SKRIPSI
OLEH :
MUSDIYAH
PO.62.24.2.22.327
Oleh:
MUSDIYAH
PO.62.24.2.22.327
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
iii
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.
Matrai
10.0000
Musdiyah
iv
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MUSDIYAH
NIM : PO.62.24.2.22.327
Prodi : SERJANA TERAPAN KEBIDANAN
Jenis Karya Ilmiah : SKRIPSI
Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Kesehatan Palangka Raya Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royality-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PEMBERIAN PUDING DAUN KELOR PADA IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMUDA
Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Kesehatan Palangka Raya Berhak
Menyimpan alih media/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai tim penulis/ pencipta dan tim pemilik Hak
Cipta.
Mengetahui
Tim Penguji, Yang menyatakan.
ABSTRAK
v
tahun 2018 mengalami anemia sebesar 48,6%. Salah satu kebijakan pemerintah
untuk meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil adalah dengan pemberian tablet Fe.
Daun kelor merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat meningkatkan gizi
dan kadar Hb ibu hamil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi puding
daun kelor terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan
anemia.
Desain penelitian Quasi experiment dengan Pretest and Posttest with
control group. Variabel independennya pemberian pudding daun kelor dan
variabel dependennya kadar Hb. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang
anemia di wilayah kerja Puskesmas Samuda Kotawaringin Timur dengan jumlah
sampel masing-masing 20 responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol
diambil secara purposive sampling. Instrumen menggunakan wawancara dan
dianalisis menggunakan uji t paired dan t independent (α=0,05).
Hasil penelitian menggunakan uji t paired menunjukkan ada pengaruh
peningkatan kadar Hb ibu hamil pada kelompok kontrol (Sig = 0,000) dan
kelompok intervensi (Sig = 0,000). Hasil uji t independent menunjukkan ada
perbedaan peningkatan kadar Hb ibu hamil antara kelompok kontrol dan
intervensi (sig = 0,000). Dapat disimpulkan pemberian konsumsi puding daun
kelor berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan
anemia. Diharapkan tenaga kesehatan lebih optimal dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang anemia pada kehamilan. Disamping pemberian
tablet Fe pada ibu hamil juga menganjurkan ibu hamil konsumsi daun kelor serta
vitamin C.
Kata Kunci: ibu hamil, kadar Hb, pudding daun kelor, tablet Fe
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
vi
“Pengaruh Pemberian Puding Daun Kelor Pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin (Hb) Di Wilayah Kerja Puskesmas Samuda Kabupaten Kota
Waringin Timur tepat pada waktunya.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Mars Khendra Kusfriyadi,STP.,MPH, selaku Direktur Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Politekkes Kesehatan Palangka Raya yang
telah memberikan kesempatan belajar kepada kami.
2. Ibu Noordiati, SST., MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya yang telah banyak membantu dalam memberikan
masukan, bimbingan dan arahan.
3. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
sekaligus ketua penguji skripsi yang telah banyak membantu dalam
memberikan masukan, bimbingan dan arahan.
4. Ibu Herlinadiyaningsih, SST., M. Kes selaku Dosen Pembimbing I skripsi ini
yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan, bimbingan dan
arahan.
5. Ibu Okto Riristina Gultom,M. Si, selaku Pembimbing II skripsi ini yang telah
banyak membantu dalam memberikan masukan, bimbingan dan arahan.
6. Pimpinan UPTD Puskesmas Samuda kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
kabupaten Kotawaringin Timur dan para bidan enumerator yang telah
memberikan kesempatan dan banyak membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
7. Suami, anak, ibu dan keluarga yang penulis sayangi, yang telah memberi
banyak dukungan kepada penulis baik berupa materi, do’a, nasehat, dukungan
dan senantiasa memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat dan teman-teman tersayang yang telah banyak memberi dukungan
dan masukkan selama mengikuti perkuliahan
9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu
vii
Akhir kata, saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini
membawa manfaat bagi perkembangan ilmu.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………..……v
ABSTRAK.......................................................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................4
D. Ruang lingkup.........................................................................5
E. Manfaat Penelitian...................................................................5
F. Keaslian Penelitian..................................................................6
ix
C. Teknik Sampling.....................................................................40
D. Populasi dan Sampel................................................................40
E. Jenis Data.................................................................................41
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................41
G. Analisis Data...........................................................................43
H. Etika Penelitian........................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian..........................................................................6
2.1 Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan Anemia Pada Ibu Hamil
( g/dL).............................................................................................17
2.2 Rekomendasi Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan di
Asia-Pasifik....................................................................................23
2.3 Komposisi vitamin dalam daun kelor............................................27
2.4 Komposisi mineral dalam daun kelor............................................27
2.5 Kandungan 100 gr daun kelor.......................................................29
2.6 Komposisi Kandungan daun kelor berdasarkan pemeriksaan
puskesmas....................................................................................29
2.7 Definisi Operasional..............................................................................36
4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di wilayah kerja
Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten
Kotawaringin Timur.......................................................................48
4.2 Deskripsi Kadar Hb ibu hamil pada kelompok kontrol maupun
intervensi di wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur...............48
4.3 Uji Normalitas kadar Hb pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten
Kotawaringin Timur.......................................................................51
4.4 Uji t paired kadar Hb pada ibu hamil kelompok kontrol di wilayah
kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
Kabupaten Kotawaringin Timur.....................................................52
4.5 Uji t paired kadar Hb pada ibu hamil kelompok intervensi di
wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir
Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur.......................................52
4.6 Uji Normalitas selisih kadar Hb pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten
Kotawaringin Timur.......................................................................53
4.7 Uji t independent selisih kadar Hb pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten
Kotawaringin Timur.......................................................................55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori..............................................................................34
2.2 Kerangka Konsep..........................................................................35
3.1 Desain Penelitian...........................................................................39
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibawah normal. Disebut anemia adalah saat kadar hemoglobin dalam darah ibu
kurang dari 11 g/dl, dan beresiko tinggi jika kurang dari 8 g/dl (Sukarni K, 2013).
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
mordibitas maupun mortalitas ibu dan bayi pada waktu hamil, melahirkan dan
nifas sebagai akibat dari komplikasi kehamilan yang di alami ibu (Awalamaroh et
al., 2018). Sukarni (2013) menyatakan bahwa anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada
bayi yang dilahirkan, hal ini menyababkan mordibitas dan mortalitas ibu dan
ibu hamil di Asia sebesar 48%. Sedangkan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2018 di Indonesia angka penurunan kadar hemoglobin pada
ibu hamil berjumlah 48,9%, data ini mengalami peningktan dari sebelumnya pada
tahun 2013 yaitu berjumlah 37,1 %. Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
pada umur 15-24 tahun sebanyak 84,6%, pada umur 25-34 tahun sebanyak 33,7
%, pada umur 35-44 sebanyak 33,6 % dan pada umur 45-54 sebanyak 24 %
1
2
kehamilan sebanyak 31.502 jiwa dan kejadian anemia pada ibu hamil mencapai
3,10% (1.017 jiwa). Data dinas kesehatan Kotawaringin Timur tahun 2021
menunjukkan jumlah anemia ibu hamil sebanyak 951 jiwa (11%) dari 8.623 jiwa
total ibu hamil. Angka tersebut sudah melebihi 10% indikator capaian kinerja ibu
2019) dari 544 kelahiran hidup, beberapa diantaranya disebabkan oleh anemia.
Dari data di atas membuktikan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil tidak dapat
kita abaikan dan harus mendapatkan perhatian dan penanggulangan secara serius
(PWS KIA PKM SAMUDA, 2018). Pada tahun 2022 sasaran ibu hamil di
puskesmas Samuda sebanyak 527 orang. Jumlah ibu hamil pada bulan Januari-
Agustus 2022 yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) sebanyak 282 orang
dan jumlah cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebanyak 253 orang. Dari seluruh
ibu hamil Peneliti melakukan survei awal di wilayah kerja Puskesmas Samuda
tahun 2022 diperoleh bahwa jumlah ibu hamil yang datang berkunjung dan
Cara mengatasi anemia selain tablet tambah darah salah satunya adalah
kalsium daun kelor (Moringa oleifera) sebesar 497,8 mg/100 gram dan kandungan
zat besinya sebesar 6,24 mg/100 gram (Fatmah Dhafir, 2020). Daun kelor
3
meningkatkan produksi sel darah merah sehingga ibu hamil dapat terhindar
dari anemia . Beberapa penelitian lain juga memberikan hasil yang sama tentang
pemberian sup daun kelor pada ibu hamil, yaitu meningkatkan kadar hemoglobin
Kalsium (Ca), Kalium (K), Natrium (Na), Zat Besi (Fe), Mangan (Mn), Zinc (Zn),
P, Magnesium (Mg), dan Cu. Zat Besi (Fe) pada daun kelor 5× lebih dari bayam
(Affandi, 2019). Selain dijadikan sebagai bahan makanan, daun kelor juga
mengandung fitosterol yang dapat meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu)
bagi wanita yang sedang menyusui dan mengatasi masalah anemia pada anak-
Hb) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya
B. Rumusan Masalah
Daun Kelor terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Ibu Hamil
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kadar hemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia di Wilayah Kerja
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Samuda.
Samuda.
5
Puskesmas Samuda.
Puskesmas Samuda.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu bidang ilmu kebidanan khususnya pelaksanaan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dalam perkembangan ilmu
kesehatan ibu, serta sumber informasi dan bahan masukan bagi para ibu hamil
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta bahan
anemia untuk mengonsumsi makanan tambahan yang kaya zat besi seperti
anemia.
Diharapkan penelitian ini nantinya bisa menjadi salah satu bahan untuk
F. Keaslian Penelitian
Terdapat beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian ini antara lain:
anemia.
3 Daun Kelor Evi Irianti (2020) Quasi -Status gizi Daun kelor Perbedaan dengan
(Moringa eksperim -Usia ibu baik yang penelitian ini adalah pada
Oleifera) Untuk ent -Pendidikan diolah dengan lokasi, subjek dan
Meningkatkan (rancang cara variable (peneliti ini
Kadar an pre mengekstrak hanya meneliti
Haemoglobin and atau dijadikan pendapatan keluaga dan
Pada Ibu Hamil posttest) tepung, paritas)
dan bahkan
observas dimakan
ion al langsung
sebagai
sayuran
memiliki
kandungan
gizi yang
tingg
9 Dari tabel
1.1 di atas
diketahui
bahwa ada
perbedaan
penelitian ini
dengan
penelitian
sebelumnya
yaitu: 1.
Rancangan
penelitian ini
Pra
eksperimen
sedangkan
penelitian
sebelumnya
menggunakan
rancangan
quasi
eksperiment
2. Analisis
data yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
Wilcoxon
9
sedangkan
penelitian
sebelumnya
menggunakan
uji Chi Square
3. Pada
penelitian ini
hanya
memakai satu
kelompok
sedangkan
pada
penelitian
sebelumnya
menggunakan
dua
kelompok.
sehingga
dapat
meningkatkan
haemoglobin
ibu hamil
anemia secara
signifikan
4 Efektivitas Sylvie S. Ponomban, eksperim -Pendidikan suplementasi Perbedaan dengan
Suplemen Rivolta Walalangi dan en semu -Pekerjaan bubuk daun penelitian ini adalah pada
Vera T (2022)
Bubuk Daun desain -Usia kelor lokasi, subjek dan
Kelor (Moringa one Kehamilan (Moringa variable desain Quasy
oleifera) group oleifera) dapat two grup (peneliti ini
terhadap pretest- meningkatkan hanya meneliti
peningkatan posttest kadar penghasilan dan paritas)
kadar design, hemoglobin
hemoglobin pada ibu
pada ibu hamil hamil yang
yang menderita menderita
anemia. anemia
5 Pengaruh konsumsi (Isnainy et al.,2019) Quasi -Usia Terjadi Perbedaan dengan
ekstrak daun kelor eksperim Kehamilan peningkatan rata- penelitian ini adalah pada
dan madu terhadap desain -
rata Hb ibu
lokasi, subjek dan
Peningkatan Hb two hamil (30 orang)
ibu hamil di pendidikan setelah diberikan variable (peneliti ini
wilayah kerja
group -umur Ibu ekstrak daun hanya meneliti
puskesmas Way pretest- kelor + madu pendapatan keluaga dan
halim kota Bandar posttest dari 10,17gr% paritas)
Lampung menjadi 11,1gr
%. Ekstrak daun
kelor
dimasukkan
10
kedalam kapsul
(per kapsul 500
mg), dosis 2 x 2
sehari selama 15
hari, diberikan
bersama dengan
madu
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.
dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 11 gram/dl untuk
Anemia masih menjadi masalah yang sering ditemukan pada ibu hamil.
Anemia yang tidak ditangani akan berdampak buruk pada janin, sebab
ibu dan tentunya bayi yang dikandungnya. Anemia dikalangan orang awam
sering dikenal dengan sebutan kurang darah. Anemia yaitu keadaan disaat
11
12
darurat, karena banyak yang kurang tahu secara detail tentang anemia dan
dari ibu hamil mengalami anemia disebabkan oleh kekurangan asupan zat
besi. Zat besi diperlukan untuk membantu tubuh memproduksi sel darah
merah segar yang kaya oksigen dan nutrisi. Aliran darah, oksigen, serta
nutrisi sangat penting untuk mendukung proses tumbuh kembang janin dan
zat besi adalah kurang makan makanan kaya zat besi, seperti protein hewani
mengantarkan kebutuhan oksigen jaringan. Karena hal ini sulit diukur, maka
hitung eritrosit, dan hematokrit (Hct) dari nilai normal (Wibowo et al.,
2021).
2. Protein globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai
kekurangan zat ini dapat mengakibatkan anemia. Kebutuhan zat besi saat hamil
berjumlah dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. Hal tersebut terjadi karena
pada tubuh ibu pasokan darah ke janin. Biasanya konsumsi pangan ibu hamil
tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi. Pangan sumber zat besi dapat berasal
dari (Nuryati, 2021): Pangan hewani yaitu daging merah, hati, ikan, unggas ,
kerang, telur, kedelai dan Pangan nabati yaitu sayuran hijau daun seperti, bayam
dan kangkung.
hewani serta tingginya konsumsi serat/ kandungan fitat dari tumbuh- tumbuhan
serta protein nabati merupakkan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia
besi.
14
Saat hamil, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50%, karena
jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah.
Selama hamil dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg dimana 500 mg digunakan
untuk pertambahan sel darah merah ibu sedang 300 mg untuk janin dan
pucat,licin dan mengklat terutama pada selaput lendir kelopak mata, lidah dan
sudut mulut, rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah.
Selain itu, tubuh terasa lesu, lemah, Lelah, letih dan lunglai karena konsentrasi
kunang terutama Ketika bangkit dari posisi duduk atau bungkuk (Kementerian
sering dikaitkan dengan kosdisi lemah, letih, lesu dan Lelah akibat
Keperluan zat besi ubtuk Wanita tidak hamil 12 mg/hari, Wanita hamil dan
15
kecacingan )
c. Menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga
rentan anemia.
tubuh tidak cukup untuk mendapatkan pasokan oksigen. Disamping itu ibu hamil
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan, atau proses melahirkan yang
paska persalinan, perdarahan yang terus menerus. Syok serta infeksi pada saat
yang akan terjadi pada ibu hamil jika Hb nya kurang dari 4 gr/dl, hal ini
menyebabkan angka kematian ibu hamil tinggi. Anemia dapat dicegah dengan
tersebut hanya sekedar kondisi tubuh yang, lemah, letih, lesu dan lelah saja.
Sedangkan dampak buruk anemia pada ibu hamil bagi janinnya adalah
pertumbuhan janin terlambat, lahir premature, BBLR, lahir dengan cadangan zat
besi yang kurang yang dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
mordibitas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR
2.1.6. Diagnosis
dilakukan pemriksaan pada saat trimester 1, saat usia kehamilan 24-28 minggu
dan sesuai indikasi bila ditemukan tanda gejala ibu hamil anemia. Untuk
Tabel 2.1 Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan Anemia Pada Ibu Hamil
(g/dL)
Anemia
Ibu Hamil Tidak Anemia Ringan Sedang Berat
antepartum), akan tetapi lebih sering terjadi pada ibu dengan perdarahan
sering adalah plasenta previa, solusio plasenta dan perdarahan saluran cerna.
hingga terjadi peningkatan kelahiran preterm. Selain itu, anemia berat juga
dapat meningkatkan risiko anemia pasca salin dan kebutuhan transfusi pada
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering terjadi saat
al., 2021)
(1). Defisiensi Asam Folat Anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam
rasa kebas, depresi, mudah marah, dan otot yang lemah Ibu dengan
abortus spontan, PJT, dan berat bayi lahir rendah. Anak yang lahir
(3). Defisiensi Vitamin B6 Pada ibu hamil dengan anemia yang tidak
hipokrom dan gambaran darah tepi yang sulit dibedakan. Karena itu
(5). Anemia karena Penyakit Ginjal Pasien dengan gagal ginjal atau
dapat mempengaruhi timbulnya anemia ibu hamil antara lain: sosial ekonomi,
umur ibu, jarak kehamilan, paritas, penyakit infeksi (Yanti, et al.,2015). Pada
kehamilan pada remaja dan inflamasi dan infeksi dalam kehamilan (Wibowo et
al., 2021).
berhubungan dengan kejadian anemia ibu. Ibu rumah tangga memiliki resiko
20
mengalami kejadian Anemia lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang
bekerja. Hal tersebut dapat diakibatkan karena ibu hamil yang tidak bekerja
Akibatnya kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dan janin yang didalam
bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya Anemia pada ibu hamil karena sebagian besar pendapatan yang
dapat mengambil keputusan yang lebih masuk akal, dan pada umumnya akan
pendidikan seseorang maka makin tinggi pula dalam menerima informasi dan
3) Umur ibu: Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Umur yang terlalu muda
sedangkan umur yang terlalu tua perlu energi yang besar karena fungsi-fungsi
21
didapatkan hasil p-value 0,025 <0,05 yang berarti terdapat hubungan antara
umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut peneliti terjadinya
anemia pada ibu hamil usia <20 tahun disebabkan tubuh belum siap untuk
menopang kebutuhan sel darah merah untuk kebutuhan janin sedangkan usia
di atas > 35 tahun daya tahan tubuh semakin menurun, penyerapan zat besi
Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama
kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup
sehingga dapat mencegah dan mengurangi kondisi anemia. Sejak sebelum hamil
kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging, kuning telur,
ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran
berwarna hijau tua seperti bayam dan daun katuk. Zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh dari pada zat besi pada sayuran. Selain itu,
makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya
kopi serta teh dan penggunan antasida atau obat magh yang berfungsi menetralkan
asam lambung, umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh pada saat minum tablet tambah
darah dan segera setelah makan makanan yang banyak mengandung Fe. Untuk itu
kaya zat besi. Selain dari sumber makanan, upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil dilakukan juga dengan pemberian tablet
Bila kondisi nemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit
darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian
2. Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pada pagi, siang dan
sore hari seperti kolak, bubur kacang hijau, kue-kue, dan lain-lain
Kesehatan.
a) Dosis Terapi
diberikan terapi besi oral 80–100 mg/hari. Jika ibu hamil terdiagnosis
anemia defisiensi besi pada trimester pertama dan kedua, maka tablet
besi oral dapat diberikan sebagai terapi lini pertama (Kharisma, 2019).
b) Evaluasi Terapi
lebih sehat dan bugar, tidak pucat, dan nafsu makan membaik.
sistematis dan meta analisis terkait respon terapi oral dan intravena
Menurut Tilong (2011) dalam Hazani (2014) klasifikasi dari tanaman kelor
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Brassicales
Suku : Moringaceae
Marga : Moringa
Moringa oleifera Lamk atau biasa dikenal dengan sebutan daun kelor
merupakan tanaman perdu dengan tinggi batang 7-11 meter. Batang berkayu
getas (mudah patah), cabang jarang, tetapi mempunyai akar yang kuat. Bunga
2014).
dengan arah yang berlawanan terhadap sumbu utama. Anak daun memiliki
warna hijau dan berbentuk elips (tumpul pada apex dan runcing pada pangkal).
Bunga kelor merupakan bunga biseksual (memiliki benang sari dan putik),
berwarna putih dan terletak pada ketiak daun dengan panjang 10-25 cm dan
lebar 4 cm. Bunga kelor berwarna cokelat ketika matang dan memiliki tiga
lobus dengan panjang 20-60 cm setiap buah berisi 12-35 biji (Rahman, 2015).
kering yang panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan
tahunan berkisar antara 250-1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering
lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi
tanah liat. Secara umum, parameter lingkungan yang dibutuhkan tanaman kelor
2000 meter dpl, suhu 25-35°C, pH tanah 5-9 (Widowati I et al., 2014).
Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo atau keloro. Orang Madura
26
program yang sedang digalakan. Terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor,
diantaranya The Miracle Tree, Tree for Life, dan Amazing Tree. Julukan
tersebut muncul karena bagian pohon kelor mulai dari daun, buah, biji, bunga,
kulit batang, hingga akar memiliki mafaat yang luar biasa. Tanaman kelor tidak
mudah dikembangbiakkan.
Zat-zat yang terkandung dalam daun Moringa oleifera L sangat berguna bagi tubuh
vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat tinggi
yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia (Radiyanthi, 2015). Daun
Moringa oleifera L memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak daripada susu,
lebih banyak zat besi dari pada bayam, lebih banyak protein daripada telur dan lebih
banyak kalium dari pada pisang. Zat lain yang sudah diidentifikasi dalam daun kelor
antara lain: senyawa polifenol (asam galat, asam klorogenat, asam elegat, asam
dan selenium (Rahman, 2015). Daun Moringa oleifera L merupakan salah satu
tanaman yang kaya akan vitamin dan mineral. Pada Tabel 2.3 akan dijelaskan
komposisi vitamin dalam setiap 100 gram daun Moringa oleifera L. Komposisi
Komposisi mineral dalam 100 gram daun Moringa oleifera L dapat dilihat pada
Tabel 2.4 Mineral tersebut antara lain kalsium, besi, magnesium, fosfor,
Protein (mg) Fe
Bahan Bera Energ LEMA Fosfo Vit. Vit. Natriu Kaliu Cole Sera
Menu Hewan Nabat HA Ca (mg Vit. A AIR
Makanan t i (kal) K (kal) r B1 C m m s t
i i )
puding 37.
daun kelor Telur ayam 50 81.0 6.4 0.0 5.8 0.4 27.0 90.0 1.4 450.0 0.1 0.0 79.0 89.0 275.0 0.0 0
110. 2825. 55. 18.
Daun kelor 25 20.5 0.0 1.7 0.4 3.6 0 17.5 1.8 0 0.1 0 0.0 0.0 0.0 1.5 8
Agar-agar 3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 12.0 3.8 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2.5 0.5
11.
Santan 20 64.8 0.0 0.8 6.9 1.1 2.8 9.0 0.4 0.0 0.0 0.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0
Gula pasir 10 36.4 0.0 0.0 0.0 9.4 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.5
14. 152. 3275. 55. 67.
Total
202.7 8.9 13.0 4 3 120.4 3.6 0 0.1 4 79.0 89.1 275.0 4.0 8
yang terkandung diduga mampu meningkatkan sistem imun. Asam amino dalam
tubuh akan mengalami biosintesa protein, dari 20 macam asam amino yang 13
ada yakni 19 asam amino α-L-amino dan satu asam L-iminodapat disintesa
menjadi 50.000 lebih protein yang bersama dengan enzim berperan dalam
(Hardiyanthi, 2015).
sebagai antioksidan yang mampu menjaga terjadinya oksidasi sel tubuh. Selain
itu, kandungan minyak atsiri dan flavonoid yang terdapat pada daun dapat
(Widowati, 2014)..
baru. Antioksidan yang ada dalam tubuh adalah enzim superoksida dismutase
(SOD) yang dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan
31
yang lebih besar, misalnya vitamin C, vitamin E, Cod Liver Oil, Virgin
sel-sel dan jaringan yang rusak karena radikal bebas, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah enzim, misalnya metionin sulfoksida reduktase yang dapat
antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam
tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih
bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel
dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif
(Werdhasari, 2014).
bahan pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari
kerusakan yang disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang
sehingga bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik. Sayuran dan
efek yang lebih baik daripada vitamin E secara in vitro dan menghambat
peroksidasi lemak dengan cara memecah rantai peroxyl radical. Fenolik juga
kuat yang kekuatannya 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C
terbentuknya senyawa lain dari proses oksidasi dengan melepaskan satu rantai
berantai dari radikal bebas dan dapat melindungi jaringan yang kaya akan
sel serta menjaga integritas membran sel dengan radikal bebas, oleh karena itu
2015).
dapat juga menstabilkan ROS yang dapat berikatan dengan radikal bebas
(Wetipo, 2013).
Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem riset berasal
Variabel Bebas
Kelompok
Kontrol
Konsumsi tablet Fe Variabel Terikat
Kadar
Variabel Bebas
Hemoglobin
Kelompok Intervensi
Konsumsi Puding
Daun Kelor plus
tablet Fe Variabel Perancu :
Pekerjaan
Pendidikan
Umur Ibu
Paritas
dalam penelitian ini adalah Konsumsi Puding Daun Kelor plus tablet Fe dan
cetakan,
biarkan beku
6) Konsumsi
olahan daun
kelor tersebut
setiap pagi
sekitar jam
09.00 wib/ hari
sebagai
makanan
selingan
sampai 14 hari.
Variabel Independen
2 Kondisi Jumlah sel Observas Alat Kadar Hb Rasio
Kadar Hb darah merah i Pemeriksa dalam
dalam tubuh an Hb satuan gr
sebelum dan Easy %
sesudah Touch
mengkonsumsi
pudding daun
kelor sebanyak
25 gram dan
dikonsumsi
selama 14 hari
yang diukur
dengan
menggunakan
Digital
Variabel Perancu
3 Umur Umur sejak Wawanc kuesioner 1. <20 Ordinal
lahir hingga ara Tahun
saat penelitian 2. 20-29
Tahun
3. 30-40
Tahun
4. >40 tahun
4 Paritas Banyak anak Wawanc kuesioner 1. Nullipara Ordinal
yang ara ( 0 anak)
dilahirkan 2. Primipara
setelah gestasi (1 anak)
24 minggu. 3. Multipara
(2-4 anak)
Pekerjaan Upah Wawanc Kuisioner/ 1. Diatas Ordinal
5 Minimum ara Format isi UMK
Kabupaten
38
( UMK ) 2. Dibawah
kotawaringin UMK
Timur
Yaitu Rp.
3.014.732
6 Pendidikan Jenjang Wawanc Kuisioner 1.Pendidikan Ordinal
sekolah formal ara Tinggi (PT,
yang ditempuh Diploma)
sampai dengan
selesai 2. Pendidikan
menengah
(SMS, SMP)
3. Pendidikan
Rendah (SD)
Ha : Ada Pengaruh Konsumsi Puding Daun Kelor Pada Ibu Hamil Terahadap
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
and Posttest with control group (dengan dua kelompok intervensi dan kelompok
kontrol) (Martono N, 2016). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kadar
plus tablet Fe dan konsumsi tablet Fe. Sebagai kelompok intervensi konsumsi
Puding daun kelor plus tablet Fe dan konsumsi tablet Fe sebagai kelompok
R1:O1 X1 O1
R2:O1 X2 O2
Keterangan :
R : Responden penelitian
39
40
Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur dan waktu penelitian ini akan dilaksanakan
C. Teknik Sampling
1. Kriteria inklusi:
2. Kriteria eksklusi:
1. Populasi penelitian ini sebanyak 50 orang diambil dari seluruh ibu hamil
2. Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil dengan anemia yang datang
E., 2016) :
𝑁
n=
(1+(N X e2))
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
50
n=
(1+(50 X 0,12))
= 33,3 = 33 Orang
E. Jenis Data
adalah data primer. Data primer adalah informasi yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara dari individu tau
kelompok maupun hasil observasi dari suatu objek. Data primer wawancara
dengan ibu hamil dengan anemia dan pemeriksaan kadar hemoglobin ibu
Clearance.
c. Setelah surat izin dari Bapeda Provinsi Kalimantan Tengah terbit, peneliti
inklusi atau eksklusi, sudah dilakukan study awal dimana jumlah sampel
tujuan penelitian dan mempersilahkan bertanya jika ada yang kurang jelas.
adalah ibu hamil dengan anemia. Jika bersedia menjadi responden, ibu
kelor plus tablet Fe, puding daun kelor dimakan pagi hari sebanyak 1
responden grup kontrol minum table Fe 1 kali sehari pada malam hari.
intervensi.
peneliti.
G. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan sesuai dengan kriteria inklusi yang telah
a. Pemeriksaan (Editing)
lengkap dan benar unutk diproses lebih lanjut. Editing dilakukan ditempat
b. Pengkodean (Coding)
dibuat sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang digunakan
(Kemenkes, 2018).
1) Umur
2) Pendidikan
b) Kode 2: SD
c) Kode 3: SMP
d) Kode 4: SMA
3) Pekerjaan
a) Kode 1: IRT
b) Kode 2: Pedagang
4) Paratas
a) Kode 1: Nullipara
b) Kode 2: Primipara
c) Kode 3: Multipara
d) Kode 4: Grandemultipara
c. Tabulasi (Tabulating)
Data yang dimasukan pada proses entry yaitu data kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah konsumsi pudding daun kelor dan tablet Fe ke dalam
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
50.
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti atau subjek penelitian dan masyarakat yang akan memperoleh dampak
3. Anonimity (inisial)
Melindungi identitas subyek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4. Confidentialy (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti. Informasi yang dipeolrh
tidak disalahgunakan, seperti identitas dan hasil dari penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
laki 12.465 orang dan perempuan 12.480 orang, dengan kepadatan 78,44
B. Hasil Penelitian
1. Data Demografi
pendidikan, pekerjaan dan paritas responden dapat dilihat pada tabel 4.1.
48
49
(90%) responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga dan
2. Analisis Univariat
Tabel 4.2 Deskripsi Kadar Hb ibu hamil pada kelompok kontrol maupun
intervensi di wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur
Kontrol Intervemsi
Kadar Hb Kadar Hb Kadar Hb Kadar Hb
(sebelum) (Sesudah) (sebelum) (sesudah)
Mean 10,3050 11,8150 9,9200 12,7900
Std. Deviation 0,63285 0,68769 0,65823 0,93803
Minimum 8,90 10,80 8,90 11,50
Maksimum 11,20 13,30 10,90 14,90
Sumber : data primer 2023
5. Analisis Bivariat
normal, apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji non
a. Uji t paired
1) Uji normalitas
Tabel 4.3 Uji Normalitas kadar Hb pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
Kabupaten Kotawaringin Timur
Df P Value
Kadar Hb (pre) kelompok kontrol 20 0,382
Kadar Hb (post) kelompok kontrol 20 0,366
Kadar Hb (pre) kelompok Intervensi 20 0,153
Kadar Hb (post) kelompok Intervensi 20 0,330
Sumber : data primer 2023
ibu hamil
Tabel 4.4 Uji t paired kadar Hb pada ibu hamil kelompok kontrol di
wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir
Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur
Kelompok N Mean + SD P value
Kadar Hb (pre) kontrol 20 10,3050 + 0,63285 0,000
Kadar Hb (post) kontrol 20 11,8150 + 0,68769
Sumber : data primer 2023
sehingga P value < 0,05 maka kedua rata-rata (mean) kadar Hb ibu
Timur.
daun kelor plus tablet Fe) dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Uji t paired kadar Hb pada ibu hamil kelompok intervensi
di wilayah kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya
Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur
Kelompok N Mean + SD P value
Kadar Hb (pre) intervensi 20 9,9200 + 0,65823 0,000
Kadar Hb (post) intervensi 20 12,7900 + 0,93803
Sumber : data primer 2023
0,000, sehingga P value < 0,05 maka kedua rata-rata (mean) kadar Hb
ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan pudding daun kelor plus
b. Uji t independent
Fe saja) dan kelompok intervensi (pudding daun kelor plus tablet Fe).
Adapun data yang dipakai yaitu selisih antara sebelum dan sesudah
1) Uji normalitas
Tabel 4.6 Uji Normalitas selisih kadar Hb pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
Kabupaten Kotawaringin Timur
Df P value
Selisih Kadar Hb 40 0,055
Sumber : data primer 2023
menunjukkan nilai sig = 0,055 > 0,05, berarti data berdistribusi normal,
Tabel 4.7 Uji t independent selisih kadar Hb pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
Kabupaten Kotawaringin Timur
Kelompok N Mean + SD Mean difference P value
Selisih kadar Hb kontrol 20 1,51 + 0,51901 -1,36 0,000
Selisih kadar Hb intervensi 20 2,87 + 0,85169
Sumber : data primer 2023
54
= 0,000, oleh karena P value < 0,05 maka kedua rata-rata (mean) selisih
kelor plus tablet Fe ada beda, dalam artian secara statistik ada
C. Pembahasan
dengan standard deviasi 0.,63285. Hal ini berarti ibu hamil pada kelompok
deviasi 0,65823. Hal ini berarti ibu hamil pada kelompok intervensi
sedang.
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Menurut Rizkah dan Mahmudiono
(2017) ibu hamil tidak bekerja beresiko mengalami anemia lebih besar
dibandingkan dengan ibu hamil bekerja. Karena ibu hamil yang tidak
untuk ibu hamil dan janin yang didalam kandungannya tidak tercukupi
dengan baik.
sebagian besar (65%) ibu hamil berpendidikan SD. Ibu hamil yang
maka makin tinggi pula dalam menerima informasi dan pengaruhnya besar
pada kelompok intervensi bisa disebabkan faktor umur ibu hamil. Hasil
56
didapatkan 30% ibu hamil berumur < 20 tahun atau > 30 tahun. Ibu yang
berumur < 20 atau > 35 tahun termasuk umur resiko tinggi kehamilan.
hamil usia <20 tahun disebabkan tubuh belum siap untuk menopang
kebutuhan sel darah merah untuk kebutuhan janin sedangkan usia di atas >
35 tahun daya tahan tubuh semakin menurun, penyerapan zat besi juga
mengalami penurunan.
anemia.
dengan standard deviasi 0,68769. Hal ini berarti ibu hamil pada kelompok
deviasi 0,93803. Hal ini berarti ibu hamil pada kelompok intervensi
anemia.
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi. Anemia gizi besi adalah
Fe. Daun kelor mengandung zat besi (Fe) yang cukup tinggi. Zat besi
dalam daun kelor dapat membantu proses pembentukan sel darah merah
ekstrak daun kelor dalam bentuk kapsul dengan dosis dinilai lebih efisien
(Fauziandri, 2019).
didapatkan rata-rata 11,8150 gr/dl, hal ini berarti terjadi peningkatan kadar
Hb sebesar 1,51 gr/dl. Hasil uji t paired didapatkan nilai t hitung = 13,011
dengan p value = 0,000 (p value < 0,05), berarti ada pengaruh signifikan
58
merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk
hamil pertama. Dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, atau
anemia.
daun kelur plus tablet Fe didapatkan rata-rata 9,9200 gr/dl dan sesudah
gr/dl, hal ini berarti terjadi peningkatan kadar Hb sebesar 2,87 gr/dl. Hasil
59
value < 0,05), berarti ada pengaruh signifikan pemberian pudding daun
kelor plus tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil dengan
kelor juga mengandung asam amino esensial (asam amino yang tidak
diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus disuplai dari luar tubuh
dalam bentuk jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan
protein. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa daun kelor sama sekali
dan Marliana (2018), bahwa konsumsi daun kelor pada ibu hamil sangat
baik untuk meningkatkan kadar Hb. Pada ibu hamil yang anemia akan
berupa kapsul daun kelor karena kapsul daun kelor mengandung zat besi
kelompok pudding daun kelor plus tablet Fe sebesar 2,87 yang berarti
tablet Fe ada beda, dalam artian secara statistik ada perbedaan peningkatan
kelompok pemberian pudding daun kelor plus tablet Fe pada ibu hamil di
antara kelompok dengan konsumsi kapsul daun kelor dan tanpa konsumsi
kapsul daun kelor menunjukkan nilai Asymp. Sig. 0,003 (<0,05) yang
Post ibu hamil konsumsi tablet Fe antara kelompok konsumsi kapsul daun
kelor dan tanpa konsumsi kapsul daun kelor. Namun penelitian ini tidak
independent didapatkan p-value = 0.545 > 0.05 yang berarti tidak ada
kapsul ekstrak daun kelor dengan rata-rata kelompok tablet Fe 0,820 g/dL
Daun kelor yang kaya akan nutrisi merupakan sumber beta karoten,
kelor di Balai penelitian Tanaman Rempah dan Obat pada tahun 2014
berfungsi dalam pembentukan sel darah merah. Zat besi (Fe) dalam
pembentukan sel darah merah yakni proses sintesis hemoglobin (Hb) dan
menyertai ibu selama kehamilan dan juga konsumsi Vitamin C yang ada
zat besi dari makanan. Apabila penyerapan berlangsung baik maka akan
D. Keterbatasan Peneltiian
dengan akurat. Ini karena variabel lain yang tidak dikendalikan dapat
A. Simpulan
1. Ibu hamil sebelum diberikan tablet Fe rata-rata kadar Hb 10,3050 gr/dl dan
2. Ibu hamil sebelum diberikan pudding daun kelor plus tablet Fe rata-rata
kadar Hb 9,9200 gr/dl sesudah diberikan pudding daun kelor plus tablet Fe
Kotawaringin Timur.
Kotawaringin Timur.
63
64
B. Saran
mengenai tanda dan gejala, cara pencegahannya dan dampak anemia pada
serta menggunakan sampel yang lebih besar agar hasil penelitian lebih
representatif.
3. Bagi responden
DAFTAR PUSTAKA
Aminin, F., Wulandari, A., & Lestari, R. P. (2014). Pengaruh Kekurangan Energi
Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan,
5(2), 167–172.
Bakhtiar, R., Muladi, Y., Tamaya, A., Utari, A., Yuliana, R., & Ariyanti, W.
(2021). Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Anemia Dalam
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda. Jurnal Kedokteran Mulawarman, 8(3), 78-88.
Balitro. (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Balitro Vol 25, No
2
Dhafir, F., & Laenggeng, A. H. (2020). Kandungan Kalsium (Ca) dan Zat Besi
(Fe) Daun Kelor (Moringa oleifera). Jurnal Kreatif Online, 8(1).
Fathonah, S. (2016). Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil - Kajian Teori Dan
Aplikasinya. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hasty H, Nurrahmah Y. (2019) Analisis Kandungan Zat Besi (Fe) Pada Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam) Yang Tumbuh Dengan Ketinggian Berbeda
Di Daerah Kota Baubau. Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 88-93
66
Mahmud, M. K., Hermana, N., Marudut, S., & Zulfianto, N. A. (2018). Tabel
Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Satriawati, A. C., Sarti, S., Yasin, Z., Oktavianisya, N., & Sholihah, R. (2021).
Sayur Daun Kelor Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
dengan Anemia. Jurnal Keperawatan Profesional , 2(2), 49-55.
Siregar Y.E.S, (2021). Perbedaan Pemberian Tablet Fe Dan Kapsul Ekstrak Daun
Kelor Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Tm I Di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
Jurusan Kebidanan Prodi Div Kebidanan.
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang saya lakukan tentang “Pengaruh
Pemberian Puding Daun Kelorpada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin (Hb) Di Wilayah Kerja Puskesmas Samuda” maka saya sebagai
peneliti mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam kegiatan
penelitian ini
Saudara tidak perlu mencantumkan identitas dalam kuisioner ini, karena ini
bukan penilaian. Informasi dan jawaban yang saudara berikan akan dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saudara
untuk menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya. Apabila ada hal yang belum jelas silahkan bertanya sebelum
menjawabnya
Demikian informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan saudara saya ucapkan
terima kasih
(Musdiyah)
LAMPIRAN 2
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan risiko apapun
terhadap saya dan keluarga saya. Saya telah diberikan penjelasan bahwa penelitian
ini akan menjamin kerahasiaan identitas saya dengan mengubah nama dalam bentuk
kode angka pada saat penyajian data informasi dan keterangan yang saya berikan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Kuesioner asli akan disimpan oleh
peneliti dan hanya diketahui oleh peneliti dan dosen pembimbing. Saya telah
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan
telah mendapatkan jawaban yang benar dan jelas. Dengan ini saya menyatakan
dengan sukarela untuk menjadi responden pada penelitian ini dan berperan serta di
dalam kelancaran penelitian yang dilakukan
(Musdiyah) (.........................................)
LAMPIRAN 3
CARA MEMBUAT :
1) 25 gr daun kelor blender dengan 100 ml air
2) Tambahkan 20 ml air santan , aduk rata bersama 3 gr agar-agar, 50 gr telur dan
10 gr gula pasir
3) Panaskan dengan api kecil sampai mendidih
4) Masukan blenderan daun kelor, lalu aduk rata
5) Tuangkan kedalam cetakan, biarkan beku
6) Konsumsi olahan daun kelor tersebut setiap pagi sekitar jam 09.00 wib/ hari
sebagai makanan selingan sampai 14 hari.
LAMPIRAN 4
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN PUDING DAUN KELOR
PADA IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
(Hb) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMUDA
A. Identitas Responden
No.Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hamil ke :
HPHT :
HPL :
B. Penilaian kadar Hb Ibu Hamil
Nomor Responden :
Tanggal Mulai Pemantauan :
Tanggal Akhir Pemantauan :
Jenis Intervensi Kadar Hb
LAMPIRAN 5
Kontrol cek Hb sebelum pengambilan sampel pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi
Penyerahan tablet Fe ke kelompok control konsumsi tablet Fe