Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

“EVALUASI DALAM AL-QUR’AN”

Dosen Pengampu : Listiani Siti Romlah, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Agung Arrasyd (2111010169)


2. Ainun jariyah (2111010177)
3. Andre Maulana (2111010197)
4. Intan Damayanti (2111010258)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Evaluasi
dalam Al-Qur’an” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Evaluasi Pendidikan .
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Listiani Siti Romlah,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pendidikan yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menulis makalah
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 28 Februari 2023

Penulis, kelompok 2

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

2.1 Pengertian Evaluasi Pendidikan ................................................................ 2

2.2Evaluasi dalam Al-Qur’an .......................................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

3.1 Simpulan ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Evaluasi Dalam proses pendidikan Islam, tujuan adalah merupakan
sasaran ideal yang hendak dicapai. Seperti yang kita ketahui, tujuan dari
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
Esa, berakhlakmulia, sehat, berimu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.Agar terwujudnya
tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan diIndonesia telah berupaya
dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikanIslam meletakkan
faktor pengembangan fitrah peserta didik, di mana nilai-nilai agama
dijadikan landasan kepribadian peserta didik yang dibentukmelalui proses
itu, maka idealitas Islami yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi peserta
tidak akan dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses
evaluasi.Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan Islam adalah
evaluasiatau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam
mencapaitujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output
yangdihasilkan. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang telah digariskan
dalam tujuan pendidikan Islam maka usaha pendidikan itu dapat dinilai
berhasil tetapi jikasebaliknya, maka ia dinilai gagal. Dari sisi ini dapat
dipahami betapa pentingnya evaluasi dalam proses pendidikan

1
1.2. Rumusan Masalah
1 Apa pengertian dari evaluasi pendidikan ?
2 Apa pengertian evaluasi dalam pendidikan islam ?
3 Apa saja tujuan evaluasi dalam pendidikan islam ?
4 Bagaimana sistem penilaian evaluasi pendidikan menurut al-Qur'an?
5 Bagaiman Fungsi evaluasi pendidikan ?
6 Apa saja Istilah-istilah evaluasi dalam Al-Qur’an ?
7 apa saja alat-alat evaluasi ?

1.3. Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian evaluasi pendidikan
2 Untuk mengetahui pengertian evaluasi dalam pendidikan islam
3 Untuk mengetahui tujuan evaluasi dalam pendidikan islam
4 Untuk mengetahui sistem penilaian evaluasi pendidikan menurut al-Qur'an
5 Untuk mengetahui Fungsi evaluasi pendidikan
6 Untuk mengetahui Istilah-istilah evaluasi dalam Al-Qur’an
7 Untuk mengetahui alat-alat evaluasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian evaluasi pendidikan

1 Bloom et. al (1971):

"Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine


whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to
determine the amount or degree of change in individual students."

Artinya: Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pe- ngumpulan kenyataan


secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi
perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan
dalam pribadi siswa.

2 Stufflebeam et. al (1971):

"Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful


information for judging decision alter- natives."

Artinya: Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan


menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

- Ada batasan lain:

"The determination of the congruence between performance and


objectives." Artinya: Penentuan kesesuaian antara penampilan (unjuk kerja)
dan tujuan.

- Ada batasan lain lagi:

"Professional judgment or a process that allows one to make a judgment about


the desirability or value of something."

3
Artinya: Pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan
seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu.

2.2 Pengertian evaluasi dalam pendidikan islam

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian


terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
komprehensip dan seluruh aspek-asepk kehidupan mental psikologi dan
spiritual religius

2.3 Tujuan evaluasi dalam pendidikan islam

Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah


untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak
lanjut termasuk merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa: 1 penempatan
pada tempat yang tepat, 2 pemberian umpan balik nama 3 diagnosis kesulitan
belajar siswa, 4 penentuan kelulusan

2.4 Sistem penilaian dalam evaluasi pendidikan islam

Dalam pendidikan agama Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada


penguasaan sikap afektif dan psikomotorik daripada aspek kognitif. Penekanan
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan murid yang secara garis besar
meliputi empat hal, yaitu:

1. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.

2. Sikap dan pengalaman terhadap dirinya dengan masyarakat.

3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan


alam sekitarnya.

4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah anggota
masyarakat, serta khalifah Allah subhanahu wa ta'ala (Jalaluddin dan Usman
said, 2006).

4
Sistem evaluasi dalam pendidikan agama Islam adalah mengacu pada sistem
evaluasi yang digariskan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Alquran
sebagaimana telah dikembangkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam (Samsul Nizar, 2002).

Dari apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Dalam proses pembinaan
risalah islamiyah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur daya kognisi, Hafalan manusia dan pelajaran yang


telah diberikan kepadanya seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam
tentang asma yang diajarkan Allah kepadanya di hadapan para malaikat
sebagaimana tertera dalam Alquran surat al-baqarah ayat 31 :

ْ َ ‫علَى ٱ ْل َملَٓئِ َك ِة فَقَا َل أَ ۢنبِـُٔونِى بِأ‬


‫س َما ِٓء َٓهؤ ََُل ِٓء إِن‬ ْ َ‫علَّ َم َءا َد َم ْٱل‬
َ ‫س َما ٓ َء ُكلَّ َها ث ُ َّم ع ََر‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َ ‫َو‬
َ‫ص ِدقِين‬
َ ‫كُنت ُ ْم‬

Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-


benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang benar orang-orang yang benar!"

2. Untuk menguji daya kemampuan, manusia beriman terhadap


berbagai macam program kehidupan yang dihadapi, sebagaimana
diterangkan dalam Alquran surat al-baqarah ayat 155:

ِ ‫ص ِمنَ ْٱلَ ْم َو ِل َو ْٱلَنفُ ِس َوٱلث َّ َم َر‬


ۗ‫ت‬ ِ ‫ف َوٱ ْل ُج‬
ٍ ‫وع َونَ ْق‬ ِ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّكُم ِبش َْىءٍ ِمنَ ٱ ْل َخ ْو‬
َ‫ص ِب ِرين‬
َّ ‫َوبَش ِِر ٱل‬

Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan


sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

3. Untuk menentukan tingkat hidup keislaman seperti pengevaluasian


Allah terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail yang dicintainya.

5
Alquran secara rinci menjelaskan hal ini dalam surat as-saffat ayat 103-
107 yang berbunyi :

ْ َ‫فَلَ َّما أ‬
ِ ‫سلَ َما َوتَلَّهُ ِل ْل َج ِب‬
‫ين‬

‫َونَا َد ْينَاهُ أَ ْن يَا إِب َْرا ِهي ُم‬

َ‫سنِين‬ ُّ َ‫ص َّد ْقت‬


ِ ْ‫الرؤْ يَا ۚ إِنَّا َكذَ ِلكَ نَجْ ِزي ا ْل ُمح‬ َ ‫قَ ْد‬

ُ‫إِنَّ َهذَا لَ ُه َو ا ْلبَ ََل ُء ا ْل ُمبِين‬

ٍ ‫َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذبْحٍ ع َِظ‬


‫يم‬

Artinya: " Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim


membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,sesungguhnya kamu
telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar."

4. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai di mana hasil


pendidikan yang telah diaplikasikan Rasulullah kepada umatnya, dalam
Alquran surah an-naml ayat 40 :

َ َ‫ب أَنَ ۠ا َءا ِتيكَ ِب ِۦه َق ْب َل أَن َي ْرتَ َّد ِإلَ ْيك‬
‫ط ْرفُكَ ۚ فَلَ َّما َر َءا ُه‬ ِ َ‫َقا َل ٱلَّذِى ِعن َد ُهۥ ِع ْل ٌم ِمنَ ٱ ْل ِكت‬
َ ‫شك ُُر أَ ْم أَ ْكفُ ُر ۖ َو َمن‬
‫شك ََر َف ِإنَّ َما‬ ْ َ‫ض ِل َر ِبى ِل َي ْبلُ َو ِن ٓى َءأ‬ْ َ‫ستَ ِق ًّرا ِعن َد ُهۥ قَا َل َهذَا ِمن ف‬ ْ ‫ُم‬
َ ‫س ِۦه ۖ َو َمن َكفَ َر فَ ِإنَّ َر ِبى‬
‫غ ِن ٌّى ك َِري ٌم‬ ِ ‫شك ُُر ِلنَ ْف‬
ْ ‫َي‬

Artinya : “ Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:


"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-
Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
6
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

5. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan agar berlaku adil dalam


mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak
objektifan evaluasi yang dilakukan titik Allah menegaskan hal ini dalam
Alquran surat Al maidah ayat 28:

‫ب‬
َّ ‫ٱَّللَ َر‬
َّ ‫اف‬ َ ‫سطتَ ِإلَ َّى يَدَكَ ِلتَ ْقتُلَنِى َما ٓ أَنَ ۠ا ِببَاسِطٍ يَد‬
ُ ‫ِى ِإلَ ْيكَ ِلَ ْقتُلَكَ ۖ ِإنِ ٓى أَ َخ‬ َ َ‫لَئِ ۢن ب‬
َ‫ٱ ْلعَلَ ِمين‬

Artinya : “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku


untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Tuhan seru sekalian alam".

6. Allah subhanahu wa ta'ala dalam mengevaluasi hambanya tanpa


memandang formalitas penampilan tetapi memandang substansi di balik
tindakan hamba-hamba tersebut sebagaimana yang tertera dalam
Alquran surat al-hajj ayat 37:

َ َ‫ٱَّللَ لُ ُحو ُم َها َو ََل ِد َما ٓ ُؤ َها َولَ ِكن يَنَالُهُ ٱلت َّ ْق َوى ِمن ُك ْم ۚ َكذَ ِلك‬
‫س َّخ َر َها لَ ُك ْم‬ َّ ‫لَن يَنَا َل‬
ِ ْ‫علَى َما َهدَى ُك ْم ۗ َوبَش ِِر ٱ ْل ُمح‬
َ‫سنِين‬ َ َ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫ِلتُكَبِ ُر‬
َّ ‫وا‬

2.5 Fungsi Evaluasi Pendidikan

1. Evaluasi bersifat selektif, yakni dengan tujuan untuk memilih siswa yang
dapat diterima di sekolah tertentu untuk memilih siswa yang dapat naik ke
kelas atau tingkat berikutnya untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.

7
2. Evaluasi berfungsi sebagai diagnostik, apabila alat yang digunakan dalam
evaluasi cukup memenuhi persyaratan maka dengan melihat hasilnya guru
akan mengetahui kelemahan siswa. Dengan mengadakan adanya evaluasi
sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini maka akan
lebih mudah untuk mencari cara mengatasi hal tersebut.

3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan, untuk dapat menentukan dengan


pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
evaluasi titik sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama
akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan, yakni untuk


mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan titik keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru metode belajar
kurikulum sarana dan sistem kurikulum.

2.6 Istiah-istilah evaluasi dalam Al-Qur’an

Ada beberapa istilah yang dapat dipergnnakan untuk memahami evaluasi


di da1am al-Qur'an. Beberapa istilah itu terutama al-Hisab, alHajidh, Tazkirah,
al-Fitnah, Bala', al-Inba: an-Nadz.ar, al-WaZ, dan atTaqdir. Sembilan istilah
itu tersebar dalam 58 surat. Secara rinci dijelaskan sesuai dengan istilah-istilah
itu sebagai berikut :

a. Al-Hisab/Hisaban

Istilah al-Hisab/al-Muhasabi dianggap yang paling dekat dengan kata


evaluasi, berasal dari kata hasaba yang berarti menghitung. Al-Ghazali
memempergunakan kata ini di dalam menjelaskan tentang evaluasi diri,
yaitu suatu upaya mengoreksi dan menilai diri sendiri setelah melakukan
aktivitas, Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah : 284, sebagai berikut ;

8
ِ ‫س ُك ْم أَ ْو ت ُْخفُوهُ يُ َحا‬
‫س ْبكُم ِب ِه‬ ۟ ‫ض ۗ َوإِن ت ُ ْبد‬
ِ ُ‫ُوا َما فِ ٓى أَنف‬ ِ ‫ت َو َما فِى ْٱلَ ْر‬ ِ ‫س َم َو‬
َّ ‫َّلل َما فِى ٱل‬ ِ َّ ِ
ٌ ‫علَى ك ُِل ش َْىءٍ َقد‬
‫ِير‬ َ ُ‫ٱَّلل‬
َّ ‫شا ٓ ُء ۗ َو‬
َ َ‫ِب َمن ي‬ َ َ‫ٱَّللُ ۖ َفيَ ْغ ِف ُر ِل َمن ي‬
ُ ‫شا ٓ ُء َويُعَذ‬ َّ

Artinya : “ Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu
atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Al-hisab adalah prinsip evaluasi yang berlaku umum, mencakup teknik clan
prosedur evaluasi Allah terhadap makhluknya. Dari sudut evaluasi
pendidikan makna hisab/hisaban menunjukkan pertama, hasil evaluasi
tergantung dari kesungguhan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal
ujian. Oleh karena itu tugas pendidik adalah memotivasi peserta didik agar
mereka sungguh-sungguh belajar dan serius da1am menjawab soal-soal
ujian. Kedua, di akherat kelak perhitungan basil evaluasi manusia dilakukan
sangat cepat. Evaluasi yang dilaksanakan Allah terhadap mahkluk-Nya pada
hari penerimaan hasil evaluasi (pengadilan di akherat), maka manusia itu
sendiri yang disuruh membaca atau memberikan penilaian terhadap hasil
perbuatannya di dunia. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Isra': 14
berbunyi: "Bacalah kitabmu cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai
penghisab terhadapmu". Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
"periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain." (Riwayat Buchari).
Berdasarkan ayat dan hadits tersebut di atas, berarti konsep selfevaluation
(evaluasi diri) telah lama dikenal dalam Qur'an. Dari sudut evaluasi
pendidikan, evaluasi diri biasanya sering digunakan oleh para guru untuk
melihat sejauhmana pembelajaran telah dilaksanakan

9
b. Al- Bala’

Al-Bala’berarti ujian yang bisa berupa kebaikan dan keburukan. Dalam


pengertian lain, bala itu bisa berupa anugerah maupun bencana,
Sebagaimana tertera dalam surah Al-Mulk : 2, sebagai berikut ;

ُ ُ‫يز ٱ ْلغَف‬
‫ور‬ ُ ‫ع َم اَل ۚ َوه َُو ٱ ْل َع ِز‬ َ ْ‫ق ٱ ْل َم ْوتَ َوٱ ْل َحيَوةَ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَح‬
َ ُ‫سن‬ َ َ‫ٱلَّذِى َخل‬

Artinya : “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun’’

َ‫ت ۗ َونَ ْبلُوكُم بِٱلش َِّر َوٱ ْل َخي ِْر فِتْنَةا ۖ َوإِلَ ْينَا ت ُْر َجعُون‬
ِ ‫ُك ُّل نَ ْف ٍس ذَآئِقَةُ ٱ ْل َم ْو‬

Artinya : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan


menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Ayat ini mengisyaratkan bahwa.ujian bukan hanya terbatas dalam bentuk


hal-hal yang merugikan atau yang dinilai negatif oleh seseorang, tetapi
dapat juga berupa nikmat. Kalau yang pertama menuntut sabar, maka yang
kedua menuntut syukur. Biasanya yang menuntut syukur lebih berat
dipikul dibandingkan dengan yang menuntut kesabaran, karena seringkali
berpotensi mengantar seseorang mengingat Alah, sebaliknya nikmat
berpotensi mengantar manusia lupa diri clan lupa Tuhan. Kata bala 'banyak
digunakan oleh Allah clalam mengungkapkan bentuk ujian yang
disebutkan, nama bahan ujiannya atau clengan istilah pendidikan yaitu;
mata kuliah, biclang studi atau mata pelajaran. Sehingga clalam
penggunaan kata ini clalam Al-Qur'an selalu menyebutkan nama-nama
yang diujikan.

10
c. Al-Nazr

Memiliki arti melihat, Sebagaimana dalam surah An-Naml :

َ‫ص َد ْقتَ أَ ْم كُنتَ مِ نَ ٱ ْل َك ِذ ِبين‬


َ َ ‫ظ ُر أ‬ َ ‫َقا َل‬
ُ ‫سنَن‬

Artinya : “ Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu termasuk orang-orang yang berdusta.”

Beberapa istilah tersebut dapat dijadikan petunjuk arti evaluasi


secaralangsung atau hanya sekedar alat atau proses di dalam evaluasi

Dari ayat-ayat tersebut, terlihat bahwa pertama, yang bertindak sebagai


evaluator adalah Allah sebagai pendidik alam, dan manusia serta
dilakukan secara kolektif, Kedua, apabila dianaliis maka evaluasi itu
adalah sesuatu yang didemonstrasikan atau dipraktekkan oleh orang yang
sedang dievaluasi. Karena alat evaluasi yang digunakan adalah
pancaindera yaitu mata. Dalam pendidikan, teknik inipun sering
digunakan terutama dalam menilai sesuatu yang memerlukan kebenaran
dalam gerak ..atau membutuhkan pengamatan yang seksama dari
evaluator, seperti Test Potensi Akademik (TPA). Ketiga, dapat diketahui
ketelitian dan tingkat kecerdasan juga kekuatan mentalnya karena
menjawab dengan tepat pada situasi seperti yang dialami itu.

d. Hafidh /Hafidhan

Kata hafidh dinyatakan dalam al-Qur'an sebanyak 8 kali dan tersebar


dalam 6 surat,4 dan kata hafihan dinyatakan dalam al-Qur'an sebanyak 3
kali dan tersebar dalam 3 surat. Menurut Shihab kata hafidh diambil dari
akar kata yang terdiri tiga huruf hafizha yang mengandung makl}a
memelihara serta mengawasi. Dari makna ini kemudian lahir makna
menghafal, karena yang menghafal memelihara dengan baik ingatannya.
Juga tidak lengah, karena sikap ini mengantar kepada keterpeliharaan dan
menjaga, karena penjagaan adalah bahagiaan dari pemeliharaan clan atau
11
pengawasan. Kata hafidh/ hafidhan digunakan al-Qur'an juga untuk
menunjukkan otoritas Tuhan dalam mengawasi perbuatan manusia yang
tidak patuh. Otoritas Tuhan ini berkaitan dengan sikap clan perilaku
manusia yang selalu ingkar atas ni'mat Tuhan, orang musyrik, manusia
yang berpaling dari keta'atan kepada Allah SWT., mengambil pelindung
selain Allah clan kekuasaan Iblis. Hal ini bisa terlihat dari firman Allah:

َ ‫س ِۦه ۖ َو َم ْن ع َِم َى فَعَلَ ْي َها ۚ َو َما ٓ أَنَ ۠ا‬


‫علَ ْيكُم‬ َ ‫صآئِ ُر ِمن َّر ِب ُك ْم ۖ فَ َم ْن أَ ْب‬
ِ ‫ص َر فَ ِلنَ ْف‬ َ َ‫قَ ْد َجا ٓ َءكُم ب‬
ٍ‫ِب َحفِيظ‬

Artinya : “Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang


terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya)
bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu),
maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad)
sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).”

Dari keterangan ini jika dihubungkan dengan evaluasi pendidikan berarti


pertama, peserta didik yang memiliki problem serius yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku yang negatif sebaiknya ditangani oleh pengawas
atau guru yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi atau lebih senior,
dan kedua, peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku positif dapat
diawasi oleh guru yunior. Mengapa demikian? Karena guru atau pendidik
yang senior sudah memiliki pengalaman dan bekal pengetahuan untuk
membimbing peserta didik yang bermasalah

2.7 Alat-alat Evaluasi (kalimat pertanyaan dan peragaan)

Tes merupakan alat evaluasi yang penting. Jenis-jenis alat-alat evaluasi


antara lain; benar-salah (tmejalse) clan pilihan ganda (multiplechoice),
menjodohkan (matching), melengkapi (completion) clan essqy. Benarsalah (B-
S) clan pilihan ganda aclalah bagian dari tes objektif, tetapi bila bentuk tes ini
anak cenderung melakukan tindkakan spekulasi, pengambilan sikap untung-
12
untungan ketimbang tidak berisi. Alat tes clalam bentuk essay dapat mengurangi
sikap clan tindakan spekulasi pada anak didik. Sebab alat tes ini hanya bisa
dijawab oleh anak betul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik. Bila
tidak, kemungkinan besar anak didik tidak dapat menjawabnya clengan baik clan
benar. Alat tes dalam bentuk essay biasanya clalam bentuk kalimat pertanyaan.
Alat tes yang lain adalah melalui peragaan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian


terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek kehidupan mental psikologis dan
spiritual religius Karena manusia hasil dari pendidikan Islam saja sosok pribadi
yang tidak hanya bersikap religius melainkan berilmu dan berketerampilan
yang mampu beramal dan berbakti kepada Tuhannya dan masyarakat. Evaluasi
dalam pendidikan Islam tidak hanya sekedar ditekankan kepada hasil tetapi
pada proses, baik menyangkut prosedur dan mekanismenya penyelenggaraan
penyelenggara atau pendidiknya maupun dari berbagai faktor lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhtifah, Lailial, “ EVALUASI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-


QUR'AN” Vol 22, No. 2 (Mei-Agustus, 2005): hal 24

Mulyadi,Juni 2010 EVALUASI PENDIDIKAN : Pengembangan Model Evaluasi


Pendidikan Agama di Sekolah Malang UIN MALIKI PRESS

Daryanto,Agustus 2010 Evaluasi Pendidikan Jakarta PT RINEKA CIPTA

Nayan Asri Darayulani, Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran dan


Haditshttps://www.academia.edu/39400040/Evaluasi_Pendidikan_dalam_Perspek
tif_Al_Quran_dan_Hadits diakses 27, februari 2023 pkl 12 56

https://tafsirweb.com/2228-surat-al-anam-ayat-104.html dst diakses 27 Februari


2023 pkl 11 45

Hasanah Nurul dkk “EVALUASI PEMBELAJARAN DITINJAU DARI AL-


QUR’AN SURAH AL-ANKABUT AYAT 2-3” Vol. 1, No. 2, (Agustus 2020): hal 9

15

Anda mungkin juga menyukai