C. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur
yang berkumpul tak beraturan. Bahasa juga sistematis, artinya bahasa bukanlah
sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem
fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon. Bahasa itu sebuah sistem
lambang dan mewakili sesuatu dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan
alam sekitar masyarakat yang mamakainya. Dengan bahasa suatu kelompok sosial
juga mengindetifikasikan dirinya. Untuk kelompok sosial tertentu mereka lebih
sering mementingkan bahasa untuk melambangkan identitas mereka daripada
bahasa sebagai sistem. (Kentjono 1982:2-4)
Menurut Al Ghulayaini (2010: 27)
عن مقاصدهم4 ألفاظ يعبر بها كل قوم: اللغة
Al-lugatu : alfᾱzun yu’abbiru bihᾱ kullu qaumin ‘an maqᾱṣidihim/bahasa adalah
ucapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.
Bahasa Arab termasuk dalam rumpun bahasa Semit yang menjadi salah satu
rumpun dari bahasa Semit Hemit atau dalam istilah lain Homo Semitik atau dalam
bahasa Arab Al-Hamiyah Al Samiyah. Bahasa Arab tidak hanya digunakan oleh
bangsa Arab, tetapi juga digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara yang
berada di Asia dan Afrika.
Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di
Propinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar
Medan, daerah-daerah transmigrasi di Indonesia, diantaranya sebagian Provinsi
Riau, Jambi, Kalimantan Tengah dan beberapa tempat di luar negeri yaitu
Suriname, Belanda, New Caledonia dan Pantai Barat Johor. Bahasa Jawa secara
1
diakronis berkembang dari bahasa Jawa Kuno Purba.Bahasa Jawa Modern dipakai
oleh masyarakat Jawa sekitar abad 16 sampai sekarang. Bahasa Jawa Modern
banyak mendapat pengaruh kosakata bahasa Arab, dipakai sebagai wahana lisan
maupun tulisan dalam suasana kebudayaan Islam-Jawa (Wedhawati, 2006:1)
Menurut Keraf (1984: 21) kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia memiliki
komposisi tertentu (entah fonologis entah morfologis) dan secara relative memiliki
distribusi yang bebas. Pengertian yang tersirat dalam suatu kata itu mengandung
makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Atau
dengan kata lain, kata-kata adalah penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada
orang lain.
Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan
dalam kelompok-kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau
berdekatan karena sama-sama berada dalam satu bidang kegiatan atau keilmuan.
Tetapi disamping itu setiap kata atau leksem dapat juga dianalisis maknanya atas
komponen-komponen makna tertentu sehingga akan tampak perbedaan dan
persamaan makna antara dua kata. (Chaer 2009:110)
Adapun pengertian kata dalam bahasa Arab adalah
اللفظة ما ينطق به اإلنسان مفردًا كان أو مر ّكبًا: الكلمة
Al kalimatu :allafẓatu ma yanṭiqu bihi al insᾱnu mufradan kᾱna au
murakkaban/kata adalah lafaz yang dikatakan manusia baik itu secara tunggal
maupun yang tersusun (Ma’luf 2007: 695)
2
Menurut Chaer (2009:33), Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih
tepatnya sebagai gejala-dalam-ujaran (Utterance-internal-phenomenon). Oleh
karena itu, ada prinsip umum dalam semantik yang menyatakan bahwa kalau bentuk
(maksudnya bentuk kata atau leksem) berbeda, maka makna pun berbeda, meskipun
perbedaannnya itu hanya sedikit.
Bidang ilmu yang membahas tentang makna adalah semantik. Semantik
berasal dari bahasa Yunani yaitu sema “tanda” (kata benda) atau kata kerjanya
semaino “menandai”, “berarti” (Kentjono, 1982:73).
Makna kata tidak selalu bersifat statis. Dari waktu ke waktu, makna kata-
kata juga mengalami perubahan baru bagi pemakainya. Perubahan makna tidak
hanya mencakup bidang waktu, tetapi juga mencakup bidang tempat
(Keraf,2010:95). Begitu juga Bahasa Jawa dalam perkembangannya mengalami
perubahan-perubahan makna akibat akulturasi yaitu proses percampuran dua bahasa
atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Ciri-ciri akulturasi yang
berkaitan dengan perkembangan bahasa Jawa ialah:
a. Unsur-unsur bahasa asing (yang terserap) mengalami proses adaptasi atau
asimilasi ke dalam bahasa Jawa.
b. Unsur bahasa asing dapat dan mudah diselaraskan dengan unsur bahasa
Jawa.
Contoh dari kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa seperti pada
tabel dibawah ini
B. Arab B. Jawa Arti B. Arab Arti B. Jawa
إمام/imᾱm Imam ة العا ّمة44الرئاس/al ri ᾱsatu pangarêping wong
al ‘ᾱmmatu/ ketua sêmbahyang/ pemimpin
umum (Ma’luf: 17) orang sholat
(Poerwadarminta: 170)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa makna إمام/imᾱm dalam bahasa Arab
adalah الرئاسة العا ّمة/al ri ᾱsatu al ‘ᾱmmatu/ ketua umum, akan tetapi ketika diserap
ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan makna yaitu pangarêping wong
sêmbahyang/ pemimpin orang sholat.
3
Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti kosakata serapan
bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa yang mengalami perubahan makna
maupun yang tidak mengalami perubahan makna pada bahasa sasaran dengan
bahasa sumber yaitu bahasa Arab, sehingga dapat dilihat perubahan-perubahan
makna yang terjadi setelah menyerap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dalam
tinjauan makna leksikal.
Alasan memilih judul ini dikarenakan peneliti bersuku Jawa, sehingga ingin
mengetahui seberapa besar peranan bahasa Arab dalam bahasa Jawa,sehingga kata-
kata serapan tersebut membutuhkan ketepatan makna untuk memahami makna kata
yang ada dalam bahasa Jawa. Dari penjelasan di atas peneliti menggunakan ilmu
semantik untuk melihat makna kata serapan yang dijadikan sebagai objek penelitian
dalam kajian ini.
D. RUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini tetap pada pokok permasalahannya sehingga dapat
mencapai tujuannya, maka perlu adanya perumusan masalah, yang meliputi:
1. Apa saja kata kata-kata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah
agama?
2. Apa saja perubahan makna yang terjadi pada kosakata Arab yang diserap ke
dalam bahasa Jawa pada istilah agama?
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kata-kata Arabyang diserap ke dalam bahasa Jawa pada
istilah agama.
2. Untuk mengetahui jenis perubahan makna yang terdapat dalam kosakata
Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama.
4
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan ilmu semantik melalui penelitian kata serapan bahasa Arab
ke dalam bahasa Jawa.
2. Manfaat Praktis
Memberi kontribusi bagi Prodi Bahasa Arab mengenai kata serapan bahasa
Arab ke dalam bahasa Jawa dan memperkaya bahan ajar tentang ilmu
semantik terutama kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa.
G. TINJAUAN PUSTAKA
a) Kajian terdahulu
1. Budiansyah Ritonga, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab
ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan perubahan makna kata tersebut
dengan objek penelitiannya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Republik Indonesia yang disusun oleh Soesilo (1985). Teori yang
digunakan adalah teori Chaer (1996) dan Tarigan (1985). Teori tersebut
menggunakan penambahan makna, perubahan makna,pengurangan makna,
pergantian makna dan makna tetap.Contohnya : kata hadir berasal dari kata
bahasa Arab yakni حضرhaḍara. Dalam bahasa Arab bermakna ض ّد غاب/ ḍiddun
ghᾱba lawan dari tidak hadir, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa
Indonesia kata hadir mempunyai makna datang dan terjadi pengurangan makna
ditinjau dari segi makna leksikal.
2. Suprianto Saragih, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab
ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan jenis-jenis perubahan makna
5
dalam naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dan
memfokuskan dalam pembukaan dan isi Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945 perubahan keempat. Teori yang digunakan adalah teori Chaer
dan Leonie Agustina (2004: 141) yang mengatakan perubahan makna ada tiga
yaitu meluas, menyempit dan berubah total.Contohnya : kata “bab” berasal dari
kata bahasa Arab yakni البابal bᾱbu. Dalam bahasa Arab bermakna المدخل/ al
madkhul tempat masuk, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia
kata bab mempunyai makna bagian dari buku dan terjadi perubahan total
ditinjau dari segi makna leksikal.
b) Landasan Teori
Menurut Chaer (2009: 140) ada lima bentuk perubahan makna, yaitu:
1. Meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem
yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ‘makna’, tetapi
kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-
makna lain.
2. Menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang
pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian
berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
3. Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah
kata dan makna asalnya.
4. Penghalusan ( Eufemia) yaitu sebuah kata atau sebuah bentuk
yang tetap. Hanya saja konsep makna mengenai kata atau bentuk
itu yang berubah.
5. Pengasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya
halus atau bermakna biasa dengan makna kata yang kasar.
6
Dari kelima bentuk perubahan makna menurut Chaer peneliti hanya
akan mengkaji bentuk perubahan makna yang meluas, menyempit dan
perubahan total.
1. Pengertian Kata
Istfauzi.blogspot.com//kata-serapan.html
Tidak ada dua bahasa yang sama persis, apalagi bahasa yang
berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh
kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada
7
proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang
terjadi dengan beberapa penyesuaian, pergeseran baik dalam ucapan maupun
ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh ataupun pergeseran
sistematis. Pengambilan kata dari suatu bahasa oleh bahasa yang lain
merupakan perkara atau hal lumrah, baik pada masa lalu, maupun pada masa
kini bagi dua bahasa bertemu. (Fauziah, 2008:5)
3. Pengertian Semantik
8
sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu
konteks kalimat. (Chaer, 2009:61)
9
4.1 Perubahan Makna Meluas
تواسع المعنى يعنى أن يتوسع معنى كلمة على م ّر الزمن أو في استعمال خاص لها
10
4.2 Perubahan Makna Menyempit
11
annahu syaiun
ulqiya fi al rῡ’i fa
iltahamhu/
bahwa
bertemunya
Allah pada diri
manusia
mengutusnya
untuk
mengerjakan
sesuatu atau
meninggalkannya
, seperti sesuatu
yang diilhamkan
(Ma’luf: 737)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata إلهام/ilhᾱm dalam
bahasa Arab adalah ه44ّ كان,ه44يء أو ترك44أن يلقى هلّلا ُ في نفس اإلنسان أمرًا يبعثهُ على فعل الش
شي ٌء ألقي في الروع فالتهمه/ an yulqiya allᾱhu fῑ nafsi al insᾱn amran yab’aṣuhu
‘alᾱ fi’li al syai’i au tarkahu, ka annahu syaiun ulqiya fi al rῡ’i fa
iltahamhu/ bahwa bertemunya Allah pada diri manusia mengutusnya untuk
mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, seperti sesuatu yang
diilhamkan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa
mengalami penyempitan makna yaitu wisiking Allah/bisikan Allah.
12
تغيّر المعنى يعنى تغيّر الكلمة على م ّر الزمن
H. METODE PENELITIAN
13
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan
melihat kaitan antara variable-variabel yang ada. Teori yang digunakan adalah teori
Abdul Chaer.
Adapun bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa untuk sementara
hingga saat ini peneliti sudah menemukan sekitar puluhan kata.
I. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dijadwalkan selesai dalam waktu 4 (empat) bulan, dengan jadwal
sebagai berikut:
2 Pengumpulan xxxx
Data
3 Pengolahan Data Xxxx
4 Penyusunan Xxxx
14
Laporan Akhir
OUTLINE
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
3.1. Kosakata Serapan Dari Bahasa Arab ke Dalam Bahasa Jawa Pada
Istilah Agama
15
3.2. Jenis-jenis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab ke
Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
DAFTAR PUSTAKA
17