Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

IMPLIKASI PERUBAHAN KEBIJAKAN PARADIGMA


PENYELENGGARAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DI INDONESIA

Oleh :
Mukhidin *

ABSTRACT

Perubahan struktur pembangunan dari pertanian menuju industri informasi,


membawa implikasi perubahan struktur keahlian dan kompetensi yang perlu
dimiliki oleh sumberdaya manusianya. Sebagai mata rantai yang menentukan dan
paling banyak jumlah tenaga kerjanya di Indonesia adalah tenaga teknisi yang
berasal dari sekolah menengah kejuruan. Jumlah penduduk Indonesia dewasa ini
berkisar 220 juta orang, jumlah siswa lulusan SMP kalau diperkirakan 30 % dari
jumlah penduduk Indonesia maka akan berjumlah 66 juta orang. Jumlah siswa
SMA adalah bilamana kita ambil 10 % dari jumlah penduduk Indonesia maka
jumlahnya adalah 22 juta siswa dan jumlah siswa SMK adalah 11 juta orang.
Bilamana proprsi ini akan berubah menjadi 24,1 juta orang SMK dan 9,9 juta
orang SMA. Akan membawa implikasi kepada perubahan ruang fasilitas praktek,
jumlah buku, jumlah guru, jumlah kepala sekolah, biaya sekolah, Kualitas tenaga
cendekia di perguruan tinggi dan lulusannya. Kendala yang akan dihadapi dalam
menghadapi perubahan proporsi pendidikan yakni : kekurangan tenaga guru SMK,
kebutuhan akan gedung dan ruang praktek, terbatasnya anggaran Diknas, minat
siswa masuk ke SMK belum tentu banyak, lokasi SMK yang dekat dengan industri
sulit diperoleh, kesulitan memperoleh lapangan pekerjaan, berkurangnya tenaga
ahli yang profesional dalam jangka waktu lama. Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut perlu dicarikan alternatif pemecahan masalah sehingga kendala-kendala
tersebut dapat diatasi. Model yang ditawarkan adalah model pengembangan SMK
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Pemda Kota dan Kabupaten
yang menyelenggarakan SMK. Untuk memenuhi kebutuhan internasional maka
perlu dikembangkan SMK yang bertaraf Internasional.

Keywords:

* Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

A. Pendahuluan sejarah SMK yang berkembang di


Indonesia tidak lepas dari pengaruh
Perubahan negara agraris menuju negara colonial, pengaruh kebijakan
negara industri dan dan bahkan menuju pemerintah, pengaruh perkembangan
masyarakat informasi akan memerlukan teknologi dan permintaan masyarakat.
tenaga teknisi lulusan SMK. Sehingga Pengaruh yang menonjol dewasa ini
Indonesia memrlukan tenaga teknisi untuk adalah kebijakan pemerintah mengenai
mengisi kekosongan tersebut. Namun jumlah sekolah SMK berbanding SMA
demikian dewasa ini persaingan di dunia supaya 70 : 30 %. Perubahan kebijakan
Industri demikian kompetitif, mereka ini tentu akan berpengaruh kepada
memerlukan lulusan yang bermutu. implikasi dan implementasi dalam
Lulusan yang bermutu akan dihasilkan beberapa sector seperti penentuan:
oleh sekolah bermutu. Dalam perjalanan lokasi, jumlah guru, kompetensi guru,

981
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

minat siswa, fasilitas gedung, fasilitas nampak jelas bagi SMK di seluruh
praktek, tempat magang siswa, kurikulum Indonesia dalam memberikan hibah
dan lain sebagainya. langsung untuk kemajuan SMK.
Alternatif yang dikembangkan
B. Perkembangan dan Analisis dewasa ini di Indonesia adalah lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu menjadi enterpreuneur di
masyarakat, setelah diketahui bahwa
Dalam perkembangannya SMK ini dunia usaha dan industri tidak
dimulai dari kebutuhan pemerintah mungkin dapat menyerap lulusan
Belanda untuk mengisi jabatan teknisi SMK. Melalui kurikulum enterpreuneur
yang bermutu seperti tukang las, ini diharapkan lulusan selain
tukang kayu, tukang mesin, tukang dipersiapkan untuk bekerja di DU/DI
listrik dan berbagai tukang lainnya atau pemerintah mampu juga
yang memang diperlukan. Untuk membuka lapangan pekerjaan.
pertama kalinya pemerintah Belanda Lapangan pekerjaan yang mungkin
mendirikan sekolah teknik setingkat diciptakan oleh para lulusan seperti;
ST atau sekolah teknik. Selanjutnya lapangan pekerjaan montir mesin
berkembang menjadi sekolah teknik motor, mobil, mesin bubut, las listrik
menengah atau stingkat sekolah dan karbit, catering, salon kecantikan,
menengah atas.Jurusannyapun kerajinan keramik dan garabah, tata
beragam mulai dari jurusan bangunan rias kecantikan, tata busana, montir
gedung, jurusan listrik, jurusan radio, computer, perdagangan,
elektronika, jurusan mesin, jurusan pemandu turis, biro perjalanan,
akuntansi dan jurusan lainnya. perhotelan, agrobisnis, perikanan,
Sekolah Menengah Kejuruan peternakan, grafika, dan lapangan
berkembang tanpa adanya proporsi kerja lainnya.
yang jelas dibanding dengan sekolah Kurikulum yang berkembang sejak
menengah umum. SMK berkembang zaman penjajahan hingga zaman
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemerdekaan sekarang ini; telah
sesuai dengan kebijakan pemerintah mengalami beberapa fase perubahan.
dan bantuan negara lain. SMK Pada zaman Belanda kurikulum disusun
didirikan oleh masyarakat dalam sesuai dengan kompetensi yang dibawa
bentuk Yayasan, Pesantren atau oleh kompetensi tukang kayu, kompetensi
listrik dari negari Belanda. Pada awal
madrasah dan pemerintah sendiri.
kemerdekaan kurikulum ini mengalami
Biaya yang dikeluarkan oleh SMK beberapa kali perubahan yakni fase
adalah lebih besar dari SMA ada yang perintisan kompetensi dimana kurikulum
menyebut sempat berbanding satu. disusun dengan referensi guru-guru yang
Dari segi kemanfaatan sebenarnya berpengalaman dan buku teks yang
relatif karena tidak semua lulusan dari mereka miliki, fase konsolidasi yakni
seluruh SMK dapat ditampung di dunia kurikulum kejuruan mulai melibatkan
usaha, dunia industri maupun dunia usaha dan dunia industri, fase
pemerintah. Namun demikian untuk kompetensi yakni kurikulum kejuruan
tenaga siap pakai tentu beberapa didasarkan atas standar kompetensi yang
industri dan usaha memerlukan ada di dunia industi dan dunia usaha.
Kurikulum mengikuti dunia industri.
lulusan SMK, karena mereka sudah
Menurut referensi yang ada Skala industri
lebih tersentuh oleh teknologi dan ini dibagi tiga yakni industri hulu, industri
peralatan mutakhir yang masuk dari hilir dan home industry. Ketiga skala
dunia industr atau usaha ke sekolah. industri berkembang seirama dengan
Kontribusi dunia industri belum perkembangan ekonomi internasional dan

982
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

nasional. Pada zaman penjajahan skala 152,26 milyar ), Indofama tbk ( Rp 129,57
industri yang berkembang lebih milyar), Industri Sandang ( Rp 114, 77
ditekankan pada skala industri hilir dan milyar ), Kertas Kraft Aceh ( Rp 108,44
home industry. Pada zaman kemerdekaan milyar ), PTPN II ( Rp 96, 17 milyar ),
mulai berkembang industri hulu dan Inhutani I ( Rp 90,97 milyar ) dan RS Cipto
puncaknya terutama zaman orde baru ( Rp 81,22 milyar ).
skala industri hulu mulai berkembang. Dampak dari krisis ekonomi tersebut di
Pada zaman ini dikenal juga industri atas terdapat data yang merisaukan
strategis seperti PT IPTN, PT. PAL, PT semua pihak yakni angka pengangguran
Dahana, PT Krakatau Steel, PT INTI, PT mencapai 40 juta orang dimana 10 juta
LEN, PT Industri Kereta Api, PT Boma orang diantaranya penganggur terbuka
Bisma Indra, disamping industry lainnya artinya tidak memiliki pekerjaan .
seperti Industri Semen, PT Freefort, dan Pemerintah mulai merencanakan
industry lainnya. beberapa pemecahan masalahan yakni
Dalam era reformasi ini dimana dengan meningkatkan pertumbuhan
Indonesia memasuki alam demokrasi, industri sebesar 8 % pada periode 2005 –
ternyata berpengaruh pula kepada industri 2009 ? (Kompas, September 2004 ).
yang berkembang di Indonesia. Beberapa Menurut perhitungan ekonomi bahwa
industri modal asing mulai pindah ke setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi
negara lain karena seringnya aksi demo 1 % akan membuka lowongan pekerjaan
yang dilancarkan para buruh. Yang kepada 400.000 pencari pekerjaan.
berkembang dan masih solid dewasa ini Bilamana pertumbuhan ekonomi sebesar
adalah industri rumah. Home industry ini 8 % berhasil ; berarti akan menambah
cukup tangguh karena walaupun lowongan pekerjaan sebesar 3.200.000
mengalami krisis moneter pada tahun orang. Penambahan lowongan pekerjaan
1997 , industri rumah ternyata masih tetap ini merupakan peluang bagi sekolah
stabil. Dalam era globalisasi dan bagaimana mempersiapkan lulusannya
persaingan bebas yang semakin untuk dapat bekerja di dunia industri.
kompetitif ini banyak industri yang Utamanya kurikulum yang dirancang
menghentikan kegiatan produksinya atau untuk bekerja seperti politeknik, dan
mengurangi kegiatan produksinya. Dari sekolah menengah kejuruan.
data statistik yang ada terdapat beberapa
industri manufaktur yang mulai a. Kebijakan Kurikulum Pendidikan
memperbaiki diri akan kegiatan Kejuruan dan Teknologi tingkat
produksinya setelah mereka dilanda krisis menengah.
ekonomi dan mencapai angka minus Kemudian pada jaman
dalam pertumbuhan ekonominya terutama kemerdekaan kurikulum ini dikembangkan
pada tahun 1997. Industri dimaksud dari sekolah teknik, ke sekolah teknik
meliputi industri alat transportasi, mesin menengah dengan beragam program
dan perlengkapannya, logam dasar besi studi. Sampai pada nama sekolah juga
dan baja, semen dan galian bukan logam, berubah dari sekolah teknik menengah
barang kayu dan hasil hutan lainnya, menjadi sekolah menengah kejuruan.
tekstil , barang kulit dan alas kaki, pupuk Kurikulum sekolah menengah kejuruan ini
kimia, dan barang dari karet sedangkan sudah mengalami 5 kali perubahan yakni
yang tidak terkena krisis ekonomi yakni kurikulum tahun 1964, kurikulum 1975,
industri hilir atau home industri, pertanian, kurikulum tahun 1984, kurikulum tahun
transportasi dan komunikasi, 1994, kurikulum tahun 1999, tahun 2004
perdagangan hotel dan restoran, dan Kurikulum tahun 2006.
keuangan, leasing dan jasa bisnis. Di Adanya perubahan paradigma
samping industri tersebut di atas terdapat kurikulum yang terjadi di tanah air
pula beberapa BUMN yang merugi dalam disebabkan karena beberapa faktor
bisnisnya seperti : PLN ( Rp 3,56 triliun ), diantaranya faktor perkembangan
PPI ( Rp 418,22 milyar ), Pelni ( Rp psikologi belajar, perkembangan sains
382,45 milyar ), PAAN Multi Finance RP

983
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dan teknologi, masuknya sarjana, diimplementasikan pada kurikulum tahun


magister, doktor baru dari dalam dan luar 1964, 1975 dan 1984. Penyusunan
negeri di bidang kurikulum yang ikut kurikulum subject matter ini dilakukan
membantu dalam mengembangkan dalam dua type paradigma. Type pertama
kurikulum, dan perubahan kebijakan baru kurikulum yang disusun pada tahun 1964
dalam pemerintahan. dan 1975 dikembangkan tanpa melakukan
Paradigma kurikulum ini studi empiris terlebih dahulu. Sedangkan
dikembangkan dari paradigma kurikulum kurikulum tahun 1984 dan 1994
subject matter menuju market oriented dikembangkan dengan melakukan
(Gatot Hari Priowirjanto,2002). Model penelitian terlebih dahulu type perubahan
pembelajarannya pun mengikuti tahapan paradigma ini menurut Thomas S
seperti di atas yakni dimulai dengan Popkewitz (1984) disebut empirical
model pembelajaran berorientasi kepada analytical science study . selanjutnya
tujuan, berorientasi kepada proses, dan dikembangkan pada kurikulum tahun
berbasis kompetensi (Depdiknas, 2002). 1994,1999 dan tahun 2004. Kurikulum ini
Jumlah SMK (Sekolah Menengah berorientasi kepada kebutuhan tenaga
Kejuruan ) saat ini adalah kurang lebih kerja, model yang dikembangkannya
4169 buah yang terdiri atas negeri dan seperti kurikulum sistem ganda atau
swasta. Jumlah SMK dan industri dewasa disebut juga dual system dan terahir
ini tidak rasional , lebih banyak SMK model kurikulum berbasis kompetensi.
ketimbang industri. Ditinjau dari Type paradigma ini disebut dengan
keberadaan SMK , penyebarannya tidak Symbolic study ( Thomas S Popkewitz,
mengikuti pola penyebaran letak industri 1984 ).
tetapi menyebar sesuai dengan, Sentralisasi yang digulirkan oleh
keinginan, kebutuhan dan permintaan pemerintah sebelum adanya UU otonomi
masyarakat. daerah No. 22 dan 25 sangat beralasan.
Beberapa kebijakan yang telah
b. Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dilaksanakan yakni kurikulum dengan
Kejuruan dan teknologi Tingkat pendekatan tujuan instruksional,
Menengah. berorientasi pada proses, dual system
Implementasi perubahan paradigma atau link and match dan berbasis
dari subject matter ke market oriented kompetensi.
adalah pertama perubahan dalam Adanya kebijakan program link and
penyusunan kurikulum yang tadinya match bagi sekolah – sekolah;
dilakukan oleh lembaga pendidikan menimbulkan harapan yang positif dalam
sekarang dilakukan bersama-sama meningkatkan kinerja sekolah, dan
dengan pihak dunia usaha dan dunia mutu lulusan. Di samping itu sekolah
industri; terbentuknya majelis sekolah berharap supaya industri dapat
sebagai wahana pengembangan membantu dan membuka lebar-lebar
kurikulum; tempat belajar siswa terutama pintunya bagi sekolah untuk praktek kerja
tempat praktek tidak hanya di sekolah pada industri yang nantinya diharapkan
saja tetapi di dunia usaha dan dunia industri mau menerima lulusan. Sekolah
industri. mengharapkan bantuan dana dan fasilitas
Untuk sekolah yang jauh dari dunia dari industri dalam upaya menyesuaikan
usaha dan dunia industri ; mengenai kurikulumnya yang selama ini kurang
tempat praktek ini terkadang merupakan relevan dengan kebutuhan industri.
kendala dalam kegiatan proses belajar Saat digulirkan program PSG atau link
mengajar karena ada industri yang and match semua sekolah diharuskan
letaknya jauh dari sekolah sehingga siswa mengikuti program PSG.. Padahal dari
harus menginap dan mengeluarkan biaya sumbernya ( Jerman ) tidak
tambahan sedangkan siswa-siswa ini mengharuskan seluruh SMK mengikuti
berasal dari golongan ekonomi menengah program PSG atau link and match, bagi
ke bawah. Kebijakan pengembangan SMK yang belum mampu dan belum siap
kurikulum subject matter oriented ini melaksanakan PSG tidak menjadi

984
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

masalah. Bagi sekolah yang mempunyai (PSG). Misalnya pada waktu siswa akan
industri pasangannya dan sekolah siap praktek di industri, mereka harus
melaksanakan PSG mereka boleh menempuh jarak yang cukup jauh
mengembangkan kurikulumnya PSG terkadang mereka harus menginap. (
sesuai dengan pedoman yang sudah ada perlu kita perhatikan di sini bahwa rata-
PSG dimaksudkan bahwa setiap rata ekonomi orang tua siswa berasal dari
sekolah kejuruan harus memiliki institusi keluarga menengah ke bawah). ( Satgas
pasangannya. Kurikulum disusun oleh STM Dinas Prop Jawa Barat dan Propinsi
industri, sekolah memakai kurikulum yang Sulawesi Tenggara, 2002 ) Informasi dari
disusun antara sekolah dan industri. berbagai media masa mengemukakan
Dalam kurikulum PSG ada beberapa bahwa pelaksanaan program PSG kurang
program yang dapat dijadikan alternatif menggembirakan. Hasil penelitian
pilihan yaitu : block system program, day menunjukan muncul beragam
system program dan hour system implementasi model PSG, yang tidak
program. Beberapa sekolah sesuai dengan kondisi ideal yang telah
melaksanakan block system program; direncanakan. Hasilnya adalah banyak
melalui program ini siswa tingkat satu siswanya yang praktek di industri ada
sekolah kejuruan sudah belajar di industri, yang asal jadi, yang penting bagi mereka
kemudian tingkat dua, siswa belajar di telah memperoleh sertifikat. Beberapa
sekolah dalam satu semester, semester sekolah mengirimkan siswanya untuk
berikutnya siswa belajar di industri, dan praktek di industri (mereka menyebutnya
seterusnya hingga kelas tiga. Dalam day PSG), siswa memperoleh sertifikat PSG.
system ; sekolah dan industri Kondisi ini sebenarnya tidak
merancangnya dalam satu minggu, menyelesaikan masalah dalam
misalnya senin sampai dengan rabu meningkatkan mutu sekolah menengah
belajar di sekolah selanjutnya kamis kejuruan, karena lulusan tetap tidak
sampai sabtu belajar di industri. memiliki kompetensi yang sesungguhnya
Sedangkan untuk hour system, sekolah dari industri. Industri sebagian besar
dan industrinya membagi dalam 1 hari masih belum sepenuhnya menerima
kerja misalnya pagi hari hingga petang sistem PSG. Padahal kewajiban
siswa belajar di sekolah dan petang hari mencerdaskan bangsa adalah merupakan
hingga sore siswa belajar di industri. tanggung jawab bersama baik sekolah
Sayangnya tidak semua industri mampu maupun industri. Mereka belum
menerima seluruh siswa untuk praktek menyadari bahwa siswa-siswa SMK
kerja di industri. Misalnya pada waktu PT merupakan aset dunia usaha dan industri
INTI, PT Pindad, PT DI, PT Astra, PT yang harus dibina dan dikembangkan.
Krakatau Steel dan beberapa industri Sebagai upaya perbaikan dari sistem
lainnya melakukan PSG dengan beberapa PSG ini maka pada tahun 1994
SMK ternyata tidak semua siswa Dikmenjur (Depdiknas, 2002) mulai
tertampung di industri tersebut. mengembangkan kurikulum berbasis
Ditinjau dari produk yang dihasilkan kompetensi. Selanjutnya mulai diuji
oleh industri sangat spesifik, dan cobakan pada tahun 1999 dan mulai
berorientasi kepada permintaan pasar, dilaksanakan tahun 2004. Kurikulum
yang terkadang tidak menentu sedangkan berbasis kompetensi dikembangkan
sekolah berkembang sesuai dengan sebagai alternatif untuk menyempurnakan
perkembangan penduduk (siswa) . program PSG.
Masalahnya adalah bagaimana Dalam pelaksanaannya kurikulum
mengembangkan kurikulum ? Supaya berbasis kompetensi ini juga mengalami
siswa mampu mengembangkan skillnya beberapa kendala diantaranya: a)
tanpa harus terpaku kepada satu industri pembuatan standarisasi bidang studi
dengan satu bidang keahlian. memerlukan biaya yang sangat besar
Banyak daerah dimana SMK yang untuk mencapai satu kesepakatan b)
kondisinya jauh dari industri sulit guru-guru memerlukan waktu yang cukup
melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda lama untuk menguasai bidangi studi c)

985
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

tidak semua SMK memiliki fasilitas yang problem of change becomes tied to the
lengkap untuk menuju pembelajaran yang manner in which the problem of schooling.
standar d) tim standarisasi nasional untuk (Thomas S Popkewitz; 1984 ) Kurikulum
berbagai bidang studi hingga kini belum akan bersifat luwes dan fleksible, dan
semuanya lengkap sehingga untuk uji berkembang seiring dengan perubahan
sertifikasi agak kesulitan. e) belum semua yang terjadi di masyarakat ( industri ) .
industri siap menerima lulusan yang telah Analisis paradigma kurikulum pendidikan kejuruan untuk s
memiliki sertifikat yang terstandar. kebiasaan ini dapat dilihatnya dari faktor-
Untuk melakukan analisis kurikulum SMK di tanah air :ada
faktor 3 paradigma
a) asumsi yang dapat
b) komitmen dilakukan (Thomas S
c) prosedur
yang ada baru dibuat kurikulum yang dan d) teori.
baru. Dalam implementasi kurikulumnya Dalam implementasinya kurikulum
maka guru dan murid akan memperoleh SMK yang telah dilaksanakan di Indonesia
gambaran struktur ilmu pengetahuan yang untuk kurikulum 1984. bila dihubungkan
harus disampaikan di sekolah. dengan pendapat Thomas S Popkewitz
Paradigma symbolic science yakni (1984) disebut paradigma empirical –
suatu paradigma akan pemikiran analytic. Pengembangan kurikulumnya
kurikulum bahwa selain penyusunan mulai mempergunakan riset sebelum
dilakukan dengan studi empiris juga dikembangkan di Indonesia. Kurikulum
kurikulum harus membawa pesan bahwa yang dikembangkan ini belum berorientasi
kurikulum ini harus relevan dengan kepada kebutuhan industri. Untuk
masarakat. Implikasinya kurikulum melakukan tradisi atau kebiasaan yang
merupakan hasil penyusunan antara baik ini dalam mencapai tujuan pendidikan
pengembang kurikulum dan pemakai belum maksimal dan terbatas kepada
kurikulum. Diharapkan dengan paradigma sekolah-sekolah unggulan. Teori yang
ini ketidak sesuaian antara kurikulum dikembangkan mempergunakan teori
sekolah dan industri sebagai user dapat yang dikembangkan oleh R.S. Zais (1975)
teratasi. Dalam implementasinya di dan kawan-kawan, taksonomi belajar
sekolah guru bersama murid melakukan mempergunakan taksonomi Bloom, dan
pengkajian sejumlah pengetahuan dari kawan-kawan (1971). Kurikulum yang
kurikulum yang ada di sekolah untuk dipergunakan menekankan perlu adanya
melakukan kegiatan proses belajar aims, goals, objectives, content, learning
mengajar. Mata pelajaran yang diajarkan activities dan evaluation. Kurikulum yang
guru sudah dikaitkan antara pengetahuan dikembangkan masih dalam
yang ada di sekolah dengan tuntutan pengembangan kurikulum untuk kemajuan
dunia industri. ilmu pengetahuan. Kelemahan dari
Paradigma critical science adalah paradigma ini adalah dalam hal
penyusunan kurikulum dengan menyiapkan anak untuk bekerja.
menyamakan visi dan misi antara sekolah Menyiapkan anak dengan membekali
dan industri untuk selanjutnya mereka anak seluas-luasnya untuk dapat bekerja
menyusun kurikulum. Visi dan misi ini di dunia industri terkesan belum
akan lebih banyak didominasi oleh dicantumkan secara eksplisit di dalam
industri. Selanjutnya implementasi GBPP ( Garis Besar Program
kurikulum di dalam paradigma ini Pengajaran). Namun demikian ada
termasuk di anataranya kegiatan yang keuntungan bagi guru yakni guru sangat
dilakukan oleh guru dan siswa untuk mudah untuk mengajarkan setiap mata
mencoba memahami masalah-masalah pelajaran di sekolah.
yang ada di masarakat untuk dipecahkan Dalam era gelobalisasi dimana persaingan sangat kompe
di sekolah (Thomas S Popkewitz 1984;53 visi, misi dan tujuan, kompetensi,
). Kurikulum yang dikembangkan harus substansi kajian, proses pembelajaran,
dikondisikan sedemikian rupa sehingga evaluasi dan sumberdaya. Asumsi yang
masalah-masalah yang terjadi di luar dipakai mulai berubah dari tanggung
sekolah dapat dikondisikan sedemikian jawab sekolah menjadi tanggung jawab
rupa sehingga guru dan siswa dapat bersama, aktivitas belajar berubah bahwa
memecahkan masalah di luar sekolah (the guru bertindak sebagai fasilitator dan

986
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

siswa yang lebih aktif ( Thomas S pembelajaran pengetahuan dan


Popkewitz, 1984). Teori kurikulum mulai keterampilan terkesan sama dan ditulis
mempergunakan teori yang kurang profesional.
dikembangkan oleh Blank (1982). Selain dari pada itu ada hal-hal yang
Kurikulum yang berbasis kompetensi disusun dalam konsep dan pola
di Indonesia dikembangkan sejak tahun pelaksanaan kurikulum 2004 ditulis
2004 dan embrionya mulai dikembangkan terprogram tetapi dalam pelaksanaannya
pada kurikulum 1994 dan diperbaiki tahun sulit dilaksanakan di lapangan. Misalnya
1999. Bila dikaji dengan pendapat pada konsep kurikulum SMK yang
Thomas S Popkewitz (1984, 54) maka dikembangkan pada tahun 2004
mulai menggunakan paradigma kedua mempunyai pola kurikulum sebagai
yakni symbolic science . Dalam berikut : Kurikulum SMK memiliki 3
paradigma ini pemikiran bahwa sesuatu kompetensi yakni : kompetensi kunci (
itu datang dari sekolah tentang kurikulum Key competency ), kompetensi dasar
harus disusun dengan melibatkan user (basic competency), dan kompetensi
(industri) dalam menyusun dan hidup (competence of life). Kompetensi
mengembangkan kurikulum. Walaupun kehidupan ini meliputi : keterampilan
dalam pelaksanaannya sulit berkembang dasar yang kuat dan luas sehingga
karena faktor komitmen dan prosedur memungkinkan pengembangan sesuai
yang dikembangkan harus mempunyai dengan perkembangan IPTEK.
kejelasan dan melibatkan institusi dunia Kecakapan mengumpulkan , menganalisis
industri secara formal; dimana keduanya dan menggunakan informasi.Kecakapan
memiliki paradigma yang berbeda satu mengkomunikasikan dan
sama lain. mengorganisasikan kegiatan. Kecakapan
Pada pedoman kurikulum 2004 , memecahkan masalah. Kecakapan
outlinenya dirinci sebagai berikut : pola berfikir logis dan menggunakan teknik-
program pelatihan, tujuan sekolah, teknik matematika, dan kompetensi
jabatan dan lingkup pekerjaan, menguasai komunikasi global.
kompetensi tamatan. Dalam penyusunan Kompetensi dasar terutama berisi
pola program pendidikan dan pelatihan kecakapan dasar yang menjadi ciri
masih umum belum nampak jelas apakah peserta didik pada tingkat menengah
menuju pada broad base education atau sebagai kelanjutan SLTP/MTs.
profesional / keahlian spesifik. Kompetensi khusus yakni kompetensi
Bila dokumen tersebut mengarah pada yang terkait langsung dengan program
kurikulum berbasis kompetensi maka keahlian peserta didik.
pengembangan kurikulumnya mengacu Dalam pelaksanaannya kurikulum ini
kepada standar kompetensi yang ada dan akan menghadapi beberapa kendala :
disepakati oleh stake holder. Dari data pertama kurikulum dihadapkan pada
yang ada untuk standar kompetensi peserta didik yang sedang berkembang,
beberapa bidang keahlian belum ada. kurikulum SMK merupakan jenjang
Dalam kasus ini kurikulumnya belum menengah, siswa tidak dipersiapkan untuk
dapat dikatakan berbasis kompetensi. memasuki kurikulum kompetensi level
Kurikulum yang ada ( untuk beberapa menengah, kedua, guru yang ada adalah
program studi ) pengembangan mereka yang memakai kurikulum subject
kurikulumnya belum jelas, mulai dari matter dan mereka kurang menguasai
hubungan antara jabatan dan lingkupnya dunia usaha maupun dunia industri.
dengan penguraian menjadi Ketiga, dari segi teknis pelaksanaan
kompetensi/sub kompetensi, terutama mengenai buku pedoman
pembelajaran ( pengetahuan dan pelaksanaan kurikulum kompetensi
keterampilan). Begitu pula di dalam teknik sifatnya masih umum sehingga sulit
penulisan dalam menjabarkan kompetensi dicerna oleh para guru terutama guru
ke dalam yang belum mengikuti penataran
implementasi kurikulum. Keempat dari
segi manajemen dan politis terjadi

987
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pergeseran otonomi kekuasaan ikut bertanggung jawab terhadap lulusan


pemerintahan dari sentralisasi menuju yang dihasilkannya paradigma ini penulis
desentralisasi yang mempengaruhi sebut paradigma kurikulum kejuruan dan
implementasi kurikulum kejuruan dan teknologi berbasis industri. Berikut
teknologi di lapangan. Ke lima, buku digambarkan bagan perubahan
pegangan implementasi kurikulum 2004 paradigma empirical analytical menuju
belum memiliki pedoman teknis paradigma critical (berbasis industri).
pelaksanaan akan proses Seperti terlihat pada gambar bagan 1 di
pembelajarannya. Siswa yang mengikuti tanah air pada jaman kemerdekaan ini
kurikulum 2004 inputnya bukan pemakai sudah mengalami 3 perubahan besar
kurikulum 2004 tetapi kurikulum sebelum paradigma kurikulum yakni paradigma
tahun 2004 yang berorientasi kepada pertama pada kurikulum 1975, 1964 dan
subject mater sehingga dalam proses sebelumnya yakni penyusunan kurikulum
pembelajarannya kurang sesuai dengan tanpa melakukan studi empiris terlebih
harapan kurikulum 2004. dahulu. Kurikulum disusun berdasarkan
Namun demikian kurikulum 1994 dan buku teks, pendapat para ahli dan
kurikulum 2004 telah berkembang dan perpaduan keduanya. Paradigma kedua
mempunyai keunggulan-keunggulan penyusunan kurikulum didasarkan atas
diantaranya : a) kurikulum yang studi empiris terlebih baru kemudian
dikembangkan sudah mulai merintis dikembangkan kurikulum 1984 dan yang
bekerja sama dengan dunia usaha atau paling menonjol studi empirisnya yakni
dunia industri secara formal b) dunia kurikulum tahun 1994. Paradigma simbolik
industri telah memberikan sumbangan yang ketiga yakni perubahan paradigma
dalam bentuk fasilitas praktek kebeberapa selain studi empiris dilakukan pula
sekolah sehingga kekurangan peralatan penyusunan kurikulum yang melibatkan
sedikit teratasi c) dunia industri telah pihak ketiga yakni dunia usaha dan dunia
memberikan kesempatan kepada siswa- industri. Selanjutnya dikembangkan
siswa untuk praktek di beberapa industri kurikulum yang berorientasi kepada
secara terprogram. kebutuhan dunia industri dan dunia usaha.
Setiap perubahan paradigma kurikulum didahului adanyaperubahan
Orientasi konflik yang terjadi diini
paradigma masarakat.
terlihat Paradigma k
terlebih dahulu terhadap pelaksanaan pada kurikulum 1999 dan 2004.
kurikulumnya kemudian dikembangkan Perubahan paradigma ini diperlukan
model kurikulum 1984. Sesuai dengan karena adanya perubahan di masarakat
perubahan yang terjadi pada masarakat, atau karena adanya perkembangan ilmu
ilmu pengetahuan dan teknologi dan pengetahuan, perkembangan psikologi
tuntutan dunia industri maka belajar dan teknologi itu sendiri. Misalnya
dikembangkan kurikulum dengan perubahan dalam proses pembelajaran
paradigma symbolic, pada paradigma ini karena adanya perubahan teori psikologi
masarakat industri harus diikut sertakan di dalam dunia pendidikan sehingga
dalam penyusunan kurikulumnya dan melahirkan model-model mengajar
harus ada standar kompetensinya, mulai ataupun model-model belajar. Perubahan
berkembang kurikulum 1994 dan 2004 paradigma ini perlu dilakukan dalam
yakni kurikulum PSG dan terahir disebut rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
dengan kurikulum berbasis kompetensi. Perubahan paradigma ini tidak hanya di
Namun demikian masarakat masih belum Indonesia saja tetapi di negara-negara
puas mereka menuntut supaya pendidikan lain pun terjadi. Misalnya di Amerika
ikut bertanggung jawab atas hasil kualitas paradigma kurikulum berubah setelah
lulusannya. (dari arti lulusan dapat diluncurkannya Sputnik oleh Uni Sovyet
bekerja). Alternatif solusi yang ditawarkan sebelum tahun 1960, sejak saat itu
dalam memecahkan masalah ini adalah kurikulum di Amerika di ubah dengan
perlu penyempurnaan dua paradigma dipelopori Jerome S Bruner dan kawan-
tersebut di atas yakni paradigma critical kawannya (1967). Dari perubahan
curriculum. Paradigma ini menawarkan paradigma ini Amerika dapat mengejar
alternatif baru bahwa sekolah dan industri ketertinggalan teknologinya dari Uni

988
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Sovyet. Selanjutnya perubahan teknologi. Teori ini lebih mementingkan


paradigma terjadi juga di Malaysia tahun masa sekarang dan masa depan.
1980 pada waktu perdana Mentri Kurikulum berbasis teknologi selalu
Mahathir, India tahun 1970, Brazil dan berubah sesuai dengan perkembangan
Selandia Baru tahun sembilan puluhan teknologi. Karena sifatnya yang ilmiah
telah berhasil mereformasi pendidikan dan maka konsep kurikulum ini lebih
meningkatkan kinerja pendidikan mengutamakan segi-segi empiris,
sehingga SDMnya berkualitas. Namun informasi objektif yang dapat diamati dan
demikian ada juga beberapa negara yang diukur serta diamati dan diukur serta
tidak berhasil melakukan perubahan dihitung secara statistik. Dalam konsep ini
paradigma seperti yang dialami di isi pendidikan dianalis dari pengalaman
Argentina tahun 1970, dan Chile tahun kerja seseorang dan dipilih oleh tim ahli
1980. bidang-bidang khusus. Isi pendidikan
Paradigma baru pendidikan kejuruan berupa data-data objektif dan
dan teknologi yakni kurikulum yang keterampilan yang mengarah kepada
dikembangkan berbasis industri. Model kemampuan vocational.
paradigma yang akan dikembangkan Pengembangan kurikulum kejuruan
yakni paradigma empirical-analytic-critical berbasis industri ditunjukan di bawah ini.
atau penulis sebut kurikulum berbasis
Seperti terlihat pada gambar 1 di atas.
industri.
Peran kepala sekolah ini menentukan
karena dia harus dapat memenej
a) Konsep kurikulum Kejuruan berbasis
kurikulum mulai dari merencanakan
industri.
kurikulum , menyusun kurikulum dan
Konsep kurikulum kejuruan berbasis
mengimplementasikan kurikulum. ( Finch
industri didasarkan atas teori teknologi
and Cruncilton, 1979; 17)
pendidikan. Dalam konsep ini kita dapat
Perencanaan Kurikulum.
memandangnya bahwa sistem kurikulum
Merencanakan kurikulum merupakan hal
kejuruan berbasis industri ini ada enam
yang akan menentukan dalam
yang perlu diperhatikan yakni institusi, isi
pengembangan kurikulum berikutnya. Ada
dari kurikulum kejuruan, instruction,
3 kegiatan yang perlu diperhatikan oleh
modes of teaching, assesment system,
kepala sekolah dalam merencanakan
dan student learning. ( Macdonald, 1964,
kurikulum yakni : (a) proses membuat
Broudy, Smith dan Bunett, 1964, Finch
keputusan. Dalam pembuatan keputusan
and Crunklton, 1979 dan Nana Syaodih
ini seorang kepala sekolah harus
1977).
menentukan 2 kebijakan yakni : ((a))
Menurut Nana Syaodih ( 1997; 7) yang
kebijakan yang berhubungan dengan
mengemukakan bahwa kurikulum dapat
Policy Decision dan Operational Decision.
dipandang sebagai rencana kongkrit
Hal yang berhubungan dengan Policy
penerapan suatu teori pendidikan. Dari
maka ia harus merumuskan mengenai
konsep ini dihubungkan dengan sistem
formulasi visi, misi, arah, tujuan, prosedur
kurikulum maka akan terdapat beberapa
dan strategi perumusan kebijakan. dan
hal yang perlu dikemukakan yakni sistem
((b)) kebijakan yang berhubungan
persekolahan yang sedang berjalan dan
dengan operasional putusan dari
industri yang terkait dari kurikulum
kebijakan tersebut yang menyangkut
kejuruan berbasis industri. Dari kedua
administrasi dan tahapan penerapan
sistem ini harus diupayakan sehingga
kurikulum selanjutnya. Dari policy tersebut
menjadikan keduanya merupakan yang
maka kepala sekolah akan dapat
simbolik mutualisme. Sistem mutual atau
menentukan kebijakan apa yang akan
istilah lain harus terdapat link and match
dilakukan setelah ia mengetahui dan
antara kedua program tersebut. Dalam
dapat menilai sekolahnya dan industri apa
konsep kurikulum kedua sistem ini harus
yang akan menjadi institusi pasangannya.
mengakar kepada teknologi pendidikan.
Apakah ia akan bekerja sama dengan
Teknologi pendidikan ini sangat
industri hulu dan strategis atau bekerja
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan

989
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

sama dengan industri hilir. Bekerja sama belah pihak. Baik industri hulu, strategis
dengan industri hulu dan strategi berarti dan hilir pengembangan kurikulum akan
sekolah akan mengembangkan terpadu setelah adanya komitmen antara
kurikulumnya kearah spesifik kompetensi keduanya.
sedangkan berhubungan dengan industri Implementasi Kurikulum. Dalam
hilir maka para siswanya akan melaksanakan kurikulum yang telah di
berhubungan dengan broad band didisain ada lima kegiatan sekolah
curriculum; kurikulum didisain untuk yang harus dilakukan yakni : (a)
mempersiapkan siswa dengan multi skill merumuskan masalah ( guru,
dan memiliki jiwa enterpreuneur.
Penyusunan isi kurikulum. Ada tiga
instruktur dan siswa ) mengenai
kegiatan yang harus dilakukan oleh kegiatan di industri dan di sekolah (b)
kepala sekolah dalam menyusun mengidentifikasi dan memilih media
kurikulum berbasis industri yakni ((a)) pendidikan (c) mengembangkan
menyamakan visi, misi, strategi media pendidikan (d) pengembangan
pengembangan kurikulum sehubungan modul pendidikan (e) evaluasi.
dengan kebijakan yang diambilnya dalam Dalam mengimplementasikan
perumusan kebijakan tersebut di atas. kurikulum , siswa dan guru melakukan
((b)) dari penyusunan visi, misi, dan inventisasi masalah di industri dan di
strategi tersebut langkah selanjutnya sekolah untuk menentukan strategi
adalah menentukan isi kurikulum. Isi
pembelajaran . Di dalam proses
kurikulum diperoleh dari master plan
human resource development suatu
belajar mengajar : guru dan instruktur
industri ( industri hulu dan startegi). Untuk memerlukan media pendidikan
isi kurikulum industri hilir biasanya mereka sebagai alat bantu instruktur dan guru
tidak mempunyai job description oleh supaya efektif. Efektif dalam
karena itu peran pengembangan pengertian industri bahwa bilamana
kurikulum sangat menentukan, bahkan siswa telah mengikuti materi pelajaran
sekolah sendiri yang harus yang terdahulu maka tidak perlu lagi
merancangnya. ((c)) Langkah selanjutnya seorang guru mengajarkannya
yakni mengembangkan kurikulum. Untuk kembali; bahkan cukup diajarkan
industri hulu menggunakan strategi melalui alat peraga. Dalam konteks
pengembangan kurikulumnya sesuai berikutnya media pendidikan dapat
standar ISO. Oleh karena itu
pengembangan kurikulumnya dilakukan
dikembangkan dengan mengacu
dalam bentuk modul-modul yang sudah kepada kebutuhan, isi kurikulum,
standar. Untuk industri hilir
pengembangan kurikulum nya

Perencanaan Kurikulum Implementasi


a) Perumusan Kurikulum:
pengambilan Penyusunan Isi a) Mengidentifi
keputusan (visi, misi, Kurikulum
kasi dan memilih
dan strategi) a) menentukan
visi, misi, dan media kurikulum
b) Pengumpulan dan
strategi b) Pengembanga
penilaian data sekolah
c) Pengumpulan dan b) menentukan n media
penilaian data industri isi c)
untuk industri : hulu, c) pengembanga Pengembangan
strategis dan hilir. n
dilaksanakan bisa di sekolah maupun di modul
industri tergantung kesepakatan kedua
Gambar 1 Pengembangan Kurikulum Pendidikan SMK Berbasis Industri

