Anda di halaman 1dari 5

www.muslim.or.

id

Dianjurkan Memakai Penutup Kepala Ketika Shalat


muslim.or.id/29254-dianjurkan-memakai-penutup-kepala-ketika-shalat.html

Yulian Purnama, S.Kom. January 10,


2017

Secara umum, kita dianjurkan untuk berhias dan berpenampilan yang sempurna ketika
hendak shalat. Allah Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ﺠﺪ‬
ِ ‫ﺴ‬ َ ‫ﻋﻨ ْﺪ َ ﻛ ُﻞ‬
ْ ‫ﻣ‬ ْ ُ ‫ﺧﺬ ُوا زِﻳﻨ َﺘ َﻜ‬
ِ ‫ﻢ‬ ُ ‫م‬
َ َ ‫ﻳ َﺎ ﺑ َﻨ ِﻲ آد‬

“Wahai manusia, gunakanlah perhiasanmu ketika memasuki setiap masjid” (QS. Al A’raf: 31).

As Sa’di menjelaskan ayat ini:

1/5
‫ ﻛ ﻤ ﺎ أ ن ﻛ ﺸ ﻔ ﻬ ﺎ ﻳ ﺪ ع ا ﻟ ﺒ ﺪ ن ﻗ ﺒ ﻴ ﺤ ﺎ‬، ‫ ﻓ ﺈ ن ﺳ ﺘ ﺮ ﻫ ﺎ ز ﻳ ﻨ ﺔ ﻟ ﻠ ﺒ ﺪ ن‬، ‫ ﻓ ﺮ ﺿ ﻬ ﺎ و ﻧ ﻔ ﻠ ﻬ ﺎ‬، ‫ا ﺳ ﺘ ﺮ وا ﻋ ﻮ را ﺗ ﻜ ﻢ ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﺼ ﻼ ة ﻛ ﻠ ﻬ ﺎ‬
‫ و ﻳ ﺤ ﺘ ﻤ ﻞ أ ن ا ﻟ ﻤ ﺮا د ﺑ ﺎ ﻟ ﺰ ﻳ ﻨ ﺔ ﻫ ﻨ ﺎ ﻣ ﺎ ﻓ ﻮ ق ذ ﻟ ﻚ ﻣ ﻦ ا ﻟ ﻠ ﺒ ﺎ س ا ﻟ ﻨ ﻈ ﻴ ﻒ ا ﻟ ﺤ ﺴ ﻦ‬. ‫ﻣ ﺸ ﻮ ﻫ ﺎ‬

“Maksudnya: tutuplah aurat kalian ketika hendak melakukan semua shalat, baik yang
fardhu maupun yang sunnah. Karena menutup aurat itu memperindah raga,
sebagaimana membuka aurat itu membuat raga tampak buruk dan jelek. Dan termasuk
dalam kandungan ayat juga, bahwa makna az zinah di sini adalah yang lebih dari sekedar
menutup aurat, yaitu pakaian yang bersih dan bagus”1.

Anjuran menutup kepala ketika shalat


Dan di antara bentuk berhias ketika hendak shalat yang dianjurkan pada ulama kepada
para lelaki adalah dengan memakai penutup kepala. Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin mengatakan:

‫ ﻓﺎﻟﻠﻪ أﺣﻖ‬:‫ ﻗﺎل‬،‫ ﻻ‬:‫ج إﻟﻰ اﻟﻨﺎس ﺣﺎﺳَﺮ اﻟﺮأس؟ ﻗﺎل‬


ُ ‫ »أ ﺗ ﺨ ﺮ‬: ‫و ﻗ ﺪ ﺳ ﺒ ﻖ ﻓ ﻲ أ ﺛ ﺮ ا ﺑ ﻦ ﻋ ﻤ ﺮ أ ﻧ ﻪ ﻗ ﺎ ل ﻟ ﻤ ﻮ ﻻ ه ﻧ ﺎ ﻓ ﻊ‬
‫أن ﻳ ُﺴﺘﺤﻰ ﻣﻨﻪ« وﻫﻮ ﻳﺪل ﻋﻠﻰ أن اﻷﻓﻀﻞ ﺳﺘﺮ اﻟﺮأس‬

“Telah kami sampaikan sebuah atsar dari Ibnu Umar, beliau berkata kepada maula-nya,
Nafi’:‘Apakah engkau keluar menemui orang-orang dengan tanpa penutup kepala? Nafi’
berkata: Tidak. Ibnu Umar berkata: Sungguh malu kepada Allah adalah lebih layak daripada
kepada yang lain‘. Hal ini menunjukkan bahwa menutup kepada itu lebih afdhal” 2.

Memakai penutup kepala pada asalnya adalah kebiasaan Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam, para sahabat, para ulama dan orang-orang shalih, baik di luar atau di dalam
shalat. Beberapa riwayat menunjukkan hal ini, diantaranya:

َ َ
‫ﻦ‬ ُ ْ ‫ وَﻋ َﻠ َﻰ اﻟ‬، ِ‫ﻣﺔ‬
ِ ْ ‫ﺨ ﻔﻴ‬ َ ِ‫ وَﻋ َﻠ َﻰ اﻟ ْﻌ‬، ِ‫ﺻﻴ َﺘ ِﻪ‬
َ ‫ﻤﺎ‬ ِ ‫ﺢ ﺑ ِﻨ َﺎ‬
َ ‫ﺴ‬ َ َ‫ ﻓ‬، ‫ﻢ ﺗ َﻮَﺿﺄ‬
َ ‫ﻤ‬ َ َ‫ﻪ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻪِ و‬
َ ‫ﺳﻠ‬ ُ ‫ﺻﻠ ﻰ اﻟﻠ‬
َ ‫أن اﻟﻨﺒ ِﻲ‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berwudhu, beliau mengusap ubun-ubunnya, mengusap


imamahnya, dan mengusap khufnya” (HR. Bukhari 182, Muslim 274)

‫أﻧﻪ ﻛﺎن ﻳ ُﺼﻠﻲ ﻓﻲ اﻟﻌِﻤﺎﻣﺔ‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya shalat dengan memakai imamah” (HR. Bukhari
205, Muslim 1359)

Namun anjuran memakai penutup kepala ketika shalat ini melihat pada ‘ urf (kebiasaan)
masyarakat setempat. Jika masyarakat setempat biasa menggunakan penutup kepala,
maka lebih afdhal menggunakan penutup kepala. Namun jika masyarakat setempat
tidak biasa menggunakan penutup kepala, maka ketika itu tidak dikatakan lebih afdhal.
ْ ُ ‫( زِﻳﻨ َﺘ َﻜ‬perhiasan kalian), maka yang
Karena dalam ayat di atas, Allah Ta’ala menyebutkan ‫ﻢ‬
dimaksud adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai perhiasan dan keindahan oleh
orang-orang. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

(31‫ ﻣﻦ اﻵﻳﺔ‬:‫ﺠﺪ ٍ ()ﻷﻋﺮاف‬ ِ ‫ﺴ‬


ْ ‫ﻣ‬َ ‫ﻋﻨ ْﺪ َ ﻛ ُﻞ‬ ْ ُ ‫ﺧﺬ ُوا زِﻳﻨ َﺘ َﻜ‬
ِ ‫ﻢ‬ َ َ ‫(ﻳ َﺎ ﺑ َﻨ ِﻲ آد‬:‫إذا ﻃﺒﻘﻨﺎ ﻫﺬه اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
ُ ‫م‬
‫ أﻣﺎ إذا ﻛ ُﻨﺎ ﻓﻲ ﻗﻮم ﻻ ﻳ ُﻌﺘﺒﺮ‬،‫ﺗﺒﻴﻦ ﻟﻨﺎ أن ﺳﺘﺮ اﻟﺮأس أﻓﻀﻞ ﻓﻲ ﻗﻮم ﻳﻌﺘﺒﺮ ﺳﺘﺮ اﻟﺮأس ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻣﻦ أﺧﺬ اﻟﺰﻳﻨﺔ‬
‫ و ﻻ إ ن ﻛ ﺸ ﻔ ﻪ أ ﻓ ﻀ ﻞ‬،‫ إ ن ﺳﺘ ﺮ ه أ ﻓ ﻀ ﻞ‬:‫ ﻓ ﺈ ﻧ ﺎ ﻻ ﻧ ﻘ ﻮ ل‬،‫ذ ﻟ ﻚ ﻣ ﻦ أ ﺧ ﺬ ا ﻟ ﺰ ﻳﻨ ﺔ‬
2/5
“Jika kita terapkan hal ini pada firman Allah Ta’ala (yang artinya):“Wahai manusia,
gunakanlah perhiasanmu ketika memasuki setiap masjid” (QS. Al A’raf: 31). Akan jelas bagi
kita bahwa menutup kepala itu lebih afdhal bagi masyarakat yang menganggap penutup
kepala itu sebagai penghias penampilan. Namun jika kita berada di suatu masyarakat
yang tidak menganggap demikian maka tidak kita katakan bahwa memakai penutup
kepala itu afdhal, dan juga tidak dikatakan bahwa tidak memakainya itu afdhal” 3.

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ketika ditanya tentang hukum shalat tanpa memakai penutup
kepala, beliau menjawab: “Tidak mengapa, karena kepala tidak termasuk aurat. Yang
wajib ketika shalat adalah mengenakan kain yang menutupi pusar ke bawah dan kain
yang menutupi pundak hingga pusar. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam:

‫ﻻ ﻳ ﺼ ﻠ ﻲ أ ﺣ ﺪ ﻛ ﻢ ﻓ ﻲ ا ﻟ ﺜ ﻮ ب ا ﻟ ﻮا ﺣ ﺪ ﻟ ﻴ ﺲ ﻋ ﻠ ﻰ ﻋ ﺎ ﺗ ﻘ ﻪ ﻣ ﻨ ﻪ ﺷ ﻲ ء‬

‘Janganlah kalian shalat dengan satu kain saja sehingga pundak kalian tidak tertutup‘

Namun jika seseorang memperbagus pakaiannya (dengan penutup kepala) itu lebih
afdhal. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

ٍ ‫ﺠﺪ‬
ِ ‫ﺴ‬ َ ‫ﻋﻨ ْﺪ َ ﻛ ُﻞ‬
ْ ‫ﻣ‬ ْ ُ ‫ﺧﺬ ُوا زِﻳﻨ َﺘ َﻜ‬
ِ ‫ﻢ‬ ُ ‫م‬
َ َ ‫ﻳ َﺎ ﺑ َﻨ ِﻲ آد‬

“Wahai manusia, gunakanlah perhiasanmu ketika memasuki setiap masjid” (QS. Al A’raf: 31)

Adapun jika seseorang berada di suatu daerah yang di sana tidak biasa memakai
penutup kepada, maka tidak mengapa shalat tanpa penutup kepala” 4.

Demikian juga jenis penutup kepala yang dipakai, apakah peci songkok, atau ghutrah,
atau imamah, atau peci bundar, atau surban, ini kembali kepada ‘urf (kebiasaan)
masyarakat setempat. Jika orang-orang shalih di masyarakat setempat biasa
menggunakan songkok, maka itulah yang sebaiknya digunakan. Dan hendaknya tidak
menyelisihi kebiasaan masyarakat setempat dengan menggunakan penutup kepala yang
tidak biasa atau aneh di pandangan masyarakat. Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin ketika ditanya mengenai hukum menggunakan imamah, penutup kepala dalam
kebiasaan orang arab, beliau berkata:

‫ و ﻟ ﻬ ﺬا ﻟ ﻢ ﻳ ﺄ ت ﺣ ﺮ ف وا ﺣ ﺪ ﻣ ﻦ ا ﻟ ﺴ ﻨ ﺔ ﻳ ﺄ ﻣ ﺮ‬، ‫ﻛ ﺎ ن ﻳ ﻠ ﺒ ﺴ ﻬ ﺎ ا ﺗ ﺒ ﺎ ﻋ ﺎ ﻟ ﻠ ﻌ ﺎ د ة ا ﻟ ﺘ ﻲ ﻛ ﺎ ن ا ﻟ ﻨ ﺎ س ﻋ ﻠ ﻴ ﻬ ﺎ ﻓ ﻲ ذ ﻟ ﻚ ا ﻟ ﺰ ﻣ ﻦ‬
‫ﺑ ﻬﺎ ﻓ ﻬ ﻲ ﻣ ﻦ ا ﻷ ﻣ ﻮ ر اﻟ ﻌﺎ دﻳ ﺔ اﻟﺘ ﻲ إ ن ا ﻋﺘﺎ د ﻫﺎ اﻟﻨﺎ س ﻓﻠﻴﻠﺒ ﺴ ﻬﺎ ا ﻹﻧ ﺴﺎ ن ﻟﺌ ﻼ ﻳ ﺨ ﺮ ج ﻋ ﻦ ﻋﺎ د ة اﻟﻨﺎ س ﻓﻴ ﻜ ﻮ ن‬
‫ وإ ن ﻟ ﻢ ﻳ ﻌ ﺘ ﺪ ﻫ ﺎ ا ﻟ ﻨ ﺎ س ﻓ ﻼ ﻳ ﻠ ﺒ ﺴ ﻬ ﺎ‬، ‫ﻟ ﺒ ﺎ ﺳ ﻪ ﺷ ﻬ ﺮ ة‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dahulu memakai imamah dalam rangka mengikuti adat
pakaian yang dikenakan masyarakat setempat pada waktu itu. Oleh karena itu tidak ada
satu huruf pun dari hadits yang memerintahkannya. Maka memakai imamah termasuk
perkara adat kebiasaan yang biasa dilakukan masyarakat. Seseorang memakainya dalam
rangka supaya tidak keluar dari kebiasaan masyarakat setempat, sehingga kalau
memakai selain imamah, pakaiannya malah menjadi pakaian syuhrah. Jika orang-orang
setempat tidak biasa menggunakan imamah maka jangan memakainya” 5.
3/5
Hukum lelaki shalat tanpa penutup kepala
Shalat seorang lelaki tanpa penutup kepala diperselisihkan para ulama hukumnya.
Sebagian ulama mengatakan hukumnya makruh tanzih. Sebagaimana pendapat Syaikh
Muhammad Nashiruddin Al Albani, ketika mengomentari perkataan Sayyid Sabiq dalam
Fiqhus Sunnah yang mengatakan bahwa tidak ada dalil keutamaan menggunakan
penutup kepala dalam shalat. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani mengatakan:
“Menurut hemat saya dalam permasalahan ini, shalat tanpa memakai penutup kepala itu
makruh. Karena setiap muslim dianjurkan ketika hendak shalat untuk berpenampilan
sebagus dan seislami mungkin, berdasarkan hadits yang kami bawakan di awal kitab ini:

