Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRATEGI BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN KARIR


YANG BARU

DISUSUN OLEH :
Zacki Alvandra Dwitama 2102125020
Samuel Raja Gukguk 2102113972
Ryan Setiawan 2102110410
Ahmad Pasmuji 2102126019

DOSEN PENGAMPU :
ROSNELLY ROESDI, SE.,M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami
beri judul “Strategi beradapatasi dengan perubahan lingkungan kair yang baru”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
ROSNELLY ROESDI, SE.,M.Si. selaku Dosen pengampu Manajemen Talenta. Tidak lupa
bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Pekanbaru, 06 Mei 2023

Penul
is
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
2.1 Perubahaan lingkungan karir...................................................................................................6
2.2 Jenis-jenis kemampuan beradaptasi........................................................................................7
2.3 Strategi adaptasi lingkungan karir...........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perubahan selalu terjadi dalam lingkungan bisnis secara dinamis, menuntut organisasi beradaptasi
terhadap perkembangan tersebut. Fenomena ini ditengarai oleh tingkat perubahan lingkungan bisnis
yang radikal dan turbulen, dengan meningkatnya tingkat ketidakpastian, peningkatan tekanan
kompetisi, akselerasi perubahan teknologi, kompleksitas organisasi, perubahan struktur demografi
(Schuler dan Walker, 1990).

Perubahan ini mengarah pada pengakuan akan semakin pentingnya SDM dalam merespon
perubahan yag terjadi, sangat menentukan keunggulan komptitif organisasi (Pfeffer, J., 1995).
Perubahan lingkungan bisnis yang diindikasikan oleh perkembangan teknologi komunikasi maupun
teknologi informasi merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh SDM saat ini. Dengan demikian
SDM yang memiliki potensi rendah tidak mam74u bersaing karena dengan perkembangan teknologi,
organisasi mengurangi tenga kerja kasar (blue collar employee) dan menggantikan tenaga kerja yang
mampu mengakomodasi perubahan dan perkembangan teknologi. SDM yang terlibat dalam proses
manajerial organisasi adalah SDM yang memiliki basis pengetahuan (knowledge based employee),
ketrampilan dan keahlian (multiskilling employee).

Keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) tidak sepenuhnya


ditentukan oleh tehnologi atau sumber daya lain, tetapi lebih terletak pada kemampuan organisasi
dalam pengelolaan SDM (Pfeffer,. J., 1995). Keunggulan kompetitif organisasi dapat tercapai apabila
organisasi memiliki pengelolaan SDM yang strategic dan kompetitif (Pfeffer, J., 1995). Isu SDM
berkenaan dengan supply SDM terampil, yang memiliki kemampuan adaptasi dan kompetitif terus
menjadi isu sentral. SDM mempunyai kontribusi strategis bagi keberhasilan bisnis. Karena isu SDM
merupakan isu bisnis yang berpengaruh terhadap substansi bisnis seperti profitabilitas, eksistensi,
daya saing, kemampuan adaptasi, dan fleksibilitas. Mengantisipasi fenomena ini, diperlukan adanya
perencanaan SDM (human resources planning) untuk memperoleh jumlah, waktu dan tempat yang
tepat, yang berpengaruh pada keuntungan individu dan organisasi dalam jangka panjang. Melalui
perencanaan SDM, dapat ditentukan bagaimana orang bergerak dari posisi saat ini ke posisi yang
diinginkan. Dibutuhkan strategi dan integrasi bisnis dalam perencanaan SDM (Vickerstaf, 1989).

Kebutuhan mengintegrasikan aspek perencanaan SDM strategic kedalam pengembangan bisnis


harus menjamin perencanaan SDM sebagai line responsibility (Rothwell, S., 1995). Dengan
perencanaan SDM diharapkan organisasi mampu mengelola SDM yang ada kearah peningkatan
kompetensi dan kualitas SDM, sehingga diperoleh keunggulan kompetitif guna memenangkan
kompetisi dalam lingkungan bisnis yang makin kompetitif (Dessler, 2000). Artikel ini akan membahas
bagaimana tahapan-tahapan dan proses perencanaan SDM dalam tiga term, yakni perencanaan SDM
jangka pendek (short term), jangka menengah (intermediate term), dan jangka panjang (long term).
Selanjutnya artikel ini mendiskusikan bagaimana hubungan perencanaan SDM dengan perencanaan
bisnis yang meliputi administratif linkage, one way linkage, two way linkage, dan integrative linkage.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan lingkungan karir
2. Apa saja hard jenis-jenis kemampuan beradaptasi
3. Apa saja strategi adaptasi lingkungan karir

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui defenisi perubahan lingkugan karir
2. Mengetahui jenis-jenis kemampuan beradaptasi
3. Mengetahui strategi adaptasi lingkungan karir
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahaan lingkungan karir

Banyak karakteristik lingkungan telah diteliti untuk menentukan bagaimana lingkungan ini
membatasi formulasi SDM atau strategi (Fombrun, 1982). Fombrun (1982) berpendapat, perubahan
lingkungan teknologi mempunyai pengaruh besar terhadap SDM. Perubahan lingkungan ekonomi
berpengaruh langsung terhadap alternative kompensasi dan pelatihan SDM.

Perubahan pada lingkungan social berhubungan dengan perubahan perkembangan organisasi


promosi dan system penilaian formal SDM, dimana lingkungan politik dihipotesiskan memiliki
pangaruh kuat untuk sukses dan pada komitmen organisasi dan penyuluhan karir. Pada awal tulisan
ini telah didiskusikan urgennya perencanaan SDM. Tekanan lingkungan bisnis yang dinamis dan
kompetitif adalah alasan perlunya perencanaan SDM. Jackson & Schuller, (1990) mengemukakan
beberapa tekanan lingkungan antara lain; globalisasi, munculnya teknologi baru, kondisi ekonomi,
dan perubahan karakteristik SDM. Globalisasi, sebagai kecenderungan organisasi untuk memperluas
penjualan atau manufaktur mereka ke pasar baru diluar negaranya. Munculnya globalisasi
mengakibatkan batas antar negara makin kabur, dan cenderung mengarah pada terbentuknya
“organization boundaryless” yang memobilitas informasi, teknologi, sumber daya, investasi dan
operasi industri makin meningkat, kondisi ini peningkatan kompetisi global (Dessler,2000).

Munculnya teknologi baru, menuntut SDM mampu mengendalikan perubahan teknologi tersebut.
Kondisi ekonomi; juga menuntut perusahaan meningkatkan produktivitas kearah yang lebih baik
agar berdaya saing tinggi ditengah lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Akhirnya perubahan
lingkungan bisnis juga mengubah karakateristik SDM, hal ini berkaitan dengan masalah demografi
misalnya menurunnya jumlah angkatan kerja usia muda dan non produktif, dipihak lain usia
produktif, tenaga kerja wanita, dan diversity ras dalam angkatan kerja semakin meningkat (Rothwell,
S., 1995).

Perencanaan SDM didefinisikan sebagai antisipasi bisnis masa depan dan permintaan lingkungan
pada organisasi dan mempertemukan permintaan personal yang diperintahkan oleh kondisi tersebut
(Cascio, W. F.,1986). Sementara Jackson dan Schuller (1990) mendefinisikan perencanaan SDM
sebagai proses manajemen untuk menentukan bagaimana organisasi seharusnya berpindah dari
posisi SDM sekarang ke posisi SDM yang diinginkan. Hal ini menyatakan secara tidak langsung,
perencanaan SDM dapat menjadi input penting bagi perencanaan strategic. Akan tetapi, link antara
perencanaan SDM dengan manajemen strategic sering tidak diperhatikan (Baird, L., & Meshoulam,
I., 1988; De Santo, 1983; Olian & Rynes, 1984; Rowland & Summers, 1981). Melalui proses ini,
organisasi diharapkan memiliki SDM dalam jumlah, kualitas, tempat, waktu yang tepat, dan
menghasilkan manfaat jangka panjang baik bagi individu maupun organisasi. Banyak peneliti
berfokus pada peramalan penawaran dan permintaan SDM. Tahapan Perencanaan SDM Strategik
Perencanaan menekankan pada keseluruhan strategi untuk mencapai tujuan, mengembangkan
rencana secara komprehensif untuk mengkoordinasikan dan mengintegrsikan aktivitas.

