Makalah Asuhan Keperawatan Waham Kebesaran

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN WAHAM :

WAHAM KEBESARAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan jiwa II

Dosen pembimbing : Denni Fransiska, S.Kep., Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Khofi Indaka AK118088


Lia Yuliana AK118
Marcella AK118098
Mochamad Jaenudin Ca AK118096

Kelas: 3 D

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTASKEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
kesehatan jiwa II dengan judul “Makalah asuhan keperawatan waham”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................

1.3 Tujuan .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Definisi waham ...........................................................................................

2.2 Etiologi waham ..........................................................................................

2.3 Patofisiologi waham ...................................................................................

2.4 Manifestasi klinis waham ...........................................................................

2.5 Pemeriksaan penunjang waham .................................................................

2.6 Penatalaksanaan waham …………………………………………………………

2.7 Asuhan Keperawatan waham……………………………………………………

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Simpulan .............................................................................................................

3.2 Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang
bermaksa, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tenteram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan
distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau
delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak
sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budayaa,
selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan waham ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan etiologi waham ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan patofisiologi waham?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan manifestasi klinis waham?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penujang waham?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan penatalaksanaan waham?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan waham?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui definisi waham
1.3.2 untuk mengetahui etiologi waham
1.3.3 untuk mengetahui patofisiologi waham
1.3.4 untuk mengetahui manifestasi klinis waham
1.3.5 untuk mengetahui pemeriksaan penunjang waham
1.3.6 untuk mengetahui penatalaksanaan waham
1.3.7 untuk mengetahui asuhan keperawatan waham
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi waham

Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja, 2011).

Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha


merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Kelliat, 2009).

Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan
eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu
yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu
tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta
tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan
berulang kali (Kusumawati, 2010).

Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada


realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul
perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya
ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari
gangguan orientasi realita pada

isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya : harga
diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut
mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).

Waham kebesaran, adalah keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki


kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya meyakini bahwa dia adalah raja
sedunia, dia adalah penguasa alam semesta, dan sebagainya.
2.2 Etiologi waham
Fase Lack of Huma need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga klien yang secara
sosial dan ekonmi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal
sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis
di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh
kembang.

Fase Lack of Self Esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.

Fase Control Internal Eksternal


Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.

Fase Environment Support


Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya menyebabkan
klien merasa di dukung, lama-kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah
mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego)
yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari
interaksi sosial (isolasi sosial).

Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta ada konsekuensi sosial.
2.3 Patofisiologi waham

2.4 Manifestasi klinis waham

a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di
berbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai
dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya, suster akan meracuni makanan saya”.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh :”Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk syurga”.
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diungkapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang”.
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada di sini adalah roh-
roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia”.

2.5 Pemeriksaan penunjang


Bertujuan menyingkirkan keadaan organic. Dapat berupa EEG, pemeriksaan kadar
zat dalam darah, pencitraan otak dan lain-lain.
Pemeriksaan penunjang disarankan untuk dilakukan hanya bila ada kecurigaan
penyebab organo-biologik. Kecurigaan penyebab organo-biologik apabila
didapatkan onset yang relatif cepat, riwayat kejang, demam tinggi, trauma, atau
perburukan penyakit fisik sebelum onset gangguan. Pemeriksaan penunjang
disesuaikan dengan kecurigaan penyakit penyebabnya. 

2.6 Penatalaksanaan
1. Mengkaji Perasaan yang Muncul Secara Berulang dalam Pikiran Pasien
2. Mengidentifikasi Stressor Pencetus Waham
3. Membantu Pasien Melakukan Teknik Distraksi dalam Menghentikan Pikiran yang
Terpusat pada Waham
4. Membantu Pasien dalam Mengidentifikasi Waham
5. Membantu Pasien dalam Memanfaatkan Obat dengan Baik
A. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skinzoprenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skinzopernia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)
antara lain:
 Anti psikotik
Jenis – jenis obat antipsikotik anatara lain :
a. Chlorpromazine
b. Trifluoperazine
c. Haloperidol
 Anti Parkison
 Anti Depresi
psikoterapi
2.7 Asuhan keperawatan
Kasus
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN DAN SARAN


proses keperawatan pada pasien psikiatrik terutama skizofrenia kronik harus
berkesinambungan dan terus menerus. Gangguan jiwa berat ini menahun dan akan
terjadi kekambuhan sehingga perlu adanya kerja sama antara perawat dengan keluarga
klien untuk proses penyembuhan klien yang lebih cepat dan persiapan pngembalian
klien kepada masyarakat. Terapi yang bisa digunakan daalam proses persiapan pulang
yaitu terapi music, aroma terapi, message, reflexology, terapi hewan, terapi sinema,
yoga dan social skill training. Peran perawat psikiatri dalam pelatihan keterampilan
sosial, perawat cenderung tidak terlibat langsung dalam pelatihan semacam itu namun
tetap terlibat dalam peran proses keperawatan. Berdasarkan terapi diatas dapat
dijelaskan bahwa beberapa terapi bisa digunakan untuk proses rehabilitasi pada pasien
skizofrenia kronik.
DAFTAR PUSTAKA

Victorya,Fallon.dkk.2020.”Penerapan Standar Asuhan KeperawatanJIwa Ners Untuk


Menerunkan Intensitas Waham Pasien Skinzofernia”. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No
1, Hal 45 – 52. FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI
Jawa Tengah. Diakses 1411-2020 11.00

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/9635/7146/diakses1411-2020

http://repository.unimus.ac.id/297/1/buku%20ajar%20psikiatri%20SKDI.pdfdiakses1211-
2020

http://dosen.stikesdhb.ac.id/cucu/wp-content/uploads/sites/52/2018/05/ASKEP-
WAHAM.pptdiakses 1211-2020

https://www.academia.edu/30248061/ASKEP_WAHAM diakses 1211-2020

http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/download/2881/1897diakses1115-
2020

Anda mungkin juga menyukai