Skenario B Blok 11 Kelompok 9
Skenario B Blok 11 Kelompok 9
KELOMPOK 9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan Tutorial:
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat
4. Tidak mengaktifkan alat komunikasi selama proses tutorial berlangsung
5. Tepat waktu
2.2 Skenario
“ Pegal Membawa Petaka”
Tn. Raharjo, 60 tahun, seorang buruh bangunan, datang ke Unit gawat darurat
dengan keluhan BAB hitam kental sejak 8 jam yang lalu dengan frekuensi 3
kali, jumlah ± 1 gelas aqua setiap kali BAB. Keluhan disertai dengan mulas
dan nyeri ulu hati sampai ke perut bagian kiri atas.
Sejak 1 tahun terakhir Tn. Raharjo sering mengeluh nyeri lutut kanan. Sejak 6
bulan terakhir, keluhan semakin memberat dan disertai mudah lelah jika
bekerja berat sehingga Tn. Raharjo disarankan temannya untuk menggunakan
obat yang dikatakan bisa menghilangkan nyeri lutut sekaligus penambah
tenaga di warung. Keluhan berkurang segera setelah mengonsumsi obat
tersebut, tetapi kambuh lagi bila tidak minum obat.
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, Tn. Raharjo merasakan nyeri di ulu
hati, yang bertambah berat jika Tn. Raharjo makan. Mual ada, muntah tidak
ada, tidak ada nafsu makan, demam tidak ada. Tn. Raharjo tidak mengalami
penurunan berat badan. Tidak ada riwayat nyeri ulu hati yang bertambah bila
makan. Tidak ada riwayat nyeri ulu hati yang berkurang bila makan. Riwayat
sakit kuning dan minum minuman beralkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang, kesadaran : Komposmentis
Tanda vital : TD 100/60 mmHg, Nadi:120x/mnt, RR: 24x/mnt, T:
36,80C.
Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (+), sklera tidak ikterik.
Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba
Torak : Spider nevi (-), ginekomastia (-), suara nafas vesikuler normal
Cor : HR 120x/mnt reguler, BJ I dan II normal.
Abdomen : Datar, bising usus meningkat, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+), Murphy sign (-), caput medusae (-), shifting dullness (-).
Ekstremitas atas : Palmar pucat (+), palmar eritem (-), akral hangat, CRT < 2
detik.
Ekstremitas bawah: Edema pretibia (-), hiperpigmentasi (-)
b. Apa makna BAB hitam kental sejak 8 jam yang lalu dengan
frekuensi 3 kali 1 gelas aqua tiap kali BAB?
Jawab :
Maknanya adalah Tn.Raharjo mengalami melena, yaitu
keluarnya tinja yang lengket dan berwarna hitam seperti aspal
dengan bau yang khas, yang menunjukkan adanya indikasi
pendarahan saluran cerna bagian atas serta dicernanya darah
pada usus halu. dimana penyebab kelainan diatas dalat berasal
dari kelainan esofagus, lambung dan kelainan duodenum. pada
kasus ini, penyebabnya mengarah pada kelainan lambung yaitu
adanya gastritis erosif atas riwayar dari Tn. Raharjo yang
mengkonsumsi obat anti nyeri sejak 1 tahun terakhir. Dimana
obat-obatan tersebut dapat mengiritasi mukosa lambung. makna
melena sejak 8 jam yang lalu dengan frekuensi 3x jumlah 1
gelas menandakan adanya indikasi perdarahan saluran cerna
bagian atas (Davey,P. 2010).
d. Apa makna keluhan disertai dengan mulas dan nyeri ulu hati
sampai ke perut bagian kiri atas?
Jawab :
Maknanya adalah terjadinya hambatan atau produksi
prostaglandin oleh enzim siklooksigenase dari asam arakidonat,
sehingga mukosa lambung mudah teririras dan juga ketika
mengkonsumsi obat golongan NSAID menyebabkan sel parietal
pada lapisan disekeliling gastric pit memproduksi jumlah HCL
yang berlebih, selanjutnya lambung akan menjadi lebih asam.
suasana asam pada lambung dapat membuat lapisan mukosa
lambung menjadi erosif shingga membentuk suatu ulserasi.
ulserasi pada lambung dapat menyebabkan radang pada
lambung yang menimbulkan gejala/keluhan seperti mual dan
nyeri ulu hati (Davey, P. 2010).
e. Apa kemungkinan penyakit pada kasus?
Jawab :
1) Varises esofagus atau lambung,
2) Gastritis,
3) Ulkus peptikum
4) Sindrome mallory-weiss
5) Esofagitis
6) Tumor
7) Gastritis erosive
(Kamboja et al., 2019)
2. Sejak 1 tahun terakhir Tn. Raharjo sering mengeluh nyeri lutut kanan.
Sejak 6 bulan terakhir, keluhan semakin memberat dan disertai mudah
lelah jika bekerja berat sehingga Tn. Raharjo disarankan temannya
untuk menggunakan obat yang dikatakan bisa menghilangkan nyeri
lutut sekaligus penambah tenaga di warung. Keluhan berkurang segera
setelah mengonsumsi obat tersebut, tetapi kambuh lagi bila tidak
minum obat.
a. Apa makna Sejak 1 tahun terakhir Tn. Raharjo sering mengeluh
nyeri lutut kanan?
Jawab :
Mengalami penumpukan asam laktat akibat pekerjaan yang
terlalu berlebihan karena seorang buruh dimana titik tumpu
tubuh terletak pada bagian leher panggung bahu dan lutut
sehingga terasa pegal pada bagian tersebut.
3. Satu hari sebelum masuk rumah sakit, Tn. Raharjo merasakan nyeri di
ulu hati, yang bertambah berat jika Tn. Raharjo makan. Mual ada,
muntah tidak ada, tidak ada nafsu makan, demam tidak ada. Tn.
Raharjo tidak mengalami penurunan berat badan. Tidak ada riwayat
nyeri ulu hati yang bertambah bila makan. Tidak ada riwayat nyeri ulu
hati yang berkurang bila makan. Riwayat sakit kuning dan minum
minuman beralkohol disangkal.
a. Apa makna satu hari sebelum masuk rumah sakit Tn. Raharjo
merasakan nyeri di ulu hati yang bertambah berat jika Tn
Raharjo makan ?
Jawab :
Maknanya itu merupakan manifestasi dari ulkus peptikum
(karna pada saat makan itu mengakibatkan aktivitas Lambung
meningkat, jika terjadi ulkus maka akan terasa nyeri bila makan)
g. Apa makna tidak ada riwayat nyeri ulu hati bertambah bila
makan dan tidak ada nyeri ulu hati berkurang bila makan?
Jawab :
Maknanya itu memberitahu bahwa ulkus peptikum yang terjadi
ini baru pertama kali di rasakan dan bukan ulkus peptikum yang
berulang, sedangkan tidak ada nyeri ulu hati berkurang bila
makan itu menyingkirkan diagnosis banding ulkus duodenum.
Dimana pada ulkus duodenum pada saat makan maka gaster
akan bekerja lebih keras dibandingkan duodenum sehingga pada
saat makan tidak terasa nyeri pada ulkus peptikum.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang, kesadaran: komposmentis
Tanda vital : TD 100/60 mmHg, Nadi:120x/mnt, RR: 24x/mnt,
T: 36,80C.
Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (+), sklera tidak ikterik.
Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba
Torak : Spider nevi (-), ginekomastia (-), suara nafas vesikuler
normal
Cor : HR 120x/mnt reguler, BJ I dan II normal.
Abdomen : Datar, bising usus meningkat, hepar lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (+), Murphy sign (-), caput medusae (-), shifting
dullness (-).
Ekstremitas atas : Palmar pucat (+), palmar eritem (-), akral hangat,
CRT < 2 detik.
Ekstremitas bawah: Edema pretibia (-), hiperpigmentasi (-)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab :
NO Pada kasus Kadar Normal Interpretasi
1 Keadaan Umum : Sakit Tidak sakit Abnormal
sedang (compos mentis)
Kesadaran : Kompos mentis
2 TD : 100/60 mmHg Sistol : 90-120 Normal
mmHg
Diastol : 60-9
mmHg
3 Nadi : 120 x/menit 60-100 x/menit Normal
4 RR : 24 x/menit 16-24 x/menit Normal
5 T : 36,80C 36,5 – 37,5oC Normal
6 Kepala :
Konjungtiva palpebra pucat Konjungtiva Abnormal
(+) palpebra pucat (Anemia)
(-)
Sklera tidak ikterik Skelra tidak Normal
ikterik
7 Leher :
JVP 5-2 cmH2O, JVP 5-2 cmH2O, Normal
KGB tidak teraba KGB tidak Normal
teraba
8 Thoraks:
Spider nevi (-) Spider nevi (-) Normal
Ginekomastia (-) Ginekomastia Normal
(-)
Suara nafas vesikuler normal Suara nafas Normal
vesikuler normal
9 Cor :
HR : 120 x/menit reguler HR : 60-100 Normal
x/menit
BJ I dan II normal. Reguler BJ I dan Normal
II normal
10 Abdomen :
Datar Datar Normal
Bising usus meningkat Bising usus Abnormal
tidak meningkat
Hepar lien tidak teraba Hepar lien tidak Normal
teraba
Nyeri tekan epigastrium (+) Nyeri tekan Abnormal
epigastrium (-)
Murphy sign (-) Murphy sign (-) Normal
Caput medusae (-) Caput medusae Normal
(-)
Shifting dullness (-) Normal
Shifting dullness
(-)
11 Ekstremitas atas:
Palmar pucat (+) Palmar pucat (-) Abnormal
Palmar eritem (-) Palmar eritem Normal
(-)
Akral hangat, Akral hangat, Normal
CRT < 2 detik CRT < 2 detik Normal
12 Ekstremitas bawah:
Edema pretibia (-) Edema pretibia Normal
(-)
Hiperpigmentasi (-) Hiperpigmentasi Normal
(-)
Palmar pucat
Obat-obat NSAID => penghancuran lapisan epitel => asam
kembali berdifusi ke mukosa => penghancuran sel mukosa =>
meningkatnya pepsinogen menjadi pepsin => menurunnya
fungsi lapisan => destruksi kapiler dan vena => kompensasi dari
tubuh => vasodilatasi pembuluh darah di perifer => Palmar
pucat (Price, 2015).
5. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9 g/dl
Ht : 27%
Leukosit 9.000/mm3
LED 15 mm/jam
Trombosit 300.000 mm3
DC : 0/4/2/62/26/6
Kimia darah
BSS 131 mg/dl
Asam urat 4,2
Ureum 60 mg/dl
Kreatinin 1,0 mg/dl
Protein total 7,2
Albumin 4,2
Globulin 3,0
a) Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab :
Differential Count:
Basofil : 0 Normal 0-2
Limfosit : 26 Normal 15 - 45
Monosit : 6 Normal 0 - 10
Kimia darah
Artinya :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
2. Q.S Al - A’raaf 31
Artinya :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.
Artinya :
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.
2.7 Kesimpulan
Tn. Raharjo, 60 tahun mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas ec
gastritis erosif akibat mengkonsumsi NSAID dalam jangka panjang
2.8 Kerangka Konsep
Faktor Resiko :
Menghambat COX-1
Sekresi prostagladin
menurun
Penipisan mukosa
lambung
Pendarahan Saluran
Cerna Bagian Atas
(SCBA)
Anemia Melena
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Juffrie. 2018. Saluran Cerna yang Sehat : Anatomi dan Fisiologi.
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
NIH (National Institute of Mental Health). Anxiety Disorders. Notoatmodjo, S., 2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Richter JM, Isselbacher KJ,1999. Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison . Jakarta :
EGC.
Sudoyo, et al. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: InternaPublishing
Zahra, Amira Puri dan Novita Carolia. 2017. OAINS: Gastroprotektif vs Kardiotoksik.
Lampung: FK UNILA.