Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BIOLOGI SEL

STRUKTUR I DAN FUNGSI SEL EUKARIOTA

Disusun Oleh :
Alresa Oktaviana / 2220332014
Dewi Ritonga / 2220332008
Desi Scorpinasari Br Ginting / 2220332023
Mimi Rahmawati / 2220332011
Trisnanda Marintan / 2220332016

Dosen pengampu :
Prof.Dr.Arni amir,MS

PROGRAM STUDI S2 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Struktur I dan
Fungsi Sel Eukariota”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Biologi Sel. Dalam Penyusunan makalah ini, tak lupa pula kami berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa bimbingan,
dorongan, do’a serta kerjasama yang baik dari semua pihak. Kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Makalah ini terwujud atas bimbingan dan arahan dari bantuan berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr.Arni Amir,MS selaku dosen penanggung jawab dan dosen pengampu


mata kuliah
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun menyadari
bahwa penulis makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak

Padang, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel Eukariota 3
2.2 Struktur Sel Eukariota 4
2.3 Struktur Organel Sel Pada Hewan dan Tumbuhan 18
2.4 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan 20
2.5 Mekanisme Transport Sel Eukariota 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24

iii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
2.1 Kelompok eukariota 4
2.2 Struktur sel eukariota 4
2.3 Struktur nukleus 4
2.4 Struktur nukleolus 6
2.5 Struktur reticulum endoplasma 7
2.6 Struktur badan golgi 7
2.7 Struktur ribosom 9
2.8 Struktur mitokondria 9
2.9 Struktur membrane plasma 10
2.10 Struktur sitoplasma 11
2.11 Struktur sitoskeleton 12
2.12 Mikrotubula 14
2.13 Struktur Mikrotubula 14
2.14 Perbedaan vakuola pada sel hewan dan tumbuhan 15
2.15 Struktur plastid 16
2.16 Struktur dinding sel 17
2.17 Struktur organel sel hewan 18
2.18 Struktur organel sel tumbuhan 20

iv
DAFTAR TABEL
No Judul Gambar Halaman
2.1 Perbandingan antara sifat mikrotubula, mikrofilamen dan 14
filament intermedia
2.2 Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan 21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua makhluk hidup, manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroba
terdiri atas kumpulan sel. Sel merupakan unit dasar kehidupan yang memiliki
komponen penyusun terbanyak yaitu air sekitar 80%. Dari berat sisanya
terdapat lipid sekitar 10%, karbohidrat 15%, protein 50% dan asam nukleat
15% (Azhar Minda, 2016). Sel bervariasi ukuran dan bentuknya. Berdasarkan
ada tidaknya membran yang melingkupi material genetik genom sel, sel dapat
dikelompokkan dua, yaitu sel prokariot (bahasa Yunani: pro artinya sebelum)
yang tidak mempunyai organel inti dan sel eukaryotes (bahasa Yunasi: eu
artinya baik atau benar, karyon artinya inti) yang mempunyai organel inti
(Rosana Dadan dkk, 2019).
Menurut Rahmadina (2017), Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki
inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini
memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan membran inti
(membran nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah
nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur
dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga
bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur.Pada sel eukariota dikelilingi
membran plasma tunggal tidak seperti bakteri, yang biasanya mempunyai
membran ganda. Gambaran paling jelas yang membedakan antara sel eukariot
dengan sel prokariota adalah hadirnya membran yang melingkupi inti didalam
sel eukariota.
Dari segi ukuran sel eukariota jauh lebih besar dibandingkan sel
prokariota. Diameter sel eukariota umumnya 5-100 μm yang volumenya
seratus sampai sejuta kali lebih besar dibandingkan sel prokariota. Karena
ukurannya yang besar dan struktur internalnya yang kompleks diperlukan
mekanisme transport yang cepat dan komunikasi yang baik di dalam sel, ke
dan dari media eksternal sel eukariota. Sel ini terdapat pada hewan,

1
tumbuhan, ragi, jamur lendir (slime mold), binatang, jamur (fungi), tumbuhan,
binatang bersel tunggal (ciliates), flagellates, dan microsporidia.
Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing-masing sel
karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki
bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda. Tetapi, ada bagian sel
yang sama diantaranya yaitu membran plasma, sitoplasma, organel (seperti
retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom, mitokondria), dan inti sel
(nukleus). Untuk mengetahui lebih lanjut, maka penyusun akan membahas
tentang struktur dan fungsi sel eukariota.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan sel eukariota?
b. Bagaimana struktur organel sel eukariota?
c. Bagaimana struktur organel sel hewan dan sel tumbuhan?
d. Apa perbedaan dari sel hewan dan sel tumbuhan?
e. Bagaimana mekanisme transport sel eukariota?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian sel eukariota
b. Untuk mengetahui struktur organel sel eukariota
c. Untuk mengetahui struktur organel sel hewan dan sel tumbuhan
d. Untuk mengetahui perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
e. Untuk mengetahui mekanisme sel eukariota

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel Eukariota


Sel eukariota merupakan sel yang memiliki inti atau nukleus (karion)
yang dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu
membrane sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic
ini berasal darikata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus)
Sel eukariota memiliki diameter sel umumnya berkisar antara 10-100μm yang
volumenya 100-1.000.000 kali lebih besar dibandingkan sel bakteri, dan
memiliki karakteristik eukariot yang penting adalah mempunyai organel sel
bermembran tertutup (membrane-enclosed organelles) seperti mitokondria,
kloroplast. Organel ini tidak dimiliki oleh sel prokariot (Rahmadina, dkk,
2017).
Sedangkan, menurut Cohen S,. et al (2018). Sel eukariotik disusun oleh
organel yang terikat membran. Organel ini berkomunikasi satu sama lain
melalui jalur vesikular dan situs kontak membran (MCS). MCS merupakan
aposisi dekat antara dua atau lebih organel yang memainkan peran dalam
pertukaran metabolik, lipid dan protein. Interaksi organel di MCS juga
penting untuk pembelahan organel dan biogenesis.
Sel eukariota juga dikelilingi membran plasma tunggal tidak seperti
bakteri, yang biasanya mempunyai membran ganda. Hal ini yang
membedakan antara sel eukariota dengan sel prokariota adalah adanya
membran yang melingkupi inti di dalam sel eukariota. Adapun kelompok
yang termasuk eukariota adalah ragi, jamur lendir (slime mold), binatang,
jamur (fungi), tumbuhan, binatang bersel tunggal (ciliates), flagellates,
dan microsporidia (Moran et al, 2012).

3
Gambar 2.1 Kelompok eukariota

2.2 Struktur Organel Sel Eukariota


Menurut Azhar Minda (2016). Berikut ini adalah struktur dari sel
eukariota :
Gambar 2.2 struktur sel eukariota

a. Nukleus
Gambar 2.3 struktur nukleus

4
Nukleus atau inti sel merupakan salah satu organel yang berada di
bagian pusat sel. Merupakan organel yang berperan penting dalam
pengontrolan seluruh aktivitas yang terjadi didalam sel, sehingga sering
disebut sebagai pusat kendali. Di dalam nukleus ditemukan adanya cairan
inti (nukleoplasma), anak inti (nukleolus), dan selaput inti. Nukleus ini
dibatasi oleh sepasang membran yang memiliki selubung pada bagian
luarnya yang tidak saling menyambung satu dengan yang lain tetapi
memiliki pori-pori (Rahmadina dkk, 2017).
Pada sel eukariota memiliki DNA. Dimana nukleus ini berperan dalam
melindungi DNA tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh reaksi
yang terdapat dalam sitoplasma. Molekul dari DNA ini berukuran besar
dan kebanyakan nukleusnya memiliki DNA yang sangat banyak. Dengan
demikian, nukleus ini dapat melindungi satu sel material genetik dengan
jumlahnya satu dan hanya duplikasi DNA yang aman dan kuat. Sedangkan
yang terisolasi dalam kompartmennya, DNA tetap berpisah dari aktivitas
dalam sitoplasma dan dari reaksi metabolik yang mungkin merusaknya.
Nukleus juga berperan dalam mengontrol perpindahan molekul antara
sitoplasma dengan nukleus dalam hal sel mengakses DNA pada saat RNA
dan protein dibuat olehnya, sehingga setiap molekul yang terlibat di dalam
proses ini harus masuk dan keluar dari nukleus. Pada waktu tertentu,
keberadaan membrane nukleus ini membiarkan molekul tertentu untuk
menembusnya. Hal ini disebabkan karena untuk melindungi DNA dengan
cara sel yang mengatur jumlah RNA dan protein yang dibentuknya.
b. Membran nukleus
Membran nukleus memiliki dua lipid bilayer yang terlipat bersama
sebagai membran tunggal yang mana pada lapisan luarnya berhubungan
dengan membran organel lain. Jenis protein membran yang berbeda dapat
melekat dalam dua lipid bilayer. Beberapa diantaranya berupa reseptor
atau transforter, sedangkan protein lain dapat beragregasi membentuk pori
dalam membran. Molekul ini berperan dalam hal sistem transportasi pada
berbagai molekul yang melewati membran inti. Semua zat lainnya dapat

5
menembus membran melalui transporter dan pori membran.
Selama terjadinya pembelahan sel, protein ini sangat membantu sel dalam
mewariskan DNA kepada keturunannya.
c. Nukleolus
Gambar 2.4 struktur nukleolus

