Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DI

INGINKAN (KTD), KEJADIAN


POTENSIAL CEDERA (KPC),
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
DAN RESIKO PELAYANAN KLINIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai :
Berlaku
Halaman :
UPT Puskesmas Hj. Sukmanah Laelasarip,S.Kep, Ners
NIP. 19680215 198901 2 001
Samarang

1. Pengertian  Kejadian tidak di inginkan (KTD) adalah insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien akibat melakukan
tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
seharusnya di ambil dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien.
 Kejadian potensial cedera (KPC) adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera namun
belum terjadi insiden
 Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar cedera
 Resiko pelayanan klinis adalah resiko yang mungkin
timbul dalam pelayanan klinis
 Penanganan terhadap kejadian tidak di harapkan (KTD)
adalah membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi assesment resiko, identifikasi dan penglolahan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien ,
pelaporan dan analisi insiden , kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjut implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

2. Tujuan  Penanganan terhadap KTD bertujuan untuk


meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dengan
memberikan rasa aman bagi pasien maupun petugas.
 Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman
dalam melakukan penanganan terhadap kejadian yang
tidak di harapkan.
3. Kebijakan SK kepala puskesmas samarang no …/...../ 2017 tentang
penanganan kasus yang tidak di inginkan (KTD), kejadian
potensial cedera (KPC), kejadian nyaris cedera(KNC), Dan
Resiko dalam pelayanan
4. Referensi
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Perlindungan konsumen.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat;

4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 tentang


Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

5. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2016 tentang


Standar pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017


tentang Keselamatan pasien

5. Prosedur 1. Kepala puskesmas membentuk tim kesehatan pasien


di puskesmas (TKPP)
2. Tim kesehatan pasien di puskesmas (TKPP) menyusun
asuhan pasien lebih aman , meliputi assesment resiko,
identifikasi, dan pengelolahan hal yang berhubungan
resiko pasien
3. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP)
mengembangkan informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden KTD,KPC,KNC
4. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP)
menidentifikasi kasus KTD,KPC,KNC yang terjadi di
lingkup puskesmas dan jaringannya.
5. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP) mencatat
dan menangani kejadian KTD,KPC,KNC yang terjadi
6. Setiap koordinator unit/poli membuat laporan tentang
kejadian KTD,KPC,KNC di setiap unit kepada tim
keselamatan pasien puskesmas (TKPP)
7. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP)
menganalisa dan membuat solusi pembelajaran (audit)
terhadap KTD,KPC,KNC
8. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP) membuat
kesimpulan dan melaporkan kepada kepala puskesmas
mengenai kejadian KTD,KPC dan KNC.
9. Tim keselamatan pasien puskesmas (TKPP)
menyampaikan solusi pembelajaran atas setiap kajian
masalah atau kasus yang terjadi untuk evaluasi mutu
pelayanan di puskesmas.
6. Bagan alir

7. Hal2 yang
harus
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Unit pendaftaran dan RM
2. Unit BP umum
3. Unit gizi
4. Unit BPG
5. Unit KIA KB
6. Unit farmasi
7. Unit laboratorium
8. Polindes/poskesdes
9. Dokumen
terkait

10.Rekaman historis perubahan


N Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
o diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai