Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Akhlak Tasawuf Drs. H.Arni M.Fil.I

TAAT LAHIR BATIN

DISUSUN OLEH:

M.Khidri Rahmad Dini 220103020170

Rahmad Teguh Septiadi 220103020246

Ahmad Didi Riyadi 220103020225

Ahmad Zaini 220103020124

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA


STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

2022

TAAT LAHIR BATIN

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Islam merupakan agama yang sempurna di mana segala hal dan urusan diatur dalam
agama ini. Tidak terkecuali urusan bernegara dan taat kepada pemimpin yang mencakup
sangat luas di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Bahkan Allah SWT telah
memberikan tugas kepada manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Dengan upaya yang
maksimal dalam melaksanakan perintah Allah SWT, supaya umat Islam akan menjadi umat
yang makmur dan di berkahi.

Islam mengajarkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada banyak bentuk
ketaatan yang harus dilaksanakan, seperti shalat, zakat, puasa, dan lain sebagainya.
Secaraumum taat kepada Allah berarti berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya dan tidak
melanggar larangan-larangan-Nya. Sedangkan taat kepada Rasul-Nya berarti berusaha
melaksanakan risalah yang diajarkan dalam artian meneladani perilaku Nabi Muhammad
SAW, sebagai representasi bahwa beliau adalah uswatun hasanah (teladan baik).

Ketaatan kepada Allah, amatlah sederhana, yaitu melaksanakan kewajiban sebagai


muslim yang tertuang dalam rukun Islam. Adapun ketaatan terhadap Rasulullah adalah
melazimi sunnah beliau sebagai pedoman dan panduan hidup. Allah tidak pernah
menurunkan suatu hukum yang memberatkan manusia, baik secara fisik maupun
rohani,kecuali sesuai dengan kemampuan manusia untuk melaksanakannya. Demikian juga
pola kehidupan Rasulullah adalah pola yang semua orang bisa mengikutinya, seperti cara
bergaul, rumah tangga serta hubungan sosial kemasyarakatan.
Kemudian Allah mengisyaratkan bahwa, sebagai manusia biasa, Rasulullah hanya
nertuugas menyampaikan risalah-Nya. Tidak lebih dari itu, oleh karena itu tidak ada alas an
bagi kita dengan menyatakan bahwa dosa dan kesalahan telah ditanggung oleh Rasulullah. Itu
adalah kekeliruan besar. Rasulullah hanya menyampaikan ajaran dan wahyu, selebihnya
apabila kita tidak mengikuti apa yang diperintahkan niscaya kita akan menanggung sendiri
akibatnya.

Dewasa ini cara mendapatkan contoh ketaatan kepada Allah dan Rasulullah sangatlah
mudah. Baik itu melalui sumber yang sifatnya berupa tulisan maupun sumberlainnya. Dari
hal tersebut seharusnya kita akan merasa sulit untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang di
larang oleh Allah dan Rasulnya. Namun hal ini berbanding terbalik dengan fakta yang ada.
Perbuatan banyak di antara kita bersikap bangga terhadap pengingkaran-pengingkaran yang
di lakukannya. Dari sini dapat di ketahui kalau berkembangnya tekhnologi tidak menjadi
jaminan bahwa generasi yang ada saat ini ketaatannya terhadap Allah dan Rasulnya lebih
baik dari generasi sebelumnya

Untuk zaman sekarang, taat kepada Allah dan Rasulnya cukup mudah kita dapatkan
dari berbagai sumber. Jadi tidak ada alasan untuk membuat satu perbuatan yang melanggar
perintah Allah atau Rasulullah dengan alas an tidak tahu, karena apabila telah berikrar dengan
keimanan dan keislaman, maka semua hal yang menyertai predikat tersebut haruslah kita
laksanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu taat, baik secara lahir dan batin.


2. Apa korelasi antara akhlak dengan taat lahir dan taat batin.
3. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi hamba yang taat lahir dan taat batin.