Nukleolus merupakan daerah yang berwarna gelap yang berfungsi


dalam pembentukan protein dari RNA(asam ribonukleat) serta ikut
berperan dalam produksi ribosom. Dimana subunit ribosom tersebut
terbentuk dari protein dan RNA. Kedua subunit tersebut melewati pori-pori
yang berinti menuju sitoplasma yang merupakan tempat keduanya
bergabung dan menjadi aktif dalam pembentukan protein.
Didalam anak inti sel ini terdapat materi genetik yang berfungsi
sebagai pembawa sifat keturunan, yakni DNA (asam deoksiribonukleat)
dan kromosom. DNA eukariota disimpan dalam kromosom yang
tersimpan didalam nukleus yang terbungkus membran nukleus. Selain itu,
di Nukleus terdapat kromatin dimana kromatin ini tersusun atas protein
dan DNA yang akan tampak sebagai kromosom ketika sel mengalami
pembelahan. Adapun organel lain yang terdapat di nucleus yaitu
nukleoplasma yang merupakan cairan padat dari protein yang mengandung
kromatin dan ketika memadat membentuk kromosom sekaligus gen yang
membawa informasi turun-temurun.
d. Sistem endomemberan
Sel eukariota memiliki beragam struktur yang dibatasi membran yang
sering disebut sistem endomembran. Sistem endomembran berfungsi

6
membentuk membran untuk membatasi sel dan membran plasma. Sistem
ini terdiri dari beberapa komponen, tiap komponen menghubungkan
dengan membran plasma baik satu waktu maupun lain waktu. Adapun
komponen endomembran, yaitu :
1) Retikulum endoplasma
Gambar 2.5 struktur retikulum endoplasma

Merupakan jejaring kantong dan tabung bermembran berbentuk


jala adalah bentuk dari RE. Kantung ini disebut cisternae, organel ini
berasal dari kata reticulum “ jaringan’’dan endoplasmic yang berarti
’’didalam sel’’, organel ini juga berperan aktif dalam sintesis membran
dan proses sintesis sekaligus proses metabolik lain. RE memiliki bagian
yang halus atu agranuler (berperan untuk mensintesis lipid, glikogen,
kolesterol, dan gliserida, serta membantu dalam detoksifikasi zat-zat
berbahaya dalam sel) dan kasar atu granuler (ditempeli oleh ribosom
sehingga bertanggung jawab untuk memegang protein terbentuk di
ribosom).
2) Badan golgi
Gambar 2.6 struktur badan golgi

7
Badan golgi atau aparatus golgi adalah organel polimorfik yang
membrannya berbentuk kantong pipih yakni pembuluh, gelembung
kecil dan bentukan seperti mangkok. Organel ini aktif dalam sintesis,
modifikasi, pemilahan dan sekresi produk-produk sel. Setiap sel hewan
terdapat 10 hingga 20 badan golgi sedangkan pada sel tumbuhan
terdapat ratusan badan golgi. Pada sel tumbuhan badan golgi sering
disebut sebagai diktiosom, Lebih spesifikainya adalah berperan :

a) Pembentukan vesikula ekskretorius (kantong pembungkus zat yang


akan di keluarkan dari sel).
b) Pembentukan membran plasma, dinding sel (pektin, hemiselulosa,
dan selulosa yang dibentuk dalam badan golgi), pembentukan
akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur dan lisosom.
c) Tempat memodifikasi protein serta menyortir dan memaket molekul-
molekul untuk sekresi sel.
3) Lisosom
Lisosom adalah organel pencerna berupa kantong sebagai tempat
makromolekul dihidrolisis dan tersusun atas enzim yang terpisah
menjadi komponen yang dapat digunakan pada tingkat sel. Masalah
sampah dan partikel makanan bias dicerna dalam lisosom dan
diekskresikan melalui vakuola.
4) Peroksisom
Organel seperti kantong-kantong yang memiliki membran tunggal
adalah peroksisom. Organel ini berisi berbagai enzim dan yang paling
khas enzim katalase yang berfungsi mengkatalis perombakan hydrogen
peroksida menjadi air. Organel ini merupakan salah satu organel yang
berperan dalam berbagai fungsi metabolik yang terspesialisasi serta
perubahan lemak menjadi karbohidrat.

8
e. Ribosom
Gambar 2.7 struktur ribosom

Merupkan salah satu organel sel yang berfungsi sebagai tempat


sintesis protein didalam sel. Ribosom terdapat dibanyak tempat termasuk
retikulum endoplasma dan sitosol. Ribosom bisa membuat protein untuk
digunakan didalam sel maupun yang akan dikeluarkan dari sel. Protein
yang ada didalam sel dibuat oleh ribosomyang berada di sitosol.
Sementara itu diluar sel, ada yang diproduksi di retikulum endoplasma
maupun nukleus.
Struktur pada setiap ribosom tersusun atas RNA dan protein. Masing-
masing ribosom terdiri dari dua subunit RNA-protein yaitu subunit kecil
dan subunit besar keduanya terletak saling tindih subunit besar berada
diposisi atas dan ditengah kedua subunit tersebut terdapat RNA.
f. Mitokondria
Gambar 2.8 struktur mitokondria

Merupakan salah satu organel didalam sel yang mempunyai tugas


utama sebagai penghasil energi (ATP). Organel ini sangatlah penting, bila
mengalami kerusakan maka akan mengakibatkan sel menjadi mati.
Dengan menggunakan mikroskop cahaya mitokondria terlihat berbentuk
lonjong juga bisa bisa berbentuk dumbbell, spherical, atau raket memiliki
ukuran diameter 0,5−1,0m dan panjangnya sampai 7 μm. Mitokondria ini

9
terdiri dari dua lapisan membran sel. Membran bagian luar terdiri dari
lapisan protein dan lipin dengan ratio 50:50, sedangkan bagian dalam
terdiri dari protein dan lipid dengan ratio 80:20.
Pada membran mitokondria bagian dalam merupakan tempat utama
produksi energi ATP, karena memiliki ATP sintetase melalui proses yang
dikenal dengan transport electron. Membran bagian dalam ini memiliki
lipatan yang disebut krista. Membran krista berperan dalam menampung
protein yang mengirim ulang electron, yang berasal dari siklus Krebs dan
berkontribusi pada proses menghasilkan energi. Organel ini memiliki
DNA, RNA dan ribosom yang merupakan replikasi dan duplikasi diri.
Organel ini disebut rumah mesin dari sel sekaligus menjadi organel paling
besar dalam sel. Membran mitokondria tersusun atas dua bagian ruang,
yakni :
1) Ruang intermembran
Merupakan ruangan diantara membran luar dan membran dalam.
Membran terluar dari organel ini berstruktur halus sedangkan pada
bagian membran dalam berupa lekukan yang sering disebut kista.
Semua molekul kecil bisa melewati membran luar tapi tidak bisa untuk
protein dan molekul besar.
2) Matriks mitokondria
Merupakan ruangan yang berada dalam membran dalam
mitokondria yang dijadikan tempat metabolisme serta mengandung
enzim untuk proses siklus kreb dan oksidasi lemak. Selain enzim, di
dalamnya terdapat butiran protein yang disintesis sendiri dengan
bantuan DNA, ribosom dan RNA.
g. Plasma membran
Gambar 2.9 struktur plasma membran

10
Merupakan bagian paling luar dari sel yang bersifat semipermeable
dan selektifpermeable yakni mengatur setiap zat yang akan keluar dan
masuk kedalam sel. Membran sel berupa lapisan lipid bilayer, dua lapisan
fosfolipid dengan ekor membentuk susunan sandwich di antara kepala.
Membran plasma ini memiliki bagian yang tersusun dari lemak (lipid) dan
protein (lipoprotein). Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel
yang membungkus semua organel sel lainnya. Membran plasma ini
berfungsi dalam mengatur pertukaran zat antara sitoplasma dengan larutan
di luar sel, menyelenggarakan pertahanan mekanisme dan untuk memberi
bentuk pada sel. Membran ini juga berfungsi sebagai penyelenggara
komunikasi antar sel da juga sebagai organel yang dapat mengontrol
masuknya nutrisi dan mineral kedalam sel.
h. Sitoplasma
Gambar 2.10 struktur sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan matriks atau zat seperti gel yang berada
didalam sel. Sitoplasma tersusun atas partikel berupa material air dan juga
protein. Fungsi utama dari sitoplasma ini yaitu sebagai tempat
berlangsungnya reaksi metabolisme yang terdapat didalam sel. Struktur
yang dibatasi oleh sitoplasma ini dinamakan organella. Sitoplasma ini
merupakan substansi dasar yang sangat berperan dalam kelangsungan
kerja organel yang ada didalamnya.
i. Flagella dan silia
Merupakan organel lokomosi yang biasanya terdapat pada sel hewan
yang berfungsi sebagai alat gerak pada sel. Organel ini disusun dari
kumpulan mikrotubulus yang menjulur keluar pada membran plasma. Zat

11
silia bergerak dalam pernapasan dan pencernaan pada hewan multiseluler.
Silia juga bekerja pada Pendengaran dan sel-sel reproduksi untuk bergerak
dan sensasi. Pada sel tumbuhan tidak terdapat alat gerak seperti flagella
atau silia.
j. Sentrosom
Sentrosom merupakan wilayah dalam sel sebagai tempat mikrotubulus
sel bermula. organel ini mengandung dua sentriol berbentuk bintang yang
berfungsi memulai pembelahan sel yakni dalam penarikan kromosom ke
arah kutub baik secara mitosis maupun meiosis Sentriol juga berperan
dalam mengatur geometri sel dan orientasi, karakteristik ini menjadi sangat
penting selama perkembangan embrio organisme.
k. Mikrovili
Penjuluran yang meningkatkan luas permukaan sel.
l. Sitoskeleton
Gambar 2.11 struktur sitoskeleton

Sitoskeleton berfungsi memberinya bentuk, kemampuan bergerak dan


kemampuan mengatur organel-organel serta memindahkan organel-
organel dari satu bagian sel ke bagian yang lainSitoskeleton ikut berperan
dalam pergerakan sel dan memperkuat bentuk sel. Komponen organel ini
tersusun atas protein serta mencakup : mikrofilamen, filament intermediet
dan mikrotubulus. Mikrofilamen adalah serat tipis dengan panjang
diameter 5-6 nm. Terdiri dari protein yang disebut aktin. Banyak
mikrofilamen membentuk kumpulan atau jaringan pada berbagai tempat
dalam sel. Adanya hal itu digabungkan dengan gerak sel. Bila sel hewan

12
membelah menjadi dua,mmmisalnya, terbentuklah seberkas mikrofilamen
dan memisahkan kedua sel anak itu.
Filamen intermediate merupakan serat sitoplasmik yang panjang
dengan diameter sekitar 10 nm. Disebut intermediat karena diameternya
lebih besar dari diameter mikrofilamen (6 nm) dan lebih kecil daripada
diameter mikrotubula (25 nm) dan filamen ‘tebal’ (15 nm) pada serat otot
rangka. Filamen intermediet terdiri dari molekul-molekul protein fibrosa.
Filamen intermedia merupakan benang berongga yang terdiri dari lima
buah protofilamen, sejajar satu dengan yang lain dan membentuk sebuah
lingkaran. Filamen intermediet banyak dijumpai dalam sel yang sering
mendapatkan tekanan mekanis, seperti sel epitelum, akson sel saraf atau
sel-sel otot polos.
Mikrotubula adalah silinder protein yang terdapat pada kebanyakan
sel hewan dan tumbuhan. Ada dua macam α-tubulin dan -tubulin.
Masing-masing dengan berat molekul sekitar 55.000 dalton. Mikrotubula
berperanan dalam pembelahan sel. Pembelahan sel memerlukan distribusi
tepat kromosomnya ke setiap sel anak. Setiap kromosom bergerak ke
tujuannya berakhir pada seikat mikrotubula. Mikrotubula juga digunakan
dalam pembentukan sentriol, benda basal dan flagella. Terdapat dua
kelompok mikrotubula:
1) Mikrotubula stabil yaitu mikrotubula yang dapat diawetkan dengan
larutan fiksatif apa pun, misalnya: OsO4, MnO4, atau aldehida pada
suhu berapa pun.
2) Mikrotubula labil yaitu mikrotubula yang dapat diawetkan hanya
dengan larutan. Mikrotubula fiksatif aldehida dan pada sekitar suhu
4°C.

13
Gambar 2.12 mikrotubula

Gambar 2.13 struktur mikrotubula

Tabel 2.1 perbandingan antara sifat mikrotubula, mikrofilamen dan filament


intermedia
Sifat/Tanda Mikrotubula Filamen Mikrofilamen
Intermediet
Struktur Berongga dengan Berongga dengan Padat terdiri dari
dinding terdiri dari 13 dinding terdiri dari poimen aktin
protofilamen 4-5 rotofilamen (Aktin-F)
Garis tengah 24 10 7
Kesatuan monomer Tubuin α dan β 5 jenis protein Aktin G
Aktivitas aATP-ase Terletak di dinein - -
Fungsi Kemampuan pergerakan Menggabungkan Berperan dalam
pada eukarita, gerakan kesatuan kontraktif kontraksi otot
krmosoma, gerakan didalam sel otot perubahan bentuk
materi intra sel dan sel protoplasma
memelihara bentuk sel. sitokenesis.

14
m. Vakuola
Gambar 2.14 perbedaan vakuola pada sel hewan dan tumbuhan

Vakuola berfungsi juga dalam kegiatan autofagi. Autofagi merupakan


suatu kegiatan dalam katabolisme yang melakukan proses pemecahan
komponen-komponen sel yang tidak lagi dibutuhkan. Dalam proses
autofagi dilakukan oleh organel lisosom, vakuola untuk menjaga
keseimbangan antar biogenesis dan degradasi zat-zat dalam sel. Vakuola
sel hewan lebih kecil jika dibandingkan dengan vakuola pada sel
tumbuhan. Vakuola pusat yang ada pada sel tumbuhan dikelilingi oleh
tonoplas. Vakuola membantu dalam menyokong kegiatan pada sel
tumbuhan, termasuk daun dan bagian lunak lainnya. Zat terlarut dalam
vakuola ini dapat menyerap air. Ketika air masuk ke vakuola, sel menjadi
besar dengan begitu bagian-bagian lunak tumbuhan dapat
mempertahankan turgiditas dan bentuknya. Vakuola pada sel hewan sangat
berperan dalam membantu proses eksositosis dan endositosis.
Vakuola yang terdapat pada tumbuhan umumnya berisi air, fenol,
alkaloid, antosianin, dan protein. Vakuola ini berasal dari pelebaran RE
dan KG. Sedangkan pada sel hewan, vakuola ini diselubungi oleh
membran lipoprotein yang berfungsi sebagai penyimpan. Pada eksositosis,
molekul yang ada pada protein dan lipid dikeluarkan dari sel. Namun,
vakuola ini tidak berperan langsung dalam pengeluaran lipid dan protein.
Akan tetapi, vakuola ini berperan hanya sebagai wadah atau tempat dalam
lipid dan protein tersebut bereaksi. Proses yang ada pada endositosis
merupakan kebalikan dari eksositosis.

