Anda di halaman 1dari 4

RESUME PEMBELAJARAN

PELATIHAN KEPERAWATAN KANKER DASAR


RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA 2023

RESUME PEMBELAJARAN

Kegiatan Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Keperawatan Kanker Dasar


Periode 15-26 MEI 2023
Ns. Sulanjani, S.Kep. (Asuhan Keperawatan Pasien
Nama Mata Pelatihan (Materi)
Kanker dengan gangguan nutrisi)
Nama Peserta Yayuk Dwi Oktiva, S.Kep.,Ns
Asal Institusi Peserta RS Indriati Solo Baru

 Kanker adl penyebab kematian no. 2 di dunia.


 Gangguan nutrisi berdasarkan lokasi kanker:
 >95% pd kanker saluran kemih
 >15% pd kanker ginekologi
 >33% pd kanker paru
 >67% pd kanker kepala dan leher
 >80% pd kanker esofagus da GI
 Istilah gangguan nutrisi pd kanker: cachexia (krg nutrisi)
Malnutris (nutrisi yg salah)=> disebabkan oleh
 Pengertian kaheksia kanker: syndrom kompleks yg di karakteristikan dgn kronik progresif
kehilangan BB yg tidak disadari, yg berespon partial terhadap intervensi gizi dan biasanya
berhubungan dengan anoreksia, cepat kenyang dan kelemahan (the european society)
 Proses pencernaan makanan.
Makanan: bahan selain obat yg mengandung zat gizi/unsur ikatan kimia yg dpt diubah mjd
zat gizi oleh tubuh.
 Penyebab gangguan nutrisi:
 Faktor primer: susunan makanan yg salah baik kuantitas maupun kualitas.
 Faktor sekunder: zat gizi tidak sampai ke sel tubuh setelah di konsumsi
 Penyebab kaheksia kanker
 Kaheksia kanker terjadi karena multifaktor, dibagi dalam 3 kategori mayor:
 Asupan makan tdk adekuat
 Gangguan metabosime
 Respon humoral spesifik dan inflamasi. Peningkatan sitokin
 Asupan makanan tidak adekuat:
 Tumor effect
 Stress psikologis
 Patient related
 Terapi effect
 Gangguan nutrisi
 Kanker dan pengobatan
 Kanker dan perawatan kanker dpt mempengaruhi rasa bau, nafsu makan , dan
kemampuan untuk makan cukup makanan atau menyerap nutrisi dari makanan.
 Anorexia
 Nausea, vomiting
 Malabsorbsi, dumping syndrom
 Dry mouth
 Mouth sores
 Aguesia, hipoguesia, disguesia
 Disfagia dan odinofagia
 Stomatitis: pd pasien kanker dengan imunitas menurun
 Xerostomia: insiden meningkat pada pasien kanker head and neck dengan modalitas radiasi.
 Faktor tumor
 Gangguan metabolisme pada penderita kanker :
 Karbohidrat
 Lipid:
 Peningkatan liposis
 Peningkatan gliserol dan pengembalian asam lemak
 Protein:
 Peningkatan katabolisme protein otot
 Peningkatan pengembalian total protein tubuh
 Peningkatan sintesis protein liver
 Penurunan sintesis protein otot
 Efek sitokin dalam metabolisme protein, karbohidrat dan lipid:
 TNF: peningkatan proteolisis otot
 IL-1
 IL-6
 IFN7 : peningkatan sintetis
 Diagnosis kaheksia kanker:
Penurunan BB lebih dari 5% dalam 12 bulan, pd keadaan BB tidak terdokumentasi, maka
BMI <20
Penurunan asupan makan
Penurunan kekuatan otot
Deplesi jaringan otot
Kelelahan yg didefinisikan sbg kelelahan fisik
Kelainan biokimia
 Dampak kaheksia kanker:
 Morbidity naik
 Wound healing turun
 Infections naik
 Complications naik
 Convalescence turun
 Mortality naik
 Treatment naik
 Length of stay in hospital naik
 Cost naik
 Tata laksana gangguan nuttrisi:
Intervensi gizi yg tepat akan memperbaiki hasil terapi pasien baik yg rawat jalan maupun
rawat inap
Skrining gizi-> asesmen-> diagnosis-> terapi-> evaluasi
 Kolaborasi antar PPA: DPJP, PPJA, Dietisen, SPGK, Farmasis
 Peran perawat dalam penatalaksanaan masalah nutrisi:
 Pemberi asuhan keperawatan
 Advokat klien
 Edukator
 Koordinator
 Kolaborator
 Konsultan
 Peneliti/pembaharu

 Penilaian status gizi


Riwayat meddis/ kesehatan pasien: mencatat smua kejadian yg berhubungan dengan gejala
yg timbul dan faktor yang mempengaruhi:
 r. kesehatan saat ini
 r. kesehatan keluarga
 r.alergi
 r. pengobatan
 pemeriksaan fisik: tanda klinis yg berhubungan dengan masalah gizi
 antropometri: indeks antropometri: BB,TB,IMT.LILA,lemak sub kutis
 kontribusi cairan terhadap BB:
ringan(edema ekstremitas): -10%
sedang(edema pada ekstremitas dan wajah)
berat(anasarka)
 malnutrition screening Tool (MST)
 alur tata laksana asuhan gizi
 tatalaksana pada kaheksia kanker:
 intervensi nutrisi (oral, enteral dan parenteral)
 terapi non farmakologik (konseling nutrisi dan edukasi, intervensi psikoterapik, pelatihan
fisik)
 terapi farmakologik
 intervensi nutrisi:
 regimen intervensi nutrisi diberikan pada kondisi:
 ketidakmampuan
 terapi non farmakologi:
 konseling dan edukasi nutrisi
 kegiatan menurunkan stres psikologik
 latihan fisik
 terapi farmakologi:
 terapi stimulan nafsu makan’
 steroid
 terapi untuk symptomatik (co. Metoclopramid)
 periver venous catheter
 jika osmolaritas cairan melebihi 900 m maka infus harus diberikan mll vena sentral
 asuhan keperawaatan
 pengkajian R.medis:
 r. kesehatan saat ini
 r. kesehatan masa lalu
 r. kesehatan
 pemeriksaan fisik:
 BB dan TB
 Vital sign
 Head to toe
 Nutritional
 Rambut
 Mulut
 Mata: krg vit A, konjungtiva pucat, rabun senja
 Kuku: koilonikia => defisiensi FE
 SDKI:
 Defisit nutrisi
 Gangguan menelan
 Anoreksia
 Nausea:
 Pilih makanan yg menarik
 Vomiting: jangan makan atau minum apapun sampai muntah berhenti
 Minum sedikit cairan bening setelah muntah berhenti
 Minumlah seperti sup atau milkshake
 Dry mouth: basahi makanan dengan saus salad
 Makan makanan yg mudah ditelan
 Perdarahan saluran cerna:
 Tujuan diet: mengusahakan gizi sebaik mungkin
 Mengurangi perdarahan berulang
 Mencegah aspirasi
 Syarat diet:
 Tidak merangsang saluran cerna
 Tidak meninggalkan sisa
 Evaluasi keperawatan:
 Pengawasan intake nutrisi pasien
 Evaluasi respon terapi nutrisi
 Evaluasi berkala status nutrisi pasien
 Pertahankan intervensi dan lakukan modifikasi bila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai