TAHUN 2022
1
A. LATAR BELAKANG
Pengendalian infeksi rumah sakit merupakan salah satu bagian dari indikator
mutu dalam pelayanan kesahatan. Dengan adanya laporan kegiatan dari tim
pencegahan dan pengendalian infeksi dan adanya surveilans infeksi rumah sakit
yang disertai dengan analisa serta rekomendasi yang obyektif akan membantu
terlaksanya program pengendalian infeksi rumah sakit. Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang disertai dengan observasi disetiap unit atau ruangan dan
lingkungan rumah sakit ini dapat membuat petugas kesehatan semakin
meningkatkan kewaspadaan terkait dengan pengendalian infeksi dirumah sakit baik
untuk petugas maupun pasien yang dalam perawatan.HAIs (Health-care Associated
Infections) merupakan kejadian infeksi yang didapatkan penderita setelah
mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena
HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan utama dari
sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-
tangan personil medik yang terkontaminasi.
Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan
menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan
global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan
inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan lima
momen cuci tangan. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya
merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap
upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam
upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan
yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau
HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan
dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi
kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
2
C. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh
pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk
menanggapi hal ini, Tim PPI Rumah Sakit Bhayangkara Kediri melakukan penilaian
terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand
hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO.
Lima moment tersebut adalah:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan
(PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit
hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan
oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan dengan
membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action setiap petugas dalam
melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga menggunakan
3
lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi item-item yang perlu diamati
menggunakan cheklist.
D. HASIL KEGIATAN
Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang
merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial.
Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap bulan di Rumah
Sakit Bhayangkara Kediri. Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap
unit pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Kediri bulan Januari-Maret 2022.
89
88
87
86
85
84
83
JAN FEB MAR
CAPAIAN 88 88 89
STANDAR 85 85 85
Gambar 1. Angka Kepatuhan Cuci Tangan di RS Bhayangkara Kediri bulan Januari-Maret 2022
92
90
88
86
84
82
80
PERAWAT DOKTER NAKES LAIN CS MAHASISWA
JAN 91 90 86 86 85
FEB 91 90 86 86 85
MAR 93 92 86 86 86
RATA-RATA 92 91 86 86 85
Gambar 2. Angka Kepatuhan Cuci Tangan berdasarkan profesi di RS Bhayangkara Kediri bulan
Januari-Maret 2022
angka kepatuhan hand hygiene yang paling rendah di Ruang Sekar dan Ruang
Flamboyan yaitu rata-rata sebesar 85%.
Gambar 4. Angka Kepatuhan Cuci Tangan berdasarkan 5 Momen Cuci Tangan di RS Bhayangkara
Kediri bulan Januari-Maret 2022
Berdasarkan gambar 3 angka kepatuhan cuci tangan 5 momen cuci tangan yang
tertinggi adalah momen ke-3 yaitu 100% sesudah terkena cairan tubuh pasien.
7
3 Nakes Lain 89 88 90 90 90 91 90 90 91
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
MOMEN 1 MOMEN 2 MOMEN 3 MOMEN 4 MOMEN 5
PERAWAT 91 92 100 94 93
DOKTER 90 91 100 93 93
NAKES LAIN 90 0 0 89 91
CS 90 0 100 90 90
MAHASISWA 90 90 100 90 90
G. PENUTUP
Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi tentang
PPIRS juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk merubah perilaku
petugas kesehatan juga harus didukung oleh kesadaran dan kepedulian semua pihak
ditambah ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit
tentunya.
Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RS
Bhayangkara Kediri dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada
pasien RS Bhayangkara Kediri karena kebersihan tangan merupakan salah satu
indikator mutu yang harus dijalankan oleh petugas di rumah sakit, maka meningkatnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan
RS Bhayangkara Kediri.