Anda di halaman 1dari 17

A.

JUDUL : PERUBAHAN KATA SERAPAN BAHASA


ARAB KEDALAM BAHASA JAWA PADA
ISTILAH AGAMA

B. BIDANG ILMU : SEMANTIK

C. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur
yang berkumpul tak beraturan. Bahasa juga sistematis, artinya bahasa bukanlah
sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem
fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon. Bahasa itu sebuah sistem
lambang dan mewakili sesuatu dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan
alam sekitar masyarakat yang mamakainya. Dengan bahasa suatu kelompok sosial
juga mengindetifikasikan dirinya. Untuk kelompok sosial tertentu mereka lebih
sering mementingkan bahasa untuk melambangkan identitas mereka daripada
bahasa sebagai sistem. (Kentjono 1982:2-4)
Menurut Al Ghulayaini (2010: 27)
‫ عن مقاصدهم‬4‫ ألفاظ يعبر بها كل قوم‬: ‫اللغة‬
Al-lugatu : alfᾱzun yu’abbiru bihᾱ kullu qaumin ‘an maqᾱṣidihim/bahasa adalah
ucapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.
Bahasa Arab termasuk dalam rumpun bahasa Semit yang menjadi salah satu
rumpun dari bahasa Semit Hemit atau dalam istilah lain Homo Semitik atau dalam
bahasa Arab Al-Hamiyah Al Samiyah. Bahasa Arab tidak hanya digunakan oleh
bangsa Arab, tetapi juga digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara yang
berada di Asia dan Afrika.
Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di
Propinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar
Medan, daerah-daerah transmigrasi di Indonesia, diantaranya sebagian Provinsi
Riau, Jambi, Kalimantan Tengah dan beberapa tempat di luar negeri yaitu
Suriname, Belanda, New Caledonia dan Pantai Barat Johor. Bahasa Jawa secara

1
diakronis berkembang dari bahasa Jawa Kuno Purba.Bahasa Jawa Modern dipakai
oleh masyarakat Jawa sekitar abad 16 sampai sekarang. Bahasa Jawa Modern
banyak mendapat pengaruh kosakata bahasa Arab, dipakai sebagai wahana lisan
maupun tulisan dalam suasana kebudayaan Islam-Jawa (Wedhawati, 2006:1)

Dalam perkembangannya, Bahasa Jawa ini banyak menyerap dari kata-kata


asing, seperti dari Bahasa Arab. Dalam proses penyerapan ini tentunya ada yang
mengalami perubahan makna, baik itu makna leksikal maupun gramatikal. Makna
leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon
(vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Makna leksikal dari sebuah kata
adalah makna yang sesungguhnya atau gambaran yang nyata tentang suatu konsep
seperti yang dilambangkan kata itu dan sesuai dengan referennya. (Chaer 2009:60)

Menurut Keraf (1984: 21) kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia memiliki
komposisi tertentu (entah fonologis entah morfologis) dan secara relative memiliki
distribusi yang bebas. Pengertian yang tersirat dalam suatu kata itu mengandung
makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Atau
dengan kata lain, kata-kata adalah penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada
orang lain.
Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan
dalam kelompok-kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau
berdekatan karena sama-sama berada dalam satu bidang kegiatan atau keilmuan.
Tetapi disamping itu setiap kata atau leksem dapat juga dianalisis maknanya atas
komponen-komponen makna tertentu sehingga akan tampak perbedaan dan
persamaan makna antara dua kata. (Chaer 2009:110)
Adapun pengertian kata dalam bahasa Arab adalah
‫ اللفظة ما ينطق به اإلنسان مفردًا كان أو مر ّكبًا‬: ‫الكلمة‬
Al kalimatu :allafẓatu ma yanṭiqu bihi al insᾱnu mufradan kᾱna au
murakkaban/kata adalah lafaz yang dikatakan manusia baik itu secara tunggal
maupun yang tersusun (Ma’luf 2007: 695)

2
Menurut Chaer (2009:33), Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih
tepatnya sebagai gejala-dalam-ujaran (Utterance-internal-phenomenon). Oleh
karena itu, ada prinsip umum dalam semantik yang menyatakan bahwa kalau bentuk
(maksudnya bentuk kata atau leksem) berbeda, maka makna pun berbeda, meskipun
perbedaannnya itu hanya sedikit.
Bidang ilmu yang membahas tentang makna adalah semantik. Semantik
berasal dari bahasa Yunani yaitu sema “tanda” (kata benda) atau kata kerjanya
semaino “menandai”, “berarti” (Kentjono, 1982:73).
Makna kata tidak selalu bersifat statis. Dari waktu ke waktu, makna kata-
kata juga mengalami perubahan baru bagi pemakainya. Perubahan makna tidak
hanya mencakup bidang waktu, tetapi juga mencakup bidang tempat
(Keraf,2010:95). Begitu juga Bahasa Jawa dalam perkembangannya mengalami
perubahan-perubahan makna akibat akulturasi yaitu proses percampuran dua bahasa
atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Ciri-ciri akulturasi yang
berkaitan dengan perkembangan bahasa Jawa ialah:
a. Unsur-unsur bahasa asing (yang terserap) mengalami proses adaptasi atau
asimilasi ke dalam bahasa Jawa.
b. Unsur bahasa asing dapat dan mudah diselaraskan dengan unsur bahasa
Jawa.
Contoh dari kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa seperti pada
tabel dibawah ini
B. Arab B. Jawa Arti B. Arab Arti B. Jawa
‫إمام‬/imᾱm Imam ‫ة العا ّمة‬44‫الرئاس‬/al ri ᾱsatu pangarêping wong
al ‘ᾱmmatu/ ketua sêmbahyang/ pemimpin
umum (Ma’luf: 17) orang sholat
(Poerwadarminta: 170)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa makna ‫إمام‬/imᾱm dalam bahasa Arab
adalah ‫الرئاسة العا ّمة‬/al ri ᾱsatu al ‘ᾱmmatu/ ketua umum, akan tetapi ketika diserap
ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan makna yaitu pangarêping wong
sêmbahyang/ pemimpin orang sholat.

3
Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti kosakata serapan
bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa yang mengalami perubahan makna
maupun yang tidak mengalami perubahan makna pada bahasa sasaran dengan
bahasa sumber yaitu bahasa Arab, sehingga dapat dilihat perubahan-perubahan
makna yang terjadi setelah menyerap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dalam
tinjauan makna leksikal.
Alasan memilih judul ini dikarenakan peneliti bersuku Jawa, sehingga ingin
mengetahui seberapa besar peranan bahasa Arab dalam bahasa Jawa,sehingga kata-
kata serapan tersebut membutuhkan ketepatan makna untuk memahami makna kata
yang ada dalam bahasa Jawa. Dari penjelasan di atas peneliti menggunakan ilmu
semantik untuk melihat makna kata serapan yang dijadikan sebagai objek penelitian
dalam kajian ini.

D. RUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini tetap pada pokok permasalahannya sehingga dapat
mencapai tujuannya, maka perlu adanya perumusan masalah, yang meliputi:
1. Apa saja kata kata-kata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah
agama?
2. Apa saja perubahan makna yang terjadi pada kosakata Arab yang diserap ke
dalam bahasa Jawa pada istilah agama?

E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kata-kata Arabyang diserap ke dalam bahasa Jawa pada
istilah agama.
2. Untuk mengetahui jenis perubahan makna yang terdapat dalam kosakata
Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama.

4
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan ilmu semantik melalui penelitian kata serapan bahasa Arab
ke dalam bahasa Jawa.
2. Manfaat Praktis
Memberi kontribusi bagi Prodi Bahasa Arab mengenai kata serapan bahasa
Arab ke dalam bahasa Jawa dan memperkaya bahan ajar tentang ilmu
semantik terutama kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa.

G. TINJAUAN PUSTAKA

a) Kajian terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Bahasa Arab di Prodi


Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mengenai kata
serapan dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan referensi
yang ditemukan yaitu oleh :

1. Budiansyah Ritonga, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab
ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan perubahan makna kata tersebut
dengan objek penelitiannya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Republik Indonesia yang disusun oleh Soesilo (1985). Teori yang
digunakan adalah teori Chaer (1996) dan Tarigan (1985). Teori tersebut
menggunakan penambahan makna, perubahan makna,pengurangan makna,
pergantian makna dan makna tetap.Contohnya : kata hadir berasal dari kata
bahasa Arab yakni ‫حضر‬haḍara. Dalam bahasa Arab bermakna ‫ ض ّد غاب‬/ ḍiddun
ghᾱba lawan dari tidak hadir, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa
Indonesia kata hadir mempunyai makna datang dan terjadi pengurangan makna
ditinjau dari segi makna leksikal.
2. Suprianto Saragih, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab
ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan jenis-jenis perubahan makna

5
dalam naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dan
memfokuskan dalam pembukaan dan isi Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945 perubahan keempat. Teori yang digunakan adalah teori Chaer
dan Leonie Agustina (2004: 141) yang mengatakan perubahan makna ada tiga
yaitu meluas, menyempit dan berubah total.Contohnya : kata “bab” berasal dari
kata bahasa Arab yakni ‫الباب‬al bᾱbu. Dalam bahasa Arab bermakna ‫المدخل‬/ al
madkhul tempat masuk, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia
kata bab mempunyai makna bagian dari buku dan terjadi perubahan total
ditinjau dari segi makna leksikal.

Adapun penelitian yang akan dilakukan adalah tentang kata serapan


bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama.

b) Landasan Teori

Menurut Chaer (2009: 140) ada lima bentuk perubahan makna, yaitu:

1. Meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem
yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ‘makna’, tetapi
kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-
makna lain.
2. Menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang
pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian
berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
3. Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah
kata dan makna asalnya.
4. Penghalusan ( Eufemia) yaitu sebuah kata atau sebuah bentuk
yang tetap. Hanya saja konsep makna mengenai kata atau bentuk
itu yang berubah.
5. Pengasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya
halus atau bermakna biasa dengan makna kata yang kasar.

6
Dari kelima bentuk perubahan makna menurut Chaer peneliti hanya
akan mengkaji bentuk perubahan makna yang meluas, menyempit dan
perubahan total.

Tarigan (1986 : 86) mengatakan bahwa perubahan makna ada 6


(enam) yaitu perluasan (generalisasi), peninggian (ameliorasi), pertukaran
(sinestesia), penyempitan (spesialisasi), penurunan (peyorasi), persamaan
(asosiasi). Dari keenam bentuk perubahan makna menurut Tarigan, peneliti
hanya mengkaji kata serapan yang tidak mengalami perubahan makna atau
persamaan makna pada bahasa Jawa.

1. Pengertian Kata

Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa


mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi
makna.Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan panca
indera, yaitu dengan mendengar atau melihat.Sedangkan segi isi makna
adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau
pembaca karena rangsangan bentuk tadi. (Keraf, 2010:25)

2. Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah mengambil alih kata-kata dari bahasa lain.


Pungutan kata dapat bersifat gramatikal dan bersifat leksikal. (Cahyono,
1995:107). Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang
sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya
secara umum.

Istfauzi.blogspot.com//kata-serapan.html

Tidak ada dua bahasa yang sama persis, apalagi bahasa yang
berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh
kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada

7
proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang
terjadi dengan beberapa penyesuaian, pergeseran baik dalam ucapan maupun
ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh ataupun pergeseran
sistematis. Pengambilan kata dari suatu bahasa oleh bahasa yang lain
merupakan perkara atau hal lumrah, baik pada masa lalu, maupun pada masa
kini bagi dua bahasa bertemu. (Fauziah, 2008:5)

Menurut Samsuri (1994:51-52) sebagian besar pungutan yang


terdapat pada suatu bahasa dari bahasa yang lain adalah bersifat leksikal.
Dari pungutan leksikal itu kita dapat membedakan antara pungutan dialek,
pungutan mesra dan pungutan cultural. Pungutan dialek dapat terjadi dari
dialek tulisan, pungutan mesra yaitu pungutan dari bahasa lain yang terdapat
dalam daerah kebahasaan tempat bahasa itu, pungutan kultural yaitu semua
pungutan dari bahasa sumber yang tidak digunakan pada bahasa sasaran.

3. Pengertian Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal


dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti tanda atau lambang). Kata
kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan.Yang
dimaksud dengan lambang atau tanda adalah padanan kata sema itu.
Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu
salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika dan
semantik. (Chaer, 2009:2)

Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambang-


lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang
satu dengan yang lain. Semantik mencakup makna-makna kata,
perkembangannya dan perubahannya. (Tarigan, 1986:7)
Makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang
suatu konsep seperti yang dilambangkan kata. Makna leksikal suatu kata

8
sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu
konteks kalimat. (Chaer, 2009:61)

4. Jenis-Jenis Perubahan Makna

Keraf (2010:95-96) mengatakan bahwa perubahan makna itu tidak


saja mencakup bidang waktu, tetapi dapat juga mencakup persolan tempat.
Sebuah kata dengan arti yang mula-mula dikenal oleh semua anggota
masyarakat bahasa, pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada suatu
wilayah tertentu, sedangkan wilayah-wilayah lainnya masih tetap
mempertahankan makna yang asli. Dalam persoalan pemilihan kata, dasar
yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah suatu makna sudah
berubah atau tidak adalah: pemakaian kata dengan makna tertentu harus
bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan sementara berlangsung
(masalah waktu).

Perubahan-perubahan makna yang penting ada enam perubahan,


yaitu pertama perluasan arti, kedua penyempitan arti, ketiga ameliorasi
yaitu perubahan makna dimana arti yang baru lebih baik dari arti yang lama,
contohnya kata istri/nyonya dirasakan lebih baik dari kata bini, keempat
peyorasi yaitu perubahan makna dimana arti yang baru dianggap lebih
rendah dari arti yang lama, contohnya kata bunting dianggap kurang sopan,
lalu diganti menjadi kata hamil atau mengandung, kelima metafora yaitu
perubahan makna karena persamaan sifat antara dua obyek, contohnya kata
putri malam diartikan untuk bulan, keenam metonimi yaitu proses perubahan
makna karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu
lingkungan makna yang sama dan dapat diklasifikasikan menurut tempat
atau waktu, menurut hubungan isi dan kulit, hubungan antara sebab dan
akibat. Contohnya bila kita berbicara mengenai Istana Merdeka maka yang
dimaksud adalah Istana Presiden RI. (Keraf, 2010:97-99)

9
4.1 Perubahan Makna Meluas

Menurut Chaer (2010:140-141) yang dimaksud dengan perubahan


maknameluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang
pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena
berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain.Makna-makna lain
yang mengalami perluasan masih berada dalam lingkup poliseminya. Dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah ‫ تواسع المعنى‬/ tawᾱsi’u al ma’na.

‫تواسع المعنى يعنى أن يتوسع معنى كلمة على م ّر الزمن أو في استعمال خاص لها‬

/tawᾱsi’u al ma’na ya’nῑ an yatawassa’a ma’na kalimatin ‘alᾱ marri al


zamani aw fi isti’mᾱlin khᾱṣṣin lahᾱ/ ‘perluasan makna adalah perluasan
makna suatu kata yang terjadi seiring berjalannya waktu atau karena
penggunaan yang khusus’ (Al Khuli, 1982 : 90)
Contoh dalam bahasa Jawa yang memiliki makna meluas setelah
diserap dari bahasa Arab adalah

Kata BA Arti BA Kata BJ Arti BJ Kategori


semantik
leksikal
‫توافق‬/ ‫ضد تخالفوا‬ Moepakat cocog karo, Meluas
tuwᾱfiqu /ḍiddu rujuk, tunggal
takhᾱlafῡ/law panêmu/ sesuai
an dengan, rukun,
perselisihan satu pendapat
(Ma’luf : 911) (Poerwadarmint
a : 327)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna‫توافق‬/ tuwᾱfiqu kata
dalam bahasa Arab adalah‫الفوا‬44‫د تخ‬44‫ ض‬/ḍiddu takhᾱlafῡ/lawan perselisihan,
akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami
perluasan makna, yaitu cocog karo, rujuk, tunggal panêmu/ sesuai dengan,
rukun, satu pendapat.

10
4.2 Perubahan Makna Menyempit

Makna menyempit yaitu dimana makna dalam bahasa sumber


memiliki makna yang lebih luas cakupannya dan memilki makna yang
sempit setelah diserap.

Menurut Chaer (2010:142) yang dimaksud dengan perubahan


menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya
mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas
hanya pada sebuah makna saja. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
‫ إنحسار المعنى‬/ inḥisᾱru al ma’na

‫إنحسار المعنى يعنى يضيق في اتّساعه عن معنى الكلمة األصل ّي‬

/inḥisᾱru al ma’na ya’ni yaḍῑqu fi ittisᾱ’ihi ‘an ma’na al kalimati al aṣliyyi/


‘ penyempitan makna yaitu makna yang menyempit dari makna kata yang
asli. (Al Khuli, 1982 : 179)
Contoh dalam bahasa Jawa yang memiliki makna menyempit setelah
diserap dari bahasa Arab adalah

Kata BA Arti BA Kata Arti BJ Kategori


BJ semantik
leksikal
‫ام‬444444444444‫إله‬/ ‫ أن يلقى هلّلا ُ في نفس‬Ilham Wisiking Makna
ilhᾱm ‫اإلنسان أمرًا يبعثهُ على‬ Allah/bisikan menyempit
,‫ه‬44‫يء أو ترك‬44‫ل الش‬44‫فع‬ Allah
‫ي ٌء ألقي في‬4444‫ه ش‬4444ّ‫كان‬ (Poerwadarmi
‫روع فالتهمه‬4444‫ال‬/ an nta: 169)
yulqiya allᾱhu fῑ
nafsi al insᾱn
amran yab’aṣuhu
‘alᾱ fi’li al syai’i
au tarkahu, ka

11
annahu syaiun
ulqiya fi al rῡ’i fa
iltahamhu/
bahwa
bertemunya
Allah pada diri
manusia
mengutusnya
untuk
mengerjakan
sesuatu atau
meninggalkannya
, seperti sesuatu
yang diilhamkan
(Ma’luf: 737)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ‫إلهام‬/ilhᾱm dalam
bahasa Arab adalah ‫ه‬44ّ‫ كان‬,‫ه‬44‫يء أو ترك‬44‫أن يلقى هلّلا ُ في نفس اإلنسان أمرًا يبعثهُ على فعل الش‬
‫شي ٌء ألقي في الروع فالتهمه‬/ an yulqiya allᾱhu fῑ nafsi al insᾱn amran yab’aṣuhu
‘alᾱ fi’li al syai’i au tarkahu, ka annahu syaiun ulqiya fi al rῡ’i fa
iltahamhu/ bahwa bertemunya Allah pada diri manusia mengutusnya untuk
mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, seperti sesuatu yang
diilhamkan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa
mengalami penyempitan makna yaitu wisiking Allah/bisikan Allah.

4.3 Perubahan Total

Menurut Chaer (2010: 142) yang dimaksud dengan perubahan total


adalah berubahnya sama sekali makna asalnya. Memang ada kemungkinan
makna yang dimiliki sekarang masih ada sangkut pautnya dengan makna
asal, tetapi sangkut pautnya ini tampaknya sudah jauh sekali. Dalam bahasa
Arab dikenal dengan istilah ‫ تغيّر المعنى‬/ tagayyiru al ma’na

12
‫تغيّر المعنى يعنى تغيّر الكلمة على م ّر الزمن‬

/tagayyiru ma’na ya’ni tagayyiru al kalimati ‘alᾱ marri al zamani/


‘perubahan makna yaitu pergantian makna suatu kata sesuai dengan
berjalannya waktu’(Al Khuli, 1982 : 250)

Contoh dalam bahasa Jawa yang memiliki makna perubahan total


setelah diserap dari bahasa Arab adalah

Kata BA Arti BA Kata BJ Arti BJ Kategori


semantik
leksikal
‫إمام‬/imᾱm ‫ة‬44444444444444‫ الرئاس‬Imam pangarêping Berubah
‫العا ّمة‬/al ri wong total
ᾱsatu al sêmbahyang/
‘ᾱmmatu/ pemimpin orang
ketua umum sholat
(Ma’luf: 17) (Poerwadarminta:
170)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa makna ‫إمام‬/imᾱm dalam bahasa
Arab adalah ‫الرئاسة العا ّمة‬/al ri ᾱsatu al ‘ᾱmmatu/ ketua umum, akan tetapi
ketika diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan makna yaitu
pangarêping wong sêmbahyang/ pemimpin orang sholat.

H. METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian
itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai criteria tertentu (Sugiyono
2011:2).

13
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan
melihat kaitan antara variable-variabel yang ada. Teori yang digunakan adalah teori
Abdul Chaer.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan


mengambil data dari Kamus Praktis Jawa-Indonesia (Setiyanto: 2015) dan Kamus
Lengkap Bahasa Jawa (Sudarmanto: 2014).

Adapun tahap-tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data pustaka atau referensi yang berhubungan dengan judul


2. Data yang telah terkumpul diidentifikasi dan diklasifikasikan
3. Kemudian, menganalisis data yang terkumpul menggunakan kamus Al
Munjid Fi al Lugha Wa al A’lam dan Baoesastra Djawa.
4. Selanjutnya disusun secara sistematis dalam sebuah laporan.

Adapun bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa untuk sementara
hingga saat ini peneliti sudah menemukan sekitar puluhan kata.

I. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dijadwalkan selesai dalam waktu 4 (empat) bulan, dengan jadwal
sebagai berikut:

No Nama Kegiatan Bulan Ke


1 2 3 4
1 Persiapan xxxx

2 Pengumpulan xxxx
Data
3 Pengolahan Data Xxxx

4 Penyusunan Xxxx

14
Laporan Akhir
OUTLINE

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMAKASIH

PEDOMAN TRANSLITERASI

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Perumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah

1.4. Tinjauan Penelitian

1.5. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

2.2. Pengertian Semantik

2.3. Pengertian Kata Serapan

2.4. Jenis-jenis Perubahan Makna

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kosakata Serapan Dari Bahasa Arab ke Dalam Bahasa Jawa Pada
Istilah Agama

15
3.2. Jenis-jenis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab ke
Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama

3.2.1. Kata Serapan Yang Mengalami Makna Meluas

3.2.2. Kata Serapan Yang Mengalami Makna Menyempit

3.2.3.Kata Serapan Yang Mengalami Makna Perubahan Total

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-ghulayaini, Syekh Mustafa. 2010. Jami’u al Durus al ‘Arabiyah. Beirut:


Almaktabatu al Misriyatu
Al-Khuli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary of Theoretical Linguistics English-
arabic. Lebanon: Librairie Du Liban
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta
Fauziah. 2008. Perubahan Makna Kata Pinjaman Bahasa Arab Dalam Bahasa
Indonesia. Medan: Bartong Jaya
Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: UI Press
Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ma’luf, Lowis. 2007. Al Munjid Fi al Lughah Wa al A’lam. Beirut Dar al Machreq


Makruf, Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif.Semarang:
Need’s Press
Ritonga, Budiansyah. 2014. Analisis Kata Serapan Bahasa Arab ke Dalam
Bahasa Indonesia Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
RI (Skripsi). Medan. USU
Samsuri. 1994. Analisis Bahasa. Jakarta : Penerbit Erlangga
Saragih, Suprianto. 2015. Analisis Kata Serapan Bahasa Arab ke Dalam Bahasa
Indonesia Pada Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
(Skripsi).Medan. USU

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa
Yunus, Mahmud. 2009. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta : PT Mahmud Yunus
Istfauzi.blogspot.com//kata-serapan.html

17

Anda mungkin juga menyukai