15
n. Plastida
Gambar 2.15 struktur plastida

Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel


tumbuhan yang sangat berperan penting dalam proses fotosintesis. Plastida
ini memiliki kromoplas yang mengandung klorofil yang disebut dengan
kloroplas. Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen,
misalnya : Karotin (kuning), Fikodanin (biru), Fikosantin (kuning), dan
Fikoeritrin (merah).
Kloroplasberperan dalam mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi kimia yang tersimpan dalam molekul gula. Plastida ini memiliki
ukuran yang cukup besar berada diantara 4-6 μm. Adapun pigmen lain
yang terdapat di plastida ini, yaitu :
1) Leukoplast (tidak berwarna)
Terdapat pada sel yang jarang terkena oleh sinar matahari seperti
dibagian paling dalam atau bewah tanah. Organel ini berperan penting
dalam pembuatan amilum (amiloplas) dan pembentukan lemak
(lipoplas) sebagai pusat sintesis dan penyimpanan cadangan makanan
seperti pati.
2) Kloroplas (berklorofil)
Pigmen hijau yang berasal dari berbagai campuran zat pada
tumbuhan. Perananya menangkap energi cahaya yang digunakan
sebagai fotosintesis.
3) Kromoplas
Pigmen selain hijau yang menimbulkan warna pada bagian-bagian
tumbuhan.

16
o. Plasmodesmata
Pada bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan yang
tersusun atas benang-benang protoplasmik halus merupakan bentuk
plasmodesmata. Organel ini dapat menembus pori-pori kecil pada dinding
sel prime sekaligus dengan adanya lamella tengah yang berdekatan antar
sel dapat menyambugkan kedu sel tersebut. Plasmodesmata merupakan
organel yang mempermudah jalanya transportasi bahan-bahan dari satu sel
ke sel lainya tanpa harus melalui selput-selaput hidup.
p. Dinding sel
Gambar 2.16 struktur dinding sel

Dinding sel tersusun atas selulosa dan zat kitin. Pada bagian dinding
sel tersusun dari selulosa dsaat sel berusia muda dan mengalami
penumpukan lignin saat sel mulai menua. Dinding sel tumbuhan memiliki
struktur yang kompleks karena mempunyai tiga bagian fundamental yang
dapat dibedakan yaitu lamella tengah, dinding sel primer dan dinding sel
sekunder. Lamela tengah adalah suatu lapisan yang kayaakan pektin.
Lapisan terluarnya berfungsi sebagai penghubung antara sel-sel tanaman
yang berdekatan dan saling menempel, Dinding sel primer memiliki
struktur yang tipis dan fleksibel serta terbentuk sementara dalam sel
tumbuhnya, Dinding sel sekunder adalah suatu lapisan tebal yang
terbentuk di dalam dinding sel utama setelah sel menjadi dewasa. Dinding
sel sekunder tidak ditemukan didalam semua jenis sel dan hanya
ditemukan didalam pembuluh kayu saja.
Selulosa dan kitin merupakan molekul polisakarida, yang berarti suatu
zat yang terdiri dari banyak molekul gula yang saling berkaitan. Selulosa

17
termasuk polimer dari glukosa, yang memiliki unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen, sedangkan zat kitin merupakan polimer dari N-asetilglukosamin
yang memiliki kandungan zat gula yang memiliki unsur nitrogen. Dinding
sel yang terdapat pada tumbuhan mempunyai kekuatan daya tarik
yang cukup tinggi dalam menahan tekanan osmosis yang dihasilkan dari
perbedaan konsentrasi zat terlarut antara sel interior dan air di bagian
ekstraseluler. Dinding sel memiliki ukuran ketebalan sekitar 0,1 μm.
q. Glioksisom
Glioksisom berada pada bagian tanaman seperti jaringan penyimpanan
lemak dari biji yang sedang berkecambah. Organel ini tersusun atas enzim
yang mampu mengubah lemak menjadi gula, pada proses ini pula
terbentuk energi yang diperlukan dalam perkecambahan.

2.3 Struktur Organel Sel Pada Hewan dan Tumbuhan


Struktur sel pada sel prokariota dan sel eukariota berbeda, pada sel
eukariota sendiri yakni sel hewan, sel tumbuhan dan sel fungi juga memiliki
perbedaan. Berikut adalah struktur organel sel tumbuhan dan sel hewan :
a. Sel hewan
Gambar 2.17 struktur organel sel hewan

Sel eukariota yang terdapat pada sel hewan merupakan sel yang tidak
memiliki dinding sel serta kloroplas. Sel hewan tidak sama dengan sel
tumbuhan, dimana pada sel tumbuhan memiliki dinding sel yang dapat

18
menjaga integritas serta menjaga bentuk sel tumbuhan tersebut sedangkan
pada sel hewan tidak memiliki dinding sel. Oleh karena itu, sel hewan
memiliki variasi dalam bentuk bahkan dapat bersifat elastis contohnya
pada sel penyusun kulit.
Sel hewan merupakan sel yang menyusun jaringan-jaringan pada
tubuh hewan atau sel sebagai organisme seluler seperti pada protozoa.
Organel yang sangat berperan dalam sel ini ialah nukleus, sedangkan
aktivitas metabolisme yang paling banyak dilakukan yaitu pada
sitoplasma. Berdasarkan struktur yang terdapat pada sel hewan, ada
beberapa organel yang peranannya sangat berbeda dengan sel tumbuhan,
perbedaan ini berdasarkan fungsinya masing-masing. Terjadinya
perbedaan yang fundamental pada sel hewan seperti dinding sel dan
kloroplas karena organel ini hanya ada pada sel tumbuhan.
Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan antara sel hewan dan sel
tumbuhan lainnya. Sel hewan ini terdiri dari nukleolus, kromatin, nukleus,
retikulum endoplasma, ribosom, sillia, badan golgi, mikrotubulus, sentriol,
ribosom, peroksisom, lisosom, mikrofilamen, mitokondria, dan membrane
plasma. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, dan
bentuk yang tidak tetap seperti sel tumbuhan.
Adapun bentuk, ukuran, dan komposisi dari sel hewan ini sangat
bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dimana pada struktur bagian
luar dari sel tersebut dibatasi oleh suatu selaput tipis yang dinamakan
membran plasma atau plasmalemma. Membran plasma ini membentuk
lipatan – lipatan yang disebut mikrovilli, dimana mikrovilli ini berfungsi
sebagai daerah yang dapat memperluas permukaan sel. Membran ini antara
satu dengan yang lainnya saling berhubungan melalui suatu desmosom
atau melalui suatu sistem perlekatan khusus lainnya yang saling berkaitan
dengan sel. Pada cairan sitoplasma terdapat beberapa organella yang
berfungsi sebagai alat dalam kelengkapan sel yang saling bekerjasama satu
dengan yang lainnya, diantaranya seperti retikulum endoplasma,
ribososm, mitokondria, kompleks golgi, vakuola, dan lain-lain.

19
b. Sel tumbuhan
Gambar 2.18 struktur organel sel tumbuhan

Sel tumbuhan merupakan bagian dari sel eukariota, dimana bagian-


bagian organel yang terdapat di dalamnya hampir sama dengan organel
yang ada pada sel hewan. Hanya beberapa organel yang dimiliki tumbuhan
tetapi tidak dimiliki oleh hewan begitu juga sebaliknya ada organel yang
terdapat pada sel hewan tetapi tidak terdapat pada tumbuhan.
Penggambaran sel tumbuhan ini memiliki kemiripan sekaligus perbedaan
yang cukup jelas antara sel hewan dengan sel tumbuhan. Salah satu
organel yang terdapat pada sel tumbuhan yang paling penting ialah
plastida. Jenis plastida yang sangat berperan bagi tumbuhan yaitu
kloroplas, yang sangat berperan penting dalam proses fotosintesis. Organel
penting lainnya yaitu dinding sel dan vakuola.

2.4 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Menurut Rahmadina dkk (2017). Sel eukariota terdapat pada semua sel
hewan dan sel tumbuhan, memiliki persamaan dan perbedaan yang cukup
jelas dalam hal fungsinya pada setiap bagian. Adanya perbedaan ini
memberikan konsekuensi yang cukup luas mengenai fungsi dari sel-sel
tersebut. Berikut adalah perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan, yaitu :

