Anda di halaman 1dari 29

1.

MENUNGGU SALAMNYA IMAM DALAM SHOLAT BERJAMAAH

Nabi ‫ ﷺ‬Beliau bersabda,

Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya takbir dan yang menghalalkannya adalah
salam. (HR. Abu Daud 61, Ibn Majah 618)

A. Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:

a. Salam termasuk rukun shalat. Nabi ‫ ﷺ‬menyebut salam dalam shalat sebagai tahlil
as-shalah (yang menjadi batas halal antara shalat dengan aktivitas di luar shalat). Beliau
bersabda,
‫ َو َتْح ِليُلَها الَّتْس ِليُم‬، ‫ َو َتْح ِر يُمَها الَّتْك ِبيُر‬، ‫ِم ْفَتاُح الَّصالِة الُّطُهوُر‬
Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya takbir dan yang menghalalkannya
adalah salam. (HR. Abu Daud 61, Ibn Majah 618).

b. Menurut pendapat yang lebih kuat, salam yang statusnya rukun shalat adalah salam
pertama. Sementara salam kedua hukumnya sunnah. Bahkan sebagian ulama
menyebut, bahwa salam kedua hukumnya anjuran berdasarkan kesepakatan ulama.
Meskipun ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa salam kedua hukumnya wajib.
Dan ini pendapat al-Qadhi Abu Ya’la…

Ibnu Qudamah mengatakan,

‫ أجمع كل من أحفظ عنه من أهل العلم أن صالة من اقتصر على‬: ‫والواجب تسليمة واحدة والثانية سنة قال ابن المنذر‬
‫تسليمة واحدة جائزة‬
Yang wajib adalah salam pertama. Sementara salam kedua hukumnya anjuran. Ibnul
Mundzir mengatakan, “Semua ulama yang saya ketahui sepakat bahwa mengerjakan
shalat dengan salam sekali dibolehkan.” (al-Mughni, 1/623).

c. Ada beberapa dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah melakukan


salam sekali.

Berikut diantaranya,
[1] hadis dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan tata cara shalat malam
yang dikerjakan Nabi ‫ﷺ‬,

‫ َح َّتى ُيوِقَظَنا‬، ‫ُثَّم ُيَس ِّلُم َتْس ِليَم ًة ُثَّم َيْر َفُع ِبَها َص ْو َتُه‬
“Kemudian beliau salam sekali, beliau mengeraskan suaranya, sehingga membangunkan
kami.” (HR. Ahmad 26030 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

[2] hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

‫َأَّن الَنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َك اَن ُيَس ِّلُم َتْس ِليَم ًة َو اِح َد ًة‬

1
“Bahwa Nabi ‫ ﷺ‬pernah melakukan salam sekali.” (HR. Baihaqi dalam al-Kubro 3107,
at-Thabrani dalam al-Ausath 8473, dan yang lainnya)

d. Jika makmum secara sengaja melakukan salam sebelum imam salam pertama, maka
shalatnya batal. Karena makmum mendahului imam. Dia selesai shalat sebelum imam
selesai shalat.

Dalam Kasyaf al-Qina dinyatakan,

‫ فيعيده‬, ‫ وال تبطل إن سلم قبل إمامه سهوا‬، ‫وإن سلم قبله عمدا بال عذر تبطل ; ألنه ترك فرض المتابعة متعمدا‬

Jika secara sengaja makmum salam sebelum imam, tanpa ad udzur, maka shalatnya batal.
karena secara sengaja dia meninggalkan kewajiban mengikuti imam. Namun tidak batal
jika dia salam sebelum imam karena lupa, (lalu kembali ke posisi tasyahud) dan
mengulangi salam (setelah imam salam). (Kasyaf al-Qina, 1/465).

e. Bagaimana jika makmum salam sebelum imam salam kedua?

Makmum yang melakukan salam setelah imam salam pertama, sebelum salam kedua,
shalatnya tetap sah. Meskipun kurang afdhal.

Dalam Kasyaf al-Qina dinyatakan,

‫األولى أن يسلم المأموم عقب فراغ اإلمام من التسليمتين فإن سلم المأموم األولى بعد سالم اإلمام األولى وقبل سالمه الثانية وسلم‬
‫المأموم الثانية بعد سالمه أي اإلمام الثانية جاز ألنه ال يخرج بذلك عن متابعة إمامه‬

Yang lebih bagus, makmum melakukan salam setelah imam selesai salam kedua. Jika
makmum salam pertama setelah imam salam pertama, dan sebelum imam salam kedua,
dan makmum baru salam kedua setelah imam salam kedua, hukumnya boleh. (Kasyaf al-
Qina, 1/465).

