Disusun Oleh:
Azmi
Fauzan
Sufia
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga kami kelompok 6, dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul, Sistem Politik Islam dan Demokrasi.
Makalah ini, kami susun untuk menyelesikan tugas agama II. Selain itu, makalah
ini kami susun agar penyusun dan pembaca makalah ini dapat memahami sedikit
tentang materi seputaran Sistem Politik Islam dan Demokrasi. Kami memohon
maaf jika ada kekurangan dalam pambuatan makalah ini, kami berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, baik penyusun maupun pembaca.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disini kita akan membahas tentang peranan agama Islam dalam perkembangan
politik di dunia saat ini, dengan mengkaji berbagai informasi berdasarkan Al-
Qur‟an, Al Hadits dan sejarah sistem politik di masa Rasulullah SAW dan para
sahabat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permassalahan, yaitu :
d.) Langkah apa saja yang dilakukan Nabi saw. dalam mempersatukan kaum
Quraisy?
b.) Mengetahui bentuk penerapan politik Islam di zaman Nabi saw. dan para
sahabat.
Kami juga mempunyai manfaat bagi pembaca maupun penulis dalam makalah ini
yaitu :
PEMBAHASAN
Kata politik di dalam bahasa Latin adalah Politicus dan dalam bahasa Yunani
adalah politicos, arti dari kedua kata yang bermakna sama itu adalah sesuatu yang
berhubungan dengan warga negara atau warga suatu kota kota. Kedua kata itu
berasal dari kata polis maknanya kota. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989), pengertian politik sebagai kata benda ada tiga. Jika dikaitkan dengan ilmu
artinya (1) pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem pemerintahan,
dasar-dasar pemerintahan); (2) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat
dan sebagainya)mengenai pemerintahan atau terhadap negara lain; dan (3)
kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah). Di
dalam bahasa Arab dan ilmu politik islam dikenal istilah siyasah yang artinya
pengurusan atau pengaturan. Jadi, asal kata siyasah berasal ari kata sasa-yasusu-
siyasatan yang berarti mengurusi kepentingan seseorang. Di dalam kamus Al-
Muhith menyebutkan “Sustu arra‟iyata siyasatan.‟ Maknanya, “Saya memerintah
dan melarangnya denga suatu aturan.” Makna tersebut mencerminkan adanya
aktivitas pengaturan urusan rakyat oleh suatu pemerintahan dalam bentuk
perintah dan larangan. Pelaku pengurusan urusan-urusan manusia tersebut
dinamai politikus (siyasiyun).
Islam adalah metode kehidupan yang unik, berbeda dengan agama maupun
ideologi lainnya. Ari segi wilayah ajarannya, Islam bukan saja agama yang
mengurusi masalah ruhiah (spiritual), namun juga masalah politiknya. Dengan
kata lain, Islam adalah akidah yang bersifat spiritual dan politik. Keyakinan
seorang muslim tentang akidah haruslah meliputi kedua aspek secara
keseluruhan (kaffah). Manusia yang menerima satu aspek saja atau bahkan
menolak kedua-duanya adalah termasuk dalam golongan orang yang ingkar.
Karena itu, Islam yang mencangkup urusan akidah dan syariah harus dijalankan
oleh setiap manusia yang telah mengikrarkan kalimat syahadat.
Di dalam Islam kekuasaan politik kait mengait dengan al-hukm, perkataan al-
hukm dan kata-kata yang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali
dalam Al-Qur‟an. Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah-dialih
bahasakan menjadi hukum intinya adalah peraturan, undang-undang, patokan
atau kaidah, dan keputusan atau vonis pada pengadilan.
Politik Islam adalah politik yang syar‟i. Ia merupakan politik yang berlandaskan
konsepsi mendasar aqidah Islamiyyah, yaitu La Ilaha Illa Allah, keyakinan bahwa
hanya Allah sajalah satu-satunya tempat memuja, memuji, memohon
pertolongan, menyerahkan kepatuhan dan loyalitas total. Politik Islam pasti akan
menghantarkan masyarakat untuk membentuk diri menjadi masyarakat Islam.
Sedangkan politik jahiliyyah merupakan politik yang tidak syar‟i. Politik jahiliyyah
akan menghasilkan tumbuhnya sebuah masyarakat jahiliyyah lengkap dengan
suburnya eksistensi para thoghut di dalamnya. Politik seperti ini akan
menyebabkan manusia sadar tidak sadar menghamba kepada sesama manusia.
Begitu pula, Muhammad bersama yang lainnya mengangkut bebatuan granit biru
guna menyusun bangunan Kakbah. Permasalahan muncul ketika pembangunan
Kakbah selesai dan para kabilah saling berebut untuk mengembalikan Hajar
Aswad, batu yang disucikan, ketempat semula.
Melihat situasi yang makin runyam, Abu Umayya bin Al-Mughirah dari Bani
Makhzum segera melerai perselisihan yang makin menghebat tersebut. la adalah
orang tertua di antara mereka yang dihormati dan disegani. la berkata,
"Serahkanlah putusan kalian ini kepada orang yang pertama kali memasuki
Masjidil Haram melalui pintu Bani Syaibah ini!"
Ketika Rasulullah saw. wafat, maka Ali, az-Zubair dan orang-orang yang beserta
mereka tidak ikut sebab kala itu mereka berada di rumah Fathimah. Kaum Anshar
tidak seluruhnya berkumpul di Saqifah Bani Sa‟idah bersama kami. Lalu datanglah
kaum Muhajirin kepada Abu Bakar, kukatakan pada-nya, „Wahai Abu Bakar mari
kita berangkat menuju saudara-saudara kita dari golongan Anshar! Maka kami
seluruhnya berangkat menuju mereka dan berpapasan dengan dua orang shalih
dari kalangan Anshar menceritakan kepada kami apa yang sedang dibicarakan
oleh kaum Anshar, mereka berkata, „Hendak ke manakah kalian wahai kaum
Muhajirin?‟ Aku menjawab, „Kami mau menemui saudara-saudara kami kaum
Anshar!‟ Maka keduanya berkata, „Janganlah kalian mendekati mereka tetapi
selesaikanlah urusan kalian sendiri.‟ Maka aku menjawab, „Demi Allah kami akan
menemui mereka.‟ Maka kami berangkat dan menemui mereka di Tsaqifah Bani
Sa‟idah, ternyata mereka sedang berkumpul, dan di antara mereka ada seorang
yang sedang berselimut. Maka kutanyakan, „Siapa ini?‟ Mereka menjawab,
„Sa‟ad bin Ubadah.‟ Maka kukatakan, „Ada apa dengannya?‟ Mereka menjawab,
„Dia sedang sakit‟ Tatkala kami duduk maka berdirilah salah seorang pembicara
dari mereka, setelah memuji Allah dia berkata, „Amma ba‟du, kami adalah kaum
Anshar para penolong Allah dan pionir-pionir Islam, dan kalian wahai kaum
Muhajirin adalah dari kalangan Nabi kami, dan sesungguhnya telah muncul tanda-
tanda dari kalian bahwa kalian akan turut mendominasi kami di sini, di tempat
tinggal kami ini dan akan mengambil alih kekuasaan dari kami.‟
Ketika ia diam maka aku ingin berbicara, dan aku sebelumnya telah
mempersiapkan redaksi yang kuanggap sangat baik dan menakjubkan aku. Aku
ingin mengatakannya dihadapan Abu Bakar, dan aku lebih terkesan sedikit lebih
keras darinya, maka aku khawatir dia akan mengalah. Namun dia lebih lembut
dariku dan lebih disegani. Abu Bakar mencegahku berbicara dan berkata,
Tahanlah sebentar!‟ Maka aku enggan membuatnya marah, sebab ia lebih