990
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

waktu yang diperlukan, anggaran yang Karakteristik kurikulum kejuruan


tersedia, dan asumsi-asumsi yang industri ini terbagai atas 7 karakteristik
akan digunakan dalam pengembangan yakni : a) Visi, misi dan komitmen
media pendidikan. ditambah 6 dari pendapat Finch dan
Pengembangan modul. Modul Crunkilton (1979 ; 8) dan ke enam lagi
digunakan sebagai alternatif bilamana diuraikan sebagai berikut : b)
pembelajaran conventional tidak Orientation c) Justification d) Focus e)
memungkinkan dilaksanakan ( Finch and In-school succes standards f) Out-of-
Crunkilton, 1979;219). Bilamana school success standards g) School
dikembangkan pembelajaran melalaui
Industrial relationships ( kerja sama
modul ini banyak manfaatnya diantaranya:
berfokus kepada siswa, adanya antara sekolah dan industri ).
pengendalian mutu, dan modul-modul a) Karakteristik pertama pada kurikulum
yang dikembangkan akan selalu relevan kejuruan berbasisis industri perlu
dengan kurikulum ( Finch and Crunlkilton, adanya Visi , misi, dan komitmen.
1979; 228).Di samping itu pula modul ini Menurut Thomas S Popkewitz
bermanfaat bagi siswa –siswa yang mengemukakan bahwa “ that knowledge
prakteknya di salah satu industri harus was to be analytical rather than synthetic,
banyak, tetapi teorinya tertinggal. Sebagai that is, observation were to separate
referensi sekolah dapat mengembangkan human behaviours into its constituent
modul yang telah dikembangkan oleh elements. It is from these commitments
Russel (1974), Johnson and Johnson that many called the science “ Behavioral
(1973), modul yang dikembangkan oleh “. Keberhasilan pendidikan apakah itu
International Labor International (1973) prestasi belajar, kompetensi sangat
dan model modul yang dikembangkan ditentukan sekali oleh keberhasilan
oleh berbagai ahli atau lembaga lainnya. institusi pendidikan dalam menjalin
interaksi sosial antara kepala sekolah dan
Evaluasi kurikulum.Untuk menilai
guru, antara guru dan siswa, antara
sampai sejauhmana kurikulum yang sekolah dan masarakat, antara sekolah
telah dikembangkan ini berhasil atau dengan dunia industri dan antara sekolah
tidak. Worthern and Sanders (1973) dan orang tua siswa. Tujuan utama
mengemukakan :” it includes gathering paradigma ini adalah menghasilkan
information for use in judging the worth lulusan yang profesional dalam bidangnya
of the curriculum, program, or atau menjadikan dirinya yang memiliki
curriculum materials “. Evaluasi ini keahlian spesialis pada bidangnya dan
diperlukan untuk menilai sampai dapat dikembangkan menjadi seseorang
sejauh mana program dan material yang memiliki multi skill pada saat di
yang telah disampaikan telah berjalan lapangan berubah .
Melalui paradigma ini diharapkan
dengan baik. Bagi Stuflebeam (1969)
sekolah-sekolah kejuruan : mempunyai
evaluasi digunakan untuk menilai, dua agenda utama program pendidikan
input, context, proses dan hasil. Kedua untuk meningkatkan mutu pendidikan (
konsep dalam paradigma kurikulum Coit Butler; 1972, Thomas S Popkewitz
kejuruan dapat digunakan untuk ;1984, Wlliam E Blank ;1982, Sara
menilai program kurikulum pendidikan Lawrence ;1983 dan Spencer; 1993 )
kejuruan berbasis industri dan untuk yakni : pertama berhubungan dengan visi
menilai hasil belajar siswa atau mutu pendidikan kejuruan dan yang kedua
lulusan. Dalam perkembangan dewasa berhubungan dengan membiasakan atau
ini sertifikasi semakin digalakan membudayakan sekolah dalam
dengan tujuan untuk memberikan mencapai visi pendidikan kejuruan.
motivasi kepada sekolah supaya Program pertama yang harus selalu
dikembangkan yakni : sekolah perlu
lulusan bermutu dan diakui oleh
mengembangkan visi pendidikan kejuruan
industri. sesuai dengan kemampuan sekolahnya.

991
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Kedua yang berhubungan dengan budaya ada di sekolah kejuruan dan industri
sekolah yakni : a) sekolah perlu c) komitmen pada nilai – nilai yang
membangun komitmen dengan stake ada pada industri d) komitmen bahwa
holder (masyarakat, dunia industri, guru ) hasil kerja kelompok adalah lebih baik
untuk bekerja sama meningkatkan mutu dari bekerja sendiri e) komitmen dalam
pendidikan kejuruan, b) sekolah perlu menggunakan teori kurikulum dan
menerapkan standar ISO dalam kurikulum teori belajar f) komitmen bahwa
berbasis kompetensi dan sistem standar (ISO) pembelajaran dan
instructional ( E. Coit Butler; 1972, Wlliam pelatihan, standar pelayanan, standar
E Blank; 1982, dan Spencer; 1993.) c) evaluasi adalah perlu dikembangkan
sekolah perlu membekali gurunya dengan dan dilaksanakan g) komitmen bahwa
teori yang berhubungan dengan sekolah kompetensi guru adalah perlu dan
kejuruan seperti metoda inkuiri ataupun selalu harus ditingkatkan.
diskoveri d) Sekolah perlu menerapkan Karakteristik kedua kurikulum kejuruan
prosedur pengembangan implementasi, dan teknologi adalah harus menonjolkan
dan evaluasi kurikulum dengan berbasis oientasinya mau kemana ?. Menurut
industri. e) Sekolah perlu meneruskan Finch and Cruncilton (1979:9) bahwa “ the
pola kemitraan dengan sejumlah dunia vocational and technical curiculum is
industri maupun dunia usaha. Melalui oriented toward process ( experiences
paradigma ini maka kurikulum akan and activities with in the school setting )
berubah sesuai dengan perubahan yang and product ( effects of these experinces
ada di industri, oleh karena itu kurikulum and activities on former students) “ .
berubah tidak harus selalu 10 tahun, Kurikulum harus berorientasi kepada
perubahan kurikulum SMK ditentukan oleh proses dan produk yang mengandung
para stake holder; sehingga lama pengertian bahwa aktivitas belajar siswa
pendidikan untuk satu jenis konsentrasi di sekolah merupakan kegiatan kurikulum.
kemungkinan akan bervariasi. Hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari
(a) Visi : unsur yang harus ada dalam visi hasil belajarnya tetapi juga harus dilihat
yakni berorientasi kepada kubutuhan dari segi proses. Implikasinya dari konsep
industri dan masa depan teknologi. ini bahwa fasilitas belajar siswa harus
(b) Misi : unsur yang harus ada dalam misi lengkap, setiap siswa harus memperoleh
ini yakni : a) kurikulum dikembangkan kesempatan yang sama dalam kegiatan
berdasarkan analisis pekerjaan teknisi praktek, guru melakukan penilaian dimulai
yang ada di industri b) kurikulum dari awal hingga akhir belajar; aktivitas
dikembangkan berdasarkan standar belajar siswa di kelas akan merupakan
ISO dari industri c) sertifikasi kelulusan bagian penilain secara keseluruhan dari
teknisi diberikan kepada mereka yang sistem penilaian. Pendapat ini sejalan
lulus uji kompetensi d) kegiatan dengan pendapat Cohen, Deer, Harrison,
praktek di sekolah merupakan bagian 1982 atau sebagai eksperensial ( Goodlad
dari praktek industri e) guru dan dan Shane, 1978), Frost dan Rowland
instruktur secara bersama-sama (1969), Gwyn dan Chase (1969), Zais
melaksanakan kegiatan belajar (1976), Tanner dan Tanner (1980). dan
mengajar f) menyediakan kelengkapan Zais (1976) .
sarana dan fasiltas praktek secara Karakteristik ketiga kurikulum
lengkap g) membangun kerja sama kejuruan dan teknologi ini adalah
yang harmonis dengan para stake kurikulum harus memiliki justifikasi
holder ( industri ) yang jelas. Finch and Cruncilton
Budaya sekolah: dengan asumsi
menulis mengenai justikasi ini bahwa
bahwa semua pihak komitmen pada
kurikulum harus disusun berdasarkan
dunia pendidikan.
(c) Komitmen yang diharapkan dijabarkan kebutuhan yang dapat diidentifikasi
berikut ini : a) komitmen kepada mutu secara jelas ( curriculum is based
pendidikan b) komitmen dalam upon identified occupational needs of
melaksanakan semua prosedur yang a particular locale ). Penyusunan

992
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kurikulum ini tidak berdasarkan aspek ini akan berkontribusi bagi


kepada feeling tetapi benar-benar pengembangan dirinya sehingga ia
bedasarkan kepada justifikasi mampu bekerja di lingkungan industri
kebutuhan industri. Tuntutan industri sesuai dengan iklim atau budaya
ini memiliki spektrum keahlian yang perusahaan tersebut.
beragam untuk menguasainya satu Karakteristik kurikulum kejuruan
bidang keahlian memerlukan skill yang dan teknologi yang kelima yakni
spesifik. Misalnya penguasaan skill adanya standar kelulusan sekolah. ( in
elektronik pesawat terbang. Untuk school success standards ). Standar
menguasai skill ini siswa harus kelulusan di sekolah biasanya
memiliki sejumlah skill tertentu dinyatakan dengan nilai kuantitatif dari
diantaranya penguasaan akan mulai angka 6 hingga angka 10. Untuk
instrumen dan alat ukur tentang mata-mata pelajaran tertentu siswa
pesawat terbang. Penguasaan alat- dinyatakan memiliki standar
alat tersebut diharapkan siswa kompetensi bilamana ia lulus nilai 8
memiliki kompetensi dalam melakukan dan di atas nilai 8 siswa dinyatakan
pengukuran yang ada pada pesawat sangat memiliki penguasaan
terbang. Apa yang dimiliki oleh industri pengetahuan pelajaran tersebut.
pesawat terbang mengenai peralatan Misalnya di sekolah anak-anak harus
tersebut terkadang sekolah belum lulus dalam pengetahuan akan
memilikinya . Andaikan pun sekolah multimeter, osciloscope, dan frekuensi
dipaksakan harus memiliki perangkat meter yang diuji oleh guru-guru.
untuk siswa praktek maka sekolah Bilamana mereka lulus dengan
harus menyediakan peralatan untuk standar kualifikasi yang sudah
siswa praktek dengan biaya yang ditentukan diharapkan mereka akan
cukup mahal. Hal inilah yang mampu bekerja di industri
membedakan antara pendidikan telekomunikasi untuk pemeliharaan
umum dengan pendidikan kejuruan. dan perbaikan peralatan elektronika
Menurut catatan Diknas biaya pesawat penerima radio .
penyelenggaraan pendidikan kejuruan Karakteristik kurikulum pendidikan
jauh lebih mahal ketimbang pendidikan kejuruan dan teknologi yang keenam
umum. Karena mahalnya biaya yakni adanya standar kelulusan di luar
penyelenggaraan pendidikan ini sekolah. ( Out-of- school success
seyogianya industri membantu dunia standards ). Standar kelulusan di luar
pendidikan khususnya pendidikan sekolah dilakukan oleh dunia industri
kejuruan terutama yang berhubungan dan dunia usaha. Mereka
dengan peralatan praktek. mengeluarkan standar kompetensi
Karakteristik keempat dari sesuai dengan ISO (International
pendidikan kejuruan dan teknologi Standar Organizational). Standar
adalah bahwa kurikulum harus kompetensi yang ada di industri
memiliki fokus. Memiliki fokus menurut sifatnya beragam tergantung dari
pendapat Finch dan Cruncilton bahwa produk yang dikeluarkan. Misalnya
hasil belajar tidak hanya terfokus standar kompetensi untuk
kepada penguasaan aspek konwledge telekomunikasi yang terdiri atas
saja tetapi juga harus menguasai spektrum keahlian teknisi jaringan
aspek lain yakni “ skills, attitudes, and akses radio, fiber, optik, informatika,
values, each of which ultimately telepon dan seterusnya. Bagi sekolah
contributes in some manner to the yang melakukan kerja sama dengan
graduates’s employability “. Aspek- perusahaan telekomunikasi maka

993
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

siswa akan memperoleh sertifikat halnya di negara lain seperti Amerika


keahlian di bidang teknisi jaringan Serikat seperti yang diungkapkan oleh
akses radio. Lulusan diharapkan Finch dan Cruncilton bahwa industri –
memiliki aspek pengetahuan akan industri memberikan konsultasi
jaringan akses radio, fiber dan optik kurikulum, bantuan perlengkapan dan
yang dapat didemonstrasikan di material kepada sekolah, dan bantuan
perusahaan telekomunikasi. Bilamana workshop kepada para siswa SMK
siswa telah memiliki dasar untuk praktek ( 1979; 11 : this
pengetahuan ini maka tentunya akan assisstence might consist of
memudahkan bagi siswa untuk employers serving on curriculum
menguasai skill jaringan akses radio advisory committees, donating
bidang ini. Seyogianya kurikulum equipment and materials to the
sekolah teknologi dan kejuruan harus schools, or providing work stations in
memiliki standar kompetensi yang the community for students enrolled in
dikeluarkan oleh industri. cooperative vocational education )
Karakteristik kurikulum pendidikan Adanya hubungan yang harmonis
kejuruan dan teknologi yang ketujuh ini antara sekolah dan industri akan
yakni kerja sama antara sekolah menumbuhkan kurikulum yang
dengan industri. bermutu dan relevan dengan
Salah satu ciri yang membedakan kebutuhan masyarakat. ( “curriculum
sekolah kejuruan dengan sekolah quality and success”.) ( Spencer ;
umum yakni adanya kerja sama 1859, Blank; 1982, Finch dan
dengan industri. Kerja sama ini perlu Cruncilton ; 1979).
dibina dan ditumbuh kembangkan oleh Namun demikian bilamana
keduanya dalam upaya meningkatkan karakteristik kurikulum kejuruan dan
mutu lulusan. Baik langsung dan tidak teknologi terutama SMK terlalu banyak
langsung hampir seluruh SMK sudah tuntutan dari masarakat maka Anna Rifai
dan Adams (1983) menghawatirkan tidak
melakukan kerja sama dengan dunia
akan memiliki lulusan yang profesional
industri , walaupun kadar kerja dalam bidangnya oleh karena itu baik
samanya berbeda satu dengan yang Spencer (1993), Blank (1982)
lain. Oleh karena itu bagi pengembang menyarankan bahwa bagi kurikulum
kurikulum kejuruan dan teknologi kejuruan dan teknologi mengambil posisi
merupakan satu tantangan bagaimana sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau
kurikulum SMK dapat memenuhi dalam istilah mereka sebaiknya kurikulum
harapan dunia industri yang itu berbasis kompetensi, karena menurut
senantiasa berkembang lebih cepat Leslie Kelly (1995) kurikulum yang baik
dari kurikulum sekolah. adalah yang relevan dengan kebutuhan
Di antara mereka (dunia usaha dan dunia industri.
Implikasi pengembangan kurikulum
industri) ada yang dengan kerelaan
untuk industri hilir lebih sulit lagi
atau tanggung jawab terhadap SMK menyusunnya dari yang pertama; karena
mereka mau melakukan kerja sama ini industri tersebut yang home industri
telah terjalin dengan baik. Mereka mereka terkadang tidak memiliki job yang
memberikan bantuan peralatan spesifik dan ditulis sehingga
praktek, material, mesin, atau pengembangan kurikulum akan diwarnai
melengkapi workshop di sekolah atau oleh kepentingan sekolah kalaupun
memberikan bantuan kepada sekolah ditanyakan pada pengusaha industri hilir
untuk dapat mempergunakan mereka biasanya kurang memahami ;
workshop yang ada di industri sebagai dukungan dana dari industri ini kurang
sarana latihan. Kondisi ini sama memadai dan kesedian untuk menerima
siswa magang pada mereka masih belum

994
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

jelas. Sekolah akan bijak untuk Industri hilir atau home industri
mengembangkan kurikulum ini dengan dewasa ini jumlahnya banyak dan mereka
broad base sistem kurikulum bukan dalam tidak terkena krisis moneter sehingga
lingkup spesifik keahlian seperti pada pengembangan kurikulum untuk industri
industri hulu atau industri strategis. ini sangat menantang bagi pengembang
Kurikulum dengan market driven yang kurikulum. Bilamana lulusan SMK
dikembangkan sekarang ini yang berbasis diarahkan pada industri hilir dengan
pada lapangan pekerjaan adalah pengembangan kurikulum broad base
kurikulum berbasis kompetensi. Adanya education , lulusan akan memiliki berbagai
pengembangan kurikulum berbasis keahlian (walaupun tidak sepesifik seperti
kompetensi akan lebih baik berkembang pada industri hulu dan strategis) sehingga
pada industri hulu dan strategis ; standar untuk terjun menjadi enterpreneur bagi
kompetensi akan mudah dikembangkan para lulusan akan lebih besar.
karena industri ini memiliki sistem
organisasi yang utuh dan mereka memiliki C. Implikasi Perubahan Kebijakan.
standar ISO. Sehingga pengembangan
kurikulum dengan model profesional Adanya perubahan pradigma dari
keahlian untuk tingkat teknisi bagi jumlah siswa yang diterima dari 70 %
keluaran SMK akan sangat ideal, mereka siswa SMA menjadi 30 % siswa SMA
dapat dipersiapkan untuk bekerja
diperusahaan sejenis yang ada di
dan SMK menjadi 70 % membawa
indonesia maupun di luar negeri. Lulusan implikasi perubahan dalam : pola
SMK akan memiliki dua ijazah yakni ijazah pembelajaran, pengaturan area
tanda tamat belajar dari sekolah dan sekolah, perubahan tenpat sekolah
sertifikat keahlian dari industri. Hanya dari SMA menjadi SMK, perubahan
kelemahannya pada saat ada deregulasi kompetensi guru, penambahan alokasi
pemerintahan/politis, ataupun krisis biaya yang akan lebih besar, dalam
moneter yang melanda industri ini maka jangka panjang akan kekurangan
kurikulum yang sedang berkembang akan tenaga ahli yang professional untuk
sulit dilanjutkan dan berubah arah. tingkat atas.
Kesulitannya karena perangkat untuk
Seperti telah diuraikan di atas untuk
praktek yang ada di industri tidak dimiliki
menjawab tantangan perubahan
sekolah, kalaupun anak-anak dipindahkan
ke industri lain kasusnya akan sama yaitu kebijakan pembahas telah
mereka belum tentu memiliki peralatan manawarkan alternative model SMK
praktek seperti itu di samping itu bila yang diharapkan dapat menjawab
sekolah ingin memiliki harganya mahal. tantangan hal tersebut di atas.
Pada industri hilir pengembangan standar Dewasa ini jumlah SMA ada dan
komptensi yang akan merupakan acuan berkembang tidak di rencanakan untuk
untuk menyusun kurikulum berbasis dekat dengan industry, dalam
kompetensi tidak akan berjalan mulus perubahan ini tentu harus diposisikan
seperti pada industri hulu dan strategis supaya sekolah akan dekat dengan
karena kekurangan tenaga ahli pada Industri. Jumlah SMA dewasa ini lebih
mereka, organisasi sederhana, teknologi
relatif sederhana, dukungan dana maupun
banyak dari SMK, bila
peralatan praktek kurang memadai. diimplementasikan kebijakan tersebut
Penyusunan kurikulum pada sekolah bukan hal yang mustahil Pemda Kota
sekarang ini juga masih umum dan masih dan Kabupaten merubah bangunan
berorientasi kepada subject matter yang SMA menjadi SMK. Perubahan ini
cenderung mengacu kepada industri hulu akan membawa implikasi kepada
dan strategis sehingga sangat kurang perubahan site plant SMA menjadi
relevan dengan kurikulum berbasis SMK yang membawa dampak dari
kompetensi. segi biaya, kurikulum, fasilitas jumlah

995
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

guru dan siswa. Yang paling serius Barlow, Melvin, (1965), Vocational Education,
dalam perubahan ini adalah masalah University of chicago, Press Illionis USA
kompetensi guru yang semula mereka Beeby, C. E, (1979), Assessment of
memiliki kompetensi PPKN harus Indonesion Education,: A Guide in
menguasai kompetensi bidang studi di Planning Wellington : Oxford University
SMK, sebab kalau tidak akan terjadi Press
kelebihan guru di SMK yang tidak
memiliki kompetensi sesuai dengan Bruner Jerome, S., (1967), The Process of
tuntutan dunia kerja. Education, London : Cambridge University
Seperti telah dijelaskan pada Press.
paparan terdahulu bahwa jumlah biaya
Blank William, (1982), Hand Book for
yang dikeluarkan oleh SMK adalah 4 Development CBT Programs, New
kali lebih besar disbanding SMA, Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs
dalam kondisi ekonomi yang belum
pulih dari krisis moneter dewasa dan Boediono, (2002), Kurikulum 2004, Jakarta :
memasuki era demokrasi maka Diknas
Cohen, D. (1977), Primary School Science
pemerintah akan mengalami kesulitan Project in the Northern territory. A
dari segi penyelenggaraan biaya SMK. Consultant report, Nort Ryde, Sydney :
Adanya perubahan paradigma Macquire University.
dalam penerimaan siswa baru di SMK
Coombs., P. H., (1968), The world Education
yang lebih besar dari SMA tentu dalam
Crisis, A System analysis, London : Oxford
membawa dampak perubahan dalam University Press.
jangka panjang dari segi komposisi
tenaga ahli. Semula dalam jangka 7 Curtish R. Finch dan John R Crunkilton,
tahun akan dihasilkan sarjana dalam (1979), Curriculum Development in
Vocational and Technical Education,
jumlah besar, maka adanya
Boston Massachusetts :Allyn and Bacon,
perubahan ini jumlah komposisi Inc.,
tenaga teknisi lebih besar ketimbang
sarjana maka dampaknya adalah Deer, C. E, (1982), The Role of the principle in
siswa yang akan masuk ke perguruan curriculum decision making. Curriculum
Perspectives, 2, 2:74-80
tinggi akan berkurang dan tertutupnya
Perguruan Tinggi Swasta dan Dedi Supriadi, (2002), Sejarah Pendidikan
beberapa program studi negeri juga Teknik dan Kejuruan di Indonesia, Jakarta
akan mengalami nasib yang serupa ; : Depdiknas Dikmenjur,
ini yang disebut terjadi ketidak
seimbangan antara demand and Dimitri Mahayana, (1999), Menjemput Masa
supply dalam pendidikan. Depan, Bandung : Rosda

REFERENCE Dahlan, H.M.D., (2001), Umat Masa Depan


Menurut Rasullullah SAW, Pustaka Fitri
Arnstein, ( 1967 ) , G. E. Vocational
Educational, Chicago: University of Depdikbud. (1993), Undang-undang Sistem
Chicago Press illionis,. Pendidikan Nasional, 1989, dan peratutran
pelaksanaannya
Anna Rifai and Adams, (1983), Competency
Based Training, Victoria, Australia --------------. (1997), Keterampilan menjelang
2020, Depdikbud Jakarta
Bloom, B, (1971), Taxonomy of educational --------------. (1997), Kurikulum Sekolah
Objectives, New York : David McKay Menengah Kejuruan (SMK ) : Buku III,
Company Jakarta : Depdikbud RI

996
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

---------------. (2002), Kurikulum Sekolah


Menengah Kejuruan, : Landasan Nurcholis Majid, (2001), Mewujudkan
Pengembangan Program, Jakarta : Masyarakat Madani dalam semangat
Depdikbud RI Reformasi, Jakarta : orasi Rektor
Universitas Paramadina, 3 oktober 2001,
Departemen Pendidikan Nasional, (2003),
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Mubiar Purwasasmita , (2000), Pendidikan
Edisi 2004, Jakarta : Dikmenjur. Sistem Ganda, Bandung; Seminar
Implementasi Sistem Ganda
…………, (2004), Kurikulum 2004, SMK, Buku Poespowardoyo, Surjanto, (1986), Masalah
I, II, III, Jakarta Perubahan Nilai dan Strategi Kebudayaan
dalam J.A Denny (penyunting),
Frost ,J.L dan Rowland, G.T. (1969) , Transformasi Masyarakat Indonesia,
Curricula for the seventies : early Jakarta : Kelompok Studi Proklamasi
childhood through early adolelescence .
Republika, (2004) , Proyeksi Angkatan Kerja
Boston : Houghton Miffin Company
tahun 2008, Jakarta : Republika Harian

Gatot Hari Prijowairjanto, (2003), Profil Spencer, (1993), Competency Work, , New
Kompetensi Lulusan SMK yang York. : John Willey & Sons, Inc
diharapkan dunia Industri, Bandung :
FPTK UPI Tanner, D. dan Tanner, L.N (1980).
Curriculum Development, Theory into
Goodlad and Shane, (1978), A Preview of practice ed. Kedua. New York : Macmillan
schooling in America . Phi Delta Kappa 60 Pub
, 1 : 47-50
Tilaar, H.A. R, (2000), Paradigma Baru
Harrison, M. and Gill, S (1992), Primary Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka
School Mananagement, London, : Cipta
Heinemann Educational Books Ltd.
Toffler, Alvin, (1970), Future Schock, London :
Pan Books Ltd
Internet, Satgas STM Dinas Pendidikan
Propinsi Jawa Barat, 2 Mei 2002 _______, (1982), The Third Wave, New York :
Internet, Perubahan Paradigma Pendidikan di Bantam Books Ltd.
Beberapa Negara, R. Susilana a Yahoo, Thomas S Popleewitz, (1984), Paradidgm &
Com, 2004 Ideology in Educational Research, The
Social Functions of the intelectual, London
: The Falmer Press
James Jennifer, (1996), Thingking in the
Future Tense, New York : Jennifer James Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
Inc Tentang Pemerintahan Daerah

John W Burke, (1989) , Competency Based Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999


Education and Training, , London:The tentang Perimbangan Keuangan Antara
Falmer Press Pemerintah Pusat dan Daerah

Leslie Kelly, (1995), The ASTD Technical and William E Blank, (1982), Handbook for
Skills Training Hand Book, New York : Mc Developing, Competency Based Training
Graw Hill , Inc, Programs, New Jersey :Prentice hall Inc,

Naisbitt John, 1982, Megatrends, New York :


Wrner Books Inc.
Nana Syaodih, (1997), Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung :
PT Remaja Rosda Karya.

997

Anda mungkin juga menyukai