Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“KATALASE DAN AMILASE”

Disusun oleh:
Nama : Ghifari Almahmudsyah
NIM : 225040201113025
Kelas : Agroekoteknologi-KA
Asisten Praktikum : Hana Syifa Salsabila Hasibuan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kediri
2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Enzim amilase dan katalase terlibat dalam proses biokimia pada tanaman.
Fungsi utama enzim amilase adalah memecah amilum menjadi gula, dan enzim ini
terutama terdapat pada biji, umbi, dan tunas. Proses pemecahan amilum menjadi
gula merupakan bagian penting dari metabolisme karbohidrat yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Enzim amilase juga berperan dalam
kecambah biji dengan memberikan energi yang dibutuhkan oleh tunas untuk
tumbuh
Di sisi lain, enzim katalase pada tanaman berfungsi dalam menguraikan
hidrogen peroksida yang dihasilkan selama proses metabolisme. Katalase sangat
penting dalam menjaga keseimbangan kimia dalam sel tanaman, karena hidrogen
peroksida yang terakumulasi dalam jumlah besar dapat berbahaya bagi sel
tanaman
Kedua enzim ini memegang peran yang penting dalam proses biokimia pada
tanaman. Proses pemecahan amilum menjadi gula dan penguraian hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen penting dalam menjaga keseimbangan kimia
dalam sel tanaman dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang enzim amilase dan katalase pada
tanaman menjadi sangat penting bagi para peneliti dan praktisi di bidang pertanian
dan bioteknologi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi enzim katalase dan amilase
2. Untuk mengetahui manfaat enzim katalase dan amilase pad abidang
pertanian
3. Untuk mengetahui Pengaruh Volume Enzim Katalase Terhadap
Kenaikan Buret Air
4. Untuk mengetahui Pengaruh Volume Enzim Amilase Terhadap
Perubahan Warna larutan
1.3. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan laporan praktikum ini, mahasiswa akan memahami
definisi enzim katalase dan amilase, serta mahasiswa akan mengetahui manfaat
enzim katalase dan amilase pada bidang pertanian. Mahasiswa juga dapat
mengetahui pengaruh volume enzim katalase terhadap kenaikan buret air atau
terhadap perubahan warna larutan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Enzim Katalase
Enzim katalase merupakan salah satu dari komponen sistem pertahanan
antioksidan tubuh berupa enzim yang berfungsi untuk mencegah pembentukan
radikal hidroksil dan melindungi sel dari keadaan stres oksidatif (Jimmy
Setiawan, 2018).
Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2 (Amalia et al., 2022).
Catalase is a common antioxidant enzyme present in almost all living
tissues and responsible for the degradation or reduction of hydrogen peroxide to
water and molecular oxygen using either iron or manganese as a cofactor (Santos
et al., 2018). Terjemahannya : Katalase adalah enzim antioksidan umum yang ada
di hampir semua jaringan hidup dan bertanggung jawab atas degradasi atau
reduksi hidrogen peroksida menjadi air dan molekul oksigen menggunakan besi
atau mangan sebagai kofaktor.
Catalase enzyme is an oxidoreductase enzyme as it plays a crucial role in
quenching the reactive oxygen species (ROS), i.e. hydrogen peroxide, often
produced as a by-product of aerobic respiration (Kaushal et al., 2018).
Terjemahannya: Enzim katalase adalah enzim oksidoreduktase karena memainkan
peran penting dalam memadamkan spesies oksigen reaktif (ROS), yaitu hidrogen
peroksida, sering diproduksi sebagai produk sampingan dari respirasi aerobik.
2.2. Manfaat Enzim Katalase dalam Bidang Pertanian
Manfaat enzim katalase dalam bidang pertanian, yaitu:
1. Sebagai agen pengendali hayati: dikarenakan enzim katalase dapat
mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen maka bakteri
endofit pada jaringan tanaman inang bertahan hidup, hal ini membuat
jaringan tanaman tidak rusak dan tanaman tetap hidup dan tumbuh
(Zulfarina et al., 2022).
2. Salah satu mekanisme perlindungan tanaman: pembentukan enzim
antioksidan diantaranya enzim catalase yang mengeliminasi H2O2 dengan
merubahnya menjadi molekul air. Peningkatan taraf cekaman pada
tanaman biasanya akan diikuti peningkatan enzim antioksidan sehingga
analisis toleransi suatu tanaman terhadap cekaman dapat dilihat dari
jumlah produksi enzim tersebut (Armita and Alawiyatun, 2020).
2.3. Definisi Enzim Amilase
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses
hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa,
maltosa, dan dekstrin (Nangin and Sutrisno, 2015).
Amilase merupakan enzim ekstraselular yang menghidrolisis pati dan
menghasilkan produk dengan berat molekul yang lebih rendah (Marzuki, 2014).
Amylases are a class of enzymes that catalyze the hydrolysis of starch into
sugars such as glucose and maltose (Liu and Kokare, 2017). Terjemahannya:
Amilase adalah kelas enzim yang mengkatalisis hidrolisis pati menjadi gula
seperti glukosa dan maltose.
Amylases are enzymes which hydrolyze starch molecules to give diverse
products including dextrin and progressively smaller polymers composed of
glucose units (Kannan and Kanagaraj, 2019). Terjemahnnya : Amilase adalah
enzim yang menghidrolisis molekul pati untuk menghasilkan beragam produk
termasuk dekstrin dan polimer yang semakin kecil yang terdiri dari unit glukosa.
2.4. Manfaat Enzim Amilase dalam Bidang Pertanian
Adapun beberapa manfaat enzim amilase dalam bidang pertanian, yaitu:
1. Sebagai sumber energi dan mempercepat perkecambahan biji: Enzim ini
berperan dalam penguraian cadangan makanan biji, yaitu amilum, menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan
sebagai sumber energi (Angraini et al., 2013).
2. Sebagai pengembang produk hasil pertanian: Amilase juga disintesis
dalam
buah tanaman selama pematangan, menyebabkan buah menjadi lebih
manis (Ariandi, 2017).
BAB III

METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan pada analisis aktivitas enzim katalase
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Umbi kentang Sebagai bahan praktikum
2. Hydrogen peroksida Sebagai bahan praktikum dan substrat yang
akan diubah oleh enzim katalase
3. Kain katun Sebagai penyaring sari pada kentang
4. Tabung reaksi bercabang Untuk memisahkan dan mencampurkan
larutan umbi kentang dengan hydrogen
peroksida
5. Buret Untuk mengukur volume larutan agar akurat
6. Pipet Sebagai pengambil sari umbi kentang

Tabel 2. Alat dan Bahan pada analisis enzim amilase


No Alat dan Bahan Fungsi
1. Tabung reaksi Sebagai wadah untuk melakukan reaksi
kimia
2. Pipet Untuk mengambil dan mengukur cairan
bahan pengamatan
3. Tempat penagas (waterbath) Untuk menjaga suhu tetap konstan pada
sampel
4. Thermometer Untuk mengukur suhu
5. Pati Bahan pengamatan
6. Kl dan I Untuk bahan pengubah warna pati
7. Bahan penyangga fosfat Sebagai penjaga pH larutan agar tetap
konstan dan sesuai
3.2. Cara Kerja
Diagram alir cara kerja praktikum enzim katalase:

has Ambil umbi kentang secukupnya

Hancurkan kentang dan peras cairannya dengan kain katun halus yang putih
dan bersih

Pipet 7 ml preparat enzim tersebut setelah dikocok rata dan tempatkan


dalam satu cabang dari suatu tabung reaksi bercabang

Tempatkan 3 ml H2O2 dalam cabang tabung yang lain

Tutup tabung dengan penutup pada buret berskala berisi air. Samakan
permukaan pada buret

Tuangkan enzim dalam substrat dengan mencatat waktunya

Diagram alir cara kerja praktikum enzim amilase:

Siapkan 6 tabung reaksi

Tambahkan substrat pati (4%) sebanyak 1 ml pada setiap tabung reaksi


Tambahkan larutan kalium iodide (0,1%) sebanyak 2 tetes pada setiap
tabung reaksi

