Mukhidin - UPI
Mukhidin - UPI
Oleh :
Mukhidin *
ABSTRACT
Keywords:
981
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
minat siswa, fasilitas gedung, fasilitas nampak jelas bagi SMK di seluruh
praktek, tempat magang siswa, kurikulum Indonesia dalam memberikan hibah
dan lain sebagainya. langsung untuk kemajuan SMK.
Alternatif yang dikembangkan
B. Perkembangan dan Analisis dewasa ini di Indonesia adalah lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu menjadi enterpreuneur di
masyarakat, setelah diketahui bahwa
Dalam perkembangannya SMK ini dunia usaha dan industri tidak
dimulai dari kebutuhan pemerintah mungkin dapat menyerap lulusan
Belanda untuk mengisi jabatan teknisi SMK. Melalui kurikulum enterpreuneur
yang bermutu seperti tukang las, ini diharapkan lulusan selain
tukang kayu, tukang mesin, tukang dipersiapkan untuk bekerja di DU/DI
listrik dan berbagai tukang lainnya atau pemerintah mampu juga
yang memang diperlukan. Untuk membuka lapangan pekerjaan.
pertama kalinya pemerintah Belanda Lapangan pekerjaan yang mungkin
mendirikan sekolah teknik setingkat diciptakan oleh para lulusan seperti;
ST atau sekolah teknik. Selanjutnya lapangan pekerjaan montir mesin
berkembang menjadi sekolah teknik motor, mobil, mesin bubut, las listrik
menengah atau stingkat sekolah dan karbit, catering, salon kecantikan,
menengah atas.Jurusannyapun kerajinan keramik dan garabah, tata
beragam mulai dari jurusan bangunan rias kecantikan, tata busana, montir
gedung, jurusan listrik, jurusan radio, computer, perdagangan,
elektronika, jurusan mesin, jurusan pemandu turis, biro perjalanan,
akuntansi dan jurusan lainnya. perhotelan, agrobisnis, perikanan,
Sekolah Menengah Kejuruan peternakan, grafika, dan lapangan
berkembang tanpa adanya proporsi kerja lainnya.
yang jelas dibanding dengan sekolah Kurikulum yang berkembang sejak
menengah umum. SMK berkembang zaman penjajahan hingga zaman
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemerdekaan sekarang ini; telah
sesuai dengan kebijakan pemerintah mengalami beberapa fase perubahan.
dan bantuan negara lain. SMK Pada zaman Belanda kurikulum disusun
didirikan oleh masyarakat dalam sesuai dengan kompetensi yang dibawa
bentuk Yayasan, Pesantren atau oleh kompetensi tukang kayu, kompetensi
listrik dari negari Belanda. Pada awal
madrasah dan pemerintah sendiri.
kemerdekaan kurikulum ini mengalami
Biaya yang dikeluarkan oleh SMK beberapa kali perubahan yakni fase
adalah lebih besar dari SMA ada yang perintisan kompetensi dimana kurikulum
menyebut sempat berbanding satu. disusun dengan referensi guru-guru yang
Dari segi kemanfaatan sebenarnya berpengalaman dan buku teks yang
relatif karena tidak semua lulusan dari mereka miliki, fase konsolidasi yakni
seluruh SMK dapat ditampung di dunia kurikulum kejuruan mulai melibatkan
usaha, dunia industri maupun dunia usaha dan dunia industri, fase
pemerintah. Namun demikian untuk kompetensi yakni kurikulum kejuruan
tenaga siap pakai tentu beberapa didasarkan atas standar kompetensi yang
industri dan usaha memerlukan ada di dunia industi dan dunia usaha.
Kurikulum mengikuti dunia industri.
lulusan SMK, karena mereka sudah
Menurut referensi yang ada Skala industri
lebih tersentuh oleh teknologi dan ini dibagi tiga yakni industri hulu, industri
peralatan mutakhir yang masuk dari hilir dan home industry. Ketiga skala
dunia industr atau usaha ke sekolah. industri berkembang seirama dengan
Kontribusi dunia industri belum perkembangan ekonomi internasional dan
982
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
nasional. Pada zaman penjajahan skala 152,26 milyar ), Indofama tbk ( Rp 129,57
industri yang berkembang lebih milyar), Industri Sandang ( Rp 114, 77
ditekankan pada skala industri hilir dan milyar ), Kertas Kraft Aceh ( Rp 108,44
home industry. Pada zaman kemerdekaan milyar ), PTPN II ( Rp 96, 17 milyar ),
mulai berkembang industri hulu dan Inhutani I ( Rp 90,97 milyar ) dan RS Cipto
puncaknya terutama zaman orde baru ( Rp 81,22 milyar ).
skala industri hulu mulai berkembang. Dampak dari krisis ekonomi tersebut di
Pada zaman ini dikenal juga industri atas terdapat data yang merisaukan
strategis seperti PT IPTN, PT. PAL, PT semua pihak yakni angka pengangguran
Dahana, PT Krakatau Steel, PT INTI, PT mencapai 40 juta orang dimana 10 juta
LEN, PT Industri Kereta Api, PT Boma orang diantaranya penganggur terbuka
Bisma Indra, disamping industry lainnya artinya tidak memiliki pekerjaan .
seperti Industri Semen, PT Freefort, dan Pemerintah mulai merencanakan
industry lainnya. beberapa pemecahan masalahan yakni
Dalam era reformasi ini dimana dengan meningkatkan pertumbuhan
Indonesia memasuki alam demokrasi, industri sebesar 8 % pada periode 2005 –
ternyata berpengaruh pula kepada industri 2009 ? (Kompas, September 2004 ).
yang berkembang di Indonesia. Beberapa Menurut perhitungan ekonomi bahwa
industri modal asing mulai pindah ke setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi
negara lain karena seringnya aksi demo 1 % akan membuka lowongan pekerjaan
yang dilancarkan para buruh. Yang kepada 400.000 pencari pekerjaan.
berkembang dan masih solid dewasa ini Bilamana pertumbuhan ekonomi sebesar
adalah industri rumah. Home industry ini 8 % berhasil ; berarti akan menambah
cukup tangguh karena walaupun lowongan pekerjaan sebesar 3.200.000
mengalami krisis moneter pada tahun orang. Penambahan lowongan pekerjaan
1997 , industri rumah ternyata masih tetap ini merupakan peluang bagi sekolah
stabil. Dalam era globalisasi dan bagaimana mempersiapkan lulusannya
persaingan bebas yang semakin untuk dapat bekerja di dunia industri.
kompetitif ini banyak industri yang Utamanya kurikulum yang dirancang
menghentikan kegiatan produksinya atau untuk bekerja seperti politeknik, dan
mengurangi kegiatan produksinya. Dari sekolah menengah kejuruan.
data statistik yang ada terdapat beberapa
industri manufaktur yang mulai a. Kebijakan Kurikulum Pendidikan
memperbaiki diri akan kegiatan Kejuruan dan Teknologi tingkat
produksinya setelah mereka dilanda krisis menengah.
ekonomi dan mencapai angka minus Kemudian pada jaman
dalam pertumbuhan ekonominya terutama kemerdekaan kurikulum ini dikembangkan
pada tahun 1997. Industri dimaksud dari sekolah teknik, ke sekolah teknik
meliputi industri alat transportasi, mesin menengah dengan beragam program
dan perlengkapannya, logam dasar besi studi. Sampai pada nama sekolah juga
dan baja, semen dan galian bukan logam, berubah dari sekolah teknik menengah
barang kayu dan hasil hutan lainnya, menjadi sekolah menengah kejuruan.
tekstil , barang kulit dan alas kaki, pupuk Kurikulum sekolah menengah kejuruan ini
kimia, dan barang dari karet sedangkan sudah mengalami 5 kali perubahan yakni
yang tidak terkena krisis ekonomi yakni kurikulum tahun 1964, kurikulum 1975,
industri hilir atau home industri, pertanian, kurikulum tahun 1984, kurikulum tahun
transportasi dan komunikasi, 1994, kurikulum tahun 1999, tahun 2004
perdagangan hotel dan restoran, dan Kurikulum tahun 2006.
