Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN


“Definisi Pestisida, Klasifikasi Pestisida, Toksisitas Pestisida, Dampak
Pestisida, dan Pengaruh Pestisida Di Lingkungan”

DOSEN PENEMPUH :
La Ode Ahmad Saktiansyah., S.KM., M.P.H.
DI SUSUN OLEH:

J1A122003 AGIL RESKI


J1A122005 ANDI ANINDYAH ARTANTY
J1A122015 BULAN SARI
J1A122021 DIAN RESITA
J1A122022 DINDA PUTRI APRILIA
J1A122025 FARMAYANI
J1A122030 FITRI HAJRA PANDIANA
J1A122033 HAJRATUL LAILA
J1A122035 IMELDA FEBRIANI
J1A122050 MIFTAHUL WAHIDA

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia-NYAlah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Definisi Pestisida, Klasifikasi Pestisida, Toksisitas Pestisida, Dampak
Pestisida, dan Pengaruh Pestisida Di Lingkungan” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
dalam mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Tak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata kami mengucapkan
banyak terimakasih, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
untuk pembaca.

Kendari, 12 Mei 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN............................................................................................................iv
A. Latar belakang.......................................................................................................iv
B. Rumusan masalah...................................................................................................v
C. Tujuan....................................................................................................................v
D. Manfaat..................................................................................................................v
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
A. Definisi, Klasifikasi dan Toksisitas Pestisida.........................................................1
B. Dampak Pestisida...................................................................................................6
C. Pengaruh Pestisida Di Lingkungan.........................................................................7
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama.
Food and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan bahwa pestisida
adalah setiap zat yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau
pengawasan setiap hama termasuk vektor terhadap manusia atau penyakit
pada binatang, dan tanaman yang tidak disukai atau binatang yang
menyebabkan kerusakan selama proses produksi berlangsung, penyimpanan
atau pemasaran makanan, komiditi pertanian, kayu dan produksi kayu, atau
bahan makanan binatang (Sutarni, 2007)
Manfaat yang dimiliki pestisida mendorong petani untuk
menggunakan pestisida dalam mengendalikan organisme pengganggu
tanaman. Pestisida tidak hanya dapat membunuh organisme sasarannya saja
melainkan dapat membunuh bukan sasarannya, seperti manusia. Hal ini
dikarenakan masih banyak petani yang menggunakan pestisida tanpa
memperhatikan segi ekologi dan kesehatan, meskipun sudah banyak
peraturan mengenai pemakaian pestisida yang dikeluarkan oleh pemerintah
(Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
Apabila paparan pestisida dihubungkan dengan pelestarian
lingkungan maka penggunaan pestisida perlu diwaspadai karena dapat
membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia maupun makhluk hidup
lainnya. Banyaknya jenis pestisida, mengakibatkan korban keracunan
pestisida banyak dilaporkan baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.
Keracunan pestisida dengan tidak sengaja banyak dilaporkan terjadi pada
petugas penyemprot hama tanaman pada lahan pertanian (Darmono, 2009).
Dampak pada lingkungan akibat penggunaan pestisida berkaitan
dengan efektivitas pestisida. Pestisida yang memiliki sifat beracun dapat
mempengaruhi seluruh taksonomi biota, termasuk makhluk hidup. Beberapa
pestisida tahan terhadap degradasi lingkungan, sehingga hal tersebut dapat

iv
mempengaruhi ekosistem alamiah dalam jangka panjang (Connel dan
Miller, 2006).
Petani yang sering kontak dengan pestisida sangat rentan terkena
efek bahaya dari pestisida tersebut. Keracunan pestisida yang terjadi dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu akut, subakut, dan kronis. Gejala yang
ditimbulkan dapat berupa iritasi mata, mual, muntah, batuk, kejang otot,
gangguan pada sistem organ, dan bahkan dapat menyebabkan kanker serta
kematian (Alsuhendra dan Ridawati, 2013)

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi, klasifikasi dan toksisitas pestisida?
2. Apa saja dampak pestisida?
3. Bagaimana pengaruh pestisida di lingkungan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pestisida, klasifikasi pestisida, dan toksitasi
pestisida
2. Untuk mengetahui dampak pestisida
3. Untuk mengetahui pengaruh pestisida di lingkungan

D. Manfaat
Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang Definisi
Pestisida, Klasifikasi Pestisida, Toksisitas Pestisida, Dampak Pestisida,
dan Pengaruh Pestisida Di Lingkungan
Bagi penulis dapat menjadi pembelajaran dan latihan dalam
penulisan makalah yang baik

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi, Klasifikasi dan Toksisitas Pestisida


1. Definisi Pestisida
Pestisidia merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh
hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas
digunakan untuk tujuan membrantas hama dan penyakit tanaman dalam
bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk
memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga penggangu lainnya.
Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada
orang (Runia Y, 2008).
Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk
membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Pestisida berasal dari
bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuhan. Yang
dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur),
bakteria dan virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus,
burung, dan hewan lain yang dianggap merugikan (Subiakto sudamo, 1991).
Berdasarkan SK Menteri Nomor 434.1/Kpts/TP.207/7/2001, tentang
Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, yang dimaksud dengan
pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk:
a. memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b. memberantas rerumputan.
c. mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
d. mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk,
e. memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
piaraan dan ternak.