Tambahkan buffer asetat (Ph 5,5 ml) sebanyak 1 ml pada setiap tabung
reaksi

Tambahkan enzim ekstrak kecambah (1, 3, 5 ml) pada 3 tabung resksi, dan
enzim ekstrak kedelai (1, 3, 5 ml) pada 3 tabung reaksi

Amati perubahan warna

3.3. Analisa Perlakuan


Pada praktikum enzim katalase, langkah pertama yang dilakukan yaitu
mengambil umbi kentang secukupnya. Lalu, umbi kentang tersebut dihancurkan
serta diperas untuk mendapatkan sari atau cairan substrat umbi kentang. Cairan
sari tersebut mengandung preparate katalase aktif, pada setiap bagian larutan
memiliki jumlah enzim yang sama. Kemudian, sari umbi kentang dimasukkan ke
dalam pipet 7 ml dan ditambahkan dengan enzim lalu kocok pipet tersebut.
Setelah itu, pipet ditempatkan dalam satu cabang dari suatu tabung reaksi
bercabang. Selanjutnya, tempatkan 3 ml H2O2 dalam cabang tabung yang lain
dan tutup tabung menggunakan buret berskala yang berisi air dan samakan
permukaan air pada buret. Tuangkan enzim pada substrat kemudian amati dan
catat waktunya. Reaksi akan berlangsung dari O2 lalu berevolusi dengan cepat
yang menekan permukaan air pada buret.
Pada praktikum enzim amilase, langkah pertama yang dilakukan ialah
menyiapkan 6 tabung reaksi. Kemudian, tambahkan substrat pati sekitar 4%
sebanyak 1 ml pada setiap tabung reaksi. Selanjutnya, tambahkan larutan kalium
iodide (0,1%) sebanyak 2 tetes pada setiap tabung reaksi. Lalu, tambahkan buffer
asetat (Ph 5,5 ml) sebanyak 1 ml pada setiap tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan
enzim ekstrak kecambah (1, 3, 5 ml) pada 3 tabung reaksi, dan enzim ekstrak
kedelai (1, 3, 5 ml) pada 3 tabung reaksi. Langkah yang terakhir ialah mengamati
perubahan waena pada tiap tabung reaksi dan catat hasil perubahan warna yang
terjadi.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Perbandingan Hasil Data Antar Perlakuan Enzim Katalase
Pada perlakuan 1 (3 larutan substrat kentang : 7 H 2 O 2) kenaikan buret air
sebesar 0,3 ml, sedangkan perlakuan 2 (5 larutan substrat kentang : 5 H 2 O 2)
sebesar 0,9 ml dan perlakuan 3 (7 larutan substrat kentang : 3 H 2 O 2) sebesar
1,4 ml. Kenaikan buret air tertinggi terdapat pada perlakuan 3 sebesar 1,4 ml.
sedangkan kenaikan buret air terendah terdapat pada perlakuan 1 sebesar 0,3
ml.
4.1.2 Perbandingan Hasil Data Antar Perlakuan Enzim Amilase

Gambar 1. Hasil enzim ekstra kecambah


Pada perlakuan 3 tabung reaksi enzim ekstra kecambah (1, 3, 5
ml), apabila pemberian larutan enzim ekstra kecambah semakin banyak
maka akan menyebabkan perubahan warna larutan yang semakin putih,
akan tetapi apabila pemberian larutan enzim ekstra kecambah dengan
jumlah sedikit maka warna larutan tidak akan berubah menjadi putih. Hal
ini dapat diartikan bahwa pada enzim ekstra kecambah memiliki enzim
amilase lebih sedikit dibandingkan dengan enzim ekstra kedelai.

Gambar 2. Hasil enzim ekstra kedelai


Pada perlakuan 3 tabung reaksi enzim ekstra kedelai (1, 3, 5 ml),
apabila pemberian larutan enzim ekstra kedelai semakin banyak maka
akan menyebabkan perubahan warna larutan yang semakin putih,
walaupun pemberian larutan enzim ekstra kedelai dengan jumlah sedikit
maka warna larutan tetap akan menjadi putih. Hal ini dapat diartikan
bahwa pada enzim ekstra kedelai memiliki enzim amilase yang lebih
banyak dibandingkan dengan enzim ekstra kecambah.

