LP Askep Keluarga Perokok Aktif Sabtu 9 Oktober 2021
LP Askep Keluarga Perokok Aktif Sabtu 9 Oktober 2021
DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui:
Ketua Program Studi S1 Keperawatan,
KATA PENGANTAR
i
ii
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada
Keluarga Tn. M dengan Masalah Utama Perokok Aktif di Puskesmas Menteng
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK IV).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Sri Rahayu, S. Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
4. Ibu Christephanie, S.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-katanyang kurang berkenan dan saya memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan.
ii
iii
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
1.4.1 Bagi Mahasiswa.........................................................................................2
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga...........................................................................2
1.4.3 Bagi Institusi..............................................................................................2
1.4.4 Bagi IPTEK ..............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Konsep Keluarga................................................................................................4
2.1.1 Definisi Konsep keluarga........................................................................4
2.1.2 Etiologi....................................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi................................................................................................8
2.1.4 Komplikasi .............................................................................................8
2.2 Konsep Dasar Keluarga ...................................................................................10
2.2.1 Definisi keluarga......................................................................................10
2.2.2 Tipe atau Bentuk Keluarga.......................................................................10
2.2.3 Struktur Keluarga.....................................................................................13
2.2.4 Fungsi Keluarga........................................................................................13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................17
3.1 Pengkajian ...................................................................................................17
3.2 Diagnosa ......................................................................................................28
3.3 Intervensi .....................................................................................................28
3.4 Implementasi ...............................................................................................30
3.5 Evaluasi .......................................................................................................30
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................33
4.1 Kesimpulan .................................................................................................32
4.2 Saran ............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
sejenisnya atau sintesisnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan lainnya (PP Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 1Ayat 1). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) rokok (kata benda) diartikan sebagai gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus, misalnya dengan daun nipah atau kertas.
Sementara itu, merokok adalah salah satu cara untuk mengkonsumsi produk
olahan tembakau yang paling tua dalam sejarah, yaitu dengan cara membakar daun
tembakau untuk dihisap asapnya lewat hidung atau mulut (Budiman dkk, 2012).
Menurut Armstrong (2014), perilaku merokok merupakan kegiatan menghisap asap
tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai SOP dalam memberikan asuhan
keperawatan mandiri pada pasien Post Partum dan diharapkan menjadi referensi dan
masukan dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan masalah perokok
aktif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja tindakan yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan keluarga dengan masalah perokok
aktif yang berguna bagi status kesembuhan klien.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP MASALAH PEROKOK AKTIF
2.1.1 Definisi Merokok
Sementara itu, merokok adalah salah satu cara untuk mengkonsumsi produk
olahan tembakau yang paling tua dalam sejarah, yaitu dengan cara membakar daun
tembakau untuk dihisap asapnya lewat hidung atau mulut (Budiman dkk, 2012).
Sedangkan menurut Sitepoe (dalam Sanjiwani & Budisetyani, 2014), perilaku
merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang
kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa.
Kemudian tokoh lain, Shiffman (dalam Astuti, 2012) menjelaskan bahwa
merokok adalah menghirup atau menghisap asap rokok yang dapat diamati atau diukur
dengan melihat volume atau frekuensi merokok.
Jadi merokok itu adalah kegiatan mengosumsi produk olahan tembakau, dengan
cara membakar rokok rokok secara lansung, atau menggunakan Pipa.
2.1.2 Etiologi
Menurut Komalasari (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok
antara lain :
2.1.2.1 Pengetahuan
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang dinilai sangat merugikan,
baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Hampir setiap saat dapat
disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Bahkan saat ini perilaku merokok
sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja laki-laki. Akhirnya
timbul sebutan “tidak wajar” ketika pria dewasa tidak merokok dan tanggapan terhadap
perilaku merokok pun bermunculan dari berbagai perspektif. Sebagian pihak
berpendapat bahwa perilaku merokok biasa dilakukan oleh siapa saja, bahkan wanita
sekalipun. Perilaku dinilai wajar dan bisa dilakukan siapa saja, yang tidak dibatasi oleh
jenis kelamin. Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai moral seorang
wanita akan luntur ketika ia merokok. Hal ini yang menjadi titik berat di sini, yakni
masih berada pada nilai normatif seorang wanita, khususnya pandangan budaya
Indonesia terhadap wanita.
