Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI MONYET EKOR PANJANG


(Macaca fascicularis)

Oleh:

MARDIYONO
NIM. 2126043

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya  yang telah memberikan  kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
            Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
            Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf, dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih

Pasir Pengaraian, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB II PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)..............................2
2.2 Morfologi dan Fisiologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).........2
2.3 Perilaku Umum Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) .....................5
2.4 Habitat dan Pesebaran Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)............5
2.5. Reproduksi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan primata
yang memiliki sebaran geografis yang luas. Persebaran geografisnya
terbentang dari bagian paling selatan Bangladesh, bagian paling selatan
Myanmar sampai bagian selatan dari Semenanjung Indocina, Kamboja,
Semenanjung Malaya, Filipina, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan
Pulau Jawa. Habitat monyet ekor panjang dapat ditemukan pada sepanjang
garis pantai, tepi sungai, hutan rawa, dan hutan yang berada di daerah
pegunungan. Ketinggian dari habitat monyet ekor panjang pada hutan
pegunungan bervariasi dari 1200-2000 meter di atas permukaan laut (dpl).
Kelompok monyet ekor panjang lebih menyukai habitat yang berada di
dekat perairan (Fooden, 1995).
Kepadatan populasi pada suatu habitat akan mengakibatkan
tingginya frekuensi ketegangan, perkelahian, dan agresifitas antar anggota
sekelompok atau antar kelompok. Untuk menghindari ketegangan atau
perkelahian, beberapa anggota populasi akan keluar dari habitatnya.
Keadaan ini akan merugikan penduduk akibat kerusakan lahan pertanian
atau perkebunan yang ditimbulkan (Wandia, 2007).
Konservasi diperlukan untuk mencegah kepunahan, kegiatan
konservasi ini mencakup aspek perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
yang lestari. Upaya konservasi membutuhkan adanya informasi mengenai
aktivitas harian serta pengelolaan oleh pihak terkait yang dilakukan pada
monyet ekor panjang. Aktivitas harian yang diamati antara lain: aktivitas
bergerak, aktivitas makan, aktivitas istirahat, aktivitas grooming.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui proses reproduksi Monyet.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)


Menurut Napier dan Napier (1976),taksonomi dari monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca fascicularis

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan jenis primata non


manusia yang sangat berhasil yaitu penyebaran yang sangat luas sehingga
menggambarkan tingkat adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat. Spesies ini
termasuk jenis primata sosial yang dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari
interaksi sosial atau hidup bersama dengan individu lain. Interaksi sosial yang
dilakukan oleh monyet ekor panjang menimbulkan munculnya berbagai aktivitas
yang berbeda pula antar individu dalam populasi (Lee, 2012).

2.2 Morfologi dan Fisiologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)


Macaca fascicularis adalah hewan dengan panjang tubuh 40-50, berat 3-7
kg, panjang ekor 1 hingga 1.5 kali panjang tubuh, terdiri dari empat kaki
(quadripedal) dan memiliki tubuh yang ditutupi oleh rambut-rambut. Perbedaan
warna rambut pada hewan ini tergantung pada umur, musim, dan lokasi tempat
tinggalnya. Pada bagian kepala terdapat rambut berwarna wajah terdapat rambut
berwarna abu kecoklatan, terkadang rambut-rambut tersebut membentuk jambul.
Pada bagian wajah terdapat kantong pipi (cheek pouch) yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan makanan sementara waktu. Rambut di pipi biasanya

2
berwarna abu keputihan, pada bagian bawah mata terdapat kulit yang tidak
berambut (Bunlungsup et al, 2015).

Pada bagian abdomen terdapat rambut berwarna coklat, warna rambut pada
abdomen biasanya berbeda antara Macaca fascicularis yang hidup di daerah hutan
dan daerah pantai. Macaca fascicularis yang hidup di hutan memiliki warna
rambut tubuh yang lebih gelap dibandingkan Macaca yang tinggal di daerah
pantai. Intensitas warna ini merupakan indikator pembeda jenis kelamin dan umur
antar individu. Bagian ekor Macaca fascicularis berbentuk silinder yang berwarna
abu kecoklatan hingga abu kemerahan. Morfologi Macaca fascicularis tertera pada
gambar 2.1 dan 2.2 dibawah ini (Raffles, 1981):

Gambar 2.1. Wajah Macaca fascicularis

Gambar 2.2. Bagian Tubuh Macaca fascicularis

3
Menurut Suwarno (2014), fisiologi Macaca fascicularis mirip dengan
manusia. Secara umum, terdapat 11 macam sistem organ pada Macaca yaitu
sistem pernafasan, sistem saraf, sistem skeletal, sistem endokrin, sistem
integumen, sistem limfatik, sistem otot, sistem sirkulasi, sistem reproduksi, sistem
pencernaan, dan sistem ekskresi. Fungsi dari sistem organ tersebut adalah sebagai
berikut (Assefa dan Yosief, 2003) :
1. Sistem pernafasan berfungsi untuk pertukaran udara.
2. Sistem saraf berfungsi sebagai pengantar sinyal ke seluruh tubuh.
3. Sistem skeletal berfungsi sebagai pembentuk tubuh.
4. Sistem otot sebagai penggerak dan penyokong anggota tubuh.
5. Sistem endokrin berfungsi sebagai penyalur sinyal kimia pada tubuh.
6. Sistem integumen dan limfatik berfungsi sebagai pertahanan tubuh.
7. Sistem sirkulasi berfungsi sebagai transport nutrient.
8. Sistem reproduksi berfungsi untuk menghasilkan sperma pada laki-laki
dan ovum pada wanita yang penting untuk menghasilkan keturunan.
9. Sistem pencernaan sebagai pengolah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
10. Sistem ekskresi yang berfungsi sebagai filter bahan yang sudah tidak
terpakai pada tubuh.
Macaca fascicularis sudah dapat kawin pada umur 3.5-5 tahun. Pematangan
seks sekunder pada hewan jantan pada umur 4.2, sedangkan betina 4.3 tahun.
Macaca betina mengalami menstruasi selama 28 hari dan estrus 11 hari. Masa
kehamilan betina selama 5 bulan lebih dan masa mengasuh anaknya selama 14-18
bulan (Harvery et al, 1987). Hewan primate ini merupakan hewan homoiterm
yang memiliki reseptor perubahan suhu di otak sehingga jika suhu lingkungan
berubah maka hewan ini dapat mengatur suhu tubuhnya dengan cara
meningkatkan atau menurunkan metabolism tubuh. Status sosial pada Macaca
yang menyangkut individu subordinat dan alfamale dipengaruhi oleh kelenjar
adrenalin. Kelenjar adrenalin yang tinggi akan mengakibatkan metabolisme
glukosa semakin cepat sehingga kebutuhan energi untuk bertarung, mencari
makan, reproduksi oleh Macaca dapat terpenuhi. semakin tinggi kelenjar
adrenalin, semakin aktif Macaca sehingga terbentuk individu dominan (Shively
and Kaplan, 1984).

4
2.3 Perilaku Umum Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis adalah hewan primata yang
eusosial dengan struktur sosial terdiri dari jantan dan betina (Suwarno, 2014).
Aktivitas yang dilakukan oleh hewan ini terdiri atas social affi-liation, social
agonism, dan non-social (Lee, 2012). Contoh social-affiliation adalah grooming
dan bermain. Grooming ditandai dengan perilaku mengambil, menjilati, dan
menyentuh rambut pada tubuh dengan tujuan membersihkan tubuh dari kotoran.
Menurut Kamilah et al. (2013), grooming terdiri dari allogrooming dan
autogrooming. Allogrooming adalah grooming yang dilakukan terhadap individu
lain, sedangkan autogroming dilakukan oleh diri sendiri.
Bermain merupakan salah satu bentuk interaksi Macaca fascicularis
terhadap individu lain dalam populasi. Bermain merupakan perilaku sosial yang
berfungsi meningkatkan kondisi fisik, mengambangkan kemampuan dan ikatan
sosial, membantu hewan untuk belajar kemampuan spesifik. Aktifitas agonistik
Macaca fascicularis meliputi perilaku menerjang, memukul, meringis,
mengancam dengan membuka mulut, mengejar, mendekam dan memekik (Lee,
2012).
Aktifitas non sosial adalah aktivitas macaca yang meliputi aktivitas
bergerak, makan dan inaktif. Aktivitas inaktif pada macaca merupakan istirahat
yang ditandai dengan duduk, berdiri, berbaring, dan menatap lingkungannya yang
biasa dilakukan di pohon rindang. Macaca fascicularis biasanya beristirahat
setelah bermain dan setelah makan. sekuens perilaku makan pada macaca diawali
dengan mengambil makanan, memasukkan makanan ke dalam mulut, menyimpan
makanan di kantung pipi, mengunyah, menelan makanan (Lee, 2012). Perilaku
makan pada macaca dipengaruhi oleh ukuran tubuh, kondisi gigi, ketersediaan
makanan, penggunaan indera penglihatan, olfaktori, sistem hirarki, dan kompetisi
dengan individu dalam populasi yang berbeda ataupun dalam populasi yang sama
(Karyawati, 2012).

2.4 Habitat dan Pesebaran Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)


Habitat merupakan suatu lingkungan yang mempunyai kondisi tertentu
sehingga suatu spesies atau komunitas dapat hidup. Habitat memiliki kapasitas

5
tertentu untuk mendukung kelangsungan hidup dari suatu organisme atau disebut
daya dukung (Molles, 2014). Habitat dari spesies ini meliputi hutan hujan
tropis,hutan musim,hutan rawa mangrove dan hutan montana dan dapat ditemui di
daerah yang terganggu seperti tepi pantai dan sungai sehingga memungkinkan
terjadi interaksi dengan manusia (Giri, 2014). Penyebaran dari monyet ekor
panjang meliputi pulau Sumatera, Kalimantan, Bangka, Belitung dan pulau-pulau
sekitarnya. Lalu Kepulauan Tambelan, Natuna, Nias, Jawa, Bali, Bawean,
Maratua, Lombok, Sumba, Sumbawa dan Flores. Di luar Indonesia,monyet ekor
panjang dapat ditemukan di Myanmar, Indo-Cina, Filipina dan Semenanjung
Malaya (Supriatna, 2000).
a. Waktu Istirahat Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Aktivitas istirahat dilakukan monyet ekor panjang diantara waktu makan
dan berpindah tempat. Monyet ekor panjang betina lebih banyak melakukan
aktivitas istirahat dibandingkan dengan monyet ekor panjang jantan. Sedangkan
monyet ekor panjang jantan banyak melakukan aktivitas berpindah untuk mencari
makan (Rivando 2013) dalam (Saputra, 2015).
Perilaku agonistik meliputi perkelahian, pengejaran dan pertengkaran.
Perilaku ini terjadi baik antara individu jantan dengan betina, sesama betina,
individu jantan dengan kelompok betina dan individu betina dengan kelompok
betina. Dalam perkelahian, individu-individu mengeluarkan suara khas
(khrukh...khrukh...khrukh) sambil memunculkan giginya dilanjutkan dengan berkejaran
(Gusnia, 2010).
b. Hubungan Interaksi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Setiap organisme dalam alam semesta ini saling berhubungan antara satu
sama lain. Berinteraksi sehingga terbentuk suatu komunitas. Setiap organisme
mempunyai peran dan fungsi yang tidak sama tetapi antara satu sama lain
mempunyai hubungan interaksi seperti sebuah rantai yang saling terikat antara
satu sama lain. Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk
memperebutkan suatu sumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat merugikan
bagi salah satu pihak. Sumberdaya berupa; makanan, energi dan tempat tinggal.
Persaingan ini terjadi saat populasi meledak sehingga hewan akan berdesakan
pada suatu tempat. Simbiosis adalah hubungan antara dua individu dari dua jenis
organisme yang keduanya selalu bersama-sama, ada yang saling menguntungkan,
merugikan, ada juga yang di rugikan dan di untungkan tetapi yang lain tidak

6
berasaa apa-apa. Simbiosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti dengan dan
biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua
organisme yang berbeda jenis. Hubungan interaksi antar makhluk hidup
mempunyai istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain adalah.
1. Amensalisme adalah hubungan antara dua jenis organisme yang satu
menghambat atau merugikan yang lain, tetapi dirinya tidak berpengaruh apa apa
dari organisme yang dihambat atau dirugikan.
2. Komansalisme adalah hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi
3. kondisi yang menguntungkan bagi yang lain sedangkan dirinya tidak terpengaruh
oleh kehadiran organisme yang lain itu.
4. Simbiosis Mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua jenis organisme
yang berbeda dan saling menguntungkan.
5. Simbiosi Parasitisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup, yang satu
mendapat keuntungan tetapi makhluk hidup yang lain dirugikan.
Tingkah laku merupakan hasil dari perubahan yang berkelanjutan pada otot
tubuh sebagai aliran yang tidak terpotong pada tubuh dan pergerakannya.
Perilaku juga didefinisikan sebagai suatu tingkat dengan pergerakan jelas terlihat
(Sukmawati, 2013). Tingkah laku dalam arti yang luas merupakan tindakan yang
tegas dari suatu organisme untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan
guna menjamin hidupnya. Tingkah laku adalah kebiasaan satwa dalam aktivitas
hidupnya, seperti sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari
makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi
dengan spesies lainnya, cara kawin dan melahirkan anak (Alikodra, 2002) dalam
(Sudaryanto, 2008).
Kehidupan di dalam kelompok primata adalah selalu seimbang antara
kompetisi dan persaingan. Kompetisi ditunjukkan oleh agregasi. Beberapa
agregasi, sebagai contoh mempertahankan sumber pakan, tempat beristirahat,
tempat tidur, mempunyai hubungan tertutup dengan sumberdayanya. Tipe
agregasi lainnya adalah memantapkan dan memelihara dominansi hierarki, yang
mana hubungannya bersifat tidak langsung dengan kompetisi sumberdaya. Selain
persaingan, dalam kehidupan primata juga dikenal koperasi. Koperasi di dalam
kelompok primata beragam, meliputi mencari kutu, pembagian pakan antar
individu, pembagian tempat mencari pakan, bersama-sama mempertahan diri dari
predator, bersama-sama mempertahankan daerah teritorinya atau sumberdaya
alam dan formasi kelompok lainnya (Riyanti, 2010). aktivitas makan dapat dibagi

7
dalam tiga tahapan, yaitu mengambil makanan, memasukkan ke mulut dan
menguyah.

(Sumber : Anonim, 2014)

2.5. Reproduksi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)


Monyet ekor panjang mencapai kedewasaan atau umur minimum dapat
melakukan perkawinan berkisar antara 3,5-5 tahun. Kematangan seksual pada
monyet ekor panjang jantan adalah 4,2 tahun dan betina 4,3 tahun. Siklus
menstruasi berkisar selama 28 hari dan lama birahi sekitar 11 hari. Selang waktu
pembiakan (breeding interval) terjadi antara 24-28 bulan, masa kehamilan
berkisar antara 160-186 hari dengan rata-rata 167 hari.
Jumlah anak yang dapat dilahirkan satu ekor dan jarang sekali dua ekor
dengan berat bayi yang dilahirkan berkisar antara 230-470 gram. Anak monyet
ekor panjang disapih pada umur 5-6 bulan. Masa mengasuh anak berlangsung
selama 14-18 bulan. Perkawinan dapat terjadi sewaktu-waktu dan ovulasi
berlangsung spontan dengan rata-rata pada hari ke-12 sampai ke-13 pada siklus
birahi (Wahyuni, 2013). Hampir seluruh jenis monyet yang termasuk ke dalam
famili Cercopithecideae memiliki sistem perkawinan poligami, yakni memiliki
beberapa ekor betina dewasa dalam setiap kelompoknya (Wahyuni, 2013).
Tabel 2.2. Biologi Umum Macaca fascicularis
Data Biologis Hewan
Lama hidup 25-30 tahun
Lama bunting 150-180 hari (rata-rata 167 hari)
Berat lahir 420-600 g
Berat dewasa 4,3-10,6 Kg betina
5,5-10,9 Kg jantan

8
Data Biologis Hewan
Umur dewasa 4,5-5,5 tahun
Umur dikawinkan 36-48 bulan
Siklus estrus 26-32 hari (rata-rata 31 hari)
Suhu (rektal) 38-39,5 °C
Pernafasan 30-54/ menit
Denyut jantung 165-240/ menit
Jumlah anak Jarang sekali 2
Aktivitas Diurnal

(Sumber: Gusnia, 2010)

Gambar 2.3 Monyet ekor panjang dan anaknya

(Sumber : Bilal, 2017)

9
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Habitat monyet ekor panjang tersebar mulai dari hutan hujan tropika, hutan
musim, hutan rawa mangrove sampai hutan montane seperti yang terdapat di
Himalaya. Disamping itu juga terdapat di hutan iklim sedang di Cina dan Jepang
serta padang rumput dan daerah kering yang bersemak dan berkaktus di India dan Ceylon
(Napier and Napier, 1967 dalam Sugiyarto, 2015).
Monyet ekor panjang banyak dijumpai di habitat-habitat yang terganggu,
khususnya daerah riparian (tepi sungai, tepi danau, atau sepanjang pantai) dan
hutan sekunder dekat dengan areal perladangan. Selain itu juga terdapat di rawa
mangrove yang kadang-kadang monyet ini hanya satu-satunya spesies dari
anggota primata yang menempati daerah tersebut (Lindburg, 1980) dalam
(Sugiyarto, 2015)

10
DAFTAR ISI

https://aeroh.wordpress.com/2010/04/14/kera-atau-monyet/
http://kliksma.com/2015/03/ciri-ciri-hewan-primata.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/elas-
mammaliapengertian-ciri-ciri-reproduksi-contoh.html
shttps://alamendah.org/2010/09/10/25-primata-paling-terancam-
punah-didunia/

11

Anda mungkin juga menyukai