DI SUSUN OLEH :
NERS XI
TIM PENYUSUN
ii | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunian-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan
Keperawatan Medikal Bedah di Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
Dalam Penyusunan Standar Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah ini,
Kami banyak mendapat bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasihkepada :
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep,MM.,M.Kep,selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Ns. Pipin Yunus, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Andi Akifa Sudirman,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
4. Ns. Firmawati, M.Kep, selaku Sekertaris Profesi Ners Universitas Muhammadiyah
Gorontalo
5. Ns. Fadli Syamsudin, M.Kep, Sp.Kep.MB Selaku Dosen Penanggung Jawab pada Stase
Keperawatan Medikal Bedah.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik
dan saran kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini selanjutnya
Mengetahui,
Gorontalo, 04 September 2020
Tim Penyusun
Ners XI
iii | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
DAFTAR ISI
iv | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY ANEMIA
Defiensi Nutrient Perdarahan Eritrosit Mudah Pecah Penekanan Sum-sum Tulang (Kanker)
( SLKI )
Penggunaan otot bantu nafas Keluhan lelah menurun Infeksi berulang menurun
menurun Dispnea saat beraktivitas Suhu tubuh membaik
Pemanjangan fase ekspirasi menurun Sel darah putih membaik
menurun Dispnea setelah aktivitas
Frekuensi nafas membaik menurun
( SIKI )
Poliferasiselprostat BPH
5 | S t a s e KDx
e p:Nyeriakut
e r a w a t a n M e dHidroureter,
ical Bedah I
hidronefrosis
Gagalginjal
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
Ruptur Laserasi /
Fraktur tulang pembuluh Rangsangan
Terputusnya jaringan Gangguan suplai pendarahan
otot, kulit dan darah vena simpatis
darah ke otak jaringan otak
vaskulker
hinoksia
Terputusnya
Subdural
iskemia kontinuitas tulang
Perdarahan hematoma
Hematom, Penurunan Defist
kerusakan jaringan kesadaran Robeknya arteri neurologi Cerebral
Tekanan
meningia media hidrostatik hematoma
Tekanan
pada
Perubahan Gangguan
paru
sirkulasi CSS persepsi
Klasifikasi Hematoma Kebocoran
& oksitifasi Nyeri Kepala epidural kapiler
Peningkatan
tekanan Perubahan
interakranial sirkulasi CSS cerebral
Hedrosefalus Mual
muntah
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
Mobilisasi Fisik
- Penyakit kronis - Fungsi sensori
(mis. Diabetes - Orientasi kognitif
- Berat badan
melitus) - Preses informasi
- Fungsi sensori
- Efek preedur
- Keseimbangan
invasif
Observasi Observasi
Observasi
- Identifikasi adanya - Identifikasi
pasien-pasien yang - Identifikasi
nyeri atau keluhan penurunan tingkat
fisik lainnya mengalami
penyakit infeksi energi,
Terapeutik ketidakmampuan
menular
Terapeutik berkonsentrasi,
- Fasilitas aktivitas
atau gejala lain
mobilisasi dengan
- Terapkan yang mengganggu
alat bantu (mis.
kewaspadaan kemampuan
Pagar tempat
universal (mis. kognitif
tidur)
Cuci tangan Terapeutik
Edukasi
aseptik, gunakan
alat pelindung diri - Ciptakan
- Jelaskan tujuan
seperti masker, lingkungan tenang
dan prosedur
sarung tangan, dan tanpa
mobilisasi
pelindung wajah, gangguan dengan
pelindung mata, pencahayaan dan
apron, sepatu bot suhu ruang
sesuai model nyaman, jika
transmisi memungkinkan
mikroorganisme Edukasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
- Ajarkan mencuci manfaat, batasan,
tangan dengan dan jenis relaksasi
benar yang tersedia (mis.
- Ajarkan etika Musik, meditasi,
batuk dan/atau napas dalam,
bersin relaksasi otot
progresif
9|Stase Keperawatan Medical Bedah I
PATHWAY CHF
Dx. Gangguan
pertukaran gas Mendesak diafragma
Sesak napas
10 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Dx. Pola napas tidak efektif
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
11 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
Manajemen energi
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yg mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola tidur dan jam tidur
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau/pasif
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Eduksi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala tidak berkurang
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang meningkatkan asupan makanan
Edukasi Kesehatan
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko yg dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Perawatan sikulasi
Tindakan
Observasi :
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu)
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis, diabetes, perorok, orang tua, hipertensi, dan kadar
koleterol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik :
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan sampel darah di area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
Edukasi :
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
12 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Perawatan jantung
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung (meliputi, dispnea, kelelahan, edeam,
otopnea, paroxysmal, peningkatan CVP)
- Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia ( kelainan irama dan frekuensi)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
Terapeutik :
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yg sesuai ( mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi
lemak)
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan oksigen untk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi :
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antiaritmi
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Terapi oksigen
Tindakan
Observasi :
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor tingkt kecemasan akibat terapi oksigen
Terapeutik :
- Bersihkan sekret dalam mulut, hidung, trakea
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan oksigen tambahan, jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat pasien ditranportasi
Edukasi :
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan pemberian oksigen
- Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas atau ridur
13 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Edukasi teknik napas
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
- Jelaskan prosedur teknik napas
- Ajurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin (mis. Duduk, baring)
- Anjurkan untuk menutup mata dan konsetrasi penuh
- Ajurkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara
perlahan
- Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan
- Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik, dan
menghembuskan napas selama 8 detik
14 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY CKD
As Arteriosklerosis
Kerusakan Pada Nefron Ginjal
Fungsi nefron menurun
Iskemia Ginjal
Kerusakan nefron
Ginjal kehilangan
fungsi
Kerusakan diginjall
CKD
rmeningkat
Iritasi lambung
Oksihemoglobin
Volume interstitial meningkat
menurun
Asam lambung
meningkat
U Peradangan Oedema Suplai O2 menurun
` NAUSEA
(D.0076)
Mual ,muntah Kerusakan Vaskuler
Penumpukan asam
HIPERVOLEMIA
laktat diotot
Gangguan Integritas (D.0022)
Anoreksia kulit/Jaringan (D.0129)
RISIKO PERFUSI Nyeri pada sendi (kram otot)
PERIPER TIDAK
EFEKTIF (D.0014)
DEFISIT NUTRISI
kelemahan
(D.0019)
16 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
RISIKO KETIDAKSEIMBANGAN
ELEKTROLIT (D.0037) INTOLERANSI
AKTIVITAS (D.0056)
Gangguan Reabsorpsi Dan Kebocoran
Ginjal
Peningkatan Mineral Di Ginjal
Urin Mengendap Di
Peningkatan Konsentrasi Mineral Di Urine
Saluran Kemih
Resiko perdarahan
UROLITIASIS D.0012
SLKI : Tingkat
perdarahan
hidronefrosis Hambatan Aliran urine SIKI : Pencegahan
perdarahan
Toleransi Aktivitas
Tingkat Nausea Status Nutrisi
- Perasaan asam di mulut - Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Porsi makanan yang dihabiskan - Kecepatan berjalan meningkat
menurun
- Sensasi panas menurun meningkat - Jarak berjalan meningkat
- Sensasi dingin menurun - Kekuatan otot menelan - Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