4.2 Pengaruh Volume Enzim Katalase Terhadap Kenaikan Buret Air


Berdasarkan hasil pengamatan dari 3 perlakuan pemberian perbandingan
antara volume substrat kentang dengan volume H 2 O 2. Pada perlakuan 3
menghasilkan kenaikan buret tertinggi yaitu 1,4 ml dikarenakan pemberian jumlah
volume substrat kentang 7 lebih banyak dibandingkan volume H 2 O 2 hanya 3,
sedangkan pada perlakua 1 menghasilkan kenaikan buret terendah, karena
pemberian volume substrat kentang hanya 3 lebih sedikit dibandingkan jumlah
volume H 2 O 2 lebih banyak 7. Hal ini berarti semakin banyak jumlah substrat
kentang yang diberikan dan pemberian jumlah volume H 2 O 2 lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah substrat kentang, maka kenaikan buret akan semakin
tinggi.
Menurut Amalia et al. (2022), Semakin banyak jumlah volume substrat
yang diberikan maka tekanan oksigen, jumlah gelembung dan lama bara api
menyala semakin meningkat. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian
substrat dapat mempengaruhi kerja enzim katalase.
4.3 Pengaruh Volume Enzim Amilase Terhadap Perubahan Warna larutan
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa perlakuan tingkat volume
enzim amilase mempengaruhi adanya perubahan warna pada larutan. Semakin
tinggi volume enzim yang ditambahkan pada larutan maka akan berubah warna
semkain putih larutan tersebut, dan jika tingkat volume enzim amilase yang
diberikan kecil maka larutan tidak tidak akan mengalami perubahan warna, namun
hal ini tergantung kepada kandungan kadar enzim amilase ekstra pada setiap
bahan atau spesimen, apabila kandungan kadar enzim pada suatu specimen lebih
banyak maka larutan akan semakin berwarna putih.
Menurut Tazkiah, Rosahdi & Supriadi (2019) perubahan warna larutan
dapat terjadi karena adanya reaksi antara pati dan enzim amilase yang akan
menghasilkan gula sederhana. Jika, semakin tinggi volume enzim amilase yang
ditambahkan ke dalam larutan pati, maka semakin cepat larutan terhidrolisis dan
akan menyebabkan perubahan warna juga.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2. Mengenai hasil pengamatan praktikum
dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah substrat kentang yang diberikan
dan pemberian jumlah volume H 2 O 2 lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
substrat kentang, maka kenaikan buret akan semakin tinggi.
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses
hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa,
maltosa, dan dekstrin. Mengenai hasil pengamatan praktikum dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi volume enzim yang ditambahkan pada larutan maka akan
berubah warna semkain putih larutan tersebut, dan jika tingkat volume enzim
amilase yang diberikan kecil maka larutan tidak tidak akan mengalami perubahan
warna, namun hal ini tergantung kepada kandungan kadar enzim amilase ekstra
pada setiap bahan.
Kedua enzim ini memegang peran yang penting dalam proses biokimia
pada tanaman. Proses pemecahan amilum menjadi gula dan penguraian hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen penting dalam menjaga keseimbangan kimia
dalam sel tanaman dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
5.2. Kritik dan Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki kekurangan pada efisiensi
waktu dan persiapan alat dan baha untuk pelaksanaan praktikum. Semoga pada
prkatikum selanjutnya ketersediaan alat dan pembagian waktu sudah jelas
sehingga memudahkan praktikan untuk menjalankan prelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, D. et al. (2022) ‘Pengaruh Volume Substrat Terhadap Kerja Enzim