20
Tabel 2.2 perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
No Bagian-bagian sel Terdapat pada Fungsi
Hewan Tumbuhan
1. Dinding sel -  Membentuk dan melindungi
isi sel.
2. Selaput sel   Mengatur keluar masuknya
zat dan membungkul isi sel.
3. Nukleus   Mengatur/mengendalikan
semua aktivitas sel.
4. Plastida (kloroplas) -  Tempat fotosintesis.
5. Vakuola   Menyimban kristal/bahan,
timbunan lain dan pencernaan
makanan pada hewan bersel
satu.
6. Mitokondria   Pusat pembakaran atau
pernafasan (respirasi) sel.
7. Lisosom  - Mendaur ulang benda-benda
asing yang terdapat dalam sel.
8. Badan Golgi   Membantu pembentukan
protein, mengeluarkan zat
keluar sel.
9. Retikulum   Membantu metablisme
endoplasma protein, lemak dan
karbohidrat.
10. Ribosom   Membantu pembentukan
protein, mengeluarkan zat
keluar sel.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa perbedaan dari kedua sel
tersebut terletak pada ada tidaknya struktur dinding sel, vakuola besar
(tonoplas), kloroplas, butir amilum, dan sentriol. Perbedaan-perbedaan dari
kedua sel tersebut menjadi ciri khas dari sel tersebut dalam menjalankan
fungsinya masing – masing. Walaupun terdapat perbedaan dari sel tersebut,
ada juga persamanaanya. Persamaan dari kedua sel tersebut memiliki fungsi
yang sama satu dengan yang lainnya.
Kelompok yang serupa terorganisasi menjadi lembaran-lembaran atau
berkas yang tersusun membentuk suatu jaringan, kemudian jaringan-jaringan
tersebut membentuk suatu organ, kemudian membentuk struktur yang lebih
spesifik lagi dalam bentuk sistem organ, dan kemudian membentuk suatu

21
organisme yang tersusun dalam tingkatan yang lebih kompleks dan lebih
tinggi lagi yang terintegrasi dari tingkatan yang lebih rendah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa sel eukariotik baik
hewan maupun pada tumbuhan memiliki organel yang sangat berperan
penting dalam kehidupan makhluk hidup, diantaranya membran plasma,
sitoplasma yang terkandung di dalamnya berbagai macam organella, dan
nukleus yang mengandung materi genetik yaitu DNA dan RNA.

2.5 Mekanisme Transport Sel Eukariota


Mekanisme transport pada sel-sel eukariotik adalah endositosis
dan eksositosis. Dalam endositosis, bagian-bagian pada membran
sebelah luar membentuk lekukan ke arah dalam yang kemudian
membulat dan memisahkan diri menjadi gelembung-gelembung sitoplasma
yang terbungkus membran dan berisi zat-zat yang berasal dari luar sel serta
molekul-molekul yang telah terserap sebelumnya pada permukaan sel.
Sedangkan eksositosis adalah proses kebalikan dari endositosis. Dalam
hal ini, gelembung terbungkus membran dalam sel, menyatu dengan
membran plasma dan melepaskan isinya ke lingkungan sebelah luar. Dengan
cara itu, membran-membran di sekeliling kompartemen yang terletak jauh di
dalam sel berfungsi menambah luas permukaan efektif sel untuk pertukaran
bahan-bahan dari luar.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dasar kehidupan yang memiliki komponen
penyusun terbanyak yang sangat berperan penting dalam kehidupan makhluk
hidup. Sel ini terbagi menjadi dua yaitu sel prokariota (tidak memiliki organel
inti dan sel eukariota (memiliki organel inti). Sel eukariota memiliki ukuran
yang lebih besar dari sel prokariota dimana merupakan sel penyusun dari
jaringan hewan, jaringan tumbuhan dan jaringan fungi. Setiap masing-masing
sel berbeda baik organelnya maupun struktur bentuknya, misalnya organel
pada sel hewan seperti sentrosom, lisosom dan sentriol flagella hanya terdapat
pada sel hewan dan tidak ditemukan organel tersebut pada sel tumbuhan. Dan
sebaliknya sel tumbuhan juga memiliki organel yang tidak dimiliki oleh sel
hewan yakni kloroplas, dinding sel dan vakuola. Perbedaan ini yang membuat
khas dari makhluk hidup ini. Tetapi ada beberapa organel sel yang kedua nya
sama-sama memiliki.
Organel penyusun pada sel eukariota ini memiliki fungsi dan tugas
masing-masing yang saling berkaitan terutama pada nukleus merupakan
tempat terbentuknya DNA sebagai materi genetika pada suatu makhluk.
Apabila terjadi ketidakseimbangan pada organel ini maka akan terjadinya
kerusakan hingga kematian sel.

3.2 Saran
Dengan adanya materi serta mempelajari materi biologi sel ini pembaca
diharapkan dapat lebih mengerti dan memahami terhadap struktur dan fungsi
sel eukariota terutama sebagai penyusun pada sel hewan dan sel tumbuhan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Dwi K, dkk. 2021. Teori Biologi sel. Aceh : Yayasan Penerbit

Muhammad Zaini

Azhar Minda. 2016. Biomolekul Sel. Padang : UNP Press Padang

Baluska, Frantisek., Volkmann Dieter., & Barlow, Peter W. 2004. Eukaryotic

Cells and Their Celss Bodies. Annals Of Botany.94:9-32.

Cohen, S., Valm M, Alex., & Schwwarts, J L. 2018. Interacting Organelles. HHS

Public Access. 53:84-9

Rahmadina., Febriani H. 2017. Biologi Sel. Surabaya : Selebar Papyrus

Rosana Dadan, dkk. 2019. Biofisika (Edisi 2). Tanggerang : Universitas Terbuka

24

Anda mungkin juga menyukai