Wallahu A'lam

B. Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an:

Allah azza wa jalla berfirman,

‫َو َأِقيُم وْا الَّصَالَة َو آُتوْا الَّز َكاَة َو اْر َك ُعوْا َم َع الَّراِكِع ين‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”
(QS. Al-Baqarah – 43).

Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman,


“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata” (QS. An-Nisa: 102).

2
2. MENGAPA BERDOA MINTA PANJANG UMUR

Sering kali kita mendengar seseorang berdo’a agar dipanjangkan umurnya. Kenapa harus
minta panjang umur???Apakah enak hidup orang yang panjang umurnya?

Dan kalau manusia diberi kesempatan untuk menambah umurnya, berapa banyak kiranya yang
akan dipinta olehnya?

50 tahun? 100 tahun? 1000 tahun?


Kalaupun umurnya ditambah 1000 tahun, kemudian setelah itu ia mau kemana??
Pasti umur juga akan habis, tidak ada yang kekal dan tidak ada yang abadi di dunia! Hanya Allah
azza wa jalla Sang Pencipta yang Kekal dan Abadi.

Nabi Musa 'Alaihissalam pernah diberi tawaran tambahan umur, yang mungkin lebih 1000
tahun (sejumlah rambut bulu sapi jantan yang tertutupi oleh tangannya).

Namun sebelum menerima tawaran tersebut, beliau bertanya kepada Allah:


"Wahai Rabbi, setelah hidup (sepanjang jumlah rambut di kulit lembu jantan), kemudian apa??
Maka Allah mengatakan, "Kemudian mati". Maka akhirnya nabi Musa mengatakan, "Kalau
begitu sekarang saja". (HR. Bukhari dan Muslim).

Iya, kalau ternyata pada akhirnya juga mati, kenapa harus menanti waktu yang lama, maka lebih
baik sekarang dan tentunya Nabi Musa 'Alaihissalam telah mempersiapkan diri untuk hal itu.
Allah menyatakan, bahwa orang-orang Yahudi adalah manusia yang paling ambisi untuk hidup
lebih lama di dunia dan juga kaum musyrikin. (Lihat Al-Baqarah 96).

Karena mereka adalah orang-orang yang tidak beriman dengan adanya kehidupan yang lebih
baik di akhirat. Lebih enak daripada di dunia. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Lebih
nyaman daripada di muka bumi ini. Tiada duka, tiada gundah, yang ada hanya suka dan tawa.
Hidup yang tiada akhirnya. Dan semua itu bermula dengan berpisahnya ruh dan jasad kita!
Maka kenapa harus minta panjang umur???

Resiko panjang umur

Sebelum meminta panjang umur, coba renungkanlah beberapa hal dibawah ini:
Orang yang panjang umurnya harus bersabar berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.
Harus tabah ditinggal oleh isteri atau suaminya. Sabar menyaksikan kematian ayah dan
bundanya serta saudara-saudaranya. Sabar menghadapi wafatnya buah hatinya.

Kalau dia memiliki 10 anak, maka ia harus tabah menghadapi anaknya mati satu persatu.
Setiap kali anaknya meninggal, maka sepotong dari hatinya akan menghilang dan pergi bersama
sang anak, maka hatinya akan terpotong-potong.

3
Dia harus bersabar ditinggal mati oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabatnya. Karena orang
yang panjang umur, biasanya akan tinggal sendirian. Kawan-kawan sebayanya sudah pada mati.
Anak-anaknya sudah mati. Mungkin cucunya juga sudah mati. Mau berteman dengan siapa?
Biasanya sudah susah berkomunikasi, belum lagi kalau tubuh kita tidak sehat.

Maka, mintalah kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, serta diselamatkan dari siksa kubur
dan adzab neraka.
[1] Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menganjurkan kepada Ummu Habibah, yang tatkala
itu meminta panjang umur agar berdo’a yang lebih baik dan mulia yaitu berdo’a agar dijauhkan
dari siksa kubur dan dari adzab Neraka. (HR. Muslim).

‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي اآْل ِخَر ِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
Bacaan latin: Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah
kami dari azab neraka."

3. KHUTBAH JUMAT: “BAHAYA LATEN KOMUNIS”

KHUTBAH I:

‫ َالَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َكاُتُه‬.‫ِبْس ِم ِهللا َو بِـَحْمِدِه‬

‫ َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخ ْيِر ْاَألَناِم َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬. ‫اْلَح ْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة ْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْسَالِم‬

. ‫ َو َأْش َهُد َأّن ُمَح ّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َال َنِبَّي َبْع َد ُه‬.‫َأْش َهُد َأْن َال ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‬.