1
f. memberantas atau mencegah hama-hama air.
g. memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
h. memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

2. Klasifikasi Pestisida
Pestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan
disubklasifikasi menurut jenis bentuk kimianya. Dari bentuk komponen
bahan aktifnya maka pestisida dapat dipelajari efek toksiknya terhadap
manusia maupun makhluk hidup lainnya dalam lingkungan yang
bersangkutan.
a. Organophosphat
Lebih dari 50.000 komponen organophosphate telah disynthesis
dan diuji untuk aktivitas insektisidanya. Tetapi yang telah digunakan
tidak lebih dari 500 jenis saja dewasa ini. Semua produk
organophosphate tersebut berefek toksik bila tertelan, dimana hal ini
sama dengan tujuan penggunaannya untuk membunuh serangga.
Beberapa jenis insektisida digunakan untuk keperluan medis misalnya
fisostigmin, edroprium dan neostigmin yang digunakan utuk aktivitas
kholinomimetik (efek seperti asetyl kholin). Obat tersebut digunakan
untuk pengobatan gangguan neuromuskuler seperti myastinea gravis.
Fisostigmin juga digunakan untuk antidotum pengobatan toksisitas
ingesti dari substansi antikholinergik (mis: trisyklik anti depressant,
atrophin dan sebagainya). Fisostigmin, ekotiopat iodide dan
organophosphorus juga berefek langsung untuk mengobati glaucoma
pada mata yaitu untuk mengurangi tekanan intraokuler pada bola mata.
1) Struktur komponen organophosphate
Organophosphat disintesis pertama di Jerman pada awal perang
dunia ke II. Bahan tersebut digunakan untuk gas saraf sesuai dengan

2
tujuannya sebagai insektisida. Pada awal synthesisnya diproduksi
senyawa tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion dan schordan
yang sangat efektif sebagai insektisida, tetapi juga cukup toksik
terhadap mamalia. Penelitian berkembang terus dan ditemukan
komponen yang poten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap
orang (mis: malathion), tetapi masih sangat toksik terhadap insekta.
2) Mekanisme toksisitas
Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara
jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang.
Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan
kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat
menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat
menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan
kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim
tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan
kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin
meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik
pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan
timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian
tubuh.
3) Gejala keracunan
Gejala keracunan organofosfat sangat bervariasi. Setiap gejala
yang timbul sangat bergantung pada adanya stimulasi asetilkholin
persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat maupun
perifer.

b. Carbamate
Insektisida karbamat telah berkembang setelah organofosfat.
Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk
membunuh insekta.

3
Struktur karbamate seperti physostigmin, ditemukan secara alamia
dalam kacang Calabar (calabar bean). Bentuk carbaryl telah secara luas
dipakai sebagai insektisida dengan komponen aktifnya adalah Sevine.
Mekanisme toksisitas dari karbamate adalah sama dengan organofosfat,
dimana enzim achE dihambat dan mengalam karbamilasi.

c. Organochlorin
Organokhlorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dari
beberapa kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Yang
paling populer dan pertama kali disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl-
trichloroethan” atau disebut DDT.
Mekanisme toksisitas dari DDT masih dalam perdebatan,
walaupun komponen kimia ini sudah disinthesis sejak tahun 1874. Tetapi
pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada
otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta kortek motorik
adalah merupakan target toksisitas tersebut. Dilain pihak bila terjadi efek
keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. Bila seseorang
menelan DDT sekitar 10mg/Kg akan dapat menyebabkan keracunan, hal
tersebut terjadi dalam waktu beberapa jam. Perkiraan LD50 untuk
manusia adalah 300-500 mg/Kg.
DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972, tetapi
penggunaannya masih berlangsung sampai beberapa tahun kemudian,
bahkan sampai sekarang residu DDT masih dapat terdeteksi. Gejala yang
terlihat pada intoksikasi DDT adalah sebagai berikut: nausea, vomitus,
paresthesis pada lidah, bibir dan muka, iritabilitas, tremor, convulsi,
koma, kegagalan pernafasan, kematian.

d. Pengobatan
Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama
untuk toksisitas organophosphat.. Bila dilakukan terlambat dalam

4
beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis keracunan
dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya
yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat,
pseudokholinesterase dan aktifitas erytrocyt kholinesterase harus diukur
dan bila kandungannya jauh dibawah normal, kercunan mesti terjadi dan
gejala segera timbul. Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis
1-2 mg i.v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin
akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik.
Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan
organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai
garam chlorin.

3. Toksisitas Pestisida
Pertisida merupakan suatu bahan yang bersifat biosida yang artinya
mematikan makhluk hidup, pestisida ini merupakan bahan yang berbahaya
dan beracun. Tiap pestisida memiliki perbedaan yang sangat berbeda antara
toksisitas dan bahaya dari racunnya sendiri, pestisida memiliki sifat sendiri-
sendiri satu dengan lainnya.Pestisida sering digambarkan tingkat bahayanya
dengan tingkat bahaya racun dan toksisitasnya terhadap dampak kesehatan
manusia. Toksisitas (toxicity)merupakan daya racun pestisida artinya
pestisida memiliki potensi bawaan yang dapat menimbulkan kematian pada
hewan yang tingkat tinggi termasuk manusia. Bahaya keracunan (hazard)
merupakan risiko atau bahaya keracunan pada waktu dari seseorang tersebut
dalam menggunakan pestisida.
Zat kimia memiliki bahaya yang sangat tergantung pada toksisitas,
dosis, lama pemaparan dan respon individunya. Istilah-istilah yang
digunakan dalam mengukur toksisitas pestisida adalah sebagai berikut:
a. LD50 (lethal dose) adalah dosis zat tertentu (mg/kg/BB) yang dapat
menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan. Perlu dijelaskan
tentang cara pemberian melalui kulit atau perenteral dan melalui mulut
atau per oral dalam menetapkan LD50.

5
b. LC50 (lethal concentration) adalah zat kimia di udara jika selama waktu
tertentu terpapar melalui inhalasi dapat menyebabkan kematian pada
50% binatang percobaan sesuai kadar/konsentrasi (ppm).

B. Dampak Pestisida
Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman,
dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah
satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi
hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen
dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tanaman tersebut
bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu
penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah
banyaknya bahan kimia yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika
yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan
salah satu penyebabnya.
Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran
lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia,
sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan
saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4
juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida.
Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan dan
lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja dipertanian diracuni
oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat
dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam
beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan pekerja di pertanian lainnya
terkontaminasi (terpapar) pestisida pada proses mencampur dan
menyemprotkan pestisida (pan AP,2001). Di samping itu masyarakat
sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terkontaminasi pestisida melalui
udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk

6
pertanian yang menggunakan pestisida juga beresiko terkontaminasi
pestisida.
Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan
nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengankan. WHO (World Helth
Organization) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta
orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang
terkena racun pestisida dan sekitar 18 ribu orang diantaranya meninggal
setiap tahunnya (Miller, 2004).
Menurut NRDC (Natural Resources Defenns Council) tahun 1998,
hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak,
leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida
kimia.

C. Pengaruh Pestisida Di Lingkungan


1. Pengaruh Pestisida pada Lingkungan
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida
mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran
sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida
tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke
dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS
(Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai
produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun
produk pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari
produk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton, 1991). Pestisida yang
paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam
kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin.
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi

7
dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar
matahari dan tidak mudah terurai (Sa’id, 1994).
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian
selalu berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-
bahan kimia tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-
bahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi
oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana
akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah
(Uehara, 1993).
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan
danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada
aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan
aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-
bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan
konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida
berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana
kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan
kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.

Berikut ini akan diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang


berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem.
a. Punahnya Spesies
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan
mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan
memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang
tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap
bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal
terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan
mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
b. Peledakan Hama

8
Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator
punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali.
c. Gangguan Keseimbangan lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam
suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran
energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur
materi, dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
d. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat
juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus
dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan
kesuburan tanah.
Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan
struktur tanah (pemadatan tanah dan erosi), penurunan tingkat kesuburan
tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan
tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi
tanah atau lahan adalah : (1) pembukaan lahan (deforestration) dan
penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik,
(2) penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara
berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas pertanian dalam penggunaan
pupuk dan pestisida secara berlebihan (Hakim, 2002).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad
renik dan virus yang dipergunakan untuk : Memberantas atau mencegah
hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil
pertanian.Adapun klasifikasi pestisida Dari bentuk komponen bahan
aktifnya maka pestisida dapat dipelajari efek toksiknya terhadap manusia
maupun makhluk hidup lainnya dalam lingkungan yang
bersangkutan.yaitu: Organophosphat, carbamate, organochlorin, dan
penobatan
Zat kimia memiliki bahaya yang sangat tergantung pada toksisitas,
dosis, lama pemaparan dan respon individunya. Istilah-istilah yang
digunakan dalam mengukur toksisitas pestisida adalah sebagai berikut:
LD50 (lethal dose) dan LC50 (lethal concentration)

beberapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan


lingkungan dan ekosistem yaitu: Punahnya Spesies, Peledakan Hama,
Gangguan Keseimbangan lingkungan, dan Kesuburan Tanah Berkurang

B. Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat ini, mudah-mudahan apa yang
kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua mengenai
pengertian pestisida,klasifikasi dan toksitas pesstisida ,dampak pestisida ,
pencegahan persitida . Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini tentu masih belum sesuai apa yang diharapkan, dan dengan ini kami
berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen mata kuliah dan teman-
teman semua

10
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/45038/3/BAB%20I.pdf
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/94519/Dampak-Penggunaan-Pestisida/
ttps://www.academia.edu/20420579/DAMPAK_PENGGUNAAN_PESTISIDA
https://jurnalee.files.wordpress.com/2015/03/pestisida-dampak-dan-  upaya-
pencegahannya-menggunakan-bioinsektisida.pdf
http://repository.unimus.ac.id
http://scholar.unand.ac.id/69327/3/BAB%20V.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai