Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Diskusi (3) :

Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya (lisensi). Paten diberikan untuk Invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Assalamualaikum, mohon ijin menanggapi diskusi diatas,
1. Apakah paten yang telah dilisensikan dapat dilisensikan lagi oleh penerima lisensi paten?
Jawab :
Undang-Undang Paten ditentukan Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang paten, baik yang
bersifat eksklusif maupun non eksklusif, kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian tertulis untuk
menggunakan Paten yang masih dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu. ( Pasal 1 angka 11
UndangUndang No. 13 Tahun 2016).
Bentuk lisensi paten dapat berupa lisensi yang eksklusif dan yang non eksklusif. Lisensi eksklusif, yaitu si
pemegang paten menyetujui untuk tidak memberikan lisensi-lisensi lain kepada orang lain selain dari si
pemegang lisensi. Jadi , hanya memberikan izin kepada satu pihak. Sedangkan lisensi noneksklusif bisa
dilisensikan lagi kepada beberapa pihak. Lisensi paten dapat diberikan secara cuma-cuma, tetapi yang
sering lisensi harus melalui imbalan yang disebut royalty. Cara pembayaran royalti ini pun ada
macamnya, ada yang dibayar sekaligus, sebagai lump sum, dan ada juga yang dibayar menurut presentase
bagi setiap satuan barang yang di produksi, yang harganya dapat ditentukan menurut berbagai macam
cara.
2. Apakah dalam praktek dapat timbul masalah terkait penentuan kriteria: Invensi yang baru, mengandung
langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri”? Jelaskan dan berikan contoh
Jawaban :
jika lisensi mempunyai kemampuan untuk mendapatkan penemuan baru atau memperbaiki
(menyempurnakan) penemuan yang ada hubungannya dengan yang dilisensikan tadi, ia dapat
memberikan lisensi kembali tentang ini kepada licensor. Agar sebuah paten dapat benar-benar
berkembang di dalam negeri dan kemancanegara dibutuhkan perlindungan hukum terhadap invensi
tersebut. Inilah yang disebut dengan aspek hukum Paten. Latar belakang perlunya aspek hukum paten
bermula dari pertimbangan bahwa sebuah invensi merupakan hasil kemampuan berpikir (daya kreasi)
seorang inventor.
Hasil kemampuan berpikir tersebut hanya dimiliki oleh inventor secara khusus (exclusive) yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk Invensi. Invensi adalah hak milik material (berwujud) yang berasal
dari akal (intelek) inventornya, sehingga disebut Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Salah satu
permasalahan di bidang paten yang dilindungi oleh Undang-Undang adalah masalah Penghapusan Paten
yang telah dilisensikan. Masalah Penghapusan paten ini diatur dalam Pasal 130 sampai dengan Pasal 141
UndangUndang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten. Akibat dari adanya penghapusan paten seperti ini
tentu saja sangat merugikan pemegang hak paten. Untuk itu Penegakan atau Perlindungan Hukum
Terhadap penghapusan paten yang terjadi ini harus didukung oleh Pemerintah dan juga masyarakat itu
sendiri.
Salah satu contoh permasalahan dalam lisensi paten yaitu adanya pembajakan atau pemalsuan suatu
invensi paten sehingga timbulnya gugatan ke pengadilan niaga dari pihak pemegang paten dan sudah ada
putusan hukum tetap akan mengakibatkan penghapusan paten.
Terkait dengan penghapusan suatu paten, maka suatu lisensi yang di dapat secara itikad baik sebelum
diajukannya gugatan penghapusan atas paten yang bersangkutan, tetapi berhak melaksanakan lisensi yang
dimilikinya sampai berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian lisensi.
Penemuan yang dapat diberikan paten menurut undang undang paten menganut prinsip bahwa semua
penemuan di bidang teknologi dapat diberi paten apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yaitu:
Penemu itu harus baru/novelity. Penemuan itu harus merupakan pemecahan maslah tertentu di bidang
teknologi. Penemu itu harus dapat dilaksanakan di bidang industry.
Dalam hak paten dikenal istilah invensi : ide inventor yg dituangkan dlm kegiatan masalah yg spesifik
dibidang teknologi yg dapat berupa produk, proses, penyempurnaan. ( Andrian suhendi ( 2009 : 67 ) )
Bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten
proses dan paten produk dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan,
paten dapat dibagi sebagai berikut:
1. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108 UU Paten
Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi yang mempunyai nilai
kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat penemuan maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi
suatu produk. Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang teknologi, yang
berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah
yang dasar bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang diberikanpun
tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.
2. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan.Maka sesuai kaidah-kaidah
internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis paten saja.
Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang teknologi, yang berupa produk
ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang dasar
bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang diberikanpun tidak secara
otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.
Ciri khas Invensi yang dapat dipatenkan adalah adanya kandungan pengetahuan yang sitematis, yang
dapat dikomunikasikan, dan dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah atau kebutuhan manusia yang
timbul dalam industri, pertanian atau perdagangan. Berarti pengertian teknologi disini adalah pengetahuan
yang sistematis, artinya terorganisasi dan dapat memberikan penyelesaian masalah. Pengetahuan itu harus
dalam bentuk tulisan atau dalam pemikiran dan harus diungkapkan atau dapat diungkapkan sehingga
dapat di ketahui dan dimengerti oleh orang lain. Serta pengetahuan itu dapat memberikan manfaat pada
industri, pertanian atau perdagangan. Pengatahuan tidak hanya berupa menciptakan suatu produk belaka,
tetapi bisa saja proses tetapi proses yang berkaitan dengan teknologi, artinya penemuannya dapat
dipatenkan tidak harus merupakan hasil produk namun dapat berupa proses.

Sumber: HKUM4302 Modul 3

Anda mungkin juga menyukai