Dari Pak Bil Perbaikan 2 Proposal .Doc1 II
Dari Pak Bil Perbaikan 2 Proposal .Doc1 II
LITERATUR REVIEW
REFLIN A. MANUPUTTY
12113201160061
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON
2020
CATATAN : LENGKAPI PROPOSAL INI DENGAN LATAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
global dari WHO tahun 2018, estimasi insiden sebesar 842.000 atau 319 per
100.000 penduduk. Saat ini Indonesia termasuk dalam tiga besar negara
dengan estimasi insiden TB tertinggi setelah India dan China. Kematian akibat
tuberkulosis atau 142 kasus per 100.000 penduduk, dengan 480.000 kasus
(CI 8,8 juta-12 juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk.
Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China,
global pada tahun 2017 kasus baru tuberkulosis sebesar 6,3 juta, setara dengan
pada saat batuk atau bersin. Penyebaran kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3.500 dan saat bersin
Prevalensi TBC di Maluku tahun 2016 sebanyak 3.983 orang, 2017 sebanyak
4.862 orang, tahun 2018 sebanyak 4.575 orang dan tahun 2019 sebanyak
6.379 orang. Kota Ambon mencapai 65% pasien TBC dari jumlah penderita
tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu
faktor manusia, tempat dan waktu. Faktor manusia adalah karakteristik dari
2017).
yang mengandung percik renik dahak orang yang terinfeksi TB. Beberapa
2014).
Hasil penelitian Oktavia dkk (2015) yang menyatakan bahwa umur,
hanya tuberkulosis, rokok juga merupakan faktor risiko utama bagi beberapa
berpengaruh terhadap sistem imun atau daya tahan tubuh. Status gizi yang
baik akan berpengaruh pada daya tahan tubuh sehingga tubuh akan tahan
terhadap infeksi bakteri TBC. Namun, apabila keadaan gizi kurang maka akan
mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi bakteri TBC. Kontak dengan
penderita TBC merupakan faktor risiko utama dan makin erat kontak makin
yang sakit TBC sangat berperan untuk terjadinya infeksi TBC di keluarga,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
kejadian tuberkulosis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Keluarga
pelayanan kesehatan.
melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
panjang 1-10 mikron, dan lebar 0,2-0,6 mikron (Kemenkes RI, 2014).
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang berwarna merah
sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama pada suhu
antara 4̊ sampai minus 70̊C. Kuman tersebut sangat peka terhadap panas,
ultraviolet sebagian besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit.
Sedangkan dalam dahak pada suhu antara 30̊C-37̊C akan mati dalam
dalam dahak.Dalam suhu kamar, biakan basil dapat hidup selama 6-8
desinfektan, seperti phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan
NaOH 4%. Namun bakteri ini dapat dihancurkan oleh jodium tinetur
dalam waktu sekitar 5 menit, sedangkan dengan alkohol 80% akan hancur
terus–menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih. Gejala lain yang
sering dijumpai adalah : dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas
dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan
TBC. Kuman TBC dalam percik renik (droplet nuclei) yang ukurannya
sangat kecil (<5µm), akan terhirup dan dapat mencapai alveolus. Kuman
yang bisa sembuh sendiri atau terus berlanjut bakteri berkembang biak di
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Basil TBC
seperti keju yang disebut nekrosis kaseosa. Lesi primer paru disebut fokus
ghon, sedangkan gabungan lesi primer dan getah bening regional yang
Hal ini berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain,
sistem imun yang berfungsi baik, pada saat sistem imun selular
telah terbentuk, kuman TBC baru yang masuk ke dalam alveoli akan
di jaringan paru. Kuman TBC dapat tetap hidup dan menetap selama
Pada bentuk ini, sejumlah besar kuman TBC masuk dan beredar di dalam
diseminata. TBC diseminata ini timbul dalam waktu 2-6 bulan setelah
pejamu dalam mengatasi infeksi TBC, misalnya pada anak bawah lima
ini terjadi bila suatu fokus perkijuan di dinding vaskuler pecah dan
menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sejumlah besar kuman TBCakan
tes cepat.
di masa yang akan datang sehingga perlu dilakukan uji performa tes
cepat molekuler ini khususnya di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Makassar.
e. Pemeriksaan Biakan
2) Pasien TB anak.
Nuklei/Percik Renik).
2016).
di jaringan paru.
1) Mono resistan (TB MR), resistan berdasarkan salah satu jenis OAT
2) Poli resistan (TB PR), resistan terhadap lebih dari 1 jenis OAT lini
3) Multi drug resistan (TB MDR), resistan terhadap Isoniazid (H) dan
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
mendapatkan ART atau hasil tes HIV positif pada saat diagnosis
TB.
2) Pasien TB dngan HIV negatif, adalah pasien dengan hasil tes HIV
negatif sebelumnya atau hasil tes negatif pada saat diagnosa TB.
tempat.
vaksinasi BCG.
dan petugas lain yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut
ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan tekun dan teratur selama
berolahraga.
kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin ini secara rutin diberikan
adalah salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih
a. Tahap awal
setiap hari dengan maksud untuk menurunkan jumlah kuman yang ada
dalam tubuh pasien secara efektif dan meminimalisir pengaruh dari
b. Tahap lanjutan
untuk membunuh sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya
kekambuhan.
1) Kategori 1 : (2HRZE)/4(HR)3
tahap lanjutan yang terdiri dari (Isoniasid (H) dan Rifampisin (R),
2) Kategori 2 : (2HRZES)/(HRZE)/5(HRE)3
obat.
OAT-KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu
bentuk blister.
a) Pasien kambuh.
sebelumnya.
follow-up).
1. Merokok
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Merokok adalah
memakan bakteri, virus, jamur, dan parasit. Gas berbahaya dalam asap
suatu kenduri merasa tidak lengkap jika tidak ada sajian rokok. Sehingga
2015).
influenza dan TB. Sebuah studi dengan hewan uji coba tikus, menjelaskan
2011).
Merokok dapat mengganggu pertahanan paru dalam melawan
infeksi virus dan bakteri, salah satunya adalah TB. Merokok dapat
2. Status Gizi
dan zat-zat gizi. Asupan makanan dan zat-zat gizi yang tercukupi serta
dan penilaian status gizi secara tidak langsung (Istiany dan Rusilanti,
2013).
1) Antropometri
komposisi tubuh yang ditinjau dari segi usia dan tingkat gizi.
BB/TB,
vii. Indeks Masa Tubuh (IMT), dimana Body Mass Index atau
normal.
<18,5 Underweight
18,5-24,9 Normal
25-29,9 Overweight
30-34,9 Obese 1
35-39,9 Obese II
2) Klinis
3) Biokimia
periode yang lama dan cadangan zat gizi pada tubuh sendiri.
4) Biofisik
3. Riwayat Kontak
yang serumah dan sudah diketahui menderita TB dengan sputum BTA (+).
Kontak dengan penderita TBC merupakan faktor resiko utama dan makin
dengan anggota keluarga yang sakit TBC sangat berperan untuk terjadinya
terdekat.
berventilasi buruk, ruangan yang sempit dan lembab misalnya tempat kerja
disembarangan tempat.
penyakit TBC yang antara lain meliputi gejala, bahaya, dan akibat
yang ditimbulkannya.
yang ketat, selain itu perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan
ludah (piring, tempat tidur, pakaian) serta ventilasi rumah dan sinar
lainnya yang terindikasi dengan vaksinasi dan tindak lanjut bagi yang
positif tertular.
ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu
penyelidikan intensif.
minum dengan tekun dan teratur dalam waktu yang lama (6 atau 12
C. Kerangka Konsep
bawah ini:
Merokok
Riwayat Kontak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode Systematic Review yakni sebuah sintesis dari studi literature yang
mengevaluasi melalui pengumpulan data – data yang sudah ada dengan metode
pencarian yang eksplisit dan melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan
studi.
tuberkulosis?
2. Menyusun Protokol
Pencarian data mengacu pada sumber data base Google Scholar yang
sifatnya resmi.
b. Skrining Data
penelitian) denga teks lengkap (full text) dengan memenuhi criteria yang
Strategi pencarian dilakukan mengacu pada protokol yang telah dibuat dan
menentukan lokasi atau sumber database untuk pencarian data serta dapat
4. Ekstrasi Data
secara manual dengan membuat formulir yang berisi tentang; tipe artikel,
nama jurnal atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode penelitian dan
Kriteria inklusi:
Jurnal yang berkaitan dengan
pengetahuan, pola makan dan
perawatan payudara.
Jurnal kelancaran ASI pada ibu
menyusui.
Proquest n=3
EBSCO n=2
Google Scholar n=5
1. Populasi
tuberkulosis. Jurnal yang dapat diproses keseluruhan teks dan disaring jurnal
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 jurnal yang dapat dianalisis dan
3. Teknik Sampling
sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sample
populasi yang telah diketahui, maka dibuat kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Inklusi adalah semua aspek yang harus ada dalam sebuah penelitian
yang akan kita review dan kirteria eksklusi adalah faktor – faktor yang dapat
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
ini meliputi :
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang
E. Analisa Data
tuberkulosis.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, et al., 2016. Nilai diagnostic metode “Real Time” PCR geneXpert
pada TB Paru BTA negative. Jurnal Kesehatan Andalas, vol 5, 3.
Naga. 2013. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: Diva
Press.