Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK”

KELOMPOK 5
Disusun oleh:

1. Rido Widodo ( 221185201039 )


2. Imam Akbar Ermulan ( 221185201053 )
3. Widia Afika Fitri ( 221185201055 )

DOSEN PENGAMPU :
Andiyanto,M.Pd

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2023
KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalmualaikum Wr.Wb

Puji Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat


limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini
yaitu perkambangan peserta didik

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan


dari berbagai pihak dalam pengerjaan makalah ini. Karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
rekan-rekan sekalian serta kepada bapak selaku dosen pengampu
mata kuliah yang selalu memotivasi kami dalam mengerjakan
makalah ini.

Dalam Penyusunan makalah ini tidak menutup kemung


kinan terdapatnya kekurangan dalam pengerjaannnya. Untuk itu
penulis mengharapakan kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan kedepannya.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi


berkat dan bermanfaat bagi kita semuanya.

Muara Bungo ,02 Mei 2023

Kelompok 5

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..…………....i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….…..ii

BABI PENDAHULUAN…………………………………………………........….…1

A. LatarBelakang……………………………………...……….……………...….1

B. RumusanMasalah………………………………...……….……….………..…2

C. Tujuan…….…………………………………………………………………...2

BABII PEMBAHASAN…………………………………………………...……..….3

A. Pengertian Intelegensi................…………………….......................………......3

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi..................................... ……...5

C. Hubungan Intelegensi Dengan Hasil Belajar…………......................................6

D.Karakteristik Perkembangan Intelegensi Remaja................................................9

E. Usaha Guru dan Orangtua Dalam Membantu Perkembangan Intelegensi

Remaja….........................................................................................................11

BABIII PENUTUPAN…………………………..……………………..….…....…..12

A. Kesimpulan………………………...………..………………………….…….12

B. Saran…………………………………….…………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA……...…………………………………………………......…13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling
terkait. Pada umumnya anak yang memiliki intelegensi tinggi akan memiliki prestasi
yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan
lebih mudah meraih keberhasilan. Secara umum intelegensi itu pada hakikatnya
adalah merupakan suatu kemampuan umum untuk memperoleh suatu kecakapan
yang mengandung berbagai komponen.Untuk mengungkap kemampuan individu
biasanya dipergunakan instrumen tes intelegensi.Tes intelegensi mengukur
kecakapan potensial yang bersifat umum. Kecakapan ini berkenaan dengan
kemampuan untuk memahami, menganalisis, memecahkan masalah dan
mengembangkan sesuatu dengan menggunakan rasioatau pemikirannya.
Tes intelegensi sebagai suatu instrumen tes psikologis dapat menyajikan
fungsi-fungsi tertentu, diantaranya: dapat memberikan data untuk membantu peserta
didik dalam meningkatkan pemahaman diri (self understanding), penilaian diri (self
evaluation), dan penerimaan diri (self acceptance). Hasil pengukuran dengan
menggunakan tes intelegensi juga dapat meningkatkan persepsi dirinya secara
maksimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu. Hal ini
diperlukan untuk mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang optimal di
sekolah.Prestasi yang optimal terkait dengan kemampuan orang tua dan guru dalam
memahami peserta didik sebagai individu yang unik. Dengan adanya tes
intelegensi, potensi individu akan terlihat bahwa masing-masing memiliki potensi
yang berbeda. Dengan demikian, hasil tes intelegensi akan memberikan arahan
bagi pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik secara seimbang.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini adapun rumusan masalah yang penulis


angkat antara lain :
1. Apa Pengertian Intelegensi?
2. Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi?
3. Apa Hubungan Intelegensi Dengan Hasil Belajar?
4. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Intelegensi Remaja?
5. Bagaimana Usaha Guru dan Orangtua Dalam Membantu Perkembangan
Intelegensi Remaja?

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka tujuan penyusunan


makalahini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Intelegensi


2. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
3. Mengetahui Hubungan Intelegensi Dengan Hasil Belajar
4. Mengetahui Karakteristik Perkembangan Intelegensi Remaja
5. Mengetahui Usaha Guru dan Orangtua Dalam Membantu Perkembangan
Intelegensi Remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris yaitu Intelligence. Intelligence sendiri
adalah terjemahaan dari bahasa Latin yaitu intellectus dan intelligentia. Teori tentang
intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951 Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai
suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut Nous,
sedangkan penggunaan kekuatan disebut Noesis. Para ahli belum sepakat mengenai
berbagai hal tentang inteligensi. Konsensus mengenai arti inteligensi hampir tidak
mungkin. Tahun 1921 diadakan simposium tentang inteligensi yang dilaporkan
dalam Journal of Educational Psychology. Dari 12 orang psikolog yang diminta
pandangannya, terdapat 12 pandangan yang berbeda (Woolfolk dan Nicolich, 1984 :
130). Dalam hal definisi, terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para
ahli dengan beberapa variasi perbedaan. Definisi Thornburg, Freeman dan
Robinson & Robinson mempunyai banyak kesamaan. Menurut Thornburg (1984
: 179), inteligensi adalah ukuran bagaimana individu berperilaku. Inteligensi diukur
dengan perilaku individu, interaksi interpersonal dan prestasi. Inteligensi dapat
didefinisikan dengan beragam cara:
1. kemampuan berpikir abstrak
2. kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar
3. kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, dan
4. kemampuan total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara
rasional dalam lingkungan.
Menurut Freeman (Abror, 1993:43) , inteligensi mempunyai pengertian:
1. inteligensi adalah adaptasi atau penyesuaian individu dengan ke seluruhan
lingkungan

3
4

2. inteligensi adalah kemampuan untuk belajar, dan


3. inteligensi adalah kemampuan berpikir abstrak.
Sedang menurut Robinson dan Robinson (Woolfolk dan Nicolich, 1984 :
130), inteligensi didefinisikan sebagai:
1. kapasitas untuk belajar;
2. total pengetahuan yang dicapai seseorang; dan
3. kemampuan beradaptasi secara sukses dengan situasi baru dan
lingkungan pada umumnya.
Winkel dan Suryabrata membuat pengelompokkan definisi dengan cara yang
berbeda. Menurut Winkel (1996:138), inteligensi dapat diberikan pengertian
luas dan sempit. Dalam arti luas, inteligensi adalah kemampuan mencapai
prestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sedang dalam arti sempit, inteligensi
adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah. Inteligensi dalam
pengertian sempit mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan
intelektual atau kemampuan akademik. Suryabrata (2002 : 124 – 134)
mengelompokkan beragam definisi menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Konsepsi yang bersifat spekulatif. Konsepsi ini memandang inteligensi
sebagai taraf umum dari sejumlah besar daya khusus
2. Konsepsi yang bersi fat pragmatis . Menurut konsepsi ini , inteligensi
adalah apa yang dites oleh tes inteligensi (intelligence is what the tests test);
3. Konsepsi yang didasarkan pada analisis faktor. Menurut konsepsi ini,
penyelidikan dan pencarian sifat hakikat inteligensi harus mempergunakan
teknik analisis faktor
4. Konsepsi yang bersifat operasional. Menurut konsepsi ini, faktor-faktor yang
mendukung sifat dan hakikat inteligensi sudah diketahui. Pengujian
dimaksudkan untuk mencari letak faktor
5. Konsepsi yang didasarkan pada analisis fungsional. Menurut konsepsi ini,
sifat .
5

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi sehingga terdapat
perbedaan intelegensi seorang dengan yang lain, ialah:
1. Pembawaan Ada sebagian kalangan yang berpendapat bahwa faktor
genetik dapat mempengaruhi taraf intelegensi seorang. Artinya, jika kedua
orang tua memiliki intelegensi, besar kemungkinan anaknya memiliki
intelegensi tinggi pula. Akan tetapi hal inipun tidak terjadi demikian.
Sebagian pakar berpendapat bahwa pengaruh orang tua yang sedemikian
besar terhadap perkembangan intelegensi anak adalah disebabkan oleh
upaya orang tua itu sendiri dalam memberdayakan anak-anaknya.
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.
2. Kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Tiap organ (fisik atau psikis) dapat dikatakan telah
matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-
masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu karena soal-
soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi
fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mencernai soal itu.
Kematangan hubungan erat dengan umur
3. Pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4. Minat dan Pembawaan Khas Minat mengarahkan perbuatan pada suatu
tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia
luar. (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi
yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbulah minat
6

