Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis Desain Rancangan Studi Kasus


Jenis studi kasus yang penulis lakukan yaitu dengan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan suatu hasil penelitian dan memiliki tujuan untuk memberikan
deskripsi, penjelasan, dan validasi mengenai fenomena yang diteliti (Ramdhan,
2021).
B. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus yang dilakukan berfokus pada satu pasien, penderita
gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis di Unit Ginjal Terpadu
Rumah Sakit TK. II Dustira yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi sebagai
berikut :
1. Kriteria inkulsi
Kriteria inklusi merupakan kararteristik umum subjek penelitian
pada populasi target dan sumber. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pasien bersedia menjadi responden.
b. Pasien dengan keadaan umum composmentis (sadar), dapat mengikuti
instruksi dan mampu berkomunikasi dengan baik.
c. Pasien yang baru menjalani hemodialisis < 1 tahun.
d. Pasien hemodialisis yang mengalami ansietas sedang.
e. Pasien yang menjalani hemodialisis 2 kali seminggu.
f. Tanda-tanda vital stabil, pasien dapat menulis dan menimbang berat
badanya.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang
tidak boleh ada, dan jika subjek mempunyai kriteria esklusi maka subjek
harus dikeluarkan penelitian karena sebab. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pasien dengan penurunan kesadaran atau gangguan tertentu yang
menimbulkan hambatan dalam komunikasi antara perawat dan pasien.
b. Pasien yang tidak teratur dalam menjalani hemodialisis.
c. Pasien rawat inap dan IGD karena adanya indikasi masalah
C. Fokus Studi
Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan acuan
pada studi kasus yang dilaksanakan. Pada studi kasus ini penulis berfokus
terhadap penerapan relaksasi otot progresif pada pasien hemodialisis yang
mengalami ansietas.
D. Definisi Operasional
1. Relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi mengkontraksikan otot
dengan cara menegangkan dan mengendurkan otot secara progresif dimulai
otot bagian wajah hingga otot dibagian kaki. Manfaat teknik ini salah
satunya dapat menurunkan kecemasan dan dilakukan sebanyak 4 kali dalam
dua minggu dengan durasi 20 menit.
2. Hemodialisis adalah tindakan yang digunakan pada klien gagal ginjal kronik
tahap 5 untuk melakukan proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme, zat
toksik dan untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit lainnya melalui
membran semi permeabel sebagai pemisah antara darah dan cairan diaksat
yang sengaja dibuat dalam dialyzer.
3. Ansietas adalah keadaan yang tidak menyenangkan berupa reaksi emosional
seseorang ketika dihadapkan pada berbagai jenis stressor baik yang
teridentifikasi jelas maupun teridentifikasi tidak jelas ditandai dengan
khawatir berlebihan, perasaan takut dan kadang merasa terancam.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Format asuhan keperawatan.
2. Kuisioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
3. Standar Operasional Prosedur Relaksasi Otot Progresif.
51

4. Lembar Observasi
F. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Unit Ginjal Terpadu Rumah Sakit TK II
Dustira pada bulan April 2023 sebanyak 4 kali pertemuan sesuai jadwal HD
pasien selama 20 menit.
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan diantaranya:
1. Tahap persiapan
a. Mencari masalah yang akan diangkat menjadi studi kasus dengan
melihat fenomena yang terjadi
b. Menentukan tempat yang akan dijadikan objek dan menentukan sasaran
yang akan dijadikan subjek.
c. Melakukan literatur jurnal dan penelitian sebelumnya mengenai
masalah studi kasus yang akan diteliti.
d. Melaksanakan tahap administrasi yaitu membuat surat perizinan
terhadap institusi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang akan
dijadikan tempat studi kasus.
e. Melakukan studi pendahuluan di ruangan mengenai masalah studi kasus
yang akan diteliti.
f. Melakukan bimbingan dalam penyusunan proposal studi kasus.
g. Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan hasil dari seminar.
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan perizinan untuk melaksanakan intervensi studi kasus.
b. Mengumpulkan data yang akan dilakukan saat intervensi studi kasus
diantaranya:
1) Setelah mendapat perizinan mengenai intervensi dapat melanjutkan
proses pengkajian terhadap subjek yang sudah ditentukan sesuai
kriteria yaitu pada pasien hemodialisis dengan keadaan
composmentis dan keadaan umum baik yang dirawat di Unit Ginjal
Terpadu Rumah Sakit TK. II Dustira.
52

2) Setelah mendapatkan subjek yang sesuai, penulis memperkenalkan


diri dan menjelaskan maksud serta tujuan dari studi kasus ini.
3) Penulis akan menjelaskan ketentuan yang ada dalam studi kasus
seperti:
a) Menyebutkan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan intervensi
studi kasus serta menjelaskan langkah-langkah dari.
b) Melakukan informed consent, yaitu memberikan lembar
persetujuan yang berisi kesediaan pasien menjadi responden
dalam melakukan intervensi studi kasus.
c) Menjelaskan bahwa identitas responden terutama nama akan
ditulis menggunakan inisial pada laporan studi kasus guna
menjaga privasi pasien
4) Melakukan kontrak waktu pelaksanaan asuhan keperawatan
meliputi :
a) Pengkajian
b) Penetapan diagnosa keperawatan
c) Intervensi keperawatan
d) Melakukan implementasi keperawatan relaksasi otot progresif
e) Evaluasi keperawatan
3. Menyusun laporan akhir dari pelaksanaan intervensi studi kasus.
H. Analisis Data dan Penyajian Data
Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis
berdasarkan data subjektif dan objektif sehingga dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan, kemudian menyusun rencana keperawatan dan melakukan
implementasi serta evaluasi keperawatan dengan cara dinarasikan. Analisis
selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
hasil awal dan akhir dengan teori dan penelitian terdahulu.
I. Etika Studi Kasus
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan
izin kepada instasi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
53

instasi tempat penelitian dalam hal ini Rumah Sakit TK. II Dustira setelah
mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekan masalah
etika penelitian yang meliputi:
1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Informed consent diberikan kepada responden yang akan diseliti disertai
Judul studi kasus, apabila responden menerima atau menolak, maka peneliti
harus mampu menerima keputusan responden.
2. Confidentally (kerahasiaan informasi)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok
data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3. Beneficience
Penelitian melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan
ketidaknyamanan fisik.
4. Full Disclosure
Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat keputusan secara
sukarela tentang partisipasinya dalam studi kasus ini dan keputusan tersebut
tidak dapat dibuat tanpa memberikan penjelasan selengkap-lengkapnya.
5. Veracity
Penelitian mempunyai kemampuan untuk mengatakan kebenaran dari
kondisi responden. Sehingga peneliti meyakini bahwa responden mengerti,
memahami apa yang disampaikan sesuai kondisi responden.
6. Justice
Penelitian ini secara prinsip tidak membeda-bedakan orang yang diberikan
layanan dengan menunjung prinsip moral, legal, dan kemanusiaan. Tidak
melihat dari sisi budaya dan kekayaan.
7. Non-maleficience
Penelitian ini tidak merugikan dan tidak menimbulkan bahaya atau cedera
fisik dan psikologis pada responden.
54

Anda mungkin juga menyukai