‫َاللُهّم َص ِّل َو َس ّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُمَح ّمٍد َو َعلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َوَم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإٰل ى َيْو ِم الِّدْيِن‬,

‫ َياَأّيَها‬. ‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬، ‫ َقاَل ُهللا َتَع اَلى فِى اْلُقْر آِن اْلَك ِرْيِم‬. ‫ ُاْو ِص ْيُك ْم َو ِاَّياَي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬,‫ َفَيا ِع َباَد ِهللا‬. ‫َاَّم ا َبْعُد‬
‫اّلَذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakumullah.


Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada
kesempatan jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu
shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita
sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga
kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kita semua yang hadir di masjid ini, kelak di
hari kiamat mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin. Mengawali khutbah singkat pada
kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri pribadi saya dan kepada
seluruh jamaah, marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu
melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

4
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

SALAH satu ideologi di muka bumi yang merusak kehidupan dan ketenteraman umat
manusia adalah komunisme. Sebagai sebuah ideologi, komunisme tidak pernah mati. Di Tanah
Air kaum komunis pernah nyaris berkuasa. Mereka melakukan penyusupan, adu domba,
sabotase, yang semuanya dilakukan dengan menghalalkan segala cara serta kebrutalan.
Dalam catatan sejarah, kaum anti Tuhan dan agama ini menunggangi slogan sebagai pembela
kaum miskin, merekayasa pertentangan, menciptakan kekacauan dan kegelisahan di mana-
mana.
Dari sekian keunggulan kalangan komunis baik komunis tua atau komunis muda (gaya
baru) adalah agitasi dan propaganda melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.
Misalnya, akhir-akhir ini kita sering mendengar pernyataan dari keturunan PKI bahwa mereka
adalah korban kekejian, pembantaian, dan pertarungan antar elit ketika itu. Padahal justru
kaum komunis lah yang melakukan kekejian dan pembantaian di luar peri kemanusiaan
Di Madiun dan 23 tempat di sekitarnya, antara September-November 1948, terjadi
pembantaian terhadap masyarakat anti PKI. Para kiai, ulama, dan santri di pesantren Sabilil
Muttaqien di Magetan menjadi sasaran kekejaman PKI. Dan masih banyak lagi catatan
kekejaman kaum komunis yang penuh dengan bau amis darah orang-orang yang tidak bersalah.
Taufiq Ismail, mengutip sejumlah peneliti, menemukan angka 110 juta korban
pembantaian partai Marxis-Leninis-Stalinis-Maois-Pol Potis sedunia. Jika diperinci rata-rata
terjadi pembantaian di bawah rezim komunis sebanyak 1.621.621 orang setahun, 135.135 orang
sebulan, 4.504 orang sehari, 187,6 orang per jam, 3 orang per menit, 20 detik per orang, dalam
kurun 74 tahun di 76 negara dari 1917-1991.
Bahkan ada catatan lain yang menyebutkan komunis dalam satu abad telah di seluruh
membunuh Lebih, 147 juta jiwa manusia
Dalam buku Benturan NU-PKI 1948-1965 yang ditulis H. Mun’im DZ, penerbit PBNU,
disebutkan sejumlah kegiatan kelompok PKI di bidang seni yang menajiskan agama dan Tuhan.
Mereka membuat pementasan sandiwara ludruk Matine Gusti Allah, dimana pembawa acara
menutup dengan kata-kata, “Bengi Iki Gusti Allah wis mati, sesuk ora ana Gusti Allah (Malam ini
Allah sudah mati. Besok tak ada lagi Allah).” Mereka juga pementasan yang dengan sengaja
mengina dan melecehkan Tuhan, seperti Gusti Allah Dadi Manten (Allah menjadi pengantin),
Rabine Gusti Allah (Perkawinan Allah), Gusti Allah Mantu (Allah bermenantu), Rabine Malaikat
(Malaikat Menikah) dan masih banyak lainnya.

Hadirin yang Dimuliakan Allah.

Sebagai umat Islam kita tidak boleh lengah dan menganggap bahwa ajaran komunisme
sudah mati terkubur. Sebab sebagai sebuah isme (paham) komunisme akan tetap ada. Ia selalu
eksis dan selalu diusahakan untuk disebarkan dengan berbagai sarana terlebih di era teknologi
yang maju seperti sekarang ini.
Dalam beberapa dekade ini tampak adanya upaya membangkitkan gerakan komunis. Bisa
kita lihat dari terbitnya sejumlah buku yang ditulis oleh keturunan anggota PKI atau
simpatisannya. Buku-buku yang dimaksud adalah Aku Bangga Jadi Anak PKI (2002), Anak PKI
Menjadi Anggota Parlemen (2005), Lima Puluh Tahun Anak PKI (2008), Gerakan Rakyat dan
5
Perubahan (2012), termasuk sebuah buku berjudul Yang Berlawan: Membongkar Tabir
Pemalsuan Sejarah PKI (2006), yang isinya pembenaran akan perjuangan PKI.
Upaya menghidupkan ajaran komunis juga dilakukan dengan menyisipkannya di dalam
pelajaran PKn, pada Lembaran Kerja Siswa di sebuah SMU di Sukabumi. Di dalamnya tertulis
kalimat, “Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa
Indonesia yang dinamakan Komunis.”

Jama’ah Salat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Jika kita menyelami lebih jauh ideologi atau ajaran komunisme kita temukan bahwa paham
ini masuk di sejumlah bidang yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat.
Dari aspek falsafah ajaran komunisme berisi atheisme, anti Tuhan dan anti agama. Dari segi
politik, ajaran komunisme anti demokrasi. Dari sisi sosial, ideologi komunisme menganjurkan
pertentangan dan perjuangan klas. Di lapangan ekonomi komunisme menghilangkan hak
perseorangan. Dengan demikian ajaran atau ideologi komunisme tidak saja berlawanan dengan
ajaran Islam pada khususnya, akan tetapi merupakan tantangan dan serangan terhadap hidup
keagamaan pada umumnya.

Oleh karena itu, bagi umat Islam perlu menggarisbawahi hal-hal sebagai berikut:

1. Paham komunisme hukumnya kufur dan haram bagi umat Islam menganutnya.
2. Jika ada oknum dari umat Islam menganut ideologi atau ajaran komunisme dengan
keyakinan dan kesadaran, maka dia telah keluar dari Islam atau murtad. Dia telah menjadi
kafir. Karenanya, tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam, tidak boleh saling
mewarisi, dan haram mengurus jenazahnya secara Islam.
3. Jika ada diantara umat Islam yang bergabung atau menjadi simpatisan ideologi komunis
tidak dengan keyakinan dan kesadaran, dia telah terjatuh pada kesesatan. Wajib bagi umat
Islam untuk menyerukan kepada mereka agar meninggalkan ajaran komunisme. Sebab
seseorang yang mengaku sebagai Muslim, namun juga mengikuti ajaran komunis atau
bersimpati, maka ini termasuk dari bentuk kemunafikan yang besar. Kaum munafik pada
lahirnya adalah orang-orang yang mengaku beragama Islam, namun batinnya condong
kepada kekufuran, sebagaimana firman Allah SWT:

‫َو ِإَذ ا َلُقو۟ا ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َقاُلٓو ۟ا َء اَم َّنا َو ِإَذ ا َخ َلْو ۟ا ِإَلٰى َش َٰي ِط يِنِهْم َقاُلٓو ۟ا ِإَّنا َم َع ُك ْم ِإَّنَم ا َنْح ُن ُم ْسَتْهِز ُءوَن‬
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami
telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka
mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”
(QS. Al-Baqarah: 14)

Keempat, meski Republik Indonesia bukan negara Islam namun haram bagi umat Islam
memilih kepala negara, kepala daerah, dan pejabat-pejabat yang berideologi komunisme.

6
‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.‬‬

‫‪Demikianlah sejumlah paparan terkait bahaya ajaran dan ideologi komunisme. Bumi‬‬
‫‪Pertiwi menjadi saksi kebengisan kaum palu arit dalam melakukan pembantaian dan‬‬
‫‪pembunuhan massal terhadap orang-orang yang menentangnya. Sejarah kelam ini tidak‬‬
‫‪boleh terulang kembali. Kita tetap harus waspada dan mengajarkan kepada anak cucu kita‬‬
‫‪tentang kekejaman kaum komunis yang dulunya bergabung dalam sebuah partai, Partai‬‬
‫‪Komunis Indonesia (PKI).‬‬
‫‪Semoga Allah SWT melindungi diri kita dan keluarga dari perbuatan yang keji agar kita‬‬
‫‪selamat dari berbagai hukuman yang sangat menakutkan di akhirat itu.‬‬

‫َباَرَك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ ,‬و َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذْك ِر اْلَح ِكْيِم ‪َ ,‬و َتَقَّبَل ِم ِّنْي َوِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم ‪.‬‬
‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه ‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‪َ .‬و َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه‬
‫‪َ:‬و َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه ‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد ِو َع َلى ٰا ِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‪َ .‬أَّم ا َبْعُد‬

‫َفيَا َاُّيَها الَّناُس ‪ِ ,‬اَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِسِه‪َ .‬و َقاَل َتعَاَلى‪ِ ,‬إَّن‬
‫َهللا َو َم آلِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم‬
‫َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة الْـُم َقَّر ِبْيَن ‪َ ,‬و اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِشِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلي‬
‫َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِالٰى ىَيْو ِم الِّدْيِن ‪َ ,‬و اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّراِحِم ْيَن‬

‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآِء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت‬

‫اللُهَّم َأِع َّز ْاِإل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِرِكْيَن َو اْنُصْر ِع َباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن‬
‫َو َد ِّم ْر َأْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن‬

‫اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن‬
‫ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن‬

‫َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِرْيَن‬

‫ِعَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلٰى ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬

‫‪7‬‬
4. 3 (TIGA) MUSTIKA BAGI ORANG YANG BERSIH- BERSIH MASJID

A. BERSIH- BERSIH MASJID

1. Dosanya diampuni oleh Allah


Orang yang menjaga kebersihan masjid, meskipun hanya dengan membuang
kotoran sebesar biji sawi, maka dosanya akan diampuni oleh Allah.
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang ditulis oleh Imam Suyuthi dalam kitab
Lubabul Hadis berikut;

‫َم ْن َأْخ َر َج َقَذ َر ًة ِم َن اْلَم ْس ِج ِد ِبَقْد ِر َم ا َيُد ْو ُر ِفى اْلَع ْيِن َأْخ َر َج ُه ُهللا َتَع اَلى ِم ْن أْع َظِم ُذ ُنْو ِبِه‬

Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid dengan seukuran yang dapat
dipandang oleh mata, maka Allah akan mengeluarkannya dari dosa-dosa yang besar
dari dirinya.

2. Dibangunkan satu rumah dan tempat di Surga


Dalam sebuah hadis yang disebutkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul
Hadis, dari Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi Saw bersbda;

‫َم ْن َأْخ َر َج َأًذ ى ِم َن اْلَم ْس ِج ِد َبَنى ُهَّللا َلُه َبْيًتا ِفي اْلَج َّنِة‬

Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangun rumah
untuknya di dalam surga.

3. Mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Nabi SAW


Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim;

‫ َم اَتْت‬:‫ َفَس َأَل َع ْنَها الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاُلوا‬:‫ َقال‬- ‫ِفي ِقَّص ِة اْلَم ْر َأِة اَّلِتي َكاَنْت َتُقُّم اْلَم ْس ِج َد‬- ‫عْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬ َ
‫ُد ُّلوِني َع َلى َقْبِرَها َفَد ُّلوُه َفَص َّلى َع َلْيَها‬: ‫ َفَقاَل‬.‫َأَفَال ُكْنُتْم آَذْنُتُم وِني َفَك َأَّنُهْم َص َّغ ُروا َأْمَر َها‬: ‫َفَقاَل‬.

Dari Abu Hurairah, mengenai kisah seorang perempuan yang biasa mengurus
kebersihan masjid, dia berkata; Kemudian Nabi Saw bertanya tentang perempuan
tersebut. Sahabat menjawab, ‘Ia telah wafat.’ Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Kenapa
kalian tidak memberitahukan kepadaku?
Seakan-akan para sahabat meremehkan kedudukan perempuan tersebut. Kemudian
Nabi SAW berkata, ‘Mari kalian tunjukkan kepadaku kuburan perempuan itu. Lalu Nabi
SAW menyalati perempuan tersebut.
Pada zaman Rasulullah SAW ada seorang wanita hitam bernama Ummu Mahjan.
Dia selalu menyempatkan diri membersihkan masjid Rasulullah SAW.
Suatu hari ketika Rasul sedang ke pemakaman, beliau melihat sebuah kuburan baru.
Rasul bertanya, “Kuburan siapa ini, wahai para sahabat?”

8
Mereka yang hadir di situ menjawab,

“Ini kuburan Ummu Mahjan, ya Rasulullah.”


Rasul SAW langsung menangis begitu mendengar berita tersebut, lalu beliau menyalahkan
para sahabatnya,
“Mengapa kalian tidak memberitahukan kematiannya kepadaku supaya aku bisa
menyalatinya?”
Mereka menjawab, “Ya Rasulullah, pada waktu itu matahari sedang terik sekali.”
Rasulullah diam saja mendengar jawaban tersebut.
Lalu, beliau berdiri dan shalat untuk mayit yang sudah ditanam beberapa hari itu dari atas
kuburnya. “Bila ada di antara kalian yang meninggal dunia, beri tahukan kepadaku, sebab
orang yang kushalati di dunia, shalatku itu akan menjadi syafa’at di akhirat.”
Sesudah berkata demikian, Rasulullah kemudian memanggil Ummu Mahjan dari atas
kuburnya. “Assalaamualaikum yaa Ummu Mahjan! Pekerjaan apa yang paling bernilai
dalam daftar amalmu?”
Rasulullah SAW diam sejenak.
Tak lama kemudian beliau berkata,
“Dia menjawab bahwa pekerjaannya membersihkan masjid Rasulullah adalah pekerjaan
yang paling bernilai di sisi Allah.
Allah Taala berkenan mendirikan rumah untuknya di surga dan dia kini sedang duduk-duduk
di dalamnya.”

Secara fisik, masjid adalah bangunan biasa yang terdiri atas lantai, tiang, dan atap.
Namun, secara spiritual, masjid adalah poros nadi umat yang sangat fundamental.
Selain menjadi perekat umat di mana mereka bisa menebarkan kebajikan, masjid juga
merupakan media bagi sang Muslim agar sukses dalam menjalin hubungan vertikal dengan
Allah; melalui masjid, sang Muslim bisa melakukan mi'raj menuju Ilahi.
Dari masjid, kaum Muslimin bisa belajar-mengajar, keimanan seseorang tergambar, tingkat
keberagamaan masyarakat terpancar, ketenangan dan kedamaian berbinar-binar, dan
kebangkitan umat mengakar.
Seorang Muslim akan prihatin dan sedih manakala menjumpai seseorang yang dengan
seenaknya mengotori masjid dan membiarkan kotoran (sampah) berserakan.
Juga tidak etis jika kita membiarkan bau tak sedap bercokol di tempat wudhu, toilet, atau
kamar mandi masjid, sehingga aromanya menyebar dan dihirup orang-orang yang shalat,
membaca Alquran, iktikaf, atau ibadah lainnya.
Dengan demikian, kebersihan dan keasrian masjid jelas mendukung kekhusyukan
kaum Muslimin, Walmuslimat dalam beribadah. Maka, sangat pantas kalau Allah SWT dan
Rasul-Nya memberikan pahala yang besar bagi mereka yang membersihkan masjid—
sebagaimana tersimbul dalam riwayat di atas. Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang
mengeluarkan kotoran dari masjid maka Allah SWT akan membangunkan untuknya sebuah
rumah di surga,” (HR. Ibnu Majah).

9
Zaman memang sudah berubah dan modern, sehingga masjid-masjid membutuhkan
pengurusnya.
Namun, membersihkan masjid tentu saja bukan monopoli mereka.
Selama mempunyai niat yang bagus, siapa pun punya peluang yang sama untuk
mempersiapkan bangunan di surga, yakni dengan membersihkan masjid.
Mari sama-sama kita menjaga kebersihan Rumah Allah SWT. untuk kenyamanan, ke
khusyuan ibadah kita.

5. JENIS DAN TEMPAT NAFSU


Saudara dan saudariku seiman,
Sebagaimana kita semua ketahui bahwa musuh yang paling besar dan paling susah untuk di
tundukkan adalah hawa nafsu diri sendiri yang bersarang diantara kedua tulang rusuk yaitu
nafsu Ammarah dan Lawwamah yang selalu mengajak manusia melakukan kejahatan atau
sifat sifat Mazmumah.