Perencanaan ini memfokuskan pada apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara pelaksanaannya.
Dengan demikian perlu dibuat langkah dalam proses perencanaan. Langkah-langkah perencanaan
SDM meliputi (Jackson & Schuller. 1990): (a) mengumpulkan dan menganalisis data untuk estimasi
SDM yang diharapkan, perencanan bisnis masa depan, dan meramal permintaan SDM; (b)
menetapkan tujuan SDM; (c) mendesain dan mengimplementasikan program yang akan membantu
organisasi mencapai tujuan SDM, dan; (d) memonitor dan mengevaluasi program-program tersebut.
Semua aktivitas yang tercakup dalam keempat fase tersebut dibedakan dalam tiga periode waktu,
yaitu short term planning (kurang dari satu tahun), intermediate term planning (dua atau tiga
tahun), dan long term planning (lebih dari tiga tahun).

2.2 Jenis-jenis kemampuan beradaptasi

1. Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi di sini dapat dilihat dari cara kamu mencari tahu informasi
terkait proyek baru dengan bertanya kepada ketua tim, mendengarkan secara aktif arahan dari
ketua tim, atau meminta bantuan tim ketika mengalami masalah. 
Tentu saja hal ini jika kamu lakukan dengan baik, maka tidak hanya kemampuan komunikasi
saja yang akan meningkat, namun kemampuan beradaptasi pun juga sama. Pekerjaan kamu
menjadi bisa lebih cepat selesai dan minim terjadinya kesalahan akibat miskomunikasi.
2. Kemampuan interpersonal
Sama halnya dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan interpersonal pun juga akan
membantu kamu untuk bisa beradaptasi dengan keadaan sekitar. Mampu berinteraksi dengan
orang lain secara sehat dan positif akan membantu kamu terhindar dari konflik selama
bekerja.
3. Kemampuan problem solving
Ketika kamu dihadapkan oleh sebuah masalah, sebisa mungkin segera selesaikan agar tidak
mengganggu pekerjaan lainnya. Cari solusi yang tepat dengan melakukan riset dan analisis
pada masalah tersebut. Dengan begitu, masalah akan lebih mudah untuk diidentifikasi atau
dicari sumber masalahnya. Setelah itu, kamu bisa melakukan penyesuaian atau perbaikan
terhadap solusi tersebut.
4. Kemampuan bekerja sama
Kemampuan ini bisa menjadi penting bagi kamu untuk bisa beradaptasi dengan para pekerja
lainnya yang mempunyai karakter, kepribadian, serta dinamika kerja yang berbeda. Selain
itu, kemampuan bekerja sama ini juga dapat membuat kamu mampu untuk bekerja dalam tim,
menangani konflik dengan baik, serta menerima perbedaan ide. Sehingga, kamu pun menjadi
lebih mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan tim. 
5. Kemampuan organisasi
Kemampuan organisasi dapat membantu kamu mengembangkan kemampuan beradaptasi.
Melalui kemampuan ini, kamu menjadi lebih siap menghadapi segala perubahan operasional
di tempat kerja. 
2.3 Strategi adaptasi lingkungan karir

1. Tidak malu bertanya

Selalu, selalu, selalu ajukan pertanyaan! Dapat dimengerti bahwa ketika Anda
memulai, Anda mempelajari proses yang sama sekali berbeda, sehingga akan ada hal-hal
yang perlu Anda pahami. Mengajukan pertanyaan tidak membuat Anda terlihat kurang
cerdas, pada kenyataannya, mengajukan pertanyaan yang tepat memiliki efek sebaliknya.

Mengajukan pertanyaan adalah kebiasaan paling penting bagi para pemikir inovatif.
Mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa Anda terlibat berpikir dan akan mendorong
atasan baru Anda untuk melihat Anda sebagai seseorang yang yakin akan membawa ide-ide
kreatif di masa depan. Jika Anda merasa seolah-olah terlalu banyak bertanya, pertimbangkan
mencari sumber yang berbeda untuk membagikan pertanyaan Anda. Melakukan hal ini juga
akan mendorong peluang bagi Anda untuk membangun hubungan dengan seluruh tim baru
Anda.

