Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

QUANTUM LEARNING DAN QUANTUM TEACHING

Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Yasin M. Pd. I

Disusun Oleh :

Zulfa Afida Salma

Mata Kuliah Pengembangan Profesi Guru

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan kajian ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak sehingga dalam waktu yang relative singkat makalah yang sederhana ini dapat
terwujud. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada
semua pihak yang membantu, terutama Bapak Tarma sebagai Dosen. Semoga Allah SWT
berkenan mencatatnya sebagai amal shaleh, kami sadar bahwa pemberdayaan ini jauh
dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Dengan iringan doa semoga kajian ini bisa bermanfaat dalam
pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama. Amin.

Sukoharjo, 26 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

RINGKASAN................................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Quantum Learning dan Quantum Teaching...................... 3
B. Perbedaan Quantum Learning dan Quantum Teaching...................... 3
C. Unsur-Unsur Pembelajaran Quantum Learning dan Quantum Teaching..........3
D. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dan Quantum
Teaching............................................................................................. 4
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Learning dan
Quantum Teaching.............................................................................. 5

BAB III ANALISIS


A. ........................................................................................................... 7
B. ........................................................................................................... 7

BAB IV SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
LAMPIRAN.................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan
bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk proses belajar mengajar
yang melibatkan dua pihak yaitu guru dengan tujuan yang sama dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa aktif sebagai partisipan dalam proses
belajar mengajar.
Pendidikan tidaklah dipandang hanya sebagai proses mentransfer ilmu
pengetahuan kepada siswa, tetapi lebih ditekankan kearah untuk mempersiapkan
mental siswa dalam mengarungi kehidupan kelak dikemudian hari agar dapat
memecahkan segala persoalan yang akan dihadapi. Pendidikan juga dipengaruhi ole
proses belajar siswa. Proses belajar siswa berawal dari pengalamannya,
pengkonstruksian pengetahuan, kemudian pemberian makna pada pengetahuan itu
dengan mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain
siswa menjadi senang dan lebih memahami materi pembelajaran.
Model quantum learning adalah model pembelajaran yang lebih mengedepankan
proses pembelajaran yang menyenangkan, dan memungkinkan siswa untuk belajar
dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi
dengan “kegembiraan”. Dengan cara menyatukan unsur-unsur hiburan, permainan,
warna, cara berpikir positif, dan kesehatan emosional untuk menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif.
Sedangkan quantum teaching diperuntukkan guru, dalam quantum teaching, guru
sangat diharapkan sebagai actor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak,
mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas

1
dengan daya tarik dan menguatkan konsep kedalam diri anak. Prinsipnya, bawalah
dunia guru kedalam dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ada tiga yaitu:
1. Apa pengertian quantum learning dan quantum teaching?
2. Apa perbedaan antara quantum learning dan quantum teaching?
3. Apa unsur-unsur pembelajaran quantum learning dan quantum teaching?
4. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran quantum learning dan
quantum teaching?
5. Bagaimana penerapan model quantum learning dan quantum teaching
dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Dapat memahami pengertian quantum learning dan quantum teaching
dengan baik.
2. Dapat mengetahui pemberdaan antara quantum learning dan quantum
teaching dengan baik.
3. Dapat mengetahui unsur-unsur pembelajaran quantum learning dan
quantum teaching dengan baik dan benar.
4. Dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran quantum learning dan quantum teaching dengan baik.
5. Dapat memahami penerapan model quantum learning dan quantum
teaching dalam proses pembelajaran dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Quantum Learning dan Quantum Teaching


Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi mejadi cahaya.
Istilah pembelajaran quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi.

Tokoh utama dibalik pembelajaran quantum adalah bobbi deporter, seorang ibu
rumah tangga yang kemudian terjun dibidang bisnis properti dan keuangan, setelah
semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis,
pencetus, dan pengembang utama pembelajaran quantum. Semenjak tahun 1982
deporter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran quantum di Super
Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, California,
Amerika Serikat

Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang
belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang
diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan
berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum
pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan. Persamaan quantum teaching ini
diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat) M =
massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran
yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme
belajar pada peserta didik.
Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain
sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara
mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu
gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah
mengkaji sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan
mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.

B. Perbedaan Quantum Teaching dan Quantum Learning


Quantum teaching and learning memiliki dua kandungan kata yang memiliki
makna yang berbeda. Pertama, Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses
yang menyenangkan dan bermanfaat. Prinsip quantum learning adalah bahwa sugesti
dapat mempengaruhi hasil dari situasi belajar, dan setiap detail apapun akan
memberikan sugesti positif atau negatif. Dalam penggunaan strategi ini, peserta didik
harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, berpikir, dan situasi dirinya. Segala
sesuatu dapat dengan mudah dan cepat dipelajari jika didukung suasana yang
menyenangkan.
Kedua, Quantum Teaching merupakan sebuah panduan praktis dalam belajar
yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa. Dalam metode
quantum teaching penuh dengan penemuan terbaru sehinga dapat meningkatkan
antusiasme belajar para siswa. Dengan adanya metode ini ruang kelas seolah-olah
diumpamakan sebagai konser musik yang memadukan berbagai instrumen hingga
tercipta komposisi musik yang indah. Dalam Quantum Teaching, guru sangat
diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak,
mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan
konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah
siswa ke dunia guru.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan quantum learning dan teaching, yaitu
quantum learning merupakan konsep untuk peserta didik agar dapat menyerap fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan dan
lebih berkesan. Sedangkan quantum teaching diarahkan untuk proses pembelajaran
guru saat berada di kelas, berhadapan dengan peserta didik, merencanakan
pembelajaran, dan megevaluasinya

C. Unsur-Unsur Pembelajaran Quantum Learning dan Quantum Teaching


Ada beberapa unsur di dalam quantum teaching. Diantara unsur tersebut terbagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Konteks
Konteks yaitu latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru.
Jika dalam sebuah orkestra musik misalnya, konteks merupakan keakraban ruang
orkestra (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana),
keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan
interpretasi dari maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini
berpadu dan menciptakan pengalaman bermusik secara menyeluruh. Tidak
berbeda dengan apa
yang ada dalam konteks pengajaran. Agar mampu mendapatkan sesuatu yang
mampu dijadikan rujukan maka harus dipadukan beberapa metode yang menarikk
dan simpel.
2. Isi
Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frasa musik dimainkan
(penyajian). Isi juga meliputi fasilitas seorang ahli sang maestro terhadap
orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.
Tidak hanya terfokuskan pada satu langkah saja dan meninggalkan unsur penting
yang lainnya.
Jika dikaitkan dengan situasi belajar mengajar sekolah,maka unsur- unsur
yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan,
penyajian, dan fasilitas. Tahapan pelaksanaan model quantum teaching
menggunakan prinsip yang dikemukakan oleh De Porter yang tercermin dalam
istilah TANDUR, yaitu
a. Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat yang akan
diperoleh dari pelajaran tersebut bagi guru dan muridnya. Cobalah untuk
menumbuhkan suasana yang sangat menyenagkan dan menggembirakan di
hati setiap siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa,
masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam
pikiran Anda, yakinkan siswa kenapa harus mempelajari ini dan itu, belajar
adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan. Jika sudah demikian,
maka siswa akan merasakan enjoy dan menikmati belajarnya.
b. Alami, ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti
semua pelajar. Jangan sampai Anda menggunakan istilah asing dan sulit untuk
dimengerti, karena ini akan membuat siswa merasa bosan belajar. Unsur alami
akan mendorong hasrat alami otak untuk menjelajah, misalnya membuat es
puter tanpa freezer. Dari judul percobaan itu, akan lebih tampak seperti
pelajaran memasak dibandingkan pelajaran fisika padahal sebenarnya
percobaan itu bertujuan menjelaskan konsep titik lebur es pada materi suhu
dan kalor.
c. Memberi nama, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, mode, rumus,
strategi yang kemudian menjadi masukan bagi si anak. Setelah siswa melalui
pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu,
misal memberikan nama apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu
informasi, rumus pemikiran, tempat dan sebagainya. Setelah itu ajak mereka
untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas atau dindang kamar
tidurnya.
d. Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan
bahwa mereka tahu, setelah siswa belajar akan sesuatu, beri kesempatan
kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya karena siswa akan
mampu mengingat 90% jika siswa itu mendengar, melihat, dan melakukannya.
Melalui pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia
memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.
e. Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang
materi dan menegaskan “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. Pengulangan
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa percaya diri. Misalnya
ketika belajar sepeda dan kemudian jatuh, maka setelah bisa untuk
menyeimbangkan diri di atas sepeda dan mampu memperagakannya, jangan
lupa untuk terus mengulangi belajar sepeda tersebut agar lebih mahir dan
benar-benar menguasai apa yang pernah anda lakukan. Latihan akan membuat
semakin permanent.
f. Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan
ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok
seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban
dengan baik. Seperti saat Anda sudah lancar dan mahir saat memainkan dan
mampu menguasai keseimbangan dalam bersepeda, pasti semua orang akan
bersorak dan tahu Anda sudah bisa. Dan ini tentu merupakan saat yang Anda
nantikan mampu mendapatkan atau menghasilkan apa yang menjadi keinginan
Anda.

D. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning


a. Quantum Teaching
Model Pembelajaran Quantum Teaching adalah proses belajar
dengan memberikan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan
pembelajaran dan membuat proses tersebut lebih menyenangkan (Acat,
2014). Prosedur ini memberikan gaya mengajar dengan memperdayakan
siswa untuk membuat siswa lebih berprestasi (Suryani, 2013). Hal ini juga
membantu guru memperbesar keterampilan mengajar dan memotivasi
siswa untuk giat dalam belajar, sehingga guru akhirnya mendapatkan
kepuasan yang lebih besar dari karya-karya mereka (Suryani, 2013) (Acat,
2014).
Keseluruhan model Quantum Teaching ini mencakup kedua teori
pendidikan dan pelaksanaan di kelas dengan cepat. Model ini
menggambarkan praktek dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam
dunia pendidikan dengan keseluruhan yang membuat isi pembelajaran
lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa (Deporter, 2010)
(Suryani, 2013) sehingga memberikan pengalaman belajar kepada siswa
(Johnson, 1998) (Taber, 2008).
Model Quantum Teaching memiliki kerangka desain yang dikenal
sebagai singkatan TANDUR yang berarti: Tumbuhkan (tanaman untuk
tumbuh), Alami (pengalaman/menjalani), Namai (Beri nama),
Demonstrasi (Menunjukkan), Ulangi (mengulang) dan Rayakan
(Deslauries, 2011). Model ini memiliki beberapa prinsip dalam
pembelajaran yaitu: Segalanya berbicara, Segalanya bertujuan,
Pengalaman sebelum pemberian nama, Akui setiap usaha, jika layak
dipelajari maka layak pula dirayakan. Sehingga, dalam proses
pembelajaran guru membuat siswa lebih aktif dalam belajar, menjadikan
siswa berani dalam mengemukakan pendapat yang akan menjadikan
banyak siswa unruk mencapai prestasi yang diinginkan (Deporter, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar karena
model ini menggunakan prinsip sugesti yang pasti dan dapat
mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, model ini lebih menekankan
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran, siswa dapat mengembangkan suatu teori atau
pemahaman yang mereka miliki. Siswa dituntut lebih percaya diri untuk
mengemukakan sebuah pendapat.
b. Quantum Learning
Dalam kegiatan belajar di kelas, “Quantum Learning”
menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan metode pemberian tugas.
Menurut Surachmad dalam Sunaryo (2001:3),
1. Metode ceramah bermanfaat untuk mengetahui fakta yang sudah
diajarkan dan proses pemikiran yang telah diketahui serta untuk
merangsang siswa agar mempunyai keberanian dalam mengemukakan
pertanyaan, menjawab atau mengusulkan pendapat.
2. Metode demonstrasi membantu siswa dalam memahami proses kerja
suatu alat atau pembuatan sesuatu, membuat pelajaran menjadi lebih
jelas dan lebih konkrit serta menghindari verbalisme, merangsang siswa
untuk lebih efektif mengamati dan dapat mencobanya sendiri.
3. Metode kerja kelompok akan membuat siswa aktif mencari bahan
untuk menyelesaikan tugas dan menggalang kerjasama dan
kekompakan dalam kelompok.
4. Metode eksperimen membantu siswa untuk mengerjakan sesuatu,
mengamati prosesnya dan mengamati hasilnya, membuat siswa percaya
pada kebenaran kesimpulan pencobaannya sendiri.
5. Metode pemberian tugas akan membina siswa untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi dan komunikasi serta dapat membantu
siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Metode yang telah dikemukakan di atas tidak ada yang sempurna
bila berdiri sendiri, sehingga harus digunakan secara bergantian untuk
saling melengkapi kekuarangan-kekurangan yang ada, penggunaan
berbagai metode penyajian pelajaran secara bergantian akan membuat
siswa menikmati kegiatan belajarnya dan tidak merasakan belajar yang
monoton, serta perbedaan karakteristik pada siswa dapat terlayani dengan
baik. Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
melalui konsep Quantum Learning dengan cara:
1) Kekuatan Ambak
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter dan
Hemacki 2001:49). Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena
dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada.
Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi
penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi.
2) Penataan Lingkungan Belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan
yang dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan
penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah
kebosanan dalam diri siswa.
3) Memupuk Sikap Juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar siswa, seseorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk
memberikan pujian para siswa.
4) Bebaskan Gaya Belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
belajar tersebut yaitu: Visual, auditorial dan kinestetik.
5) Membiasakan Mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang
siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa diungkapkan
kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara
dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri.
6) Membiasakan Membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena
dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman,
menambah wawasan dan gaya ingat akan bertambah.
7) Jadikan Anak Lebih Kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan
senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan
mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8) Melatih Kekuatan Memori Anak
Kekuatan memori sangat diperlukan belajar anak, sehingga anak perlu
dilatih untuk mendapatkan kekautan memori yang baik. Pembalajaran
Quantum Learning lebih mengutamakan keaktifkan peran serta siswa
dalam berinteraksi dengan situasi, belajarnya melalui panca inderanya
baik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan
pengecapan sehingga hasil penelitian Quantum Learning terletak pada
modus berbuat yaitu katakan dan lakukan, dimana proses pembelajaran
Quantum Learning mengutamakan keaktifkan siswa, siswa mencoba
mempraktekan media melalui kelima inderanya dan kemudian
melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya
ingat 90% semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar,
maka materi pembelajran akan semakin bermakna. Selain itu dalam
proses pembelajaran perlu dipedengarkan musik untuk mencegah
kebosanan dalam belajarnya. Pemilihan jenis musik pun harus
diperhatikan, agar jangan musik yang dipergunakan malah menganggu
konsentrasi belajar siswa.

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Teaching dan


Quantum Learning
 Kelebihan Quantum Learning
Beberapa kelebihan quantum learning diantaranya adalah:
1. Membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat
menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya. Contohnya ketika dikelas guru terbiasa mengajari siswa untuk
selalu berfikir kreatif untuk menemukan hal yang baru.
2. Dalam pembelajaran quantum, emosi sangat diperlukan untuk menciptakan
motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah
kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau
mengembangkan potensi-potensi yang ada.
3. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan
sekedar transaksi makna. Jadi guru bukan hanya menjelaskan tetapi
menanamkan dalam diri siswa.
4. Sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi. Contohnya penggunaan musik klasik akan merangsang
percepatan daya tangkap siswa sehingga mudah dalam memahami materi yang
diberikan.
5. Sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. Contohnya guru memberikan
konsep-konsep dengan contoh yang nyata bukan khayalan.
6. Memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, dan
ketrampilan (dalam) hidup.
7. Menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran. Jadi seorang guru bukan hanya menyampaikan materi tetapi
juga menanamkan karakter yang harus dimiliki siswa.
8. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan
ketertiban. Jadi siswa diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan
melakukan aktifitas yang diminatinya.

 Kekurangan Quantum Learning


1. Membutuhkan pengalaman yang nyata. Karena kuantum learning menuntut
guru untuk kreatif dan menjadikan kegitan belajar mengajar lebih
menyenangkan sehingga diperlukan pengalaman yang matang untuk dapat
menciptakan situasi yang diatas.
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Karena
kuantum learning menggunakan metode pemberian sugesti sehingga
dibutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan karakter yang diharapkan.
3. Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa. Karena setiap siswa memiliki
ketrampilan yang berbeda-beda sehingga untuk mengidentifikasi ketrampilan
setiap siswa memerlukan proses yang tidak mudah yaitu dengan mengamati
perilaku dan minat setiap siswa.
4. Memerlukan dan menuntut keahlian dan ketrampilan guru. Karena kuantum
learning menuntut guru untuk kreatif dan menjadikan kegitan belajar mengajar
lebih menyenangkan sehingga diperlukan keahlian dan ketrampilan guru
untuk dapat menciptakan situasi yang diatas.
5. Memerlukan proses perancanaan dan persiapan pembelajaran yang cukup
matang dan terencana dengan cara yang lebih baik. Karena kuantum learning
harus bisa menjadikan kegiatan belajar menyenangkan sehingga persiapan
yang matang akan membantu terlaksananya kegiatan pembelajaran tersebut.
6. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar dan menuntut situasi dan
kondisi. Karena dengan keterbatasan sarana prasarana akan menghambat
terlaksananya kegiatan tersebut dan hasilnya kegiatan belajar mengajar akan
berjalan kurang efektif.

 Kelebihan Pembelajaran Quantum Teaching


1. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
2. Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran
perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5. Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6. Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas
dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar,
secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa
(Shoimin,2014:145).

 Kekurangan Pembelajaran Quantum Teaching


1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang
siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll dapat
mengganggu kelas lain.
4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik
diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan
kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai
sebagaimana mestinya(Shoimin,2014:146).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Model Pembelajaran Quantuam Teaching and Learning begitu erat


kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme. Model tersebut juga
memberikan tawaran yang sangat menarik bagi para pendidik dan juga peserta
didik tentunya, yaitu menjadikan kegitan belajar yang biasanya terkesan
membosankan menjadi lebih simple, fun, dan efektif.
Quantum teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat
berada di kelas, berhadapan dengan peserta didik, merencanakan
pembelajaran, dan megevaluasinya. Sedangkan quantum learning merupakan
konsep untuk peserta didik agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan dan lebih berkesan.

Anda mungkin juga menyukai