Pendidikan yang Berpihak Pada Peserta Didik dan Memerdekakan Peserta Didik
Kelas : Kelas yang menerapkan kurikulum merdeka hanya kelas 7 dan proyek
Case : Kelas 7A diisi oleh 30 peserta didik dengan latar belakang sosial yang
beragam. Di kelas juga sering kali ditemukan perundungan dan didominasi oleh beberapa
peserta didik, namun dominasi hanya terlihat dalam hal negative. Alhasil, pembelajaran tidak
berlangsung efektif karena peserta didik lainnya menjadi cenderung pasif dan malu bertanya.
Pencapaian peserta didik memang seharusnya beragam dan tidak dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga. Ada 5 unsur penting yang membuat peserta didik belajar lebih baik. Unsur
membentuk pola piker para guru dan wali peserta didik mendukung dan percaya bahwa setiap
anak dapat belajar apapun yang mereka inginkan selama ada dukungan yang layak.
Pembelajaran akan berfokus pada kesejahteraanm kesehatan dan kebahagiaan peserta didik.
Unsur kedua adalah guru karena keberhasilan dalam mengajar kelas heterogen bergantung pada
guru. Guru harus memiliki dasar dalam psikologi anak, pedagogi, Pendidikan khusus, meta
pelajaran didaktik dan kurikulum. Unsur ketiga adalah, sekolah harus memiliki sumber daya
dan personel yang cukup unyuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan mendasar peserta
didik. Masalah-masalah yang terkait dengan Pendidikan harus diidentifikasi dan ditangani
sedini mungkin. Unsur keempat adalah kepala sekolah, guru akan lebih mudah menerima
masukan dan berbicara atas masalah ketika mereka mengetahui bahwa pimpinan mereka juga
menumui masalah tersebut di dalam kelas. Jadi, kepala sekolah juga seharusnya mengajar
peserta didiknya untuk mengetahui karakteristik mereka. Unsur kelima adalah lingkungan di
Berpijak dari kelima unsur di atas, projek perubahan yang akan diterapkan di kelas
adalah menumbuhkan rasa empati terhadap proses belajar dengan cara sebagai berikut:
1. menciptakan kedamaian di dalam kelas dengan membangun rasa hormat dan saling
menghargai peserta didik. Dengan metode “kesadaran mendengar. Metode ini melatih
peserta didik untuk lebih tenang dan focus dalam latihan mendengarkan.
2. Membuat peserta didik memiliki rasa memiliki dengan mengenal karakteristik peserta
didik lebih dalam, bermain dengan peserta didik, merayakan tiap pencapaiannya
meskipun itu berbeda-beda, menciptakan dan mengejar mimpi kelas dan menghapus
perisakan dengan membuat semua peserta didik di dalam kelas menjadi agen anti
perisakkan.
3. Peserta didik juga diajarkan untuk mandiri, mengenal tanggung jawab mereka sendiri
terlebih dengan proses pembelajaran yang berpusat pada minat kebutuhan mereka.
Dimulai dengan memberikan peserta didik kebebasan dalam bertanya mengenai hal-hal
yang tidak mereka pahami dalam pembelajaran dari sini peserta didik akan sadar bahwa
pembelajaran tersebut adalah tanggung jawab tiap-tiap individu mereka. Cara lain juga
memberikan tugas yang lebih terbuka, tugas seperti ini akan menghubungkan minat dan
sebuah poster atau slideshow. Lalu dengan strategi TMT yaitu mengetahui hal yang
saya tau, hal yang ingin saya ketahui dan hal yang telah saya pelajari.
Beberapa poin di atas adalah projek perubahan sederhana yang merupakan rencana yang
akan diterapkan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada permasalahan yang dialami
oleh kelas 7A. Dari penerapan poin-poin tersebut, akan berlangsung kegiatan pembelajaran
sederhana dengan ajaran hal-hal mendasar yang meransang respon peserta didik dan juga
menjadikan pembelajaran otentik dan kontekstual agar pembelajaran dapat dibuktikan atau
diterapkan. Hasil pembelajaran akan berbuah pola pikir peserta didik yang lebih baik yang