2.1.2.3 Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok, yaitu demi
relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada
kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan
untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat
keseimbangan.
Berhenti merokok bukan sesederhana seperti mengganti rokok dengan yang lain,
namun lebih dari itu. Sungguh, berhenti merokok akan menyentuh aspek kejiwaan yang
sangat mendasar yang mungkin selama ini telah memberikan ketenangan, mengurangi
ketegangan, mengatasi kegelisahan dan mengalihkan pikiran.
Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaan dan kebutuhan
mental (kecanduan / ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk mengatasi
6
gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok. Berikut ini
adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk mengenali alasan merokok.
a) Ketagihan
Adanya rasa ingin merokok yang menggebu, mereka tidak bisa hidup selama
setengah hari tanpa rokok, merasa tidak tahan bila kehabisan rokok, sebagian
kenikmatan rokok terjadi saat menyalakan rokok, kesemutan di lengan dan kaki,
berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya nikotin),
gelisah, susah konsentrasi, sulit tidur, lelah dan pusing.
b) Kebutuhan Mental
Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan, ada dorongan
kebutuhan merokok yang kuat karena tidak merokok, merasa lebih berkonsentrasi
sewaktu bekerja dengan merokok, merasa lebih rileks dengan merokok, keinginan
untuk merokok saat menghadapi masalah.
c) Kebiasaan
2.1.2.4 Pekerjaan
2.1.3 Klasifikasi
7
Aritonang (dalam Solehah & Mulyana, 2018) membedakan empat jenis perilaku
merokok umum dalam teori manajemen afek, yaitu :
2.1.3.1 Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan positif Dalam teori ini
dikemukakan bahwa individu akan merokok ketika sedang dalam perasaan positif untuk
mendapatkan penambahan perasaan positif. Green (1997) menambahkan 3 subtipe
faktor psikologis merokok, yaitu:
2.1.3.2 Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif Individu merokok untuk
mengurangi perasaan negatif atau tidak menyenangkan seperti tertekan, marah, takut,
malu, terhina, atau 5 kombinasi dari pengaruh ini.
Individu merokok ketika perasaan negatif terjadi agar terhindar dari perasaan yang
lebih tidak enak lagi. c. Perilaku merokok yang adiktif Pada tipe ini, perokok akan
merokok baik dalam perasaan positif maupun dalam perasaan negatif, dan cenderung
akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang
dihisapnya berkurang. Individu pada tipe ini rela melakukan apapun untuk menjaga
ketersediaan rokoknya. d. Kebiasaan merokok Pada tipe ini, perokok menghidupkan
rokok tidak lagi terkait dengan pengaruh perasaan melainkan merokok telah menjadi
kebiasaan rutin sehingga perilaku ini akan muncul secara otomatis, seringkali tanpa
dipikir panjang. Individu akan menghidupkan lagi rokoknya bila rokok terdahulu telah
habis. Dari pemaparan aspek-aspek perilaku merokok menurut tokoh Aritonang (dalam
8
Solehah & Mulyana, 2018), dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok dapat dilihat
apabila individu memenuhi aspek fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari,
intensitas merokok, tempat merokok, dan waktu merokok.
2.1.4 Komplikasi
a) Kanker paru-paru
Merokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru secara signifikan. Bahkan,
kanker paru-paru merupakan penyebab kematian pertama sebagai bahaya merokok. Pria
perokok mengalami peningkatan risiko kanker paru-paru hingga 25 kali, dan wanita
meningkat hingga 25,7 kali.
b) Penyakit jantung
Salah satu kebiasaan yang sangat berkontribusi terhadap penyakit jantung adalah
merokok. Masalah pada jantung tersebut termasuk aterosklerosis dan penyakit arteri
perifer.Aterosklerosis terjadi ketika adanya penumpukan plak di pembuluh darah.
Penumpukan plak ini menghambat jalannya aliran darah sehingga dapat berakibat fatal.
Sementara itu, penyakit arteri perifer terjadi ketika pembuluh nadi di kaki dan lengan
menyempit, yang juga mengganggu aliran darah.
c) Kolesterol tinggi
Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) di tubuh. Sebaliknya,
kadar kolesterol jahat (LDL) pun akan meningkat. Merokok pun meningkatkan kadar
kolesterol total dan trigliserida, yang sama artinya dengan menimbun lemak di tubuh.
d) Komplikasi diabetes
Penderita diabetes tipe 2 yang merokok cenderung mengalami komplikasi dari
penyakit tersebut. Pasalnya, merokok meningkatkan resistensi insulin. Selain itu, risiko
masalah lain juga bisa terjadi jika Anda masih merokok saat menderita diabetes, seperti
gangguan ginjal, masalah mata, dan serangan jantung.
e) Gigi menguning dan keropos
Bahaya merokok bagi kesehatan jangka panjang lainnya adalah gigi yang
menguning dan terlihat kecokelatan. Tak hanya rusaknya warna gigi, bagian mulut ini
juga rentan keropos.
f) Keguguran
9
Zat-zat yang terdapat pada rokok dapat membuat kulit kering serta memicu
penuaan dini. Terganggunya aliran darah juga membuat kulit menjadi kekurangan
nutrisi.Selain itu, jika Anda perhatikan, jari perokok juga cenderung menguning. Hal
tersebut merupakan efek dari memegang rokok.
n) Membahayakan kesehatan rambut
Tahukah Anda kalau bahaya merokok dapat mengancam kesehatan rambut?
Selain bisa membuat rambut berbau tak sedap, asap rokok yang mengenai rambut
dipercaya bisa menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan.
a) Tradisional
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
4. The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
5. The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek nenek) dan
keponakan.
6. Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota biasa berkumpul
dengan anggota keluarga pada saat akhir pekan atau pada waktu- waktu tertentu.
7. The Single Parent Family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
8. Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
9. Kin-network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Contoh :
Dapur, kamar mandi, telepon dan lain-lain.
10. Blended Family
Duda atau janda karena perceraian yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari hasil perkawinan atau hasil perkawinan sebelumnya.
11. The Single Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau ditinggal mati
b) Non Tradisional
1. The Unmarried Teenage Mother
12
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa menikah.
2. The Step-parent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah. Sosialisasi anak dengan aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
4. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Gay and Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan orientasi seksual hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners’.
6. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
7. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
8. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara sementara
waktu, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga aslinya.
9. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
10. Gang
13
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.2.3 Struktur Keluarga
Friedman (1998) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur keluarga antara
lain:
1. Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain yang
menyangkut peran-peran tersebut
2. Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar
maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam
suatu budaya yang lazim.
3. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan
dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
4. Struktur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah
kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang individu untuk
mengubah tingkah laku anggota keluarga.
2.2.4 Fungsi Keluarga
Menurut Allender & Spardley (2001) dalam Susanto (2012), fungsi keluarga
adalah :
1. Affection
Menciptakan suasana persaudaraan/ menjaga perasaan.
Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual.
Menambah anggota baru.
2. Security and Acceptance
14
Tabel 2.1 Tugas Perkembangan Keluarga menurut Friedman (1998) dalam Harmoko (2012)
Tahap III: Keluarga dengan 1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,
anak usia pra sekolah ruang bermain, privasi, dan keamanan
2. Mensosialisasikan anak
3. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
4. Mempertahaqnkan hubungan yang sehat dalam
keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan
orangtua dan anak) dan di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas)
pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka
(penelaahan dan integrasi hidup)
17
Nim : 2018.C.10a.0988
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Gender Hubungan
No Nama (Inisial) Umur Pendidikan Pekerjaan
(L / P) Dg KK
1 Tn. M 22 L Kepala SMK Karyawan
Keluarga Swasta
2 Ny. E 21 P Istri SMA Ibu Rumah
Tangga
3
4
18
5
6
7
8
9
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
19
: Meninggal
: Klien
... : Tinggal Serumah
: Hubungan Keluarga
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi: Baik, Peran dalam keluarga : Tidak Ada masalah, Nilai / norma
keluarga : Tidak ada konflik.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Berfungsi, Fungsi Sosial : Berfungsi, Fungsi Ekonomi : Baik, Penyakit
: Baik, Perawatan Penyakit : Baik, Pemanfaatan Layanan Kesehatan : Baik,
Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan : Baik
E. Pola Koping Keluarga
Stressor yang dihadapi keluarga : koping keluarga baik, tidak ada stresor
F. Spiritual
Taat beribadah: Ya, Kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan : Tidak ada,
Distress Spiritual : Tidak ada
G. Pola Aktivitas sehari-hari
Pola makan, Baik, 3 x 1 porsi/hari, Pola Minum, Baik, 9-11 gelas/hari, Istirahat, kurang
baik, siang tidak tidur, malam 6 jam pukul 02:00 WIB, Pola BAK, Baik, 1-4 x 24 jam
(normal), Pola BAB, Baik, 1-2 x 24 jam konsistensi lunak, Pola Kebersihan diri, Baik,
mandi 2x24 jam, Olahraga tidak teratur, Tingkat kemandirian Baik, Tn. M bisa
melakukan pekerjaan rumah dan mencari nafkah sendiri.
H. Psikososial
Ketakutan Tidak
Kurang interaksi dengan orang lain :Tidak, klien berbaur dengan tatangga, Menarik diri
dengan lingkungan :Tidak ada masalah, Konflik dengan keluarga : Tidak ada masalah,
Penurunan harga diri : Tidak ada masalah, Gangguan gambaran diri : Tidak, Tn.M
menerima dengan keadaannya sekarang
I. Faktor resiko masalah kesehatan
J. Pemeriksaan Fisik
VITAL SIGN
BB/TB
Nama (Inisial) Tanggal
TD N RR S Lain- lain
pemeriksaan
Tn. M 130/100 88 20 36,8 65/167 8 okt 2021
Ny. E 120/100 86 20 36,3 58/158 8 okt 2021
22
Status mental:
Bingung : pasien tampak tidak bingung, Cemas : pasien tampak tidak cemas,
Disorientasi : pasien tampak tidak disorientasi, Depresi : pasien tampak tidak depresi,
Menarik diri : pasien tampak tidak menarik diri, tidak ada masalah pada status mental.
Mk : tidak ada masalah
Sistem Kardiovaskuler :
Aritmia : Tidak ada, Nyeri dada : Tidak ada, Distensi vena jugularis : Tidak ada,
Jantung berdebar : Tidak ada.
Mk : tidak ada masalah
Nyeri spesifik :
Lokasi : tidak ada masalah, Tipe : tidak ada masalah, Durasi : tidak ada masalah,
Intensitas : tidak ada masalah
Mk : tidak ada masalah
Sistem pernafasan :
Stridor : Tidak ada, Wheezing : Tidak ada, Ronchi : Tidak ada, Akumulasi Sputum :
Tidak ada.
Mk : tidak ada masalah
Sistem Integumen :
Ciasonis : Tidak ada, Akral Dingin : Tidak ada, Diaporesis : Tidak ada, Juandice :
Tidak ada, Luka : Tidak ada
Mk : tidak ada masalah.
Sistem Persarafan :
Nyeri kepala : Tidak ada, Pusing : Tidak ada, Tremor : Tidak ada, Reflek pupil anisokor
: Tidak ada, Paralisis : lengan kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan, Anestesi daerah
perifer : Tidak ada.
Mk : tidak ada masalah.
Sistem Perkemihan :
Disuria : Tidak ada, Hematuria : Tidak ada, Frekuensi : Tidak ada, Retensi : Tidak ada,
Inkontinensia : Tidak ada.
Mk : tidak ada masalah.
Sistem Pencernaan :
23
Intake cairan kurang : Tidak ada 8-10 gelas/ hari, Mual/ muntah : Tidak ada, Nyeri
perut: Tidak ada, Muntah darah : Tidak ada, Flatus : Tidak ada, Distensi abdomen :
Tidak ada, Colostomy : Tidak ada, Diare : Tidak ada, Konstipasi : Tidak ada, Bising
usus : Ya, 1x/15 menit, Terpasang sonde : Tidak ada
Riwayat Pengobatan :
Alergi obat : Tidak ada, Sebutkan : tidak ada masalah, Jenis obat yang dikonsumsi :
tidak ada
Mk : tidak ada masalah.
K. Pengkajian Lingkungan:
1. Ventilasi : Baik, lebih dari 10 % luas lantai rumah
2. Pencahayaan : Baik, rumah cukup terang
3. Lantai : Baik terbuat dari keramik, tidak ada yang bocor.
4. Kebersihan rumah : Baik, tidak ada sampah berserakan
5. Jenis bangunan : Permanen, tidak ada masalah.
Mk : tidak ada masalah.
Air untuk keperluan sehari-hari
1) Pembuangan sampah:
TPU
2) Apakah rumah memiliki tempat penampungan sampah sementara ?
Tidakvmemiliki penampungan air sementara
3) Bila ya bagaiman kondisisnya ?
4) Jarak tempat penampungan sampah dengan rumah ?
Lebih dari 5 meter
Nama : Thomas Erik Helvin Tgl : 07 Oktober 2021 Pkl : 18:30 WIB
25
sesuai kesepakatan O:
4. Berikan kesempatan untuk bertanya - Keluarga Tn. M mampu
5. Berikan pujian dan dukungan menerima materi yang
terhadap usaha positif dan disampaikan
pencapaiannya - Kelurga Tn. M mengajukan
6. Anjurkan menggunakan fasilitas pertanyaan
kesehatan - Keluarga Tn. M mampu
mengulangi apa saja
dampak merokok saa
ditanyakan
- Ny. E dapat mengukangi
resiko merokok sesuai
materi yang disampaikan
saat liburan
- Tampak tidak mengerti
fungsi olaraga rutin
32
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sementara itu, merokok adalah salah satu cara untuk mengkonsumsi produk
olahan tembakau yang paling tua dalam sejarah, yaitu dengan cara membakar daun
tembakau untuk dihisap asapnya lewat hidung atau mulut (Budiman dkk, 2012).
Sedangkan menurut Sitepoe (dalam Sanjiwani & Budisetyani, 2014), perilaku merokok
adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa. Kemudian tokoh lain,
Shiffman (dalam Astuti, 2012) menjelaskan bahwa merokok adalah menghirup atau
menghisap asap rokok yang dapat diamati atau diukur dengan melihat volume atau
frekuensi merokok. Jadi merokok itu adalah kegiatan mengosumsi produk olahan
tembakau, dengan cara membakar rokok rokok secara lansung, atau menggunakan Pipa.
Asuhan Keperawatan hasil pengkajian pada Keluarga Tn. M berdasarkan laporan
kasus diatas maka penulis menyimpulkan beberapa hal : Diagnosa yang diangkat sesuai
dengan prioritas masalah pada laporan kasus ini adalah : Perilaku kesehaatan cenderung
beresiko berhubungan dengan Pemilihan gaya hidup tidak sehat (Merokok), Manajemen
Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan Ketidakefektipan pola perawatan
kesehatan keluarga.
Intervensi yang muncul pada laporan kasus Keluarga Tn. M adalah Identifikasi dan
kemampuan menerima informasi, sediakan materi dan media pendidikan kesehatan,
jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk
bertanya, berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan pencapaiannya,
anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan.
Implementasi atau pelaksanaan keperawatan merupakan tahap ke empat dalam
proses keperawatan, dimana rencana perawatan dilaksanakan, pada tahap ini perawat
siap menjelaskan dan melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana keperawatan, agar implementasi perencanaan ini tepat waktu dan efektif
terhadap biaya, perlu mengidentifikasi prioritas perawatan klien kemudian bila telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respon klien terhadap setiap intervensi dan
33
1.1.4 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan pada Keluarga Tn.M
meliputi :
1. Ceramah
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara
ada audiens yang bertindak sebagai pendengar.
2. Tanya jawab
35
Metodetanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun sebaliknya.
1.1.5 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan tentang Bahaya Merokok
pada Keluarga Tn.M adalah :
1. Leaflet
Leaflet merupakan bentuk publikasi singkat dalam bentuk selebaran yang berisi informasi
mengenai suatu hal atau peristiwa.
36
2 Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang :
1. Mengetahui apa pengertian bahaya
merokok.
2. Mengetahui akibat dari Merokok
3. Mengetahui macam-macam bahaya
merokok malaria.
Mendengar, memperhatikan,
5
menit
37
3 Mempraktikan
5
menit
4 Evaluasi :
5 Terminasi : 1. Mendengarkan
2. Menjawab salam
1. Mengucapkan terimakasih atas 2
perhatian peserta menit
2. Mengucapkan salam penutup
Keterangan:
: Peserta
40
41