‫ﻦ ﻟﻪ‬
َ ‫ن ﻳ ُﺘَﺰﻳ‬
ْ ‫ﺣﻖ أ‬
َ ‫ﻪأ‬
َ ‫ن اﻟﻠ‬

‘Sungguh berhias untuk Allah adalah lebih layak daripada untuk yang lain‘ (HR. Ath Thabrani
dalam Al Ausath, 7/127).

Dan tidak memakai penutup kepala bukan termasuk penampilan yang bagus menurut
kebiasaan para salaf, baik dalam perjalanan, di dalam dan di luar rumah, juga di tempat-
tempat ibadah. Bahkan kebiasaan tidak memakai tutup kepala sebenarnya merupakan
tradisi dari orang-orang di luar Islam. Ide ini sengaja disusupkan ketika mereka mulai
memasuki negara-negara muslim. Mereka mengajarkan kebiasaan buruk ini lalu diikuti
oleh umat Islam yang telah mengenyahkan jati diri mereka dan tradisi Islam yan ada
pada diri mereka. Inilah sebenarnya tujuan buruk yang dipoles dengan sangat halus
untuk merusak tradisi Islami yang ada sejak dahulu. Sehingga hal ini tentu tidak bisa
dijadikan sebagai alasan untuk memperbolehkan shalat tanpa memakai tutup kepala”6.

Sebagian ulama mengatakan tidak mengapa (boleh) shalat tanpa penutup kepada.
Sebagaimana dikatakan Syaikh Abdul Aziz bin Baz di atas. Syaikh Shalih Al Fauzan juga
mengatakan: “tidak wajib seorang laki-laki yang shalat untuk menutup kepalanya.
Bahkan boleh ia shalat tanpa penutup kepala. Karena kepala laki-laki bukanlah aurat
yang wajib ditutup. Namun menutup kepala itu merupakan bentuk memperindah
penampilan yang dianjurkan untuk dilakukan ketika hendak shalat. Berdasarkan firman
Allah Ta’ala (yang artinya):“Wahai manusia, gunakanlah perhiasanmu ketika memasuki
setiap masjid” (QS. Al A’raf: 31). Maka memperindah penampilan ketika shalat itu perkara
yang dituntut dalam syariat” 7.

Pendapat ini yang lebih tepat insya Allah, yaitu bahwa tidak mengapa (boleh) seorang
lelaki shalat tanpa penutup kepala. Dan ini adalah masalah yang terdapat kelonggaran,
sehingga tidak layak seseorang menyalahkan orang lain yang mengambil pendapat yang
berbeda. Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ mengatakan:

‫ واﻷﻣﺮ ﻓﻲ ذﻟﻚ واﺳﻊ‬،‫ﺳﺘ ُْﺮ رأس اﻟﺮﺟﻞ ﻓﻲ اﻟﺼﻼة ﻟﻴﺲ واﺟﺒ ًﺎ‬
َ

“lelaki menutup kepalanya dalam shalat itu tidak wajib, ini masalah yang terdapat
kelonggaran” 8.

4/5
Namun hendaknya seseorang lelaki bersemangat untuk menggunakan penutup kepada
ketika shalat dalam rangka mengamalkan firman Alllah Ta’ala dalam surat Al A’raf ayat
31, dan juga mengingat keutamaan-keutamaan yang telah kami sebut di atas.

Demikian semoga bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.

***

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

____

1. Taisir Karimirrahman, 287 ↩


2. Syarhul Mumthi’, 2/137 ↩
3. Syarhul Mumthi’, 2/137 ↩
4. http://www.binbaz.org.sa/mat/2472 ↩
5. Fatawa Nurun ‘alad Darbi, http://islamport.com/w/ftw/Web/2190/5563.htm ↩
6. Tamaamul Minnah Fii Ta’liq Ala Fiqhis Sunnah, 164 ↩
7. https://ar.islamway.net/fatwa/6761 ↩
8. Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta, no. 4143,
http://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=12912 ↩

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

Copyright 2020 Muslim.Or.Id. All Rights Reserved.

5/5

Anda mungkin juga menyukai