2. Mencari mentor

Memiliki seorang mentor dapat mempercepat proses adaptasi Anda. Orang ini bisa
jadi berada di departemen Anda, bos Anda, atau bahkan hanya rekan kerja yang ramah.
Mereka akan menjawab pertanyaan yang mereka bisa dan membantu Anda menyesuaikan
diri dengan budaya kerja dengan menjelaskan proses dan prosedur standar, tetapi yang lebih
penting, mereka dapat membantu Anda mempelajari beberapa hal yang lebih penting yang
tidak akan Anda temukan di buku pegangan. Misalnya, cara berkomunikasi terbaik dengan
anggota tim Anda yang lain. Ini tidak hanya akan membantu Anda beradaptasi, tetapi juga
akan membuat Anda merasa lebih menjadi bagian dari perusahaan dengan hubungan yang
dekat ini.

Di beberapa organisasi, seorang karyawan baru akan didampingi oleh seorang buddy, untuk
membantu proses adaptasi selama orientasi. Buddy melakukan peran yang hampir sama
dengan peran mentor, tetapi buddy biasanya adalah rekan kerja Anda yang lebih
berpengalaman. Buddy diharapkan melakukan segala hal yang dia bisa lakukan untuk
membantu Anda menjadi sepenuhnya berpengetahuan dan terintegrasi ke dalam organisasi.
Seringkali bekerja dalam pekerjaan yang sama atau serupa dalam organisasi, buddy
memainkan peran khusus dalam membantu Anda merasa nyaman dengan pekerjaan. Buddy
juga bertanggung jawab untuk memperkenalkan Anda kepada orang lain dalam organisasi.
Seorang buddy dalam hubungannya dengan orientasi karyawan baru yang efektif akan
membawa karyawan baru menjadi orang sukses di masa awal kerjanya.

3. Mencari tahu tentang orang-orang di sekitar

Berteman dengan rekan kerja lain sangat penting untuk Anda lakukan. Tidak hanya
untuk bisa bekerja sama dengan baik, sebagai “anak baru” Anda juga bisa mencari tahu hal-
hal apa saja yang harus Anda ketahui tentang perusahaan tersebut. Di luar mentor Anda,
jadikan prioritas untuk menemukan lebih banyak teman kerja, hal ini akan membuat
perbedaan. Dengan cara ini, Anda akan merasa lebih terhubung dan menjadi bagian dari
banyak hal. Yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan banyak rekan baru adalah dengan
memperkenalkan diri Anda, carilah momen untuk Anda berbincang dengan rekan kerja
seperti misalnya bertemu di pantry atau lobby kantor. Selain itu Anda juga bisa menghafal
nama rekan kerja baru Anda, dengan begitu rekan kerja Anda akan merasa dihargai dan lebih
dekat dengan Anda.

Walaupun tidak terdapat pada job description dan tanggung jawab Anda, menawarkan
bantuan kepada rekan kerja sebelum mereka memintanya adalah hal yang sangat baik untuk
dilakukan. Anda bisa bekerja sama dengan mereka dan bertemu dengan lebih banyak orang.
Karyawan lain juga akan menghargai sikap inisiatif Anda.

4. Meminta umpan balik

Pada dasarnya, umpan balik merupakan sebuah komentar perusahaan atas kinerja
seorang karyawan, atau komentar karyawan atas kinerja manajerial perusahaan. Umpan balik
tidak sama dengan review kinerja atau evaluasi tahunan terhadap karyawan. Idealnya, umpan
balik bersifat langsung, akurat, adil, jelas, dan berorientasi pada suatu tindakan yang terjadi
sesuai dengan kebutuhan dan bukan mengikuti jadwal. Umpan balik dapat berupa hal positif
atau negatif. Umpan balik yang efektif harus segera dilakukan daripada menunggu banyak
pelanggaran atau keberhasilan yang menumpuk. Sebuah respon atau tanggapan yang cepat
akan sangat membantu baik karyawan maupun perusahaan saat gagal atau berhasil memenuhi
harapan. Umpan balik yang tertunda justru akan menyebabkan efek domino terhadap
masalah-masalah yang ada. Dengan memperbaiki keterampilan Anda dalam hal umpan balik,
maka Anda juga akan meningkatkan kemampuan untuk mengenali serta merespons perilaku
positif dan negatif.

Manajer Anda mungkin orang yang sibuk, tetapi bagian dari tanggung jawabnya adalah untuk
memastikan bahwa Anda memiliki semua alat yang Anda butuhkan untuk melakukan
pekerjaan Anda. Anda tidak perlu menunggu untuk meminta umpan balik kepada manajer
Anda tentang kinerja Anda, atau untuk klarifikasi tentang tanggung jawab Anda. Rencanakan
pertemuan rutin. Diskusikan apa yang telah Anda lakukan dengan benar, di mana kesalahan
Anda, dan apa yang dapat Anda lakukan secara berbeda di masa depan.

5. Be yourself

Saat berada di tempat kerja, masing-masing karyawan sebenarnya mempunyai dua


versi kepribadian. Pertama, seorang profesional yang berusaha berdedikasi bagi perusahaan
dan mencoba untuk bisa diterima oleh rekan kerja lainnya. Kedua, seorang yang ingin
menjadi dirinya sendiri tanpa terkecuali. Ada orang yang bisa merasa bebas mengekspresikan
emosinya di tempat kerja, sementara orang lain tidak bisa bebas berbagi selera humor karena
berusaha menjaga citra diri. Baru-baru ini para ilmuwan mulai menyelidiki dampak
kemampuan orang mengekspresikan diri mereka sendiri di tempat kerja. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies mengungkapkan bahwa semakin besar
kemampuan seseorang untuk menunjukkan jati diri mereka, semakin puas dan semakin baik
kinerja orang itu.

Ada banyak keuntungan bagi Anda jika mampu menunjukkan jati diri Anda yang asli saat
berada di tempat kerja. Orang akan merasa bahagia jika mampu mengekspresikan jati diri
yang sesuai dengan nilai dan kemampuan yang mereka miliki. Biarkan rekan kerja Anda
mengenal kepribadian Anda. Dengan begitu, mereka akan mengerti mengapa Anda bereaksi
dengan cara tertentu terhadap suatu situasi, atau mengapa Anda emosional pada waktu-waktu
tertentu.
Perusahaan mulai menyadari bahwa karyawan yang bahagia menghasilkan karyawan yang
sukses, yang berarti Anda tidak perlu lagi memisahkan kehidupan profesional Anda dari
kehidupan pribadi Anda. Anda diizinkan mengalami emosi dan menjalin pertemanan di
tempat kerja, selama Anda tidak membiarkan hubungan itu memengaruhi pekerjaan Anda
secara negatif. Jika Anda tidak bisa menjadi diri sendiri di kantor, mungkin perusahaan itu
tidak cocok untuk Anda. Ingatlah bahwa Anda perlu tumbuh dan mengembangkan diri
sepanjang kehidupan profesional Anda jika Anda ingin sukses.

6. Selalu mau terus belajar

Tidak memiliki pengalaman tetapi harus menyelesaikan proyek yang didelegasikan


kepada Anda dapat membuat Anda khawatir atau stres. Itu sebabnya, jadilah pembelajar yang
cepat! Buatlah skala prioritas pekerjaan dan target harian Anda, selalu ingin mendengar
masukan dari mentor Anda, proaktif untuk menemukan detail pekerjaan Anda, bergabung
dengan pelatihan dan seminar dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan Anda. Terlibat dan melakukan tugas tambahan, menghadiri rapat, bekerja
lembur, menerima tantangan yang lebih besar dari atasan Anda dapat membuat pengalaman
Anda naik ke level berikutnya.

Selain itu pelajari dan beradaptasilah dengan budaya perusahaan. Menurut laporan yang
diterbitkan oleh Randstad’s Work Watch Survey, 66% karyawan dewasa mengakui
pentingnya mengadopsi nilai-nilai yang ada di lingkungan perusahaan untuk bisa berhasil
dalam organisasi mereka. Untuk membantu Anda lebih memahami budaya perusahaan, Anda
bisa bertanya kepada karyawan lain yang sudah lebih dulu berada di organisasi tersebut.
Dengarkan informasinya dengan baik dan jagalah perilaku Anda sesuai dengan nilai-nilai
yang dikembangkan sebagai budaya perusahaan tersebut.

Membangun hubungan dengan rekan kerja Anda juga sangat penting karena itu membantu
Anda berasimilasi dengan budaya mereka lebih cepat. Datang untuk bekerja lebih awal,
berpakaian dengan benar, dan selalu menerima undangan makan siang sambil tersenyum.
Ingatlah bahwa Anda adalah karyawan baru, dan upaya untuk menjangkau harus datang dari
inisiatif Anda sendiri. Dengan cara ini, Anda dapat berbaur dan lebih cepat beradaptasi.

7. Rawat diri

Jangan biarkan perubahan posisi menjadi alasan untuk membiarkan makan yang sehat
atau berolahraga menjadi tidak prioritas lagi. Dengan menjaga diri sendiri, Anda membuat
diri Anda lebih sehat, baik secara mental maupun fisik, yang akan membuat adaptasi dengan
lingkungan kerja baru jauh lebih mudah dikelola. Hindari mengabaikan rutinitas Anda dan
fokus pada membangun kebiasaan yang baru yang menjadi faktor penantu kesuksesan dalam
tanggung jawab Anda.

Bisnis berkembang ketika mereka menerima perubahan. Hal yang sama berlaku untuk
individu. Anda akan bertemu langsung dengan persaingan kerja dengan mengembangkan dan
mengambil peluang saat mereka datang. Selain itu, mengadaptasi gaya kerja Anda untuk
memenuhi perubahan lingkungan tempat kerja membuat Anda menjadi rekan kerja dan
anggota tim yang berharga. Jika Anda dapat menanggapi peristiwa yang tidak terduga dengan
sikap positif dan semangat yang rela, karier Anda pasti akan meningkat.
Dengan menerapkan 7 tips dan contoh adaptasi di atas, Anda akan siap menghadapi
tantangan baru di lingkungan karir yang baru.

Jika kamu mudah beradaptasi terutama di tempat kerja, maka kamu akan bisa lebih cepat
merespon perubahan ide, tanggung jawab, harapan, tren, strategi, dan proses lainnya dalam
perusahaan. Dan seperti yang sudah dijelaskan di awal, kemampuan ini mampu membuat
kamu menguasai beberapa soft skill lainnya seperti interpersonal, komunikasi, berpikir
kreatif, hingga problem solving.

Kemampuan beradaptasi ini akan sangat berguna ketika kamu mengerjakan suatu proyek
baru. Dimana kamu harus mengembangkan strategi yang tepat, serta menerapkan pendekatan
yang berbeda untuk bisa mencapai tujuan. Dengan adanya kemampuan ini, kamu tidak akan
khawatir jika harus mencoba hal baru atau mempelajari keterampilan yang belum pernah
kamu miliki sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kapitalisme yang menglobal
perlu tindakan adaptive untuk menghadapinya. Itu harus dilakakan kalau kita kita ingin
bertahan dilingkungan yang baru.selain itu diperlukan orang orang yang prouktif dalam
maengatasi hal ini. Dalam berwirausaha diperlukan tindakan yang sangat adaptif akan teapi
dibutuhkan modal seperti modal budaya, nodal ekonomi, dan modal simbolik.
3.2 Saran
Adaptasi dilakukan guna menyesuaikan diri dilingkungan karir yang baru, penyesuaian yang
baik tentunya membawa respon positif dari lingkungan karir kita, tentunya dibarengi dengan
penge,bangan diri didalamnya

DAFTAR PUSTAKA

https://disnakertrans.ntbprov.go.id/10-pekerjaan-paling-menjanjikan-di-masa-depan/
Mulyati, Sri, Iskandar Iskandar, and Iyan Setiawan. "Implementasi Bimbingan Karier Berbasis Life
Skill dalam Meningkatkan Motivasi Wirausaha pada Remaja." Community Development Journal:
Jurnal Pengabdian Masyarakat 4.1 (2023): 626-633.

Ranto, Dwi Wahyu Pril. "Membangun perilaku entrepreneur pada mahasiswa melalui
entrepreneurship education." Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Akuntansi 3.1 (2016).

https://glints.com/id/lowongan/skill-harus-dimiliki-entrepreneur/

Anda mungkin juga menyukai