- Diaforesis menurun meningkat - Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
- Takikardia menurun - Toleransi menaiki tangga meningkat
18 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN Nyeri Akut Gangguan eliminasi urine
Tingkat Nyeri
Penyembuhan Luka Eliminasi urine
a. Kemampuan
- Edema pada sisi luka meningkat menuntaskan aktifetas a. Sensasi berkemih
- Peradangan luka meningkat meningkat
b. Keluhan nyeri menurun b. Desakan berkemih
- Nyeri meningkat
c. Meringis menurun (urgensi) menurun
d. Kesulitan tidur menurun c. Berkemih tidak tuntas
e. Frekuensi nadi membaik menurun
f. Pola nafas membaik
g. Proses berfikir membaik
h. Pola tidur membaik
19 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
21 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Nyeri Akut Gangguan eliminasi urine Retensi urine
1. Identifekasi lokasi, karakteristik, durasi, 1.Identifikasi tanda dan gejala retensi atau 1. Periksa kondiisi pasien (mis. Kesadaran,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. inkontinensia urine TTV, daerah perennial, distensi
2. Identifikasi skla nyeri
2.Identifiksi factor yang menyebabkan kandung kemi, inkontenesia urine,
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
retensi atau inkontinensia urine reflex berkemih )
4. Identifikasi factor yang memperkuat dan
memperingan nyeri 3.Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi,
konsistensi, aroma, volume, dan warna) Terapeutik
Terapeutik
Trapeutik 1. Siapkan peralatan, bahan bahan dan
1. Berikan tehnik non farmakologis untuk ruangan tindakan
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, 1. Catat waktu waktu dan haluaran 2. Siapkan pasien bebaskan pakaian bawa
hypnosis,akupresur, terapi music, biofetbac, terapi berkemih dan posisikan dorsal rekumben (untuk
pijat, aroma terapi, tehnik imajinasi terbimbing, 2. Batasi asupan cairan jika perlu wanita dan supine (untuk laki laki)
kompres hangat/dingin, terapi bermain) 3. Ambil sampel urine tengah 3. Pasang sarung tangan
2. Control lingkugan yang memperberat rasa nyeri (midstream) atau kultur 4. Bersikan daerah perineal atau
(mis. Suhu ruangn, pencahayaan, kebisingan)
preposium dengan cairan NaCL atau
3. Fasilitasi istrahat dan tidur. E Eukasi aquades
Edukasi 5. Sambungkan kateter urine dengan urine
1. Anjurkan tanda dan gejala infeksi
bag
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri saluran kemih
2. Jelaskan strategi meredamkan nyeri 2. Anjurkkan mengukur asupan cairan Edukasi
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri dan haluaran urine
4. Anjurkan menggunakan analtik secara tepat 3. Anjurkan mengurangi minum 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
menjelang tidur pemasangan kateter uriene
Kolaborasi
2. Anjurkan menarik nafas saat insersi
Kolaborasi selang kateter
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
22 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra, jika perlu
Risiko perdarahan Risiko infeksi
Manejemen Eliminasi urine Kateterisasi urine
Observasi Observasi
1. Memonitor tanda dan gejala pendarahan 2. Periksa kondiisi pasien (mis. Kesadaran, TTV,
2. Minitor nilai gematokrit/ hemoglobin sbelum dan setelah daerah perennial, distensi kandung kemi,
kehilangan darah inkontenesia urine, reflex berkemih )
3. Monitor TTV ortostaik
4. Monitor koagulasi (mis. Prohrombin time, partial time, Terapeutik
fibrinogen, degradasi fibrin dan atau platelet
6. Siapkan peralatan, bahan bahan dan ruangan
Terapeutik
tindakan
1. Pertahankan bed rest selama perdarahan 7. Siapkan pasien bebaskan pakaian bawa dan
2. Batasi tindakan infasif, jika prlu posisikan dorsal rekumben (untuk wanita dan
3. Gunakan kasur pencegahan dkubitus supine (untuk laki laki)
4. Hindari pengukuran suhu rektal 8. Pasang sarung tangan
9. Bersikan daerah perineal atau preposium dengan
Edukasi
cairan NaCL atau aquades
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
10. Sambungkan kateter urine dengan urine bag
2. Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi Edukasi
3. Anjurkan meningkatkat asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
3. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
4. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
uriene
5. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
6. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan 4. Anjurkan menarik nafas saat insersi selang kateter
Kolaborasi
Terjadinya inflamasi
Terinfeksi Covid-19
Tingkat Pengetahuan
Ventilasi Spontan Sirkulasi Spontan
1. Kemampuan menjelaskan
1. Dipnea menurun 1. Tingkat kesadaran meningkat
2. Penggunaan otot bantu nafas pengetahuan tentang suatu topik
2. Frekuensi nadi meningkat
menurun meningkat
3. Tekanan darah meningkat
3. PCO2 membaik 2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan
4. Frekuensi nafas meningkat
4. PO2 membaik
meningkat
3. Persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun
26 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I 4. Perlaku membaik
Mobilitas Fisik Tingkat Syok Status Spiritual
1. Pergerakan ekstremitas atas 1. Kekuatan nadi menurun 1. Verbalisasi makna dan tujuan hidup
meningkat 2. Output urine menurun membaik
2. Kekuatan otot meningkat 3. Tingkat kesadaran menurun 2. Perilaku marah pada tuhan membaik
3. Rentang gerak (ROM) 3. Kemampuan beribadah membaik
Status Nutrisi
Status Koping Keluarga
1. Porsi makan yang di habiskan
1. Perasaan di abaikan membaik membaik
2. Kekhwatiran tentang anggota keluarga 2. Berat badan membaik
membaik 3. Indeks masa tubuh (IMT) membaik
3. Perilaku mengabaikan anggota keluarga
membaik
4. Kemampuan memenuhi kebutuhan
anggota keluarga membaik
27 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVESI KEPERAWATAN INDONESIA
1. Identifikasi penyebab hipertermia 1. Monitor bunyi napas tambahan 1. Monitor frekuensi irama, dan
(mis. Dehidrasi, terpapar (mis.Gurgling, mengi upaya napas
lingkungan panas, penggunaan wheezing, ronhi kering) 2. Monitor pola nafas (seperti
incubator) 2. Monitor sputum (Jumlah, bredipnea, takipnea, hiper
2. Monitor suhu tubuh warnah, aroma) ventilasi, kussmaul, cheyne-
3. Monitor kadar elektrolit stokes, biot, ataksik)
4. Monitor komplikasi akibat Terapeutik: 3. Monitor saturasi oksigen
hipertermia 1. Posisikan semi fowler 4. Monitor hasil eksrey toraks
2. Berikan minuman hangat
Terapeutik : Terapeutik :
3. Lakukan fisisoterapi dada jika
1. Sediakan lingkungan yang dingin perlu 1. Dokumentasikan hasil
2. Berikan cairan oral 4. Lakukan penghisapan lendir pemantauan
3. Basahi dan kipas permukaan kurang dari 15 detik
tubuh Edukasi :
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
Edukasi :
1. Ajarkan tehnik batuk efektif pemantauan
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
Kolaboras :
1. Kolaborasi pemberian
1. Kolaborasi pemberian cairan dan bronkodilator, ekspektoran
elektrolit intravena, jika perlu mukolitik jika perlu
28 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Terapi Oksigen Manajemen Jalan Napas Reduksi Ansietas
1. Monitor kecepatan oksigen 1. Monitor posisi selang 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
2. Monitor tanda-tanda endotrakeal (ETT), terutama berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
hipoventilasi setelah megubah posisi 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
dan non verbal)
Terapeutik: Terapeutik :
Terapeutik :
1. Bersihkan secret pada mulut, 1. Berikan pre-oksigenasi
hidung, dan trakea jika perlu 100% selama 30 detik (3-6 1. Motivasi mengidentifikasi sitiasi yang
2. Pertahankan kepatenan jalan kali ventilasi) sebelum dan memicu kecemasan
napas setelah penghisapan. 2. Pahami situasi yang membuat ansietas
2. Berikan volume pre-
Edukasi: oksigenasi (bagging atau Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluarga ventilasi mekanik) 1,5 1. Latih kegiatan pengalihan untuk
cara menggunkan oksigen di volume tidal mengurangi keteganggan
rumah 2. Latih tehnik relaksasi
Edukasi :
Kolaborasi: 1. Jelaskan pasien dan atau Kolaborasi :
1. Kolaborasi penentuan dosis kekuarga tujuan dan prosedur 1. Kolaborasi pemberian obat anti
oksigen pemasangan jalan nafas ansietas, jika perlu.
buatan.
29 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Edukasi Kesehatan Dukungan Ventilasi Manajemen Nutrisi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronchodilator, jika perlu
30 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Dukungan Mobilisasi Dukungan Spiritual Dukungan Koping Keluarga
Observasi Observasi Observasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan 1. Identifikasi harapan dan kekuatan 1. Identifikasi beban prognosisecara
fisik lainnya pasien
psikologis
2. Identifikasi toleransi fisik 2. Identifikasi ketaatan dalam beragama
2. Identifikasi pemahaman tentang
melakukakn pergerakan
Terapeutik keputusan perawatan setelah
Terapeutik pulang
1. Sediakan privasi dan waktu tenang
1. Fasilitasi aktivitasi mobilisasi alat
untuk aktivitas spiritual Terapeutik
bantu
Edukasi Edukasi
1. Diskusikan rencana medis dan
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Anjurkan berpartisipasi dalam perawatan
mobilisasi kelompok pendukung 2. Hargai dan dukung mekanisme
2. anjurkan melakukan mobilisasi dini 2. Ajarkan metode relaksasi, meditasi, koping adaktif yang digunakan
danimajinasi terbimbing
Edukasi
Kolaborasi
1. Informasikan kemajuan pasien
1. Atur kunjungan dengan rohaniawan
secara berkala
Kolaborasi
31 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Pencegahan Syok Resusitasi Jantung Paru
Observasi Observasi
Edukasi
Kolaborasi
32 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY DEMAM THYPOID
Salmonella thype
Saluran gastrointestinal
DEMAM THYPOID
Menuju ke lambung
Bakteremia I
33 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Nyeri otot, nyeri kepala Bakteremia II Hepatomegali dan spenomegali
Dx. Intoleransin aktivitas Kuman mengeluarkan endotoksin Nyeri tekan pada abdomen
SLKI : Terapi aktivitas
SIKI : Manajemen energi
Dx. Nyeri Akut
SLKI : Tingkat nyeri
Virogen dan endogen Menganggu proses SIKI : Manajemen nyeri
pencernaan
Termoregulator hipotalamus terganggu
Hiperperistaltik usus
Suhu tubuh
Diare
Dx. Hipertermia
SLKI : Termoregulasi Dx. Hipovelemia
SIKI : Manajemen hipertermia SLKI : Status cairan
SIKI : Manajemen
hipovolemia
Bakteremia II
Hiperaktif magrofag
Perporasi intestinal
Peritonitis
34 | S t a s e K e p e r a w a t a Dx.
n M e d i csyok
Resiko al Bedah I
SLKI : Resiko syok
SIKI : Pencegahan syok
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
(SLKI)
35 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
6. Turgor kulit (membaik) (membaik) 4. Pucat (menurun)
7. Berat badan (membaik) 4. Frekuensi nadi 5. Tekanan darah sistol
8. Intake cairan (membaik) (membaik) (membaik)
6. Tekanan darah diastol
(membaik)
7. Tekanan nadi
(membaik)
8. Frekuensi napas
(membaik)
36 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
(SIKI)
37 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
konstipasi atau/aktif 2. Kontrol oral
4. Berikan lingkungan yang 5. Ganti linen
makanan tinggi Edukasi : memperberat rasa setiap hari atau
kalori dan 1. Anjurkan tirah nyeri lebih sering
protein baring 3. Fasilitasi istrahat jikka mengalami
5. Berikan 2. Anjurkan dan tidur hiperhidrosis
suplemen melkukan (keringat lebih)
makanan, jika aktivitas secara Edukasi : 6. Lakukan
perlu bertahap 1. Jelaskan pendinginan
6. Hentikan 3. Anjurkan penyebab, eksternal
pemberian menghubungi periode, dan 7. Hindari
makan melalui perawat jika pemicu nyeri pemberian
selang tanda dan gejala 2. Jelaskan strategi antipiretik atau
nasogatrik jika kelelahan tidak meredakan nyeri aspirin
asupan oral berkurang 3. Anjurkan 8. Berikan
dapat ditoleransi 4. Ajarkan strategi memonitor nyeri oksigenasi, jika
koping untuk secara mandiri perlu
Edukasi : mengurangi 4. Anjurkan
1. Ajurkan posisi kelelahan menggunakan Edukasi :
duduk, analgetik secara 1. Anjurkan tirah
jkamampu Kolaborasi : tepat baring
1. Kolaborasi 5. Ajarkan tehnik
Kolaborasi : dengan ahli gizi nonfarmakologi Kolaborasi :
1. Kolaborasi tentang cara untuk 1. Kolaborasi
pemberian meningkatkan mengurangi rasa pemberian
medikasi asupan makanan nyeri cairan dan
sebelum makan elektrolit
(mis. Pereda Kolaborasi : intravena, jika
nyeri, 1. Kolaborasi perlu
antiematik), jika pemberian
perlu analgetikk, jika
2. Kolaborasi perlu
dengan ahli gizi
38 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
untuk
menentukaan
jumlah kalori
dan jenis nutrien
yang
dibutuhkan,jika
perlu
39 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Edukasi : 2. Persiapan intubasi dan
Kolaborasi : 1. Jelaskan tanda gejala ventilasi mekanis, jika
1. Kolaborasi pemberian perdarahan perlu
cairan IV isotonis (mis. 2. Anjurkan menggunakan 3. Pasang jalur IV, jika
NaCL, RL) kaus kaki saat ambulasi perlu
2. Kolaborasi pemberian 3. Anjurkan meningkatkan 4. Pasang kateter urine
cairan IV hipotonis (mis. asupan cairan untuk untuk menilaai produksi
glukoa 2,5%, NaCL 0,4 menghindari konstipasi urine, jika perlu
%) 4. Anjurkan menghindari 5. Lakukan skin test untuk
3. Kolaborasi pemberian aspirin atau mencegah reaksi alergi
cairan IV koloid (mis. antikoagulan
albumin, plasmanate) 5. Anjurkan meningkatkan Edukasi :
4. Kolaborasi pemberian asupan makanan dan 1. Jelaskan penyebab/
produk darah vitamin K faktor resiko syok
6. Anjurkan segera 2. Jelaskan tanda dan
melapor jika terjadi gejala awal syok
perdarahan 3. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan
Kolaborasi : tanda dan gejala awal
1. Kolaborasi pemberian syok
obat pengontrol 4. Anjurkan
perdarahan, jika perlu memperbanyak asupan
2. Kolaborasi pemberian cairan oral
produk darah, jika pelu 5. Anjurkan menghindari
3. Kolaborasi pemberian alergen
pelunak tinja, jika perlu
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika
perlu
3. Kolaborasi pemberian
40 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
antiinflamasi, jika perlu
41 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
PATHWAY DHF
r
Interaksi virus dengue serotipe yang berbeda
u
s
Virus Bereaksidengan antibody
D
Infeksi virus dengue
e
(Viremia)
n
g
DHF u
e
Kerusakansumsumtulan
Peningkatanpermeabilitasd
Menimbulkanresponpera g (selstroma)
indingpembuluhdarah (
dangan
A
Penurunanjumlahtrombosit
r
Kebocoran plasma
Mengeluarkanzat
b
interstinum
mediator Trombositopenia
o
Kebocoran plasma v
MerangsangHipotalamus Idopahic Thrombocytopenic
interstinum i
Pur-Pur
r
KeEkstravaskuler SuhuTubuhMeningkat
u
s Petechia,
Hepar )
HIPERTERMIA D.0130 Perdarahangusidanhidung
SLKI : TERMOGULASI
SIKI : MANAJEMEN
HIPERTERMIAD RISIKO PERDARAHAN D.0012
SLKI : TINGKAT
a PERDARAHAN
SIKI : PENCEGAHAN
r
PERDARAHAN
i
42 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
G
i
g
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
Hepatomegali Cairantubuhberkura
ng
Mendesaklambung
Dehidrasi
Asamlambungmeningkat
43 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
44 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
PencegahanSyok ManajemenHipovolemia
Observasi Observasi :
- Periksatandadangejalahipovolemia (mis.
- Monitor statusoksiginasi frekuensinadimeningkat, naditerabalemah,
- Monitor status cairan tekanandarahmenurun,
tekanannadimenyempit, turgor
Terapeutik kulitmenurun, membrane mukosakering,
- Berikan oksigen hematocrit meningkat, haus, lemah)
untukmempertahankan - Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
saturasioksigen - Hitungkebutuhancairan
- Pasang jalur IV - Berikanasupancairan oral
Eduksi :
Edukasi - Anjurkanperbanyakasupancairan oral
- Jelaskan penyebab/factor resikosyok - Anjurkanmenghindariperubahanposisimen
dadak
- Jelaskan tanda dan Kolaborasi :
gejalaKolaborasi - Kolaborasipemberiancairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian IV seperti nacl - Kolaborasipemberiancairankoloid (mis.
0,9% drips farbion 1 amp 30tpm albumin, plasmanate)
ManajemenHipertermia PencegahanPerdarahan
Observasi : Observasi :
- Identifikasipenyebabhipertermi (mis. - Monitor tandadangejalaperdarahan
dehidrasi, terpaparlingkunganpanas, - Monitor nilaihematokrit/hemoglobin
penggunaan incubator) sebelumdansetelahkehilangandarah
- Monitor suhutubuh
Terapeutik :
Terapeutik : - Pertahankan bed rest selamaperdarahan
- Sediakanlingkunganyang dingin
Eduksi :
- Longgarkanataulepaskanpakaian - Jelaskantandadangejalaperdarahan
- Basahidankipaspermukaantubuh - Anjurkanmeningkatkanasupancairanuntuk
- Berikanoksigen, jikaperlu
menghindarikonstipasi
- Anjurkansegeramelaporjikaterjadiperdarah
Eduksi : an
- Anjurkantirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi :
- Kolaborasipemberiancairandanelektrolitint - Kolaborasipemberianobatpengontrolperdar
ravena, jikaperlu ahan, jikaperlu
45 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
ManajemenNutrisi
Observasi
Teraeutik
- Lakukanorl hygiene
sebelummakanjikaperlu
Edukasi
- Anjurkanposisiduduk, jikamampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasipemberianmedikasisebelummak
an
- Kolaborasidenganahligiziuntukmenentuka
njumlahkaloridanjenisnutrien yang
dibutuhkan, jikaperlu
46 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY DM + ULKUS DIABETIKUM
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Intoleransi glukosa
Intoleransi glukosa
Glukosa menumpuk di
Glukosa menumpuk di hiperglikemia
pembuluh darah
pembuluh darah
DIABETES MEMITUS
INTOLERANSI
AKTIVITAS
47 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
ULKUS DIABETIKUM
Disfungsi saraf
GANGGUAN
INTEGRITAS
KULIT/JARINGAN Enchephalophaty Metabolic
48 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
49 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
50 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATWAY TB DENGAN RIWAYAT EFUSI PLEURA
Pathway TB
Faktor Resiko :
51 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
TB PARU
Peradangan
52 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Suhu
Defisit meningkat
Nutrisi 02 dan c02 Fase ekspirasi
meningkat
Termoregulasi
Resiko Tidak Efektif Metabolisme anaerob
Ketidakseimba Gangguan Pertukaran
ngan Elektrolit Gas
Perfusi
Otot Perifer02
kekurangan
Tidak Efektif
53 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
( SLKI )
54 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Perfusi Perifer
55 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
( SIKI )
56 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Manajemen Nutrisi Pemantauan Elektrolit Manajemen Hipertermia
Edukasi :
1. Jelaskan factor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
57 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Perawatan Sirkulasi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
58 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Seks bebas, berganti-ganti pasangan, homoseks Narkoba suntik, jarum digunakan bersama
Menginfeksi CD4
Invasi virus
Kelemahan sel
Inflamasi oportunistik Reaksi antigen
Antibodi
Pencernaan Respirasi
Hipotalamus
Gastrointestina Peningkatan suhu
Infeksi, TBC, pneumonia,
termostat
Intake nutrisi
59 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Defisit nutrisi D.0019
SLKI : Manajemen
Nutrisi
SIKI : Status Nutrisi
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Hipertermi Defisit Nutrisi
60 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY ILEUS OBSTRUKTIF DAN APPENDISITIS
ILEUS OBSTRUKTIF
Suplai oksigen ke
usus menurun Hipotensi
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)
SLKI: Keseimbangan Elektrolit
SIKI: Pemantauan Elektrolit
Risiko Syok (D.0039)
SLKI: Tingkat Syok
SIKI: Pencegahan Syok
Cairan kembali
dikeluarkan ke dalam usus
Hipovolemia (D.0023)
SLKI: Status Cairan
SIKI: Manajemen Hipovolemia
63 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI)
Nyeri Akut Konstipasi Gangguan Mobilitas Fisik Resiko Infeksi
SLKI : Tingkat Nyeri SLKI : Eliminasi Fekal SLKI : Mobilitas Fisik SLKI : Tingkat
a. Keluhan nyeri a. Kontrol pengeluaran feses a. Pergerakan Ekstremitas Infeksi
menurun meningkat meningkat a. Nyeri menurun
b. Meringis menurun b. Keluhan defekasi lama dan b. Kekuatan Otot b. Kadar sel darah
c. Muntah menurun sulit menurun Meningkat putih membaik
d. Mual menurun c. Mengejan saat defekasi c. Rentang Gerak (ROM) c. Kultur feses
e. Frekuensi nadi menurun meningkat membaik
membaik d. Distensi abdomen menurun d. Kelemahan Fisik
f. Tekanan darah e. Nyeri abdomen menurun Menurun
membaik f. Kram abdomen menurun e. Gerakan Terbatas
g. Konsistensi feses membaik Menurun
h. Frekuensi BAB membaik f. Tingkat nyeri menurun
i. Peristaltik usus membaik
Hipovolemia Defisit Nutrisi Risiko Risiko Syok
SLKI : Status Cairan SLKI : Status Nutrisi Ketidakseimbangan SLKI : Tingkat
a. Output urin a. Porsi makanan yang Elektrolit Syok
menurun dihabiskan meningkat SLKI : Keseimbangan a. Asidosis
b. Membran mukosa b. Sariawan menurun Elektrolit metabolik
lembab c. Diare menurun a. Serum natrium menurun
c. meningkat d. Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik b. Tekanan arteri
d. Berat badan membaik b. Serum kalium membaik rata-rata
meningkat e. Frekuensi makan membaik c. Serum klorida membaik membaik
e. Suara nafas f. Nafsu makan membaik d. Serum kalsium c. Tekanan darah
tambahan g. Bising usus membaik membaik sistolik
menurun e. Serum magnesium membaik
f. Perasaan lemah membaik d. Tekanan darah
menurun f. Serum fosfor membaik diastolik
g. Frekuensi nadi membaik
64 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
membaik e. Tekanan nadi
h. Tekanan darah membaik
membaik f. Frekuensi nadi
i. Tekanan nadi membaik
membaik
j. Turgor kulit
membaik
k. Intake cairan
membaik
65 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI)
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan sistemik
2. Identifikasi skala nyeri Terapeutik
3. Identifikasi Respon nyeri Non Verbal 1. Batasi jumlah pengunjung
4. Identifikasi Faktor yang memperberat dan 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
memperingan nyeri 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan dengan pasien dan lingkungan pasien
tentang nyeri 4. Pertahankan tekhnik aseptik pada pasien
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap beresiko tinggi
respon nyeri Edukasi
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
hidup 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
Terapeutik benar
1. Berikan teknik non farmakologi untuk 3. Ajarkan etika batuk
mengurangi rasa nyeri 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
2. Kontrol lingkungan yang memperberat luka operasi
rasa nyeri (Mis. Suhu ruangan, 5. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
pencahayaan, kebisingan) 6. Ajarkan meningkatkan asupan cairan
3. Fasilitas istirahat dan tidur Kolaborasi
4. Pertimbangankan jenis dan sumber nyeri 1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
dalam pemilihan strategi meredahkan perlu
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi Nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Monitor tanda-tanda vital
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberi ananalgetik, jika
perlu
66 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Konstipasi Gangguan Mobilitas Fisik
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
1. Identifikasi masalah usus dan penggunaan 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
obat pencahar fisik lainnya
2. Identifikasi pengobatan yang berefek 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pada kondisi gastointinal ambulasi
3. Monitor buang air besar (mis.warna, 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
frekuensi, konsistensi, volume) darah sebelum melakukan ambulasi
4. Monitor tanda dan gejala diare, 4. Monitor kondisi umum selama
konstipasi, atau impaksi. melakukan ambulasi
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan air hangat setelah makan 1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
2. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien bantu (mis. Tongkat, kruk)
3. Sediakan makanan tinggi serat 2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
Edukasi perlu
1. Jelaskan jenis makanan yang membantu 3. Libatkan keluarga untuk membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus pasien dalam meningkatkan ambulasi
2. Anjurkan mencatat warna, frekuensi, Edukasi
konsistensi, volume feses. 1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
3. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, 2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
sesuai toleransi 3. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
4. Anjurkan pengurangan asupan makanan dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur
yang meningkatkan pembentukan gas ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur
5. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang ke kamar mandi, berjalan sesuai
mengandung tinggi serat toleransi).
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan,
jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supositorial
anal, jika perlu
67 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Deficit Nutrisi Hipovolemia
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
a. Identifikasi status nutrisi a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b. Identifikasi alergi b. Monitor intake dan output cairan
c. Identifikasi makanan yang disukai Terapeutik
d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis a. Hitung kebetuhuan cairan
nutrient b. Berikan posisi modified trendelenburg
e. Monitor asupan makanan c. Berikan asupan cairan oral
f. Monitor berat badan Edukasi
g. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium a. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
Terapeutik oral
a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, b. Anjurkan menghindari perubahan posisi
jika perlu mendadak
b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Kolaborasi
Piramida makanan) a. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
c. Sajikan makanan secara menarik dan (mis. Nacl, RL)
suhu sesuai b. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
d. Berikan makanan tinggi serat untuk (mis. Glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
mencegah konstipasi c. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi Albumin, plasmanate)
protein d. Kolaborasi pemberian produk darah
f. Berikan suplemen makanan,jika perlu
g. Hentikan pemberian makanan melalui
nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
68 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Risiko Ketidakseimbangan Risiko Syok
Cairan dan Elektrolit
Pencegahan Syok
Pemantauan Elektrolit
Tindakan
Tindakan Observasi
Observasi a. Monitor status kardiopulmunal
a. Identifikasi kemungkinan penyebab b. Monitor status oksigenasi
ketidakseimbangan elektrolit. c. Monitor status cairan
b. Monitor kadaar elektrolit serum d. Monitor tingkat kesadaran dan respon
c. Monitor mual, muntah dan diare pupil.
d. Monitor kehilangan cairan, jika perlu e. Periksa riwayat alergi
e. Monitor tanda dan gejala hipokalemia Terapeutik
f. Monitor tanda dan gelaja hiponatremia a. Berikan oksigen untuk mempertahankan
g. Monitor tanda dan gejala hipernatremia saturasi oksigen >94%
h. Monitor tanda dan gejala hipokalsemia b. Persiapan intubasi dan ventilasi mekanis,
i. Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia jika perlu
j. Monitor tanda dan gejala c. Pasang jalur IV, jika perlu
hipomagnesemia d. Lakukan kateter urine untuk menilai
Terpeutik produksi urine, jika pelu
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai e. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
dengan kondisi pasien alergi
b. Dokumentasikan hasil pantauan Edukasi
Edukasi a. Jelaskan penyebab/factor resiko syok
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
b. Informasikan hasil pantauan, jika perlu c. Anjurkan melapor jika menemukan/
merasakan tanda dan gejala awal syok
d. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
e. Anjurkan menghindari allergen
Kolaborasi
a. Kolabirasi pemberian IV, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian transfuse darah,
jika perlu
c. Kolaborasi pemberian anti inflamasi, jika
perlu
69 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKTIF
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan
elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan kompresi,
memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk
memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Perawatan
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan
muntah dengan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta
menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus
kembali normal.
2. Farmakologi
Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati atau mencegah
infeksi dalam perut, obat analgesic untuk mengurangi rasa nyeri
3. Tindakan Bedah :
a. Kolostomi : kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma
(pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan
sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat.
Kolostomi dapat digunakan untuk menghilangkan udara atau cairan dari
usus. Hal ini juga dapat membantu memeriksa kondisi perawatan
sebelum operasi. Dengan kolostomi, tinja keluar dari stoma ke dalam
kantong tertutup. Tinja mungkin berair, tergantung pada bagian mana
dari usus besar digunakan untuk kolostomi tersebut. Stoma mungkin
ditutup beberapa hari setelah operasi usus setelah sembuh.
b. Stent : stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas daerah
usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam usus
menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis). Stent dapat
membuka usus untuk membiarkan udara dan makanan lewat.
Menggunakan stent juga untuk membantu mengurangi gejala sebelum
operasi.
70 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PENATALAKSANAAN APPENDISITIS
71 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY MIOKARD INFARK
72 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h Kontraktilitas
I miokard menurun
Penurunan aliran darah
Daya pompa jantung Gangguan hantaran listrik Daya pompa jantung menurun
menurun jantung Suplai O2 dan nutrisi otot di
Daya ejeksi berkurang rangka menurun
Penurunan Stroke Hambatan depolarisasi atrium
Volume atau ventrikel Metabolisme Anaerob
Penurunan strock volume
Penurunan kontraktilitas otot Peningkatan timbunan asam
Risiko Perfusi jantung laktat
Miokard Tidak Efektif Penurunan Curah Jantung
(D.0014) Penurunan cardiac output (D.0008) Fatigue
SLKI : Perfusi SLKI : Curah Jantung
Miokard Penurunan tekanan darah SIKI : Manajemen Nyeri Intoleran Aktivitas
SIKI : Perawatan sistemik
(D.0056)
Jantung Respon Barareseptor SLKI : Toleransi Aktivitas
SIKI : Manajemen Energi
Disritmia
74 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
Kolaborasi
76 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Pola Napas Tidak Efektif Intoleran Aktivitas
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
usaha napas) mengakibatkan kelelahan
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering) 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) 4. Monitor lokasi dan ketidaknymanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika trauma 5. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
servikal) rendah stimulus (Mis, cahaya, suara, suara,
5. Posisikan semi fowler atau fowler kunjungan
6. Berikan minum hangat 6. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
7. Lakukan fisioterapi dada, jike perlu aktif
8. Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 7. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
detik tidak dapat berpindah atau berjalan
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal Edukasi
10. Berikan oksigen, jike perlu
8. Anjurkan tirai baring
Edukasi 9. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
11. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika 10. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
tidak kontraindikasi gejala kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan teknik batuk efektif 11. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu 12. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan nutrisi.
77 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Perfusi Perifer Tidak Efektif
Tindakan Observasi
Observasi 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
curah jantung (Mis. Dispnea, kelelahan, edema, branchial, index)
ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, 2. Identifikasi faktor risisko gangguan sirkulasi
peningkatan CVP (mis. Diabetes, peroko, orang tua, hipeertensi dan
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan kadar kolesterol tinggi)
curah jantung (Mis. Peningkatan berat badan, 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengakk
hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronchi basah, oliguria, batuk, kulit pucat pada ekstremitas
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan Terapeutik
ortotastik, jike perlu) 4. Hindrai pemasangan infuse atau pengamibilan
4. Monitor saturasi oksigen darah diarea keterbatasn perufusi
5. Monitor intake dan output 5. Hindari pengukuran tekanan darah pada
6. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
7. Monitor keluhan nyeri dada (Mis. Intensitas,
6. Hindrai penekanan dan pemasangan tourniquet
lokasi, durasi, radiasi,presivitasi yang
mengurangi nyeri pada area yang cedera
7. Lakukan pencegahan infeksi
Terapeutik 8. Lakukan perawata kaki dan kuku
9. Lakukan hidrasi
8. Posisikan pasien semi fowler atau fowler kaki
ke bawah atau posisi nyaman 10. Edukasi
9. Berikan diet jantung yang sesuai (batasan 11. Anjurkan berhenti merokok
asuhan kafein, natrium, dan makanan tinggi 12. Anjurkan berolahraga rutin
lemak) 13. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari
10. Gunakan stocking elastic atau pneumatik terbakar
intermiten, sesuai indikasi 14. Anjurkan penggunaan obat penurunan tekanan
11. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
darah, antikoagulan, dan penurnan kolesterol, jika
gaya hidup sehat
12. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi perlu
stress, jika perlu 15. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
13. Berikan dukungan emosional dan spritual secara teratur
14. Berikan oksigen untuk mempertahankan 16. Anjurkan menghindari obat penyekat beta
saturasi oksigen 17. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
Edukasi (mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
18. Anjurkan prigran rehabilitas vaskular
15. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai tolerans 19. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
16. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai tahap sirkulasi (mis. Rendajh lemak jenuh, minyak ikan
17. Anjurkan berhenti merokok, bila merokok
omega 3)
18. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan seharian 20. Infirmasikan tanda dan gejala darurat byang
19. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake harus dilaporkan (mi. rasa sakit yang tidak hilang
dan ouput cairan harian aat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Kolaborasi
78 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
17. Kolaborasi pemberian antriaritmia, jika perlu
PATHWAY / PENYIMPANGAN KDM LYMPHOMA MALIGNA
Faktor Risiko
Usia Paparan zat kimia Kelainan sistem Infeksi virus dan bakteri
Lymphoma Maligna
Pertahanan tubuh Mengenai nodus Mucous Merasa khawatir dengan akibat Poliferasi SOP yang tidak terkendali Pasien bertanya
menurun limfe Associated dari kondisi yang dihadapi tentang penyakit
Limfoid Tissue
S L Anemia
Terjadi invasi virus Penekanan pada Ansietas Kurang terpapar
dan bakteri syaraf Iritasi
informasi
Suplai darah ke jaringan
Pembesaran kelenjar menurun
Gangguan Reseftor nyeri di getah bening Kurang pengetahuan
metabolism Lambung
79 | S t a s tubuh
e K e p e r a w a aferen
t a n M e d i c a l bereaksi
Bedah I Wajah Leher
Penurunan O2
Penurunan limfosit Kelenjar Defisit
Pelepasan tirogen Terjadi
Merangsang membes Pengetahuan
endogen pembeng
Hipotalamus ar secara
perlahan kakan
Merangsang Perfusi feriver menurun
mual muntah Resiko Infeksi
Sinyal mencapai SSP Nyeri ulu hati
Jantung Pola nafas tidak
Pembentukan Nyeri Akut Gangguan
Pembengkakan memetabolisme efektif
rostagladin pada
Kehilangan Penurunan di pipi anoerob
orofaring
cairan berat kiri/kanan
Merangsang elektrolit badan Asidesis
Hipotalamus Merasa kurang Kesulitan metabolik
Defisit percaya diri Menelan
Resiko Nutrisi akibat
Suhu meningkat ketidakseimbangan Penimbunan
pembengkakan Gangguan
elektrolit yang terjadi asam laktat
Menelan
Hipertermia disekitar wajah
Intoleransi
Aktivitas
Gangguan
Citra Tubuh
80 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
SLKI : Termoregulasi SLKI : Tingkat Nyeri ( SLKI : Keseimbangan SLKI : Status Nutrisi ( SLKI : Tingkat Anisietas
( L. 14134 ) L.08066 ) Elektrolit ( L.03021 ) L.03030 ) ( L.09093 )
Menggigil ( menurun ) Keluhan nyeri ( menurun ) Serum natrium ( membaik ) Porsi makan yang Verbalisasi
Kejang ( menurun ) Meringis ( menurun ) Serum kalium ( membaik ) diabiskan ( kebingungan menurun
meningkat ) Verbalisasi khawatir
Suhu Tubuh ( membaik ) Sikap protektif ( menurun ) Serum klorida ( membaik ) akibat kondisi yang
Kekuatan otot pengunyah
Gelisah ( menurun ) dihadapi menurun
Suhu Kulit ( membaik ) (meningkat )
Frekuensi nadi ( membaik ) Perilaku gelisah
Kekuatan otot menelan menurun
Pola napas ( membaik ) (meningkat ) Perilaku tegang
Tekanan darah ( membaik ) Berat badan ( membaik ) menurun
Keluhan pusing
menurun
Resiko Infeksi Intoleransi Aktivitas Pola nafas tidak efektif Defisit Pengetahuan Gangguan Citra Tubuh Gangguan Menelan
SLKI : Tingkat SLKI : Toleransi SLKI : Pola nafas ( SLKI : Tingkat SLKI : Citra Tubuh ( SLKI : status menelan
Infeksi ( L.14137 ) Aktivitas ( L.05047 ) L.01004 ) pengetahuan ( L. L. 09067 ) ( L. 06052 )
Dispnea ( menurun ) 12111 ) Verbalisasi Reflek menelan
Kebersihan tangan Kemudahan Kemampuan perasaan negative meningkat
Penggunaan otot bantu
menjelaskan tentang perubahan Kemampuan
(meningkat ) melakukan nafas ( pengetahuan tubuh menurun mengosongkan
Kebersihan aktivitas sehari tentang suatu topik mulut meningkat
badan menurun ) Verbalisasi
( meningkat ) Kemampuan
hari (
(meningkat ) Frekuensi nafas ( Pertanyaan tentang kekhawatiran pada mengunyah
meningkat ) membaik ) masalah yang penolakan/reaksi meningkat
Demam ( menurun )
dihadapi ( orang lain menurun Usaha menelan
Keluhan lelah (
Kemerahan ( menurun ) Verbalisasi meningkat
menurun ) perubahan gaya
menurun )
Frekuensi nadi ( hidup menurun
Bengkak ( menurun )
Melihat bagian
81Nyeri e K e p) e r a w a t a membaik
| S t a( smenurun n M e d )i c a l B e d a h I tubuh membaik
Menyentuh bagian
tubuh membaik
82 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN ( SIKI )
Hipertermia Nyeri Akut Resiko ketidakseimbangan elektrolit Defisit Nutrisi Anesietas
Manajemen Manajemen nyeri ( D.0077 ) Pemantauan elektrolit ( Manajemen Nutrisi ( I.03119 ) Reduksi Ansietas
Hipertermia Observasi I.14526 ) Tindakan (D.0080) Tindakan
( I.15506 ) Observasi Observasi :
Observasi 1. identifikasi lokasi, Observasi : 1. Identifikasi saat tingkat
1. Identifikasi ansietas berubah (mis.
1. identifikasi karakteristik, durasi, 1. Identifikasi status nutrisi
kemungkinan penyebab Kondisi, waktu, stresor)
penyebab frekuensi, kualitas, 2. identifikasi alergi dan 2. Monitor tanda-tanda
ketidakseimbangan
hipertermia intensitas nyeri intoleransi makanan ansietas (verbal dan
elektrolit nonverbal)
misalnya dehidrasi 2. identifikasi skala nyeri 3. monitor asupan makanan (
2. monitor mual muntah Terapeutik :
2. monitor suhu 3. identifikasi faktor yang pemberian asi ) 1. Ciptakan suasana
Terapeutik terapeutik untuk
tubuh memperberat nyeri 4. monitor berat badan
1. atur interval waktu menumbuhkan
Terapeutik Terapeutik 5. monitor hasil pemeriksaan kepercayaan
pemantauan sesuai 2. Temani pasien untuk
1. sediakan 1. berikan tehnik laboratorium
dengan kondisi pasien mengurangi kecemasan,
lingkungan yang nonfarmakologi untuk Terapeutik jika memungkinkan
Edukasi
dingin mengurangi rasa nyeri 1. Berikan makanan tinggi Edukasi :
1. jelaskan tujuan dan 1. Jelaskan perosedur,
2. longgarkan atau misalnya terapi serat untuk mencegah
prosedur pemantauan termasuk sensasi yang
lepaskan pakaian musik, terapi pijat,distr aksi, konstipasi dialami informasikan
dan kompres hangat /dingin 2. berikan makanan tinggi secara faktual mengenai
Edukasi
diaknosis, pengobatan dan
1. anjurkan tirah Edukasi kalori dan tinggi protein proknosis
baring 1. jelaskan penyebab dan 3. Hentikan pemberian makan 2. Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien, jika perlu
Kolaborasi pemicu nyeri selang nasogatrik jika
Kolaborasi :
1. kolaborasi 2. anjurkan tehnik asupan oral dapat ditoleransi 1. Kolaborasi pemberian
nonfarmakologi untuk obat anti ansietas, jika
pemberian cairan Kolaborasi
perlu
dan elektrolit mengurangi nyeri. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
intravena jika perlu Kolaborasi untuk menentukan jumlah
1. kolaborasi pemberian kalori dan jenis nutrien yang
83 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
analgetik dibutuhkan, jika perlu
Resiko Infeksi Intoleransi Aktivitas Pola nafas tidak efektif Defisit Pengetahuan
Pencegahan infeksi( I. 14539) Manajemen Energi ( D.0058 ) Manajemen jalan nafas ( I.01011 ) Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Observasi Observasi Observasi
Tindakan
Identifikasi deficit tingkat
1. Monitor pola nafas ( frekuensi 1. Identifikasi kesiapan dan
Observasi aktivitas
- Monitor tanda dan gejala infeksi Identifikasi kemampuan kedalaman usaha nafas ) kemampuan menerima informasi
berpartisipasi dalam aktivitas 2. Monitor bunyi nafas tambahan Terapeutik
local sistemik tertentu
Identifikasi sumberdaya untuk Terapeutik 2. Sediakan materi dan media
Edukasi aktivitas yang diinginkan 3. Posisikan semi fowler pendidikan kesehatan
- Cuci tangan sebelum dan Terapeutik
4. Berikan oksigen jika perlu 3. Berikan kesempatan untuk
Fasilitas focus pada kemampuan,
sesudah kontak dengan pasien bukan deficit yang diambil Kolaborasi bertanya
dan lingkungan pasien Sepakati komitmen untuk Kolaborasi pemberian obat Kolaborasi
meningkatkan frekunsi dan
- Pertahankan Teknik aseptic Ajarkan perilaku hidup bersih dan
rentang aktivitas
pada pasien tinggi Koordinasikan pemilihan ativitas sehat.
sesuai usia
Edukasi Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara memeriksa luka Anjurkan cara melakukan
atau luka oprasi aktivitas yang dipilih
Kolaborasi
- Anjurkan meningkatkan asupan Kolaborasi dengan terapis
nutrisi okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas jika
- Anjurkan meningkatkan asupan sesuai
cairan Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunikasi, jika perlu
Kolborasi
Kolaborasi pemberian obat jika
84 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
perlu
Gangguan Citra Tubuh Gangguan Menelan
85 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY/PENYIMPANGAN KDM SIROSIS HEPATITIS
Varises esofagus
Ikterik Merangsang
nosiseptor
(reseptor nyeri) Peningkatan tekanan
Penumpukan hidrostasik,
Garam empedu peningkatanpermeabilitasvas
dibawah kulit Dihantarkan serabut kuler
tipeÃð dan serabut
tipe C Filtrasi cairan
keruang ketiga Dx. Hipervolemia
Pruritas
Medulla spinalis
Dx. Asites& Edema
GangguanIntegritas perifer
Kulit Sistem aktivas
iretikular Pelepasan
Ekspansi Paru salurancerna
terganggu
Hipotalamusdansi
Mual dan Muntah
stemlimbik
Dx. Pola Nafas Tidak
Efektif
DX.Nyeri Akut
Lampiran 1 (SDKI,SLKI,SIKI)
Observasi: Observasi:
Observasi:
Identifikasi penyebab - Identifikasi tanda dan
- Identifikasi karakteristik
gangguan integritas kulit gejalahi pervolemia
nyeri
Terapeutik: - Monitor intake dan
- Identifikafi skala nyeri
- Hindari produk ouput cairan
Terapeutik:
berbahan alkohol Terapeutik:
- Berikan tehnik
- Ubah posisi setiap 2 - Timbang berat badan
nonfarmakologi
jam jika tirah baring setiap hari
Edukasi:
Edukasi: - Batasi asupan cairan
- Ajarkan teknik relaksas
- Anjurkan dan garam
inafas dalam
menggunakan Edukasi:
Kolaborasi:
pelembab - Ajarkan cara
- pemberianobat
- Anjurkan minum air membatasi cairan
yang cukup
87 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Lampiran 2 (SDKI,SLKI,SIKI)
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas - Porsi makan yang
Pola Nafas - Perikaku gelisah dihabiskan
- Dipsneu (menurun) (menurun) (meningkat)
- Penggunaan otot - Perilaku tegang - Perasaan cepat
bantu napas (menurun) kenyang
(menurun) - Konsentrasi
(menurun)
- Frekuensi napas (membaik) - Nyeri abdomen
(membaik) - Pola tidur (menurun)
(membaik)] - Berat badan
(membaik)
STANDART INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
- Indeks Massa
Tubuh (IMT)
Observasi: (membaik)
- Identifikasi tingkat - Nafsumakan
Observasi:
Observasi: ansietas - (membaik) status
Identifikasi
- Monitor pola napas - Monitor tanda- nutrisi
- Monitor bunyi napas tanda ansietas - Monitor asupan
tambahan Terapeutik: makanan
Terapeutik: - Temani pasien - Monitor berat badan
- Pertahankan untuk mengurangi Terapeutik:
kepatenan jalan napas kecemasan - Berikan makanan
- Posisikan semi fowler - Dengarkan penuh tinggi serat
Edukasi: perhatian Edukasi:
- Ajarkan batuk efektif Edukasi: - Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi - Informsikan secara Kolaborasi
- Pemberian O2 factual tentang penyakit - Kolaborasi dengan
Kolaborasi ahligizi untuk menentukan
88 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i -c a Pemberian
l B e d a hobat
I ant jumlah kalori
ansietas
Pathway Stroke Hemoragik
Sistem Neurologi
Usia Lanjut Hipertensi
Stroke Hemoragik
Sesak napas
Mual dan Muntah
Risiko Aspirasi (D.0006)
89 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Cedera medulla spinalis
Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)
Kategori : Fisiologis
Definisi
Faktor Risiko
1. Ketidakmampuan menelan
makanan
2. Ketidakmampuan mencerna
makanan
90 | S t a s e K e p 1.
e rStroke
awatan Medical Bedah I
Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
(D.0017)
Kategori : Fisiologis
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
Subkategori : Sirkulasi
Definisi
Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat Berisiko mengalami penurunan
sirkulasi darah ke otak
Penyebab :
Faktor Risiko :
1. Gangguan neurologis
1. Keabnormalan masa protrombin
Kondisi Klinis Terkait
dan/atau masa tromboplastin
1. Depresi system saraf pusat parsial
2. Cedera kepala 2. Tumor otak
3. Trauma thoraks 3. Aneurisma serebri
4. Stroke 4. Cedea kepala
5. Hipertensi
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Infark miokard akut
4. hipertensi
91 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI)
Definisi
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
93 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Pencegahan Aspirasi (I.01018) Manajemen Gangguan Makan (I.03111)
Definisi :
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola diet yang
Mengidentifikasi dan mengurangi buruk, olahraga berlebihan dan/atau
risiko masuknya partikel pengeluaran makanan dan cairan berlebihan
makanan/cairan ke dalam paru-paru. Tindakan :
Tindakan : Observasi :
Observasi : - Monitor asupan dan keluarnya makanan
- Monitor tingkat kesadaran, batuk, dan cairan serta kebutuhan kalori
muntah dan kemampuan menelan Terapeutik :
- Monitor status pernafasan - Timbang berat badan secara rutin
- Monitor bunyi nafas, terutama - Diskusikan perilaku makan dan jumlah
setelah makan/minum aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
- Periksa residu gaster sebelum sesuai
memberi asupan oral - Lakukan kontrak perilaku (mis. Target
- Periksa kepatenan selang berat badan, tanggung jawab perilaku)
nasogastrik sebelum memberi - Damping ke kamar mandi untuk
asupan oral pengamatan perilaku memuntahkan
Terapeutik : kembali makanan
- Posisikan semi fowler (30-45 - Berikan penguatan positif terhadap
derajat) 30 menit sebelum memberi keberhasilan target dan perubahan perilaku
asupan oral - Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
- Pertahankan posisi semi fowler (30- target sesuai kontrak
45 derajat) pada pasien tidak sadar - Rencanakan program pengobatan untuk
- Pertahankan kepatenan jalan nafas perawatan di rumah (mis. Meids,
(mis. Teknik head tilt chin lift, jaw konseling)
thrust, in line) Edukasi :
- Pertahankan pengembangan balon - Anjurkan membuat catatan harian tentang
endotracheal tube (ETT) perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
- Lakukan penghisapan jalan nafaas, makanan (mis. Pengeluaran yang
jika produksi sekret meningkat disengaja, muntah, aktivitas berlebihan)
- Sediakan suction di ruangan - Ajarkan pengaturan diet yang teapt
- Hindari memberi makan melalui - Ajarkan keterampilan koping untuk
selang gastrointestinal, jika residu penyelesaian masalah perilaku makan
banyak Kolaborasi :
- Berikan makanan dengan ukuran - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
kecil atau lunak berat badan, kebutuhan kalori dan
- Berikan obat oral dalam bentuk cair pemilihan makanan
Edukasi :
- Anjurkan makan secara perlahan
- Ajarkan strategi mencegah aspirasi
- Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
94 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
95 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I
PATHWAY/PENYIMPANGAN KDM STROKE ISKEMIK
Diabetes Melitus Hiperkolesterol
Hipertensi
Mengendap di
pembuluh darah
Ateroklerosis
Terbentuknya trombus
Resiko defisit nutrisi
arterial dan emboli
Hemiparesis Penyumbatan arteri serebri Suplai darah ke Aliran ke lobus oksipital berkurang
otak menurun
Pergerakan tubuh terbatas Kelemahan otot bicara Gangguan pusat penglihatan
Perfusi serebral menurun
Sulit bergerak Afasia
Gangguan Persepsi Sensori
Resiko perfusi Serebral tidak efektif
Gangguan
96 | S t a s emobilitas
K e p e rfisik
a w a t a nGangguan
M e d i c akomunikasi
l B e d a h verbal
I
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Gangguan Komunikasi Verbal Gangguan Persepsi Sensori
Perfusi Serebral (L.02014) Komunikasi Verbal (L.13118) Persepsi Sensori (L.09083)
Manajemen Peningkatan Tekanan Promosi Komunikasi : Defisit Bicara (I.13492) Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
Intrakranial (I.06194) Observasi Observasi
Observasi - Monitor proses kognitif, anatomis, dan - Periksa status sensori dan tingkat
- Identifikasi penyebab peningkatan fisiologis yang berkaitan dengan bicara kenyamanan
TIK - Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain Terapeutik
- Monitor tanda/gejala peningkatan yang mengganggu bicara - Minimalkan stimulus dengan
TIK Terapeutik menyediakan lingkungan tenang
Terapeutik - Gunakan metode komunikasi alternatif - Batasi stimulus lingkungan
- Minimalkan stimulus dengan - Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan Edukasi
menyediakan lingkungan yang tenang - Ulangi apa yang disampaikan pasien - Ajarkan cara meminimalisasi
- Cegah terjadinya kejang - Berikan dukungan psikologis stimulus
Kolaborasi Edukasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti - Anjurkan berbicara perlahan - Kolaborasi pemberian obat yang
konvulsan, jika perlu Kolaborasi mempengaruhi persepsi stimulus
97 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l -B eRujuk
d a h ke
I ahli patologi bicara atau terapis
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
98 | S t a s e K e p e r a w a t a n M e d i c a l B e d a h I