Katalase Menggunakan Respirometer Ganong Sebagai Rekonstruksi
Desain Kegiatan Praktikum Siswa’, BEST Journal (Biology Education,
Sains and Technology), 5(2), pp. 07–12..
Angraini, W. et al. (2013) ‘SOLASI DAN KARAKTERISASI AKTIVITAS
ENZIM α-AMILASE PADA KECAMBAH KEDELAI PUTIH (Glycine
max (L). Merill) DAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) DI
BAWAH PENGARUH MEDAN MAGNET’, Jurnal Ilmiah: Biologi
Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 1(1).
Ariandi, A. (2017) ‘Pengenalan enzim amilase (alpha-amylase) dan reaksi
enzimatisnya menghidrolisis amilosa pati menjadi glukosa’, Dinamika,
7(1), pp. 74–82.
Armita, D. and Alawiyatun, N.A.W. (2020) ‘Studi Pertumbuhan dan Aktivitas
Enzim Antioksidan pada Kultur In Vitro Tomat Akibat Cekaman
Salinitas’, PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science, 5(1), pp. 64–
73.
Jimmy Setiawan, T.N. (2018) ‘Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Enzim
Katalase Hepar Tikus Terpapar Minyak Jelantah’, Diponegoro Medical
Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(1), pp. 263–272.
Kannan, T.R. and Kanagaraj, C. (2019) ‘Molecular characteristic of α-AMYLASE
enzymes producing from Bacillus lichenformis (JQ946317) using solid
state fermentation’, Biocatalysis and Agricultural Biotechnology, 20(July),
p. 101240.
Kaushal, J. et al. (2018) ‘Catalase enzyme: Application in bioremediation and
food industry’, Biocatalysis and Agricultural Biotechnology, 16(July), pp.
192–199.
Liu, X. and Kokare, C. (2017) ‘Chapter 11 - Microbial Enzymes of Use in
Industry’, Biotechnology of Microbial Enzymes. Edited by G.
Brahmachari, pp. 267–298.
Marzuki, I. (2014) ‘Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Shimbion Spons Penghasil
Enzim’, Jurnal Ilmiah, 1(2), p. 2. Available at:
https://doi.org/10.17605/OSF.IO/R4JYA.
Nangin, D. and Sutrisno, A. (2015) ‘Enzim Amiase Pemecah Pati Mentah dari
Mikroba : Kajian Pustaka’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(3), pp.
1032–1039.
Santos, D. et al. (2018) ‘Chapter Five - Zebrafish Early Life Stages for
Toxicological Screening: Insights From Molecular and Biochemical
Markers’. Edited by J.C. Fishbein and J.M. Heilman, 12, pp. 151–179.
Tazkiah, N.P., Rosahdi, T.D. and Supriadin, A. (2019) ‘Isolasi dan Karakterisasi
Enzim Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus heterophillus)’, al-Kimiya,
4(1), pp. 17–22.
Zulfarina, Z. et al. (2022) ‘Isolasi Bakteri Endofit Dari Tanaman Laban (Vitex
Pubescens Vahl) Sebagai Antibakteri’, JST (Jurnal Sains dan Teknologi),
11(1), pp. 85–92.
LAMPIRAN

Dokumentasi praktikum Katalase


Gambar Keterangan

Mengupas kulit umbi kentang


keseluruhan

Parut umbi kentang dan di alasi


wadah/gelas

Parutan umbi kentang tersebut


disaring untuk mendapatkan sari atau
cairan substrat umbi kentang
Masukkan sari umbi kentang kedalam
tabung reaksi bercabang

Menyiapkan buret untuk


disambungkan dengan tabung reaksi
bercabang

Sambungkan tabung reaksi bercabang


dengan buret
Ketika tabung reaksi bercabang telah
menguap maka lepaskan dari buret

Dokumentasi Praktikum Amilase


Gambar Keterangan

Menambahkan substrat pti gelas ukur

Menuangkan substrat psti tabung


reaksi

Mengambil buffer asetat


menggunakan pipet
Menuang buffer asetat ke gelas ukur
yang akan dituang pada tabung reaksi

Mengambil substrat kedelai


menggunakan pipet ke gelas ukur

Menuangkkan substrat kedelai


kedalam tabung reaksi yang dicampur

Mengambil substrat kecambah untuk


ditunagkan kedalam tabung reaksi
Hasil akhir pengujian enzim amilase
dari kecambah, Kl, dan kedelai

Anda mungkin juga menyukai