C. Tujuan Penulisan

1. Agar kita bisa mengetahui definisi dari makna taat.


2. Agar kita dapat mengetahui faktor-faktor pembentuk ketaatan secara lahir dan
batin.
3. Agar kita dapat mengetahui kedudukan dan keistimewaan orang yang taat secara
lahir dan batin dalam Islam.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taat

Kata taat menurut bahasa bisa di artikan menerima, mengikuti, dan melaksanakan.
Adapun menurut istilah kata taat ialah menerima dan melaksanakan segala sesuatu yang di
perintahkan dan menjauhi segala larangannya. Kata taat jika di korelasikan dengan agama
Islam dapat di mengerti sebagai upaya untuk mengikuti segala perintah dan menjauhi segala
larangan yang di tetapkan oleh Allah dan rasulnya.1
Islam mengajarkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada banyak bentuk
ketaatan yang harus dilaksanakan, seperti shalat, zakat, puasa, dan lain sebagainya. Secara
umum taat kepada Allah berarti berusaha untuk melaksanakan perintahperintah-Nya dan
tidak melanggar larangan-larangan-Nya. Sedangkan taat kepada Rasul-Nya berarti berusaha
melaksanakan risalah yang diajarkan dalam artian meneladani perilaku Nabi Muhammad
Saw. sebagai representasi bahwa beliau adalah uswatun hasanah (teladan baik).

Dalam upaya menjalankan ketaatan tersebut, Nabi Muhammad Saw. mewariskan dua
hal kepada umatnya yaitu al-qur‟an dan hadis yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Al-
Qur‟an sebagai kalam Allah Swt. telah diyakini keotentikannya seiring dengan proses
turunnya yang secara mutawatir kemudian ditulis dan dihafalkan oleh para sahabat. Ditambah
lagi Allah Swt. sebagai pemilik wahyu yang senantiasa memelihara al-Qur‟an. 2 Oleh karena
itu, tidak ada alasan untuk meragukan keaslian al-Qur‟an. Berbeda dengan al-Qur‟an, hadis
melalui perjalanan yang cukup panjang, setidaknya hadis baru dikodifikasikan pada abad
kedua hijriyah dan muncul Taat merupakan sebuah kewajiban bagi seorang muslim terhadap
Allah dan rasulnya.

Tujuan ketaatan bukan hanya sebatas untuk memperoleh surga yang telah Allah SWT
janjikan. Akan tetapi tujuan dari ketaatan lebih dari itu. Ketaatan kepada Allah bertujuan
untuk mencegah seorang muslim dari segala bentuk perbuatan keji yang mana dari perbuatan
1
Guru Dafa, “Pengertian Taat Dalam Islam Dan Contohnya, Makna, Arti, Manfaat,” RumusSoal.com,
September 1, 2022, https://rumussoal.com/pengertian-taat/.
2
Abdullah Karim, Pengantar Studi Al-Qur‟an (Banjarmasin: Kafusari Press, 2011), 66
tersebut akan menimbulkan kedzaliman terhadap orang lain. Taat kepada Allah merupakan
salah satu bentuk pengendalian diri masing-masing individu, serta bukan bermaksud untuk
mengekang kebebasan individu, akan tetapi ketaaatan membatasi masing-masing induvidu
untuk tidak saling merugikan satu sama lain. Dan yang terpenting ketaatan bertujuan untuk
menyadari tugas nya di muka bumi.

B. Taat Secara Lahir Dan Batin

Ketaatan kepada Allah SWT ada yang bersifat perintah dan larangan, walaupun
sebenarnya larangan pun juga termasuk bagian dari perintah, namun yang membedakannya
adalah larangan ini lebih mengarah kepada kita agar tidak melakukan sebuah perbuatan.
Ketaatan bersifat lahir dan batin, bersifat lahir hal ini di karenakan ketaatan merupakan
sebuah perintah yang harus di jalankan dengan menggunakan kemampuan fisik maupun
materi, misal nya melakukan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji, dan ibadah-
ibadah lainnya. Sedangkan ketaatan yang bersifat batin adalah segala perbuatan yang
bersumber dari hati. Seperti Ma’rifatullah (mengenal Allah), cinta kepada Allah, tawakkal,
ikhlas, khouf (takut terhadap Allah), roja (hanya berharap kepada Allah), dan masih banyak
lagi. Dengan melakukan ketaatan secara lahir dan batin akan mencegah kita dari segala
perbuatan keji.3

Seorang hamba yang senantiasa menjalankan ketaatan kepada Allah SWT seperti
melakukan ibadah yang bersifat wajib maupun sunah, maka Allah SWT akan mencintai
hamba tersebut. Yang artinya Allah akan menjadikan hamba tersebut sebagai kekasih-Nya.
Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis qudsi berikut:

، ُ‫ فَِإ َذا أحْ بَ ْبتُه‬، ُ‫ي بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى ُأ ِحبَّه‬


َّ َ‫ َو َما يَزا ُل َع ْب ِدي يَتَقَرَّبُ ِإل‬، ‫ت َعلَي ِه‬ َّ َ‫ي َع ْب ِدي بِ َشي ٍء َأ َحبَّ ِإل‬
ُ ْ‫ي ِم َّما ا ْفتَ َرض‬ َّ َ‫َّب ِإل‬
َ ‫َو َما تَقَر‬
، ُ‫إن َسألَنِي أ ْعطَ ْيتُه‬ ْ ‫ َو ِرجْ لَهُ الَّتِي يَ ْم ِشي بِهَا َو‬، ‫ ويَ َدهُ الَّتي يَ ْب ِطشُ بِهَا‬، ‫ص ُر بِ ِه‬
ِ ‫ص َرهُ الَّ ِذي يُ ْب‬
َ َ‫ َوب‬، ‫ت َس ْم َعهُ الَّ ِذي يَ ْس َم ُع بِ ِه‬
ُ ‫ُك ْن‬
|ُ‫َولَِئن ا ْستَ َعا َذنِي ُأَل ِعي َذنَّه‬

”Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku; yang lebih aku cintai daripada apa-apa
yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku
dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Jika Aku telah mencintainya,
maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi
penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk

3
“Memahami Taat Kepada Allah Lahir Dan Batin - JATMAN Online,” accessed November 23, 2022,
https://jatman.or.id/memahami-taat-kepada-allah-lahir-dan-batin/.
berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku
pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan
melindunginya.” (HR. Al Bukhari)4

Hadis ini menunjukan besarnya keutamaan menjadi wali Allah SWT (kekasih Allah)
yang benar, yaitu orang orang yang senantiasa melakukan segala menjalankan ketaatan
kepada Allah SWT dengan melaksaanakan segala perintahnya serta menjauhi segala
larangannya. Guna mencapai predikat sebagai hamba yang bertakwa.

C. Korelasi Antara Akhlak Dengan Taat Lahir Dan Batin

Ajaran Islam bersifat universal, yang mana Islam sendiri mengatur pemeluknya
dalam berbagai aspek. Dan Islam selalu memiliki korelasi antara ajaran-ajarannya dengan
permasalahan yang berkembang di tiap masanya dan islam sealu memiliki jalan keluar untuk
permasalahan-permasalahan tersebut. Seiring perkembangnya zaman, semakin pesat juga
perkembangan tekhnologi yang mana hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kemerosotan
akhlak.
Akhlak bisa di katakan sebagai cerminan dari ketaatan. Hal ini di karenakan akhlak
yang mulia merupakan cerminan dari ketaatan seorang hamba. Apabila seorang hamba
memiliki akhlak yang mulia maka dapat di pastikan bahwa dia juga memiliki tingkat ketaatan
yang lebih tinggi di banding dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang tercela.
Rasulullah SAW di utus kemuka bumi dengan tujuan salah satunya untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Di dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,  Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث ُ ُأل‬


ِ ‫ار َم اَأل ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR.
Al-Baihaqi).

Dari hadis di atas dapat di pahami bahwa agama yang di bawa oleh Rasulullah SAW,
memiliki beberapa tujuan salah satu nya untuk menyempurnakan akhlak. Dan Rasulullah
sendiri menjadi “uswatun hasanah” (suri tauladan) atau contoh nyata akhlak mulia dalam
Islam. Dengan akhlak beliau yang sangat mulia beliau juga manusia yang paling taat kepada
Allah SWT. Jadi disini kita dapat mengambil sebuah pengertian bahwa jika seseorang
4
“Hadits_Arbain_Nawawi. Matan dan Terjemahan no hadis 38,”.
memiliki akhlak yang baik maka sudah pasti orang tersebut akan memiliki tingkat ketaatan
yang tinggi kepada Allah SWT baik secara lahir maupun batin, Sebagaimana yang tercermin
pada Rasulullah SAW.

D. Menjadi hamba yang taat lahir dan taat batin.


Upaya-upaya untuk bisa menjadi hamba yang taat lahir dan batin yaitu dengan akhlak
terpuji atau berakhlak mulia. Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya
menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam
serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan
yang baik, melakukannya dan mencintainya”.5

Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-
norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Taat Lahir Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan Tuhan,
termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan, dan dikerjakan oleh
anggota lahir. Beberapa perbuatan yang dikategorikan taat lahir adalah :

(1) Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah laku
seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan taat batin. Tobat, menurut para
sufi adalah fase awal perjalanan menuju Allah (taqarrub ila Allah)

(2) Amar ma’ruf dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk
menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. Sebagai
implementasi perintah Allah,

ِ ‫ولْت ُكن ِّمْن ُكم اَُّمةٌ يَّ ْدعو َن اِىَل اخْل ِ ويْأمرو َن بِالْمعرو‬
‫ف َو َيْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر‬ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ‫َرْي‬ ُْ ْ ْ ََ

Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (QS.
Ali Imran: 104)

5
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak 2017
(3) Syukur, berterima kasih terhadap nikmat yang telah dianugrahkan Allah kepada
manusia dan seluruh makhluknya. Perbuatan ini termasuk yang sedikit dilakukan
oleh manusia, sebagaimana firman Allah

‫الش ُك ْو ُر‬
َّ ‫ي‬ ِ ِ ِ
َ ‫َوقَلْي ٌل ِّم ْن عبَاد‬
Artinya:
“…..Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” (QS. Saba’:
13)

b) Taat Batin

Sedangkan taat batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh
anggota batin (hati).

(1) Tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi,
menanti, atau menunggu hasil pekerjaan.

(2) Sabar dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sabar dalam beribadah, sabar ketika
dilanda malapetaka, sabar terhadap kehidupan dunia, sabar terhadap maksiat, sabar
dalam perjuangan. Dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi adalah
ujian dan cobaan dari Allah Swt.

(4) Qana’ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang dianugrahkan oleh
Allah. Menurut Hamka, qana’ah meliputi:

(a) Menerima dengan rela akan apa yang ada.


(b) Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas dan ikhtiar.
(c) Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan.
(d) Bertawakal kepada Tuhan.
(e) Tidak tertarik oleh tipu daya dunia6

Kesimpulan

6
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1981)
Islam merupakan agama yang sempurna di mana segala hal dan urusan diatur dalam
agama ini. Tidak terkecuali urusan bernegara dan taat kepada pemimpin yang mencakup
sangat luas di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Bahkan Allah SWT telah
memberikan tugas kepada manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Islam mengajarkan
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada banyak bentuk ketaatan yang harus dilaksanakan,
seperti shalat, zakat, puasa, dan lain sebagainya. Secaraumum taat kepada Allah berarti
berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya dan tidak melanggar larangan-larangan-Nya.
Sedangkan taat kepada Rasul-Nya berarti berusaha melaksanakan risalah yang diajarkan
dalam artian meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW, sebagai representasi bahwa beliau
adalah uswatun hasanah (teladan baik).

Ketaatan kepada Allah, amatlah sederhana, yaitu melaksanakan kewajiban sebagai


muslim yang tertuang dalam rukun Islam. Adapun ketaatan terhadap Rasulullah adalah
melazimi sunnah beliau sebagai pedoman dan panduan hidup. Allah tidak pernah
menurunkan suatu hukum yang memberatkan manusia, baik secara fisik maupun
rohani,kecuali sesuai dengan kemampuan manusia untuk melaksanakannya. Demikian juga
pola kehidupan Rasulullah adalah pola yang semua orang bisa mengikutinya, seperti cara
bergaul, rumah tangga serta hubungan sosial kemasyarakatan.

Dewasa ini, di era globalisai dan perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Kita
sangat mudah untuk mengakses apapun melalui internet, dari hal-hal yang bersifat positif
maupun negatif. Dan dampak perkembangan tekhnologi bisa membawa kita untuk
menemukan hal apa saja yang kiranya bisa menggiring kita kepada ketaatan terhadap Allah,
maupun kedurhakaan terhadapnya.
Daftar Pustaka

Guru Dafa, “Pengertian Taat Dalam Islam Dan Contohnya, Makna, Arti, Manfaat,” RumusSoal.com,
September 1, 2022, https://rumussoal.com/pengertian-taat/.
Abdullah Karim, Pengantar Studi Al-Qur‟an (Banjarmasin: Kafusari Press, 2011), 66
Memahami Taat Kepada Allah Lahir Dan Batin - JATMAN Online,” accessed November 23, 2022,
https://jatman.or.id/memahami-taat-kepada-allah-lahir-dan-batin/.
Hadits Arbain Nawawi. Matan dan Terjemahan no hadis 38.
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1981)
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak 2017

Anda mungkin juga menyukai