Sebagaimana firman Allah:


‫ٌۢة‬
‫ۚ ِإَّن ٱلَّنْفَس َأَلَّم اَر ِبٱلُّس ٓو ِء ِإاَّل َم ا َر ِح َم َر ِّبٓى‬

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan (mazmumah) kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku (QS. Yusuf 53)

Begitu juga penjelasan sepotong hadits dari riwayat Abu Dzarr al Ghifari beliau berkata
bahwa Rasulullah bersabda:

‫َأْفَض ُل اْلِج َهاِد َأْن ُيَج اَهَد الَّرُجُل َنْفَسَه َو َهَو اُه‬

Artinya: “Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya
dan hawa nafsunya.” (HR. Ibnu Najjar)

Dan dari riwayat Ibnu Abbas ra beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam
bersabda: "Sejahat jahat musuhmu adalah nafsumu sendiri, ia bersarang diantara 2 tulang
rusukmu (HR. Bukhari)

Begitulah jahatnya nafsu jika tidak bisa di kendalikan, akan tetapi jangan melihat nasfu
hanya dari sisi jeleknya saja sebab siapa saja yang bisa mengendalikan hawa nafsu
ammarah dan lawwamah (Mazmumah) maka nafsu lainnya akan membawanya ketingkat
ketaatan, pengabdian yang paling tinggi, termulia dan sempurna dan mendapatkan Rahmat
dan juga redho Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mari kita semua memperhatikan Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam
tujuh jenis tingkatan yang dikenal dengan istilah “Marotibun Nafs” Tempat-tempat dimana
nafsu ini bersemayam pada tubuh manusia, yaitu sebuah titik halus keberadaannya
tersebar diseluruh tubuh.

10
Berikut tujuh jenis Nafsu:

A. NAFSU AMARAH
Adalah nafsu yang selalu mendorong manusia kepada keburukan dan kemaksiatan nafsu
inilah yang selalu berusaha menguasai manusia.

Tempatnya berada di antara kedua alis mata (titik latifah Nafs)


Dan tentaranya sebagai berikut:
1. Al-Bukhlu kikir atau pelit
2. Al-Hirsh (tamak & rakus)
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat keinginan duniawi

B. NAFSU LAWWAMAH
Nafsu lawwamah, ialah nafsu yang sudah menjalankan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya, namun masih banyak terpeleset dalam perbuatan maksiat, sehingga
membuatnya selalu menyesali diri.

Nafsu lawwamah tempatnya adalah “Al-Qolbu” tepatnya dua jari di bawah susu kiri,
pasukannya sebagai berikut:
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-’Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengumpat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zhulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa

Ini terlalu banyak resikonya buat kita semua maka kendalikanlah, sesalilah dan buatlah
perbaikan secara istiqomah.

11
C. NAFSU MULHAMAH
Nafsu mulhamah adalah nafsu yang sudah mengenali kotoran-kotoran yang halus seperti
riya, ujub, sombong, dengki, cinta dunia, dan lain-lain dari pada penyakit-penyakit batin,
tapi ia belum bisa melepaskan diri sepenuhnya dari kotoran-kotoran halus tersebut.

Nafsu mulhamah tempatnya adalah “Ar-ruh” yaitu dua jari di bawah susu atau buah dada
kanan.
Adapun tentaranya sebagai berikut:
1. As-Sakhowah artinya murah hati.
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati.
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya menyesali perbuatannya dan kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul bertanggung jawab

D. NAFSU MUTHMAINNAH
Nafsu muthmainnah, ialah nafsu yang sudah bersih dari kotoran-kotoran halus dan sifat
tercela berganti menjadi sifat terpuji, berakhlak dengan akhlak Mulia yang jamaliyah
berupa kasih sayang, lemah lembut, kemuliaan, dan lain-lain.

Di sini awal mula seseorang sampai kepada Allah, tetapi ia masih belum bersih dari kotoran
yang paling halus sekali seperti syirik khafi (tersembunyi)

Nafsu muthmainnah tempatnya “As-Sirr” artinya rahasia, tempatnya dua jari dari samping
susu kiri kearah dada.
Adapun tentaranya sebagai berikut:
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-Tawakkal artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut melanggar larangan Allah sekecil apapun.

12
E. NAFSU RADHIYAH
Nafsu radhiyah ialah nafsu yang telah sampai maqam fana, tetapi ia masih melihat diri telah
fana sehingga masih bisa membawanya kepada riya.
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung
yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh.
Adapun tentaranya sebagai berikut:
1. Al-Karom
2. Az-Zuhd artinya zuhud
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas tanpa pamrih
4. Al-Waro’ (meninggalkan syubhat)
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji

F. NAFSU MARDHIYYAH
Nafsu mardhiyyah ialah nafsu yang telah fana dan sudah tenggelam dalam lautan tauhid. Nafsu ini
tempatnya adalah “Al-khofiy” (samar) tempatnya dua jari dari samping susu kanan
Adapun pasukannya sebagai berikut:
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada sesama makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an-dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya
mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan
(keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.

