k3 Wil & Viddy
k3 Wil & Viddy
KONSTRUKSI
NAMA :
KELAS :
VI TPJJ C
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan
penyertaanNya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk kuliah K3 & Aspek Hk. Konstruksi .
Karena keterbatasan kami sebagai penulis dalam menyusun tugas ini yang , maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Makalah.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam berbagai hal terutama kepada Bapak Koilal Alokabel, SST.,M.Si sebagai
dosen yang telah memberikan materi kepada kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
Dengan adanya Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapapun dan
bagi para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................4
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................4
1.4 MANFAAT PENULISAN............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5
2.1 UNDANG-UNDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA.....................5
2.2 KECELAKAAN KERJA..............................................................................................5
2.3.1 Unsafe Action......................................................................................................5
2.3.2 Unsafe Condition.................................................................................................6
2.4 KLASIFIKASI MENURUT PENYEBAB...................................................................6
2.4.1 Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan Kerja................................................................6
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................7
3.2 FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI
JEMBATAN................................................................................................................................7
3.2.1 Faktor Teknis.................................................................................................................7
3.2.2 Faktor Non-Teknis........................................................................................................8
3.3 ASPEK-ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA
PEKERJAAN JEMBATAN.....................................................................................................10
3.3.1 Lingkungan Kerja.......................................................................................................10
3.3.2 Alat Kerja dan Bahan..................................................................................................10
3.4 KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA PEKERJAAN JEMBATAN.................13
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................16
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................................16
4.2 SARAN.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang timbul adalah:
1. Jenis-jenis kecelakaan apa saja yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi
Jembatan?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada proyek konstruksi
Jembatan?
3. Aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja apa saja yang diterapkan untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi Jembatan?
4. Apa fungsi dan jenis APD
5. Kasus-kasus kecelakaan apa yang sering terjadi dalam lingkup kerja proyek
konstruksi jembatan?
1.3 TUJUAN
Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi pada
proyek konstruksi jembatan.
2. Mahasiswa dapat menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi jembatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
mengurangi risiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi jembatan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
b. Kondisi Peralatan.
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan
menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau
peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau
sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya.
Oleh karena itu, mesin dan perlatan yang potensial menyebabkan kecelakaan
kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau manusia.
c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak.
Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya (mudah meledak,
pelumas, dan lainnya) dari satu tempat ke tempat yang lain sangat
memungkinkan terjadi kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan kerja
tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang matang, baik metode
memindahkannya, alat yang digunakan, jalur yang akan di lalui, siapa yang bisa
memindahkan dan lain sebagainya. Untuk bahan dan peralatan yang berat
diperlukan alat bantu seperti forklift.
d. Transportasi.
Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga
cukup banyak. Dari penggunaan alat yang tidak tepat (asal-asalan), beban yang
berlebihan (overloading), jalan yang tidak baik (turunan, gelombang, licin,
sempit), kecepatan kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak
baik, semuanya bisa berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Upaya untuk
mengatasi hal tersebut di atas, diantaranyaadalah memastikan jenis transportasi
yang tepat dan aman, melaksanakan operasi sesuai dengan standart operational
procedure (SOP), jalan yang cukup, penambahan tandatanda keselamatan,
pembatasan kecepatan, jalur khusus untuk transportasi (misal dengan warna cat)
dan lain sebagainya.
e. Tools (Alat).
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.
Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan
kecelakaan.Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan
kualitas kontrol pada alat-alat yang ada di tempat kerja
8
c. Keterampilan yang kurang.
Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan
secara terus-menerus. Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan ketrampilan
gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka
kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan
training.
d. Bermain-main
Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi
salah satu penyebab terjadinya angka kecelakaan kerja. Demikian juga dalam
bekerja sering tergesa-gesa dan sembrono juga bisa menyebabkan kecelakaan
kerja.Oleh karena itu, dalam setiap melakukan pekerjaan sebaiknya dilaksanakan
dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar keselamatan kerja selalu bisa terwujud.
Terlebih lagi untuk pekerjaan yang menuntut adanya ketelitian, kesabaran dan
kecermatan, tidak bisa dilaksanakan dengan berkerja sambil bermain.
e. Bekerja tanpa peralatan keselamatan.
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi
pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan.
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan
yang nyaman dan aman ketika digunakan. Perlatan keselamatan tersebut
diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las,
sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari
kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya. Terkadang
orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan peralatan
keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las. Hal ini
sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu menggunakan
peralatan keselamatan kerja untuk menjaga kualitas pekerjaan yang terbaik serta
keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja
9
3.3 ASPEK-ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA
PEKERJAAN JEMBATAN
Anogara (2005) menyatakan terdapat aspek dalam kesehatan dan keselamatan kerja
yang harus diperhatikan, antara lain:
3.3.1 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yaitu tempat dimana seseorang atau pekerja dalam
melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja dalam hal ini berhubungan dengan kondisi
kerja, seperti kondisi ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
10
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di
area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
11
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
12
10. Pelindung Wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan
menggerinda).
Dua orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia setelah
Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk, Jumat (22/9/2017). Diduga karena pada saat
pelepasan, slink crane belum terpasang sepenuhnya sehingga badan jembatan
terjatuh dan menimpa pekerja dibawahnya.
13
Jembatan alternatif penghubung Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka,
Kepulauan Bangka Belitung senilai Rp.25 miliar tersebut ambruk pada Jumat
dikarenakan kesalahan manusia . Balok penyangga glider yang sedang dipasang tiba-
tiba bergeser jatuh menipa balok yang lain
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau sarana
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Sedangkan bidang konstruksi adalah suatu
bidang produksi yang memerlukan kapasitas tenaga kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya
yang sering ditimbulkan umumnya dikarenakan faktor fisik.
Menurut Williams (2006), jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan
konstruksi adalah meliputi :
1. Terjatuh.
2. Kejatuhan Bahan dan Bangunan Ambruk.
3. Tersengat listrik.
4. Tersandung.
Kecelakaan kerja (occupational accident) adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang
berasal dari, atau terjadi dalam, rangkaian pekerjaan yang berakibat cedera fatal (fatal
occupational injury) dan cedera tidak fatal (non-occupational injury). Kecelakaan kerja
diakibatkan oleh beberapa factor yaitu :
1. Faktor Teknis
2. Faktor Non Teknis
3. Faktor Alam
Anogara (2005) menyatakan terdapat dua aspek penting dalam kesehatan dan
keselamatan kerja yang harus dan sangat perlu diperhatikan yaitu Kondisi atau lingkungan
kerja dan Peralatan dan bahan yang digunakan dalam proyek. Adapun aspek keselamatan dan
Kesehatan kerja yang diterapkan untuk mengurangi resiko kecelakaan pada proyek konstruksi
jembatan yaitu dengan memperhatikan lingkungan kerja,alat kerja dan bahan serta alat
pelindung diri.
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja jika tidak menggunakan APD, maka dapat membahayakan para
pekerja.
4.2 SARAN
Dalam lingkungan proyek konstruksi terutama dalam kaitannya dengan konstruksi
jembatan, dalam hal meningkatkan keselamatan kerja, kita perlu meminimalisir dan
mengidentifikasi setiap resiko yang akan timbul dan membahayakan keselamatan dan
kesehatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Muliadi,M. (2014). Analisa Respon Jembatan. Jurnal Teknik Sipil. Banda Aceh
Pamungkas, (2019). Kasus Kecelakaan Konstruksi Di Indonesia TH (2018) Bag 2. Jakarta
Seputar Pengetahuan. (2017). Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3),Tujuan,Aspek,Faktor, Dan Prinsipnya. Jakarta
17