berilmu dariku dan lebih disegani, dan demi Allah tidak satupun kalimat yang
kupersiapkan dan aku anggap baik kecuali beliau sam-paikan dengan ekspresinya
yang begitu baik dan lancar bahkan lebih baik dariku, hingga akhirnya ia diam.‟
Kemudian ia berkata, „Amma ba‟du, apapun mengenai kebaikan yang telah kalian
sebutkan, maka benar adanya dan kalianlah orangnya. Namun orang-orang Arab
hanyamengenai kabilah ini yakni Quraisy. Secara nasab merekalah yang paling
mulia di antara bangsa-bangsa Arab. Demikian pula tempat tinggal mereka yang
paling mulia daripada seluruhnya. Karena itu aku rela jika urusan kekhalifahan ini
diserahkan kepada salah seorang dari dua lelaki ini, terserah kalian memilih
antara keduanya, kemudian dia menarik tanganku dan tangán Abu Ubaidah bin al-
Jarrah, maka aku tidak sedikitpun merasa benci dengan semua perkataannya
kecuali satu hal ini, dan demi Allah jika aku maju dan dipenggal kepalaku namun
tidak menanggung beban ini lebih kusukai dari pada aku memimpin orangorang
yang terdapat di dalamnya Abu Bakar, kecuali jika diriku kelak berubah sebelum
mati.‟
Imam Ahmad berkata, “Telah berkata kepadaku Muawiyah dari Amru dia berkata,
telah berkata kepada kami Zaidah, dia berkata, telah berkata kepada kami Ashim,
dan telah berkata kepadaku Husain bin Ali dari Zaidah dari Ashim dari Abdullah
yaitu Ibnu Mas‟ud- ia berkata, „Tatkala Rasulullah saw. wafat, orang-orang
Anshar berkata, dari kami ada seorang amir dan dari kalian ada seorang amir pula,
maka Umar mendatangi mereka dan berkata, „Wahai kaum Anshar, bukankah
kalian mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah memerintahkan Abu Bakar
menjadi Imam manusia? Siapa di antara kalian yang mengakui bahwa hatinya
lebih mulia daripada Abu Bakar?‟ Maka kaum Anshar berkata, „Na„udzubillah bila
kami mengaku lebih mulia dari Abu Bakar.‟
b. Pengangkatan Umar ra
Abu bakar memanggil Utsman bin Affan dan membacakan surat berikut
kepadanya.
Abu Bakar menstempelnya. Surat wasiat ini lalu dibawa keluar oleh Utsman untuk
dibacakan kepada khalayak ramai. Mereka pun membaiat Umar ibnul Khatthab,
Mereka semua menjawab, “Kami dengar dan kami taat”. Peristiwa ini berlangsung
pada nulan Jumadil Akhir tahu ke-13 Hijriah
c. Pengangkatan Utsman
Umar dibunh oleh seorang Majusi bernama Abdul Mughirah yang biaas dipanggil
Abu Lu‟lu‟ah. Umar kemudian menunjuk 6 para ahli syurga menjelang wafat,
yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Sa‟ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar berkeberatan
menunjuk salah seorang di antara mereka secara tegas. Sleanjutnya Umar berkata
“Saya tidak menanggunng urusan mereka semasa hidup ataupun sesudah mati.
Jika Allah menghendaki kebaikan buat kalian, Allah akan menghimpun urusan
kalian pada orang yang terbaik diantara mereka sebagaimana Allah telah
menghimpun kalian pada orang yang terbaik di antara mereka sebagaimana Allah
telah menghimpun kalian pada irang yang terbaik di antara kalian sedudah Nabi
kalian.”
Umar merupakan orang pertama yang membentuk “Ahli Syura”, Lembaga politik
tertinggi dalam pemerintahan, kemudian menyerahkan urusan khalifah
sepeninggalnya lepadanya. Pemilihan khalifah dilakukan oleh para Ahli Syura yang
telah ditunjuk ini, kandidat berasal dari Ahli Syura, dalam suatu pertemuan,
diperoleh kesepaktan bahwa tiga orang diantara mereka telah menyerahkan
masalah khalifah kepada tiga orang lainnya. Zubair menyerahkannya kepada Ali,
Sa‟ad menyerahkannya kepada Abdurrahman bin Auf, sedangkan Thalhah
memberikan haknya kepada Utsman bin Affan. Kemudian Abdurrahman bin Auf
memutuskan melepaskan haknya dan bertanggung jawab dalam pemilihan
tersebut. sehingga kini tersisa dua orang calon, yaitu Utsman dan Ali.
Setelah itu, Abdurrahman bin Auf meminta pendapat dari khalayak ramai tentang
kedua orang (calon khalifah) ini, sebagaimana ia juga meminta pandangan dari
para tokoh dan pimpinan mereka, baik secara bersamaa maupun terpisah, dua-
dua, sendiri-sendiri, atau berkelompok, secara sembunyi atapun terang-terangan.
Bahkan kepada para wanita yang bercadar, anak-anak di berbagai perkantoran,
orang-orang Arab Badui, dan para pendatang yang datang ke Madinah. Proses
hearing ini dilakukan selama tiga hari tiga malam sampai akhirnya didapat
kebulatan suara yang menghendaki agar Utsman bin Affan didahulukan kecuali
dua orang, yaitu Ammar bin Yassir dan Miqdad, yang menghendaki agar Ali
didahulukan, tetapi kemudian kedua orang ini bergabung kepada pendapat
mayoritas.
Pada hari keempat, Abdurrahman bin Auf mengadakan pertemuan dengan Ali dan
Utsman, kemudian mereka ke masjid dan mengundang orang-orang Anshar dan
Muhajirin sampai berdesakan di masjid. Abdurrahman bin Auf naik ke mimbar
dan menyampaikan pidato. Dalam pidatonya ia mengatakan.
Abdurrahman bin Auf menjabat tangan Ali seraya berkata, “Apakah kamu
berbaiat kepadaku (untuk memimpin) atas dasar Kitab Allah, Sunnah Nabi-Nya,
perbuatan Abu Bakar dan Umar?” Ali menjawab, “Tidak, tetapi sesuai usaha dan
kemampuanku untuk itu.”
F. Ali vs Muawiyah
• terpecahnya kaum muslimin dipicu oleh perbedaan pendapat tentang qishosh
terhadap pembunuh Utsman.
• Ali bin Abi Thalib dibaiat oleh penduduk Madinah atas pengaruh kaum
pemberontak.
• Gubernur Syam, Muawiyah bin Abu Sufyna, beserta rakyatnya menolak
pengangkatan Ali hingga ada qishosh terhadap pembunuh Utsman.
G. Teori Negara
a. Definisi Negara
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah organisasi dl suatu wilayah
yg mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Definisi
lainnya menurut KBBI yaitu kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah
tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya
Negara pada dasarnya adalah sebuah organisasi dari masyarakat yang mendiami
suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sangat lama dan memiliki suatu sistem
yang mengatur tata tertib masyarakat yang tinggal di dalamnya. Negara memiliki
tujuan bersama yang ingin dicapai oleh masyarakatnya yang dituangkan dalam
konstitusi, yaitu keseluruhan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara.
Aristoteles
Roger H. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama atas nama masyarakat.
Roelof Krannenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan
atau bangsanya sendiri.
Georg Jellinek
Prof. Farid S
Negara adalah suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain
serta memiliki kedaulatan.
Terdapat beberapa teori mengenai asal usul berdirinya suatu negara yang lebih
bertumpu pada hasil pemikiran teoritis-deduktif daripada kajian empiris-induktif.
Contoh teori asal usul atau pembentuka negara di antaranya teori Ketuhanan,
teori organis, teori alamiah dan teori kontrak sosial.
Teori Ketuhanan
Kekuasaan atas sebuah negara dan terbentuknya negara disebabkan karena hak-
hak yang dikaruniakan oleh Tuhan. Dalam hal ini pemimpin dianggap sebagai
wakil Tuhan dan selalu mengatasnamakan Tuhan dalam menetapkan sebuah
kebijakan, sehingga apapun yang dikatakan oleh pemimpin adalah hukum yang
harus ditaati oleh rakyatnya. Teori Ketuhanan merupakan teori asal usul negara
yang tertua, awalnya banyak dianut oleh sebagian besar tokoh politik pada abad
ke-18 M dan menjadi kepercayaan bagi bangsa Mesir, Babilonia, India, Yahudi dan
masyarakat pertengahan negara Eropa. Salah seorang tokoh yang mendukung
teori ini adalah Thomas Aquinas.
Teori Organis
Lahir akibat cara pandang terhadap ilmu eksak dimana sebuah negara lahir
sebagai analogi kelahiran makhluk hidup. Sebuah kelompok masyarakat atau suku
bangsa adalah sebuah embrio yang seiring berjalannya waktu berkembang
menjadi sebuah negara, sehingga teori organis juga merupakan analogi dari teori
evolusi pada makhluk hidup. Para tokoh yang menganut teori ini di antaranya
Georg Wilhelm Hegel, J.K. Bluntscli, John Salisbury, Marsiglio Padua, Pfufendrorf,
Henrich Ahrens, J.W Scelling dan F.J Schitenner.
Teori Alamiah
Negara terbentuk akibat kodrat alamiah manusia sebagai manusia politik yang
bermasyarakat (zoon politicon). Sebagai makhluk yang hidup secara berkelompok,
manusia membutuhkan negara untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tokoh yang mengemukakan teori ini
adalah Aristoteles.
d. Syarat-syarat Negara
Pada dasarnya terdapat dua syarat negara yaitu syarat primer dan sekunder.
Syarat primer merupakan syarat mutlak adanya suatu negara, jika salah satu
syaratnya tidak terpenuhi maka tidak dapat berdiri suatu negara. Syarat primer
suatu negara yaitu :
Wilayah
Rakyat
Pemerintahan
Diperlukan untuk mengatur penyelenggaraan organisasi negara dan tata tertib
kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Syarat sekunder merupakan syarat yang hanya dapat dipenuhi apabila syarat-
syarat primer di atas telah terpenuhi, yaitu pengakuan kedaulatan dari negara lain
secara de facto (nyata) atau de jure.
e. Bentuk-bentuk Negara
Terdapat 2 macam bentuk negara, yaitu monarki dan republik. Monarki adalah
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa berdasarkan prinsip
keturunan. Penguasa monarki (raja/ratu, kaisar, sultan, dan sebagainya) menjadi
kepala negara sepanjang hidupnya. Pemerintahan monarki terdiri atas 2 jenis
yaitu :
Monarki Absolut
Penguasa monarki memiliki kekuasaan penuh untuk memerintah negaranya.
Monarki Konstitusional
Penguasa monarki kekuasaannya dibatasi oleh sistem konstitusi. Negara monarki
kosntitusional modern menggunakan konsep trias politica, dimana penguasa
monarki ditempatkan sebagai simbol kekuasaan eksekutif.
Republik adalah suatu bentuk pemerintahan yang bercabang dari rakyat dan
bukan berdasarkan prinsip keturunan. Pada umumnya negara dengan bentuk
pemerintahan republik memiliki seorang presiden sebagai kepala negaranya yang
memerintah pada jangka waktu tertentu.
Senegal
• Sekuler
Malaysia
• Negara islam
A. Kesimpulan
1. Seluruh lapisan masyarakat harus diberi pemahaman yang benar tentang Islam,
dari mulai akar sampai daunya.
2. Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi oleh orang-orang Islam
yang menahami dan mengamalkan Islam secara kaffah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut: