Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Tn/ Ny. P dengan Gangguan Sistem..............................


dengan diagnosa medis...........................................di
Ruang ...........

Nama : _____________________________________

NPM : _____________________________________

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN


PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2022

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn/Ny........ DENGAN GANGGUAN
SISTEM ............................................. ; ...........................................................
DI RUANG ................................ RSUD AL-IHSAN (Disesuaikan)

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Ny L
Tanggal Lahir : 13 Febuari 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Sunda
Status : Menikah
No. CM : 473321
Tanggal Masuk : 10 Febuari 2022
Tanggal Pengkajian : 10 Febuari 2022
Alamat : Jl Panyileukan Kota Bandung

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. X
Umur : 35 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Jl Panyileukan Kota Bandung

c. Keluhan Utama
Ny L mengeluh ada luka pada jempol kaki sebelah kiri

d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 Februari jam 09.00 WIB, Ny L
mengeluh ada luka pada jempol kaki disebelah kiri, rasa nyeri yang dirasakan klien
bertambah saat beraktvitas dan berkurang klien saat istirahat. Rasa nyeri yang
dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk. Luka terdapat dibagian ekstermitas bawah
bagian sinistra tepat didaerah jempol kaki menyebar ke punggung kaki.
Skala nyeri klien 4 (nyeri sedang) dan nyeri dirasakan hilang timbul.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dan klien juga mempunyai riwayat
penyakit yang sama seperti yang dialaminya saat ini.

2
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya ada yang mengidap penyakit yang sama seperti
yang dialaminya saat ini yaitu adik dari ayahnya, klien mengatakan didalam anggota
keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit infeksi seperti (DHF, diare, dll) namun
memiliki penyakit keturunan seperti diabetes melitus

Genogram

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah

e. Pola Aktifitas Sehari-hari

3
No ADL Saat Sehat Saat Sakit

4
1. Nutrisi
a. Makan
 Jenis dan kesukaan lauk pauk seadanya dan diet khusus
nasi
 Frekwensi/Jumlah Makan 3 kali sehari Makan 3 kali sehari
 Pantangan Tidak ada pantangan Makanan yang
mengandung gula dan
garam tinggi
 Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Minum
 Jenis/kesukaan Minuman seadanya Air putih
Teh manis anget, kopi,
minuman instan, minuman
soda, sirup
 Frekwensi/Jumlah >12 gelas perhari >12 gelas perhari
 Pantangan Tidak ada Minuman yang rendah gula
 Keluhan Haus terus Haus terus
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam
 Lama 6-7 jam 5-6 jam
 Kualitas Tidur berkualitas Tidur berkualitas
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Siang
 Lama Jarang tidur 1-2 jam
 Kualitas Tidak ada Tidak ada
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAK
 Frekwensi 4-5x sehari 5-6 kali
 Warna Jernih Jernih
 Bau Beraroma manis Beraroma manis
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
b. BAB
 Frekwensi 1 x sehari 1 x sehari
 Konsistensi Lunak Lunak
 Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
 Bau Berbau has Berbau has
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi
 Frekwensi 2 kali sehari. 2 kali sehari.

 Penggunaan sabun Menggunakan sabun cair Menggunakan sabun cair


 Gosok gigi 3 kali sehari 2 kali sehari
 Gangguan Tidak ada Tidak ada
b. Berpakaian
 Frekwensi 2 kali sehari 2 kali sehari

5. Pola aktvitas lainya seperti pekerjaan atau olahraga fisik atau kebiasaan

5
Sebelum masuk RS Keadaan aktivitas sehari – hari Pasien mampu beraktivitas
layaknya orang normal pada umumnya (memenuhi kebutuhan dasar) dan tidak
memerlukan bantuan dalam melakukannya. Pasien mampu bekerja dan mobilisasi tanpa
bantuan dan saat masuk RS Keadaan aktivitas sehari – hari Aktivitas seperti toileting,
berpakaian dan ambulasi dibantu sepenuhnya oleh keluarga, melainkan untuk aktivitas
seperti makan dan minum dapat dilakukan oleh pasien sendiri tanpa bantuan keluarga.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum :
 Kesadaran: compos mentis
 GCS : 15
E :4
M :6
V :5
 TTV : T : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,9 O
C
2) Sistem Pernafasan
Pasien tidak ada sesak, nyeri waktu bernafas dan batuk. Bentuk dada simetris,
frekuensi nafas 20x/menit, irama nafas teratur, tidak ada cuping hidung, tidak
ada penggunaan otot bantu nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas.