keuangan, leasing dan jasa bisnis. Di Adanya perubahan paradigma
samping industri tersebut di atas terdapat kurikulum yang terjadi di tanah air
pula beberapa BUMN yang merugi dalam disebabkan karena beberapa faktor
bisnisnya seperti : PLN ( Rp 3,56 triliun ), diantaranya faktor perkembangan
PPI ( Rp 418,22 milyar ), Pelni ( Rp psikologi belajar, perkembangan sains
382,45 milyar ), PAAN Multi Finance RP
983
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
984
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
masalah. Bagi sekolah yang mempunyai (PSG). Misalnya pada waktu siswa akan
industri pasangannya dan sekolah siap praktek di industri, mereka harus
melaksanakan PSG mereka boleh menempuh jarak yang cukup jauh
mengembangkan kurikulumnya PSG terkadang mereka harus menginap. (
sesuai dengan pedoman yang sudah ada perlu kita perhatikan di sini bahwa rata-
PSG dimaksudkan bahwa setiap rata ekonomi orang tua siswa berasal dari
sekolah kejuruan harus memiliki institusi keluarga menengah ke bawah). ( Satgas
pasangannya. Kurikulum disusun oleh STM Dinas Prop Jawa Barat dan Propinsi
industri, sekolah memakai kurikulum yang Sulawesi Tenggara, 2002 ) Informasi dari
disusun antara sekolah dan industri. berbagai media masa mengemukakan
Dalam kurikulum PSG ada beberapa bahwa pelaksanaan program PSG kurang
program yang dapat dijadikan alternatif menggembirakan. Hasil penelitian
pilihan yaitu : block system program, day menunjukan muncul beragam
system program dan hour system implementasi model PSG, yang tidak
program. Beberapa sekolah sesuai dengan kondisi ideal yang telah
melaksanakan block system program; direncanakan. Hasilnya adalah banyak
melalui program ini siswa tingkat satu siswanya yang praktek di industri ada
sekolah kejuruan sudah belajar di industri, yang asal jadi, yang penting bagi mereka
kemudian tingkat dua, siswa belajar di telah memperoleh sertifikat. Beberapa
sekolah dalam satu semester, semester sekolah mengirimkan siswanya untuk
berikutnya siswa belajar di industri, dan praktek di industri (mereka menyebutnya
seterusnya hingga kelas tiga. Dalam day PSG), siswa memperoleh sertifikat PSG.
system ; sekolah dan industri Kondisi ini sebenarnya tidak
merancangnya dalam satu minggu, menyelesaikan masalah dalam
misalnya senin sampai dengan rabu meningkatkan mutu sekolah menengah
belajar di sekolah selanjutnya kamis kejuruan, karena lulusan tetap tidak
sampai sabtu belajar di industri. memiliki kompetensi yang sesungguhnya
Sedangkan untuk hour system, sekolah dari industri. Industri sebagian besar
dan industrinya membagi dalam 1 hari masih belum sepenuhnya menerima
kerja misalnya pagi hari hingga petang sistem PSG. Padahal kewajiban
siswa belajar di sekolah dan petang hari mencerdaskan bangsa adalah merupakan
hingga sore siswa belajar di industri. tanggung jawab bersama baik sekolah
Sayangnya tidak semua industri mampu maupun industri. Mereka belum
menerima seluruh siswa untuk praktek menyadari bahwa siswa-siswa SMK
kerja di industri. Misalnya pada waktu PT merupakan aset dunia usaha dan industri
INTI, PT Pindad, PT DI, PT Astra, PT yang harus dibina dan dikembangkan.
Krakatau Steel dan beberapa industri Sebagai upaya perbaikan dari sistem
lainnya melakukan PSG dengan beberapa PSG ini maka pada tahun 1994
SMK ternyata tidak semua siswa Dikmenjur (Depdiknas, 2002) mulai
tertampung di industri tersebut. mengembangkan kurikulum berbasis
Ditinjau dari produk yang dihasilkan kompetensi. Selanjutnya mulai diuji
oleh industri sangat spesifik, dan cobakan pada tahun 1999 dan mulai
berorientasi kepada permintaan pasar, dilaksanakan tahun 2004. Kurikulum
yang terkadang tidak menentu sedangkan berbasis kompetensi dikembangkan
sekolah berkembang sesuai dengan sebagai alternatif untuk menyempurnakan
perkembangan penduduk (siswa) . program PSG.
Masalahnya adalah bagaimana Dalam pelaksanaannya kurikulum
mengembangkan kurikulum ? Supaya berbasis kompetensi ini juga mengalami
siswa mampu mengembangkan skillnya beberapa kendala diantaranya: a)
tanpa harus terpaku kepada satu industri pembuatan standarisasi bidang studi
dengan satu bidang keahlian. memerlukan biaya yang sangat besar
Banyak daerah dimana SMK yang untuk mencapai satu kesepakatan b)
kondisinya jauh dari industri sulit guru-guru memerlukan waktu yang cukup
melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda lama untuk menguasai bidangi studi c)
985
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
tidak semua SMK memiliki fasilitas yang problem of change becomes tied to the
lengkap untuk menuju pembelajaran yang manner in which the problem of schooling.
standar d) tim standarisasi nasional untuk (Thomas S Popkewitz; 1984 ) Kurikulum
berbagai bidang studi hingga kini belum akan bersifat luwes dan fleksible, dan
semuanya lengkap sehingga untuk uji berkembang seiring dengan perubahan
sertifikasi agak kesulitan. e) belum semua yang terjadi di masyarakat ( industri ) .
industri siap menerima lulusan yang telah Analisis paradigma kurikulum pendidikan kejuruan untuk s
memiliki sertifikat yang terstandar. kebiasaan ini dapat dilihatnya dari faktor-
Untuk melakukan analisis kurikulum SMK di tanah air :ada
faktor 3 paradigma
a) asumsi yang dapat
b) komitmen dilakukan (Thomas S
c) prosedur
yang ada baru dibuat kurikulum yang dan d) teori.
baru. Dalam implementasi kurikulumnya Dalam implementasinya kurikulum
maka guru dan murid akan memperoleh SMK yang telah dilaksanakan di Indonesia
gambaran struktur ilmu pengetahuan yang untuk kurikulum 1984. bila dihubungkan
harus disampaikan di sekolah. dengan pendapat Thomas S Popkewitz
Paradigma symbolic science yakni (1984) disebut paradigma empirical –
suatu paradigma akan pemikiran analytic. Pengembangan kurikulumnya
kurikulum bahwa selain penyusunan mulai mempergunakan riset sebelum
dilakukan dengan studi empiris juga dikembangkan di Indonesia. Kurikulum
kurikulum harus membawa pesan bahwa yang dikembangkan ini belum berorientasi
kurikulum ini harus relevan dengan kepada kebutuhan industri. Untuk
masarakat. Implikasinya kurikulum melakukan tradisi atau kebiasaan yang
merupakan hasil penyusunan antara baik ini dalam mencapai tujuan pendidikan
pengembang kurikulum dan pemakai belum maksimal dan terbatas kepada
kurikulum. Diharapkan dengan paradigma sekolah-sekolah unggulan. Teori yang
ini ketidak sesuaian antara kurikulum dikembangkan mempergunakan teori
sekolah dan industri sebagai user dapat yang dikembangkan oleh R.S. Zais (1975)
teratasi. Dalam implementasinya di dan kawan-kawan, taksonomi belajar
sekolah guru bersama murid melakukan mempergunakan taksonomi Bloom, dan
pengkajian sejumlah pengetahuan dari kawan-kawan (1971). Kurikulum yang
kurikulum yang ada di sekolah untuk dipergunakan menekankan perlu adanya
melakukan kegiatan proses belajar aims, goals, objectives, content, learning
mengajar. Mata pelajaran yang diajarkan activities dan evaluation. Kurikulum yang
guru sudah dikaitkan antara pengetahuan dikembangkan masih dalam
yang ada di sekolah dengan tuntutan pengembangan kurikulum untuk kemajuan
dunia industri. ilmu pengetahuan. Kelemahan dari
Paradigma critical science adalah paradigma ini adalah dalam hal
penyusunan kurikulum dengan menyiapkan anak untuk bekerja.
menyamakan visi dan misi antara sekolah Menyiapkan anak dengan membekali
dan industri untuk selanjutnya mereka anak seluas-luasnya untuk dapat bekerja
menyusun kurikulum. Visi dan misi ini di dunia industri terkesan belum
akan lebih banyak didominasi oleh dicantumkan secara eksplisit di dalam
industri. Selanjutnya implementasi GBPP ( Garis Besar Program
kurikulum di dalam paradigma ini Pengajaran). Namun demikian ada
termasuk di anataranya kegiatan yang keuntungan bagi guru yakni guru sangat
dilakukan oleh guru dan siswa untuk mudah untuk mengajarkan setiap mata
mencoba memahami masalah-masalah pelajaran di sekolah.
yang ada di masarakat untuk dipecahkan Dalam era gelobalisasi dimana persaingan sangat kompe
di sekolah (Thomas S Popkewitz 1984;53 visi, misi dan tujuan, kompetensi,
). Kurikulum yang dikembangkan harus substansi kajian, proses pembelajaran,
dikondisikan sedemikian rupa sehingga evaluasi dan sumberdaya. Asumsi yang
masalah-masalah yang terjadi di luar dipakai mulai berubah dari tanggung
sekolah dapat dikondisikan sedemikian jawab sekolah menjadi tanggung jawab
rupa sehingga guru dan siswa dapat bersama, aktivitas belajar berubah bahwa
memecahkan masalah di luar sekolah (the guru bertindak sebagai fasilitator dan
986
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
987
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
988
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
989
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
sama dengan industri hilir. Bekerja sama belah pihak. Baik industri hulu, strategis
dengan industri hulu dan strategi berarti dan hilir pengembangan kurikulum akan
sekolah akan mengembangkan terpadu setelah adanya komitmen antara
kurikulumnya kearah spesifik kompetensi keduanya.
sedangkan berhubungan dengan industri Implementasi Kurikulum. Dalam
hilir maka para siswanya akan melaksanakan kurikulum yang telah di
berhubungan dengan broad band didisain ada lima kegiatan sekolah
curriculum; kurikulum didisain untuk yang harus dilakukan yakni : (a)
mempersiapkan siswa dengan multi skill merumuskan masalah ( guru,
dan memiliki jiwa enterpreuneur.
Penyusunan isi kurikulum. Ada tiga
instruktur dan siswa ) mengenai
kegiatan yang harus dilakukan oleh kegiatan di industri dan di sekolah (b)
kepala sekolah dalam menyusun mengidentifikasi dan memilih media
kurikulum berbasis industri yakni ((a)) pendidikan (c) mengembangkan
menyamakan visi, misi, strategi media pendidikan (d) pengembangan
pengembangan kurikulum sehubungan modul pendidikan (e) evaluasi.
dengan kebijakan yang diambilnya dalam Dalam mengimplementasikan
perumusan kebijakan tersebut di atas. kurikulum , siswa dan guru melakukan
((b)) dari penyusunan visi, misi, dan inventisasi masalah di industri dan di
strategi tersebut langkah selanjutnya sekolah untuk menentukan strategi
adalah menentukan isi kurikulum. Isi
pembelajaran . Di dalam proses
kurikulum diperoleh dari master plan
human resource development suatu
belajar mengajar : guru dan instruktur
industri ( industri hulu dan startegi). Untuk memerlukan media pendidikan
isi kurikulum industri hilir biasanya mereka sebagai alat bantu instruktur dan guru
tidak mempunyai job description oleh supaya efektif. Efektif dalam
karena itu peran pengembangan pengertian industri bahwa bilamana
kurikulum sangat menentukan, bahkan siswa telah mengikuti materi pelajaran
sekolah sendiri yang harus yang terdahulu maka tidak perlu lagi
merancangnya. ((c)) Langkah selanjutnya seorang guru mengajarkannya
yakni mengembangkan kurikulum. Untuk kembali; bahkan cukup diajarkan
industri hulu menggunakan strategi melalui alat peraga. Dalam konteks
pengembangan kurikulumnya sesuai berikutnya media pendidikan dapat
standar ISO. Oleh karena itu
pengembangan kurikulumnya dilakukan
dikembangkan dengan mengacu
dalam bentuk modul-modul yang sudah kepada kebutuhan, isi kurikulum,
standar. Untuk industri hilir
pengembangan kurikulum nya
990
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
991
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
Kedua yang berhubungan dengan budaya ada di sekolah kejuruan dan industri
sekolah yakni : a) sekolah perlu c) komitmen pada nilai – nilai yang
membangun komitmen dengan stake ada pada industri d) komitmen bahwa
holder (masyarakat, dunia industri, guru ) hasil kerja kelompok adalah lebih baik
untuk bekerja sama meningkatkan mutu dari bekerja sendiri e) komitmen dalam
pendidikan kejuruan, b) sekolah perlu menggunakan teori kurikulum dan
menerapkan standar ISO dalam kurikulum teori belajar f) komitmen bahwa
berbasis kompetensi dan sistem standar (ISO) pembelajaran dan
instructional ( E. Coit Butler; 1972, Wlliam pelatihan, standar pelayanan, standar
E Blank; 1982, dan Spencer; 1993.) c) evaluasi adalah perlu dikembangkan
sekolah perlu membekali gurunya dengan dan dilaksanakan g) komitmen bahwa
teori yang berhubungan dengan sekolah kompetensi guru adalah perlu dan
kejuruan seperti metoda inkuiri ataupun selalu harus ditingkatkan.
diskoveri d) Sekolah perlu menerapkan Karakteristik kedua kurikulum kejuruan
prosedur pengembangan implementasi, dan teknologi adalah harus menonjolkan
dan evaluasi kurikulum dengan berbasis oientasinya mau kemana ?. Menurut
industri. e) Sekolah perlu meneruskan Finch and Cruncilton (1979:9) bahwa “ the
pola kemitraan dengan sejumlah dunia vocational and technical curiculum is
industri maupun dunia usaha. Melalui oriented toward process ( experiences
paradigma ini maka kurikulum akan and activities with in the school setting )
berubah sesuai dengan perubahan yang and product ( effects of these experinces
ada di industri, oleh karena itu kurikulum and activities on former students) “ .
berubah tidak harus selalu 10 tahun, Kurikulum harus berorientasi kepada
perubahan kurikulum SMK ditentukan oleh proses dan produk yang mengandung
para stake holder; sehingga lama pengertian bahwa aktivitas belajar siswa
pendidikan untuk satu jenis konsentrasi di sekolah merupakan kegiatan kurikulum.
kemungkinan akan bervariasi. Hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari
(a) Visi : unsur yang harus ada dalam visi hasil belajarnya tetapi juga harus dilihat
yakni berorientasi kepada kubutuhan dari segi proses. Implikasinya dari konsep
industri dan masa depan teknologi. ini bahwa fasilitas belajar siswa harus
(b) Misi : unsur yang harus ada dalam misi lengkap, setiap siswa harus memperoleh
ini yakni : a) kurikulum dikembangkan kesempatan yang sama dalam kegiatan
berdasarkan analisis pekerjaan teknisi praktek, guru melakukan penilaian dimulai
yang ada di industri b) kurikulum dari awal hingga akhir belajar; aktivitas
dikembangkan berdasarkan standar belajar siswa di kelas akan merupakan
ISO dari industri c) sertifikasi kelulusan bagian penilain secara keseluruhan dari
teknisi diberikan kepada mereka yang sistem penilaian. Pendapat ini sejalan
lulus uji kompetensi d) kegiatan dengan pendapat Cohen, Deer, Harrison,
praktek di sekolah merupakan bagian 1982 atau sebagai eksperensial ( Goodlad
dari praktek industri e) guru dan dan Shane, 1978), Frost dan Rowland
instruktur secara bersama-sama (1969), Gwyn dan Chase (1969), Zais
melaksanakan kegiatan belajar (1976), Tanner dan Tanner (1980). dan
mengajar f) menyediakan kelengkapan Zais (1976) .
sarana dan fasiltas praktek secara Karakteristik ketiga kurikulum
lengkap g) membangun kerja sama kejuruan dan teknologi ini adalah
yang harmonis dengan para stake kurikulum harus memiliki justifikasi
holder ( industri ) yang jelas. Finch and Cruncilton
Budaya sekolah: dengan asumsi
menulis mengenai justikasi ini bahwa
bahwa semua pihak komitmen pada
kurikulum harus disusun berdasarkan
dunia pendidikan.
(c) Komitmen yang diharapkan dijabarkan kebutuhan yang dapat diidentifikasi
berikut ini : a) komitmen kepada mutu secara jelas ( curriculum is based
pendidikan b) komitmen dalam upon identified occupational needs of
melaksanakan semua prosedur yang a particular locale ). Penyusunan
992
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
993
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
994
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
jelas. Sekolah akan bijak untuk Industri hilir atau home industri
mengembangkan kurikulum ini dengan dewasa ini jumlahnya banyak dan mereka
broad base sistem kurikulum bukan dalam tidak terkena krisis moneter sehingga
lingkup spesifik keahlian seperti pada pengembangan kurikulum untuk industri
industri hulu atau industri strategis. ini sangat menantang bagi pengembang
Kurikulum dengan market driven yang kurikulum. Bilamana lulusan SMK
dikembangkan sekarang ini yang berbasis diarahkan pada industri hilir dengan
pada lapangan pekerjaan adalah pengembangan kurikulum broad base
kurikulum berbasis kompetensi. Adanya education , lulusan akan memiliki berbagai
pengembangan kurikulum berbasis keahlian (walaupun tidak sepesifik seperti
kompetensi akan lebih baik berkembang pada industri hulu dan strategis) sehingga
pada industri hulu dan strategis ; standar untuk terjun menjadi enterpreneur bagi
kompetensi akan mudah dikembangkan para lulusan akan lebih besar.
karena industri ini memiliki sistem
organisasi yang utuh dan mereka memiliki C. Implikasi Perubahan Kebijakan.
standar ISO. Sehingga pengembangan
kurikulum dengan model profesional Adanya perubahan pradigma dari
keahlian untuk tingkat teknisi bagi jumlah siswa yang diterima dari 70 %
keluaran SMK akan sangat ideal, mereka siswa SMA menjadi 30 % siswa SMA
dapat dipersiapkan untuk bekerja
diperusahaan sejenis yang ada di
dan SMK menjadi 70 % membawa
indonesia maupun di luar negeri. Lulusan implikasi perubahan dalam : pola
SMK akan memiliki dua ijazah yakni ijazah pembelajaran, pengaturan area
tanda tamat belajar dari sekolah dan sekolah, perubahan tenpat sekolah
sertifikat keahlian dari industri. Hanya dari SMA menjadi SMK, perubahan
kelemahannya pada saat ada deregulasi kompetensi guru, penambahan alokasi
pemerintahan/politis, ataupun krisis biaya yang akan lebih besar, dalam
moneter yang melanda industri ini maka jangka panjang akan kekurangan
kurikulum yang sedang berkembang akan tenaga ahli yang professional untuk
sulit dilanjutkan dan berubah arah. tingkat atas.
Kesulitannya karena perangkat untuk
Seperti telah diuraikan di atas untuk
praktek yang ada di industri tidak dimiliki
menjawab tantangan perubahan
sekolah, kalaupun anak-anak dipindahkan
ke industri lain kasusnya akan sama yaitu kebijakan pembahas telah
mereka belum tentu memiliki peralatan manawarkan alternative model SMK
praktek seperti itu di samping itu bila yang diharapkan dapat menjawab
sekolah ingin memiliki harganya mahal. tantangan hal tersebut di atas.
Pada industri hilir pengembangan standar Dewasa ini jumlah SMA ada dan
komptensi yang akan merupakan acuan berkembang tidak di rencanakan untuk
untuk menyusun kurikulum berbasis dekat dengan industry, dalam
kompetensi tidak akan berjalan mulus perubahan ini tentu harus diposisikan
seperti pada industri hulu dan strategis supaya sekolah akan dekat dengan
karena kekurangan tenaga ahli pada Industri. Jumlah SMA dewasa ini lebih
mereka, organisasi sederhana, teknologi
relatif sederhana, dukungan dana maupun
banyak dari SMK, bila
peralatan praktek kurang memadai. diimplementasikan kebijakan tersebut
Penyusunan kurikulum pada sekolah bukan hal yang mustahil Pemda Kota
sekarang ini juga masih umum dan masih dan Kabupaten merubah bangunan
berorientasi kepada subject matter yang SMA menjadi SMK. Perubahan ini
cenderung mengacu kepada industri hulu akan membawa implikasi kepada
dan strategis sehingga sangat kurang perubahan site plant SMA menjadi
relevan dengan kurikulum berbasis SMK yang membawa dampak dari
kompetensi. segi biaya, kurikulum, fasilitas jumlah
995
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
guru dan siswa. Yang paling serius Barlow, Melvin, (1965), Vocational Education,
dalam perubahan ini adalah masalah University of chicago, Press Illionis USA
kompetensi guru yang semula mereka Beeby, C. E, (1979), Assessment of
memiliki kompetensi PPKN harus Indonesion Education,: A Guide in
menguasai kompetensi bidang studi di Planning Wellington : Oxford University
SMK, sebab kalau tidak akan terjadi Press
kelebihan guru di SMK yang tidak
memiliki kompetensi sesuai dengan Bruner Jerome, S., (1967), The Process of
tuntutan dunia kerja. Education, London : Cambridge University
Seperti telah dijelaskan pada Press.
paparan terdahulu bahwa jumlah biaya
Blank William, (1982), Hand Book for
yang dikeluarkan oleh SMK adalah 4 Development CBT Programs, New
kali lebih besar disbanding SMA, Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs
dalam kondisi ekonomi yang belum
pulih dari krisis moneter dewasa dan Boediono, (2002), Kurikulum 2004, Jakarta :
memasuki era demokrasi maka Diknas
Cohen, D. (1977), Primary School Science
pemerintah akan mengalami kesulitan Project in the Northern territory. A
dari segi penyelenggaraan biaya SMK. Consultant report, Nort Ryde, Sydney :
Adanya perubahan paradigma Macquire University.
dalam penerimaan siswa baru di SMK
Coombs., P. H., (1968), The world Education
yang lebih besar dari SMA tentu dalam
Crisis, A System analysis, London : Oxford
membawa dampak perubahan dalam University Press.
jangka panjang dari segi komposisi
tenaga ahli. Semula dalam jangka 7 Curtish R. Finch dan John R Crunkilton,
tahun akan dihasilkan sarjana dalam (1979), Curriculum Development in
Vocational and Technical Education,
jumlah besar, maka adanya
Boston Massachusetts :Allyn and Bacon,
perubahan ini jumlah komposisi Inc.,
tenaga teknisi lebih besar ketimbang
sarjana maka dampaknya adalah Deer, C. E, (1982), The Role of the principle in
siswa yang akan masuk ke perguruan curriculum decision making. Curriculum
Perspectives, 2, 2:74-80
tinggi akan berkurang dan tertutupnya
Perguruan Tinggi Swasta dan Dedi Supriadi, (2002), Sejarah Pendidikan
beberapa program studi negeri juga Teknik dan Kejuruan di Indonesia, Jakarta
akan mengalami nasib yang serupa ; : Depdiknas Dikmenjur,
ini yang disebut terjadi ketidak
seimbangan antara demand and Dimitri Mahayana, (1999), Menjemput Masa
supply dalam pendidikan. Depan, Bandung : Rosda
996
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
Gatot Hari Prijowairjanto, (2003), Profil Spencer, (1993), Competency Work, , New
Kompetensi Lulusan SMK yang York. : John Willey & Sons, Inc
diharapkan dunia Industri, Bandung :
FPTK UPI Tanner, D. dan Tanner, L.N (1980).
Curriculum Development, Theory into
Goodlad and Shane, (1978), A Preview of practice ed. Kedua. New York : Macmillan
schooling in America . Phi Delta Kappa 60 Pub
, 1 : 47-50
Tilaar, H.A. R, (2000), Paradigma Baru
Harrison, M. and Gill, S (1992), Primary Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka
School Mananagement, London, : Cipta
Heinemann Educational Books Ltd.
Toffler, Alvin, (1970), Future Schock, London :
Pan Books Ltd
Internet, Satgas STM Dinas Pendidikan
Propinsi Jawa Barat, 2 Mei 2002 _______, (1982), The Third Wave, New York :
Internet, Perubahan Paradigma Pendidikan di Bantam Books Ltd.
Beberapa Negara, R. Susilana a Yahoo, Thomas S Popleewitz, (1984), Paradidgm &
Com, 2004 Ideology in Educational Research, The
Social Functions of the intelectual, London
: The Falmer Press
James Jennifer, (1996), Thingking in the
Future Tense, New York : Jennifer James Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
Inc Tentang Pemerintahan Daerah
Leslie Kelly, (1995), The ASTD Technical and William E Blank, (1982), Handbook for
Skills Training Hand Book, New York : Mc Developing, Competency Based Training
Graw Hill , Inc, Programs, New Jersey :Prentice hall Inc,
997