terhadap sesuatu
5. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih Metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah masalah. Manusia mempunyai
kebebasan-kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa
minat itu tidak selamanya menajdi syarat dalam perbuatan intelegensi
6. Lingkungan Lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak
sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-
rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga
memegang peranan yang amat penting. Pengembangan potensi anak
mencapai aktualisasi optimal bukan hanya dipengaruhi faktor bakat,
melainkan faktor lingkungan yang membimbing dan membentuk
perkembangan anak. Faktor lingkungan dalam banyak hal justru memberi
andil besar dalam kecerdasan anak. Seperti yang dikemukakan oleh Conny
Semiawan dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran dalam
Taraf Pendidikan Usia Dini. Dalam buku ini dinyatakan bahwa: "Seseorang
secara genetis telah lahir dengan suat prganisme yang disebut intelegensi
yang bersumber dari otaknya, kalau struktur otak sudah ditentukan oleh
biologis, berfungsinya otak tersebut. sangat dipengaruhi oleh interaksi
dengan lingkungannya."

C. Hubungan Intelegnsi Dengan Hasil Belajar


Kemampuan berfikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang terhadap kejadian
dan peristiwa yang tidak kongkrit, misalnya; pilihan pekerjaan, corak hidup
bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh didepannya. Bagi
remaja, corak perilaku pribadinya dihari depan, dan corak tingkah lakunya sekarang
akan berbeda. Kemampuanabstrak akan berperan dalam perkembanangan
7

kepribadiannya. Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-


peristiwa dengankeadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya.
Situasi ini (yang diakibatkankemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan
perasaan tidak puas dan putus asa.Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam
pikirannya,seperti :
a) Cita-cita dan idialisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri
tanpamemikirkan akibat lebih jauh, dan tanpa memperhitungkan kesulitan
praktis yangmungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan
persoalan..
b) Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang
lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain
daripada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri
dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.Melalui banyak
pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat
orang lain, maka egosentrisme berkurang. Pada akhirnya pengaruh
egosentrisitas pada remaja sudah sedemikian kecilnya, sehingga berarti remaja
sudah dapat berfikirabstrak dengan mengikut sertakan pandangan dan pendapat
orang lain
Intelegensi merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil
tidaknya anak belajar di sekolah. Intelegensi dianggap sebagai faktor yang menentukan
berhasil tidaknya anak di sekolah. Secara luas, inteligensi adalah kemampuan
mencapai prestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sedang dalam arti sempit,
inteligensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah. Intelegensi
seseorang ini, diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya.
Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan
tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli,
intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.
8

Anak yang memiliki skor IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan mencapai
hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak
jenius. Kenyatannya bahwa anak-anak memiliki IQ yang berbede-beda. Ada anak-anak
yang cepat menerima informasi baru dan ada anak yang lamban dalam menerima
informasi baru, tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) seorang individu tidak dapat
diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar individu tersebut.
Semakin tinggi kemampuan intelegensi individu tersebut tersebut maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses dibidang akademis. Tentunya, perbedaan tersebut
menjadi warna di dalam kelas. Maka dari itu guru harus menyesuaikan tujuan
pembelajarannya dengan kapasitas intelegensi siswa. Perbedaan intelegensi yang
dimiliki oleh siswa bukan berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa
yang kurang, tetapi guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang diberikan dapat
membantu semua siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang beragam. Usaha
guru yang perlu untuk menyikapi perbedaan siswa tersebut dan membantu siswa sesuai
dengan potensinya sesuai dengan intelegensinya diantaranya: Guru menyikapi
perbedaan individu dan membantu siswa dengan membimbing, dan mengarahkan agar
siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Selain itu
motivasi diperlukan siswa dan tugas guru memberikan motivasi terbaik agar siswa
tersebut mampu menerima serta memahami materi yang telah disampaikan serta
bertujuan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Upaya yang
dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi atau membangkitkan keinginan siswa
untuk belajar:
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan
belajar yang di alaminya
b) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
c) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
d) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada
9

perilaku belajar.
e) Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia
dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
f) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa.

D. Karakteristik Perkembangan Intelegensi Remaja


Intelegensi pada remaja tidak mudah diukur karena tidak mudah terlihat perubahan
kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya tiga sampai empat
tahun pertamamenunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan
terjadi perkembanganyang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi
masalah yang majemuk bertambah. Pada masa awal remaja, kira-kira pada usia 12
tahun, anak berada pada masayang disebut " Masa oerasi formal" (berfikir abstrak).
Pada masa ini remaja telah berfikirdengan mempertimbangkan hal yang mungkin;
disamping hal yang nyata (riil) (Gliedmen,1986 : 475-475)Pada usia remaja ini anak
sudah dapat berfikir abstrak dan hitotek. Dalam berfikir operasionalformal, setidak-
tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
1. Sifat Deduktif
Hipotesis Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya
dengan pemikiranteoritik. Yang menganalisis masalah dan mengajukan cara- cara
penyelesaian hipotesis yangmungkin. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu
menggunakan cara berfikir induktifdisamping deduktif. Oleh sebab itu dari sifat
analisis yang ia lakukan, ia dapat membuatstrategi penyelesaian. Analisis teoritik ini
dapat dilakukan secara verbal. Anak lalumengajukan pendapat-pendapat atau prediksi
tertentu, yang juga disebut proporsi-proporsi.Kemudian mencari hubungan antra
proporsi Yang berbeda- beda tadi. Berhubungan itu maka berpikir operasional juga
disebut proposisional.
2. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan
10

caramelakukan analis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan
tertentu.Suatu kombinasi ini membuat cairan tadi berubah warna.Anak diminta
untukmencari kombinasi ini. Anak yang berpikir operasional formal lebih dulu secara
teoritik membuatmatriknya mengenai segala macam kombinasi yang mungkin,
kemudian secarasistematik mencoba mengisi setiap sel matriks tersebut secara empirik.
Bila iamencapai penyelesaian yang betul, maka ia juga akan segera
dapatmereproduksinya.Seorang remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi
hidup dalamlingkungan atau kebudayaan yang tidak merangsang cara berpikir,
misalnya tidakadanya kesempatan untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah
tetapi tidakadanya pasilitas yang dibutuhka, maka remaja itu sampai dewasa pun tidak
akansampai pada taraf berpikir abstrak.Adapun contoh lain dari perkembangan
intelegensi remaja adalah:
1. Timbul kesadaran berfikir
2. Mulai adanya pemikiran tentang masa depan
3. Mampu memahami norma dan nilai
4. Bersifat kritis
5. Mampu menggunakan teori-teori
6. Mampu mengasimilasikan kata-kata
7. Dapat membedakan mana yang penting
8. Mampu mengambil manfaat dari pengalaman
9. Makin berkembangnya rasa toleransi
10. Mulai mampu berfikir tentang masalah yang tidak konkrit
11. Mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
11

E. Usaha Guru dan Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan


Intelegensi Remaja

Ada pun yang dapat dilakukan antara lain:


a) Dalam proses belajar mengajar hendaknya orang tua dan guru lebih
mengutamakan prosesdari pada hasilnya.
b) Menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir
c) Guru membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak
d) Menyediakan fasilitas yang memadai untuk menumbuhkembangkan taraf
kecerdasan anak
e) Memberikan tugas sekolah dengan berbagai macam metode yang dapat
merangsang danmengembangkan daya pikir
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling
terkait. Pada umumnya anak yang memiliki intelegensi tinggi akan memiliki prestasi
yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan
lebih mudah meraih keberhasilan. Secara umum intelegensi itu pada hakikatnya
adalah merupakan suatu kemampuan umum untuk memperoleh suatu kecakapan
yang mengandung berbagai komponen.Untuk mengungkap kemampuan individu
biasanya dipergunakan instrumen tes intelegensi.Tes intelegensi mengukur
kecakapan potensial yang bersifat umum. Kecakapan ini berkenaan dengan
kemampuan untuk memahami, menganalisis, memecahkan masalah dan
mengembangkan sesuatu dengan menggunakan rasioatau pemikirannya.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
dan kelengkapan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Inteligensi Psikologi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI)
Deetje J. S. 2008. Latihan Keterampilan Intelektual dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Secara Kreatif. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 15 Universitas
Negeri Manado
John W. Santrock. 2004. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Magdalena, I, dkk. 2021. Psikologi Pendidikan Sekolah Dasar. Sukabumi:
CV Jejak.
Nurkancana, W. & Sumartana, P. 1996. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional
Purwanto , 2010. Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Intelegensi: STAIN
Surakarta
Rohmah, U. (2011). Tes intelegensi dan pemanfaatannya dalam dunia
pendidikan. Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, 9(1), 125-139.
Sukardi, Dewa K dkk. 2009. Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik
dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta

13

Anda mungkin juga menyukai