada para
penyelia memecahkan masalah-masalah komunikasi internal; penentuan
strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan layoffs, penutupan
pabrik atau relokasi, dan terminasi; serta pengukuran kualitas kegiatan-
kegiatan komunikasi, melalui interview (wawancara) atau survey.
2. Penggunaan Umpan – Balik
Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah
penggunaan umpan balik berita-berita yang dikirim. Komunikasi dua
arah ini memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif.
Manajer dapat menciptakan lingkungan yang mendorong umpan balik,
dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka sendiri.
Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat
menentukan jumlah umpan balik yang akan mereka terima. Di samping
itu, tipe komunikasi yang digunakan dan lingkungan komunikasi penting
dalam penentuan umpan balik macam apa yang akan didapatkannya.
Dalam hal ini manajer perlu memainkan peranan aktif dalam pengadaan
umpan balik tersebut. Sebagai contoh, setelah memberikan penugasan
8

suatu pekerjaan manajer dapat bertanya, “ Apakah saudara mengerti?”


atau “Apakah saudara mempunyai pertanyaan?” atau “Apakah ada yang
belum saya jelaskan?”. Tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak
mendorong timbulnya jawaban-jawaban, sehingga pendekatan yang lebih
langsung dapat dilakukan dengan mengatakan : “Pekerjaan ini adalah
penting; sebab itu pahami benar setiap langkah, laporkan kepada saya apa
yang akan saudara lakukan”.
Di lain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik.
Manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi
melalui penggunaan umpan balik.
3. Menjadi Komunikator yang Lebih Efektif
Teknik-teknik komunikasi yang jelek menganggu banyak manajer,
seperti halnya menganggu hubungan mereka dengan para bawahannya di
luar pekerjaan. Oleh karena itu, latihan-latihan dalam penulisan dan
penyampaian berita secara lisan perlu dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman akan simnol-simbol, penggunaan bahasa, pengutaraan yang
tepat dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.
Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para
psikolog, pembimbing, dan orang-orang yang profesinya memerlukan
pemahaman yang mendalam tentang klien mereka, yaitu active listening,
dapat dipergunakan untuk mengembangkan dimensi baru keterampilan
manajemen para manajer. Prinsip dasar perelatan ini adalah
penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh pendengar.
Bagaimanapun juga, posisi kunci para manajer dalam proses komunikasi,
membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri untuk menjadi
komunikator yang lebih efektif.
4. Pedoman Komunikasi yang Baik
American Management Associations (AMA) telah menyusun
sejumlah perinsipkomunikasi yang disebut “Sepuluh Perintah
Komunikasi yang Baik”, yang secara ringkas sebagai berikut.
9

a. Cari Sebuah kejelasan ide-ide terlebih dahulu sebelum


dikomunikasikan. 
b. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi
c. Perkiraan keadaan phisik dan manusia total kapan sajakomunikasi
akan dilakukan.
d. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu, dalam
perencanaankomunikasi.
e. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomuni kasi.
f. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala seseuatu
yangmembantu umpan balik.
g. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
h. Perhatikan konsistensi komunikasi.
i. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi anda.
j. Mitra yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk tetapi
tetapiuntuk memahami
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. beberapa
indikator yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi,
1. Iklim Komunikasi
2. Kepuasan Organisasi
3. Penyebaran Informasi
4. Beban Informasi
5. Ketepatan Pesan
6. Budaya Organisasi
Cara meningkatkan efektifitas komunikasi Organisasi
1. Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif
2. Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif
3. Penggunaan Umpan – Balik
4. Menjadi Komunikator yang Lebih Efektif
5. Pedoman Komunikasi yang Baik

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah
tersebut penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca

11
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Permada Media
Group: Jakarta.
Muhammad, Arni. (2005). Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai