Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

DAMPAK KETIDAKHARMONISAN KELUARGA PADA PSIKOLOGI ANAK AKIBAT PENGALIHAN


TANGGUNG JAWAB ISTERI BER STATUS TKW DI CIANJUR

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Disusun Oleh :

Alfia Addawiyah Ramdhani (1111218767)


Muhammad Aziz (1111218792)
Muhammad Daviq Naufal R (1111218771)
Muhammad Rizqi (1111218788)
Olga Zanova (1111218768)

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP


BANDUNG
2023
BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Harapan manusia untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia adalah keinginan
setiap insan dan pasangan yang telah dipersatukan. Terwujudnya suatu keluarga sakinah,
yakni keluarga bahagia, dan sejahtera atas jalinan cinta dan kasih sayang antara suami istri
yang dikehendaki oleh agama Islam. Setiap pelamar satu dengan yang lainnya melihat dari
sudutnya masing-masing, bisa jadi harapan itu terus berlanjut dengan sebuah ikatan atau
hubungan itu berakhir dengan kegagalan.
Keluarga yang bahagia tentunya akan memberikan dampak positif bagi anggota keluarga di
dalamnya. Kehidupan menjadi lebih tenang dan damai serta tidak menimbulkan berbagai
pertengkaran yang mana dapat berakibat perpecahan sesama anggota keluarga. Namun
terdapat beberapa kasus yang mana memperlihatkan jika kondisi keluarga dapat menjadi
tidak harmonis. Bahkan hal ini bisa menyebabkan perceraian dan perpisahan yang nantinya
menimbulkan dampak negatif bagi seluruh anggota keluarga. Tentunya setiap orang tidak
menginginkan hal tersebut terjadi pada keluarganya. Untuk mengatasi hal ini tentu saja
penting untuk mengetahui penyebab keluarga tidak harmonis terlebih dahulu.

Memberikan perhatian kepada seluruh anggota keluarga secara tidak langsung akan
membuat mereka lebih betah dan senang tinggal di rumah. Namun apa jadinya jika tidak ada
rasa perhatian pada setiap anggota keluarga di dalamnya, maka tentu saja tidak akan ada
rasa saling mengerti dan memperhatikan satu sama lainnya. Baik itu antara suami dan istri
maupun orang tua terhadap anak. Untuk Hal ini, Peran ibu dalam keluarga lah yang
memainkan peran penting untuk menyeimbangkan sisi emosional setiap keluarga.

Kurangnya perhatian juga menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan anak yang sering
terjadi yang patut diperhatikan orang tua. Rumah tangga yang tidak memiliki perhatian di
dalamnya akan membuat sistem kekeluargaan menjadi kurang harmonis.

Menurut gunarsa suatu keadaan dikatakan disharmonis (ketidakharmonisan) adalah


keadaan yang biasanya mencerminkan suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam
sebuah kelompok dan kelompok ini adalah sekumpulan manusia. Disharmonis selalu
berkaitan dengan keadaan sebuah rumah tangga atau keluarga Menurut gunarsa suatu
keadaan dikatakan disharmonis (ketidakharmonisan) adalah keadaan yang biasanya
mencerminkan suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok dan
kelompok ini adalah sekumpulan manusia. Disharmonis selalu berkaitan dengan keadaan
sebuah rumah tangga atau keluarga.

TRIBUNJABAR.ID,CIANJUR- Kabupaten Cianjur menempati urutan kedua tingkat


permasalahan buruh migran Indonesia (BMI)atau tenaga kerja wanita (TKW) di jabar.
Hal tersebut disampaikan LSM forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) DPW Jawa
Barat.
Ketua LSM FPMI DPW Jawa Barat, Dhani Rahmad, Mengatakan, Kabupaten Cianjur berada di
tingkat kedua setelah Kabupaten Karawang.

Kasi Bina Lembaga Usaha Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Cianjur , Ahmad Ubaidillah, Jumat, mengatakan, meskipun pihaknya telah
memberikan informasi termasuk resiko menjadi buruh migran, namun keinginan masyarakat
Cianjur untuk menjadi buruh migran tetap tinggi.
"Sebagian besar tidak peduli dengan resiko tersebut, mereka beralasan bukan soal uang, tapi
karena di Cianjur kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas," katanya.
Dia menjelaskan, hingga tahun 2012, jumlah TKI asal Cianjur mencapai 30 ribu orang. Tahun
lalu, jumlah TKI asal Cianjur yang berangkat sekitar enam ribu orang.
Sedangkan negara yang dituju para buruh migran itu diantaranya Bahrain, Brunai Darusalam,
Hongkong, Malaysia, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Singapura, Taiwan, dan Emirat Arab.
"Hampir 95 persen jumlah TKI asal Cianjur ini memilih Arab Saudi menjadi tempat kerja
karena berbagai alasan, meskipun banyak kasus yang menimpa TKI di negara tersebut,"
ujarnya.
Islam telah menempatkan suami sebagai pemimpin keluarga yang berkewajiban memberikan
nafkah untuk keluarganya. Sedangkan istri berkewajiban mengurus rumah tangga serta
mendidik anak-anaknya. tanggung jawab seorang suami sebagai pemimpin keluarga
dikarenakan seorang suami memiliki satu tingkatan lebih tinggi daripada seorang isteri..
Namun berbeda halnya dengan fenomena yang terjadi di kalangan keluarga TKW di
Kabupaten Cianjur. Penghasilan dari suami yang belum mencukupi kebutuhan keluarga
menyebabkan seorang isteri bekerja menjadi TKW ke luar negeri. Hal tersebut berakibat pada
seorang suami harus mengurus rumah tangga serta mendidik anak-anaknya. Padahal,
kewajiban untuk menjaga, mendidik serta membimbing anak merupakan hak seorang anak
yang harus di penuhi oleh kedua orang tuanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah:
1. Apa dampak psikologi anak apabila terjadinya disharmonis kelurga ?
2. faktor apa saja pengaruh terjadinya disharmonis keluarga kepada psikologi anak?
3. Bagaimana cara agar kembalinya keharmonisan keluarga dan memperbaiki psikologi
anak ?

1.3 TUJUAN DAN MAMAFAAT PENELITIAN


Tujuan penelitian ini secara umum adalah membahas masalah yang berkaitan dengan
psikologi anak . Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan dampak psikologi anak apabila terjadinya pertengkaran orang tua
2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor penyebab ketidakharmonisan keluarga
3. Untuk menjelaskan dampak yang ditimbulkan oleh ketidakharmonisan pada keluarga
4. Untuk memberikan edukasi yang baik dalam berumah tangga.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :


1. Semua kalangan masyarakat.
2. Agar memberikan edukasi serta mendorong pentingnya perencaan dalam membuat
suatu keluargaan yang harmonis.
BAB 2
HASIL PENELITIAN
1. GAMBARAN UMUM
Keluarga adalah lembaga kesatuan sosial terkecil yang secara kodrat berkewajiban mendidik
anaknya. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam individu didasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Sebagai unit pergaulan hidup terkecil dalam masyarakat keluarga mempunyai
peranan-peranan tertentu. Peranan peranan itu adalah, sebagai berikut:
1) Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, di mana ke
tentraman dan ketertipan diperoleh dalam wadah tersebut.
2) Keluarga merupakan unit sosial ekonomis yang secara material memenuhi kebutuhan
anggota-anggotanya.
3) Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup
4) Keluarga merupakan wadah di mana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu
proses di mana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
Dari beberapa peranan tersebut di atas nyatalah betapa penting keluarga terutama bagi
perkembangan kepribadian seseorang. Adapun berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3) Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual (Amelliafitta, 2010 )

2. MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menjelaskan pengalihan
tanggung jawab pemeliharaan anak bagi isteri berstatus TKW di setiap keluarga tidak semuanya
terlaksana dengan baik. hak tersebut meliputi hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk
hidup dan tumbuh kembang, hak untuk mendapatkankan pendidikan, hak untuk mendapatkan
nafkah dan waris serta hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Hal tersebut diakibatkan
karena kurangnya pengalaman dalam mengurus anak menjadi alasan kurang maksimalnya
keluarga TKW dalam memenuhi hak anak. Adapun tata cara pengalihan pemeliharaan anak bagi
isteri berstatus TKW dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik berdasarkan penjelasan
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 14. Adapun dalam tinjauan hukum Islam tentang
pengalihan tanggung jawab pemeliharaan anak bagi isteri berstatus TKW di Kabupaten Cianjur
jika mengikuti pendekatan maqasid syariah belum terlaksana dengan baik.
Apabila didalamnya (keluarga/rumah tangga) terdapat sebuah ketidak bahagiaan, maka
keluarga tersebut dinyatakan disharmonis (Singgih, 209:2001). Sedangkan menurut William J.
Goode dalam bukunya ”sosiologi keluarga” mendefinisikan disharmonis keluarga (kekacauan
keluarga) adalah pasangan suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial
jika satu atau beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya
(William, 184:1991).
keluarga disharmonis adalah struktur keluarganya masih lengkap tetapi didalamnya kurang
adanya perhatian kepada keluarga khususnya untuk anak, orang tua sering bertengkar, kurang
komunikasi dan tidak ada kesatuan dalam keluarga. Orang tua merupakan contoh, panutan, dan
teladan bagi perkembangan kita di masa remaja terutama pada perkembangan psikis dan emosi
kita perlu pengarahan kontrol serta perhatian yang cukup dari mereka.

3. FAKTOR PENYEBAB
Menurut B.Simanjuntak dalam bukunya, faktor terjadinya ketidakharmonisan keluarga ada dua
macam yakni:
1) Faktor Internal dalam keluarga seperti adanya kenistaan dalam keluarga, norma dan etika
yang seharusnya dipelihara ditinggalkan seperti tidak adanya rasa saling pengertian dalam
keluarga.
2) Faktor Eksternal dalam keluarga, antara lain pola kehidupan yang serba bebas yang tidak
terkontrol, lingkungan hidup yang buruk dan situasi perekonomian yang mendesak dan pas-
pasan dapat menjadi pemicu ketidak harmonisan keluarga.

4. DAMPAK PSIKOLOGI ANAK


Akibat dari ketidakharmonisan keluarga antara lain :
1) Anak kurang peka dan menimbulkan perasaan hampa kasih sayang karena sejak kecil anak
tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian.
Anak diabaikan dan tidak diperhatikan secara kejiwaan, sehingga kehidupan perasaannya
tidak berkembang, bahkan mengalami proses penumpulan.
2) Anak menjadi pendiam, menarik diri, merasa diri hampa atau sebaliknya menjadi agresif
dan keras kepala menentang orang tua. Akhirnya sering keluar rumah, hidup
bergelandangan, tidak mempunyai tujuan yang jelas, lalu terlibat dengan perbuatan
kriminal dengan tujuan ingin menarik perhatian orang lain termasuk perhatian orang tuanya
sendiri. Sikap lain yang ditunjukan anak terhadap ketidak puasan bagi orang tuanya adalah
dengan melawan atau memberontak sambil melakukan tindakan tindakan merusak. Konfik
batin yang berkepanjangan serta frustasi yang terus menerus akan menimbulkan tindakan
agresi, seperti melakukan serangan-serangan kemarahan terhadap dunia sekitar,
mengganggu lingkungan,bolos sekolah, 26 melawan guru, mencuri. Ataupun melakukan
tindakan-tindakan sebaliknya seperti mas bodoh, diam, menarik diri dan tidak peduli
dengan lingkungan, bahkan sama sekali tidak ingin berkomunikasi dengan orang tuanya
sekalipun. Hal ini dilakukan sebagai pelampiasan rasa tidak puas dan pelepasan bagi
ketegangan-ketegangan, kerisauan, sakit hati, frustasi dan dendam. Sikap lain yang
ditunjukan adalah lari dari rumah dan berkumpul bersama teman-teman senasibnya yang
merupakan gang kriminal.
3) Anak yang tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik di rumah sesuai
dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat maunpun norma-norma
agama. Hal ini disebabkan karena ibu atau bapak atau keduanya tidak dapat menjalani
fungsinya dengan baik bagi pendidikan anak. Mereka kurang mendapat latihan fisik dan
mental yang sangat diperlukan dalam kehidupan (Zukifli Sidik: 2016).
5. EDUKASI
Setiap orang tentu ingin mempunyai keluarga yang harmonis. Keluarga yang saling
membersamai, selalu ada dalam suka dan duka adalah potret keluarga bahagia yang
diimpikan banyak orang. Untuk membangun keluarga yang harmonis bukanlah perkara
mudah, karena membutuhkan usaha tidak hanya satu orang melainkan seluruh anggota
keluarga. Ada langkah dan cara membangun keluarga harmonis yang bisa dilakukan.
1) Saling Bersikap Jujur dan Terbuka
Jujur merupakan kunci keharmonisan keluarga. Sebuah kejujuran sangat bermakna,
sehingga sekali saja seseorang melanggarnya maka bisa menjadi potensi kehancuran
keluarga. Ironis memang, tapi sepenting itulah arti kejujuran. Jujur harus dilakukan oleh
siapapun, termasuk orang tua dan anak. Sesulit apapapun situasinya, dengan kejujuran dan
saling keterbukaan, beban yang dialami bisa dipikul bersama-sama. Dengan bersikap jujur
dan saling terbuka, masalah yang ada bisa diselesaikan bersama tanpa harus sembunyi-
sembunyi.
2) Saling Menjalin Komunikasi yang Baik
Selain kejujuran dan keterbukaan, poin penting lain dalam cara membangun keluarga
harmonis adalah jalinan komunikasi yang baik. Komunikasi berperan penting dalam hal
menyampaikan perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan. Komunikasi juga
mencegah timbulnya kesalahpahaman yang dapat terjadi pada anggota keluarga.
Oleh karena itu, dengan menjaga jalinan komunikasi secara baik, keluarga bisa terhindar dari
masalah-masalah sepele.
3) Mengutamakan Kebersamaan dengan Keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Orang tua sibuk dengan
pekerjaannya, anak sibuk dengan pendidikannya. Sebuah keluarga harus mengutamakan
waktu untuk berkumpul bersama, tidak peduli sesibuk apa aktivitas yang dilakukan.
Kebersamaan itu bisa berupa sarapan bersama, makan malam bersama, atau sekadar
menonton acara televisi bersama. Kebersamaan akan semakin mengeratkan rasa kasih
sayang antar anggota keluarga.
4) Bijak dalam Menghadapi Permasalahan
Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah harus bijak ketika menghadapi
permasalahan yang ada. Hidup tidak selamanya berjalan mulus begitu saja, karena pasti
akan ada persoalan dan hambatan yang menghadang. Agar bisa menjaga keluarga tetap
harmonis, selesaikanlah permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan bijak.
Yang lebih penting lagi, jangan sesekali melampiaskan permasalahan dari luar ke dalam
keluarga.
5) Saling Memberikan Perhatian
Sudah seharusnya sebagai satu bagian keluarga harus mempunyai rasa sayang dan
perhatian. Orang tua menyayangi anak-anaknya, demikian pula anak-anak menyayangi
orang tuanya. Bentuk perhatian dapat ditunjukkan dengan hal-hal yang paling sederhana.
Seorang ibu misalnya, bisa menunjukkan perhatian dengan membuatkan bekal makanan
untuk dibawa ke sekolah anak. Ayah memberikan bentuk perhatian dengan cara mengajari
anak-anak belajar. Dan masih banyak contoh lain.
6) Saling Menciptakan Suasana Menyenangkan
Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah saling menciptakan suasana yang
menyenangkan. Keluarga bisa menjadi sumber kebahagiaan paling utama. Untuk
menciptakan suasana keluarga bahagia bisa dilakukan meskipun karakter setiap anggota
keluarga bisa berbeda. Masing-masing hanya perlu berusaha menyenangkan orang lain
dengan caranya sendiri.
7) Menerima Kelebihan dan Kekurangan Anggota Keluarga
Keluarga adalah orang-orang terdekat yang idealnya sanggup menerima kelebihan dan
kekurangan individu, sekalipun masyarakat menolaknya. Keluarga adalah tempat
menggantungkan kehidupan, sehingga baik atau buruknya kepribadian seseorang tetap
perlu dibersamai oleh keluarga. Yang menjadi kelebihan patut dibanggakan, sedangkan yang
menjadi kekurangan harus dilindungi
8) Tidak Bersikap Egois dan Emosional
Ada kalanya seseorang merasakan tekanan emosi yang luar biasa sehingga di luar kendali
dan marah besar. Hindarilah bersikap emosional kepada keluarga, terutama ketika marah.
Jangan sampai bersikap atau berkata yang melukai hati ketika marah. Selain itu, hindarilah
pula sifat egois, karena keegoisan tidak akan membawa hal baik termasuk untuk diri sendiri.
Tidak apa-apa sesekali bersikap mengalah, karena mengalah tidaklah berarti kalah.
Mewujudkan keluarga yang harmonis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua
membutuhkan proses yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan situasi masing-
masing keluarga.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini didasarkan pada aturan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun
1974 tentang Perkawinan Pasal 45 tentang kewajiban orang tua terhadap anak, serta Kompilasi
Hukum Islam Pasal 104 dan 106 yang menjadi acuan pemecahan masalah dalam penelitian ini.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif. Metode penelitian deskriptif ini digunakan
untuk menjelaskan pengalihan tanggung jawab pemeliharaan anak bagi isteri berstatus TKW di
Kabupaten Cianjur. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu menggunakan teknik
wawancara terhadap para responden dan studi kepustakaan dari berbagai literatur-literatur (buku-
buku) yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menjelaskan pengalihan
tanggung jawab pemeliharaan anak bagi isteri berstatus TKW di setiap keluarga tidak semuanya
terlaksana dengan baik. hak tersebut meliputi hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk
hidup dan tumbuh kembang, hak untuk mendapatkankan pendidikan, hak untuk mendapatkan
nafkah dan waris serta hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Hal tersebut diakibatkan
karena kurangnya pengalaman dalam mengurus anak menjadi alasan kurang maksimalnya
keluarga TKW dalam memenuhi hak anak. Adapun tata cara pengalihan pemeliharaan anak bagi
isteri berstatus TKW dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik berdasarkan penjelasan
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 14. Adapun dalam tinjauan hukum Islam tentang
pengalihan tanggung jawab pemeliharaan anak bagi isteri berstatus TKW di Kabupaten Cianjur
jika mengikuti pendekatan maqasid syariah belum terlaksana dengan baik.
2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
Beberapa metode pengumpulan data antara lain:

A. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.  Seiring perkembangan teknologi,
metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau video call melalui Zoom atau skype. Wawancara terbagi atas dua
kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
- Wawancara terstruktur Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui
dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini,
peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga
bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder,
kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
- Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas.
Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-
pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang
ingin digali dari responden.
B. Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya.  Metode pengumpulan data observasi tidak
hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi.  Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.
Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
- Participant observation Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
- Nonparticipant observation Berlawanan dengan participant observation, nonparticipant
observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati.

C. Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.  Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
- Dokumen primer Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi.
-Dokumen sekunder Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh
laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.

Anda mungkin juga menyukai