3) Sistem Kardiovakular
Ekspansi paru simetris, pengembangan paru sama rata kanan dan kiri, tidak ada
kelainan, terdengar sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra. Suara nafas fesikuler
dan tidak ada suara nafas tambahan. Hidung simetris, tidak pernafasan cuping
hidung, tidak ada secret. Ictus cordis terlihat, Ictus cordi teraba, ictus cordis ada
pada spatium (SIC) V disebelah midklavikularis sinistra, irama jantung teratur,
tidak ada bunyi tambahan (mur-mur). tidak terlihat adaya pulsasi iktus kordis,
CRT <2detik, tidak ada sianosis.

4) Sistem Pencernaan
Pasien mengalami keadaan hiperglikemia dengan kadar glukosa darah 201mg/
dL.BAK saat sehat 4-5x sehari; saat sakit 5-6 kali sehari; BAB 1 x sehari saat
sehat dan sakit. Pasien mampu berkemih, tidak menggunakan alat bantu
berkemih, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekakan pada
kandung kemih dan pasien mampu menelan .

5) Sistem Persarafan
a) Fungsi Serebral
 Kesadaran : compos mentis
 Orientasi :
 Orang : klien dapat mengenali dirinya sendiri dan orang-orang
disekitarnya
 Tempat : klien mengetahui bahwa dirinya berada di rumah sakit
 Waktu : klien mengetahui waktu saat ini yaitu Kamis, 10 Februari 2022
pukul 09.00 WIB
 Memori : memori klien baik dan tidak ada gangguan

6
 Gaya Bicara : klien berbicara normal dengan notasi lembut dan
menggunakan Bahasa sunda serta indonesia
b) Fungsi Nervus Cranial
 Nervus I (Olfaktorius)
Pasien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol
 Nervus II (Optikus)
Pasien mampu melihat dalam jarak 30 cm
 Nervus III (Okulomotorius)
Pasien mampu mengangkat kelopak mata
 Nervus IV (Trochlearis)
Pasien mampu menggerakkan bola mata kebawah
 Nervus V (Trigeminus)
Pasien mampu mengunyah
 Nervus VI(Abdusen)
Pasien mampu menggerakkan mata kesamping
 Nervus VII(Fasialis)
Pasien mampu tersenyum dan mengangkat alis mata
 Nervus VIII(Vestibulo-Kokhlearis)
Pasien mampu mendengar dengan baik
 Nervus IX(Glossofaringeus)
Pasien mampu membedakan rasa manis dan asam
 Nervus X(Vagus)
Pasien mampu menelan
 Nervus XI(Assesorius)
Pasien mampu menggerakkan bahu dan melawan tekanan, Pergerakan
sendi bebas
 Nervus XII(Hipoglossus)
Pasien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkan lidah keberbagai
arah
6) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.Pasien
mengalami kedaadaan hiperglikemia dengan kadar glukosa darah 201mg/ dL.

7) Sistem Genitourinaria
Pasien mampu berkemih, tidak menggunakan alat bantu berkemih, tidak ada
distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekakan pada kandung kemih.

8) Sistem Muskuloskeletal
Pasien dapat menggerakkan sendi dengan bebas, tidak ada kelainan ekstremitas,
tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada fraktur, tidak terpasang traksi.
Pasien mampu menggerakkan bahu dan melawan tekanan. Pasien mampu
menjulurkan lidah dan menggerakkan lidah ke berbagai arah

5 5
Kekuatan Otot :
7
5 2

9) Sistem Integumen dan Imun

10) Sistem Wicara dan THT


Terapi wicara : Klien dapat berbicara
THT :Pasien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol, Hidung
simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret.

g. Data Psikologis
 Status Emosi :
 Kecemasan : Klien mengatakan sedikit cemas namun bisa teratasi
 Pola Koping : klien berdoa untuk kesembuhannya

 Konsep Diri :
 Body Image :
Klien mengatakan malu karena lukanya bau
 Harga Diri :
Klien dapat menerima keadaannya.
 Ideal Diri :
Klien berharap lukannya sembuh dan dapat seperti dulu lagi
 Peran Diri :
Klien mangatakan bahwa dirinya seorang perempuan.
 Identitas Diri :
Klien mengatakan bahwa dia seorang perempuan.
h. Data Sosial
Klien mengatakan sedikit malu, karena lukanya yang bau, tapi klien selalu
mendapatkan support dari keluarganya, sehingga klien dapat menerima
keadaannya. Klien berharap lukanya sembuh dan dapat seperti dulu lagi. Klien
masih dapat menyiapkan makanan untuk dirumah, namun dibantu oleh anak
perempuannya, karena kadang suka kesulitan.

i. Data Spiritual
klien selalu berdoa untuk kesembuhan nya dan berharap kondisi nya baik baik saja
dan segera cepat sembuh.

j. Data Penunjang
1) Labortorium
Hasil Pemeriksaan Labortorium Tanggal :

8
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
1. Leukosit 12,23 g/dl 3,70– 10,1 Tidak normal
2. Eritrosit 3,17/ul ul 4,6– 6,2 Tidak normal
3. Hemoglobin 12,6g/dl 13,5– 18,0 Normal
4. Hematokrit 42% 40– 54 Normal
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

2) Pemeriksaan Penunjang lainnya :


Tanggal Pemeriksaan Jumlah Satuan
7 Feb 2022 Gula Darah 241 Mg/dl
Sewaktu
8 Feb 2022 Gula Darah 163 Mg/dl
Sewaktu
9 Feb 2022 Gula Darah 156 Mg/dl
Sewaktu
10 Feb 2022 Gula Darah 201 Mg/dl
Sewaktu

k. Program dan Rencana Pengobatan

9
2. SKOR EARLY WARNING SYSTEM (ANALISIS STATUS PASIEN DENGAN
EWS)
3. PATOFISIOLOGI KASUS
Diabetes Melitus Tipe 2

Faktor usia, genetik, dll

Jumlah sel pankreas menurun

Defisiensi insulin

Glukosa tidak dapat masuk ke sel

Proses penyembuhan luka Luka lama sembuh


Gangrene terhambat

Body image menurun Luka tidak mendapatkan Resiko infeksi


suplai O2 dari darah

Koping keluarga positif


Kerusakan dan kematian
Nyeri
jaringan

Konsep diri meningkat


Kerusakan integritas
kulit
Kesiapan konsep diri
lebih baik

4. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 2 3 4

10
1. Ds : Ny L mengeluh ada luka Diabetes Melitus Gangguan integritas jaringan
pada jempol kaki sebelah kiri Tipe 2
luka tidak sembuh-sembuh Faktor usia, genetik,
sejak 10 hari sebelum masuk dll
rumah sakit, ibu jari kaki kiri
membusuk dan bernanah Jumlah sel pankreas
menurun
Do :
 Kondisi luka klien tampak Defisiensi
memerah, bengkak, insulin
berbau, ada pus dan
nekrotik Glukosa tidak dapat masuk
 Panjang luka klien di ke sel
jempol ±5cm L : ± 6 cm
dan punggung kaki
dengan diameter ± 6 cm. Proses penyembuhan
 Pasien mengalami luka terhambat
kedaadaan hiperglikemia
dengan kadar glukosa Luka tidak
darah 201mg/ dL. mendapatkan suplai O2
dari darah

Kerusakan dan
kematian jaringan

Gangguan integritas
jaringan

Diabetes
2. Ds : klien mengatakan nyeri Melitus Tipe 2 Nyeri kronis
pada lukanya, rasa nyeri yang Faktor usia,
dirasakan klien seperti genetik, dll
ditusuk-tusuk dan klien juga
mengatakan nyeri timbul saat Jumlah sel
beraktivitas pankreas menurun

Do : Defisiensi
 Pada saat dilakukan insulin
penekanan pada daerah
luka, wajah klien meringis Glukosa tidak dapat
 skala nyeri 4 (nyeri masuk ke sel
sedang)
 Adanya luka dengan Proses
Panjang luka klien di penyembuhan
jempol ±5cm L : ± 6 cm luka terhambat
dan punggung kaki Luka tidak
dengan diameter ± 6 cm. mendapatkan
suplai O2 dari
darah 11

Kerusakan dan
kematian jaringan
Nyeri

3. DS : Klien mengatakan lukanya Diabetes Melitus Tipe 2 Resiko infeksi


berbau

Do : Faktor usia, genetik, dll


 Luka terdapat dibagian
ekstermitas bawah bagian
sinistra tepat didaerah Jumlah sel pankreas menurun
jempol kaki menyebar ke
punggung kaki.
 Luka ditutupi verban dengan
Defisiensi insulin
kondisi verban tampak
basah, kotor.
 Kondisi luka klien tampak
memerah, bengkak, berbau, Glukosa tidak dapat masuk ke sel
ada pus dan nekrotik,
leukosit 12,23 g/dl
Proses penyembuhan luka
terhambat

Luka lama sembuh

Resiko infeksi

Diabetes Melitus
4. Ds : Tipe 2 Kesiapan konsep diri lebih
 Klien sedikit cemas, Faktor usia, baik
namun bisa teratasi. genetik, dll
 Klien selalu beroda untuk
kesembuhannya. Jumlah sel pankreas
 Klien mengatakan sedikit menurun
malu, karena lukanya
yang bau, Defisiensi
 Klien berharap lukanya insulin
sembuh dan dapat seperti
dulu lagi. Glukosa tidak dapat
masuk ke sel
Do :
Klien mendapatkan support Proses
dari keluarganya, sehingga penyembuhan luka
klien dapat menerima terhambat
keadaannya.

Gangren
e

Body image 12
menurun
positif

Konsep diri
meningkat

Kesiapan
konsep diri
B. Diagnosa Keperawatan
lebih baik
Tanggal Ditemukan
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal Nama & Paraf
1 2 3 4
1. Kerusakan integritas kulit b.d kerusakan dan
kematian jaringan ditandai dengan panjang luka klien
di jempol ±5cm L : ± 6 cm dan punggung kaki
dengan diameter ± 6 cm adanya nekrotik
2. Nyeri kronis b.d kerusakan dan kematian jaringan
ditandai dengan klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk – tusuk, skala nyeri 4. Saat di palpasi di
daerah luka wajah klien meringis, nyeri timbul saat
beraktivitas
3. Resiko infeksi b.d luka lama sembuh ditandai dengan
kondisi luka membusuk, memerah, bengkak, bau, ada
pus dan nekrotik
4. Kesiapan konsep diri lebih baik b.d konsep diri
meningkat ditandai dengan klien dapat menerima
keadaannya dan klien berharap lukanya dapat
sembuh seperti dulu lagi

13
C. Perencanaan
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1. Gangguan integritas jaringan b.d kerusakan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dan kematian jaringan ditandai dengan  monitoring karakteristik luka (mis
keperawatan selama 3x24 jam
panjang luka klien di jempol ±5cm L : ± 6 drainase, warna, ukuran, bau)
cm dan punggung kaki dengan diameter ± 6 maka luka membaik dengan kriteria  monitor tanda-tanda infeksi
cm adanya nekrotik
hasil :
Terapeutik
a. Kondisi luka klien tidak
 lepaskan balutan dan plaster secara
tampak memerah, bengkak, perlahan
berbau, tidak ada pus  cukur rambut di sekitar daerah luka,
jika perlu
dantidak nekrotik  bersihkan jaringan nekrotik
b. luka klien membaik,  berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu
c. kadar glukosa klien
 pasang balutan sesuai jenis luka
menurun  pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
 ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase
 jadwalkan perubahan posisi setiap 2
jam atau sesuai kondisi pasien
 berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
 berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis vitamin A, vitamin C,
Zinc, asam amino) sesuai indikasi
 berikan terapi TENS (stimulasi saraf

14
transkutaneous), jika perlu

Edukasi
 jelaskan tanda dan gejala infeksi
 anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
 ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri

Kolaborasi
 kolaborasi prosedur debridement
(mis, enzimatik, biologis, mekanis,
autotilik) jika perlu
 kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
 kolaborasi pemberian obat
novorapid 3 x 12 unit SC

2. Nyeri kronis b.d kerusakan dan kematian Setelah dilakukan tindakan Observasi
jaringan ditandai dengan klien mengatakan keperawatan selama 3x24 jam
 Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri seperti ditusuk – tusuk, skala nyeri 4. maka instensitas nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Saat di palpasi di daerah luka wajah klien dengan kriteria hasil : nyeri
meringis, nyeri timbul saat beraktivitas a. Meringis menurun  Identifikasi skala nyeri
b. Skala nyeri berkurang  Identifikasi respons nyeri non verbal
c. Luka membaik  Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor efek samping penggunaan

15
analgetik

Terapeutik

 Anjurkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi Istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat analgetik

3. Resiko infeksi b.d luka lama sembuh Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. mencegah infeksi dan mempercepat
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan penyembuhan luka.
ditandai dengan kondisi luka membusuk, keperawatan selama 3x24 jam
sistemik 2. Memberikan kenyamanan pada klien dan
memerah, bengkak, bau, ada pus dan maka terjadi infeksi dengan kriteria Terapeutik mencegah kerukan kulit
nekrotik hasil :  berikan perawatan kulit pada area 3. Mencegah penularan infeksi
edema 4. Meningkatkan penyembuhan dan
 cuci tangan sebelum dan sesudah menghindari infeksi
kontak dengan pasien dan 5. Untuk mengetahui penyakit
lingkungan pasien 6. Untuk mengurangi kontaminasi
 pertahankan teknik aseptik pada infeksius
pasien beresiko tinggi 7. Untuk mencegah terjadinya infeksi
Edukasi 8. Untuk mengontrol pemasukan intake

16
 jelaskan tanda dan gejala infeksi nutrisi
 ajarkan cara mencuci tangan dengan 9. Untuk mencegah dehidrasi
benar 10. Untuk mengobati infeksi bakteri
 ajarkan cara memeriksa kondisi luka
 -anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
Pemberian antibiotik

4. Kesiapan konsep diri lebih baik b.d konsep


diri meningkat ditandai dengan klien dapat
menerima keadaannya dan klien berharap
lukanya dapat sembuh seperti dulu lagi

17
18
D. Pelaksanaan
Tanggal dan Jam Tindakan DP ke Paraf
1 2 3 4
Kamis, 10 februari11. Memonitoring tanda-tanda infeksi
2020 07.00 - Melihat adanya luka,warna, bau
- Melihat adanya luka infeksi
1
12. Mengobservasi kondisi luka
09.00 WIB
- Melepaskan balutan dan plaster secara
perlahan
- Mencukur rambut di sekitar daerah luka
- membersihkan jaringan nekroti
- memberikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi
- memasang balutan sesuai jenis luka
- mempertahankan teknik steril
- mengganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
- mengjadwalkan perubahan posisi setiap
2 jam atau sesuai kondisi pasien
- memberikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
- memberikan suplemen vitamin dan
mineral (mis vitamin A, vitamin C,
Zinc, asam amino) sesuai indikasi
- memberikan terapi TENS (stimulasi
saraf transkutaneous)

13. Memberikan edukasi perawatan luka


14.00
- menjelaskan tanda dan gejala infeksi
WIB
- menganjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
- mengajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri

14. Mengkolaborasikan pemberian obat


- Vkolaborasi prosedur debridement (mis,
19.00 enzimatik, biologis, mekanis, autotilik)
WIB jika perlu
- kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
- kolaborasi pemberian obat novorapid 3
x 12 unit SC
Jumat, 11 februari. 1. mengobservasi kondisi nyeri
2020 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 2
07. 00 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
WIB nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Mengidentifikasi respons nyeri non

19
verbal
- Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri
- memonitoring penggunaan analgetik

2. Mengontrol rasa nyeri


09.00 - Menganjurkan teknik nonfarmakologis
WIB untuk mengurangi rasa nyeri
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Memfasilitasi Istirahat dan tidur
- Mempertertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

14.00 3. Mengedukasi nyeri


WIB - Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Sabtu, 12 februari 1. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi
2020 - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal 3
07.00 dan sistemik
WIB
2. Memonitr perawatan aseptic
09.00
- Memberikan perawatan kulit pada area
WIB
edema
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
- Mempertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
-
3. Mengedukasi defisit perawatan diri
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
14.00 - Mengajarkan cara mencuci tangan
WIB
dengan benar
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi
luka
- Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Meng anjurkan meningkatkan asupan
cairan
4. Mengkolaborasikan pemberian antibiotic
19.00 - Memberikan anti biotik
WIB

20
E. Evaluasi / Catatan Perkembangan

Nama : Diagnosa Medis :


Umur : No. CM :

Hari/Tanggal DP ke Perkembangan Paraf


1 2 3 4

21
22

Anda mungkin juga menyukai