G. NAFSU KAMILAH
Nafsu kamilah, Ialah nafsu yang sudah sempurna (kamil) yang sudah menyatu dengan Allah
Rabbul Jalil. Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di
tengah-tengah dada.
Adapun pasukannya sebagai berikut:
1. Ilmul-yaqiin
2. Ainul-yaqiin
3. Haqqul-yaqiin

13
Saudara dan saudariku seiman,
Demikianlah serba sedikit tentang jenis nafsu sebagai penutup di ingatkan sekali lagi bahwa
nafsu yang harus di kendalikan dan dikalahkan adalah nafsu amarah dan lawwamah, dan
tidak ada jalan yang terbaik untuk menundukkan selain banyak bersabar dan berdzikir.

6. 8 (DELAPAN) MANFAAT SEDEKAH SUBUH YANG PERLU DIAMALKAN SETIAP MUSLIM


Islam sangat menganjurkan umat muslim agar senantiasa bersedekah karena amalan
ini memiliki banyak keutamaan. Untuk itu, sudah seharusnya umat muslim mengerjakan
amalan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Sedekah adalah salah satu amal ibadah yang sangat besar pahalanya. Hal ini karena
pelaksanaan sedekah bukan hanya berkaitan dengan penghambaan kepada Allah SWT,
namun juga sikap solidaritas kepada sesama manusia.
Sedekah tentu bisa dilakukan kapan saja, terutama saat waktu Subuh. Waktu ini
adalah waktu istimewa yang menandai peralihan ketika malam berganti pagi. Untuk itu,
umat muslim sangat dianjurkan untuk sedekah Subuh karena memiliki banyak manfaat.
Berikut sejumlah manfaat sedekah Subuh:
A. Didekatkan pada Pintu Surga
Manfaat sedekah Subuh yang pertama, yaitu didekatkan pada pintu surga dan
dijauhkan dari api neraka. Umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan sedekah Subuh
agar terhindar dari siksa api neraka. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah
hadis, artinya:
“Orang yang memberikan atau menyumbang dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh satu dari pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju
kenikmatan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

B. Menghapus Dosa
Setiap muslim yang mengamalkan sedekah Subuh akan dihapuskan dosanya. Selain
itu, Allah SWT akan memberikan pahala kebaikan yang berlimpah kepada setiap orang
yang mau bersedekah. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam salah satu hadits,
Rasulullah SAW bersabda:

14
"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api." (HR. At-
Tirmidzi).

C. Dua Malaikat Datang Mendoakan


Manfaat sedekah subuh selanjutnya adalah dua malaikat akan datang
mendoakan. Setiap muslim yang memberi sedekah subuh, dua malaikat akan datan
mendoakan amalan kita. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis,
artinya:
“Tidak ada satu Subuh pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada
mereka dua malaikat. S ygalah satu di antara keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berilah ganti
bagi orang yang berinfak. Sedangkan yang satunya lagi berdoa, ‘Ya Allah, berilah
kerusakan bagi orang yang menahan hartanya. Dari hadis tersebut, sudah seharusnya
setiap muslim mengamalkan sedekah Subuh. Dengan begitu, malaikat akan datang
mendoakan agar rezekinya semakin lancar dan berkah. Sedangkan, mereka yang
enggan, akan didoakan agar ditahan rezekinya.

D. Membuka Pintu Rezeki


Manfaat sedekat Subuh lainnya adalah membuka pintu rezeki. Rasulullah
bersabda dalam hadist riwayat Baihaqi, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari
Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” Diriwayatkan juga dalam hadist riwayat
Muslim, “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan
nafkah kepadamu.

E. Panjang Umur
Manfaat sedekah Subuh bagi umat muslim berikutnya adalah bisa memanjangkan
umur. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:
“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat
mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya
sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri”. (HR. Thabrani).

F. Terhindar dari Marabahaya


Manfaat sedekah Subuh selanjutnya adalah sebagai penolak bala, penyubur
pahala, menahan musibah, dan kejahatan serta rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah

15
SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan
bencana tidak bisa mendahului sedekah.”

G. Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda


Manfaat sedekah Subuh selanjutnya adalah mendapatkan pahala berlipat ganda.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini:
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pahala) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak." (QS. Al-Hadid: 18).

H. Masuk surga dari pintu sedekah


Babus Shadaqah (Pintu Sedekah) adalah pintu surga khusus yang dihadiahkan
kepada mereka yang semasa hidupnya gemar bersedekah. Hal ini sebagaimana dalam
hadist, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
“Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia
akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu!
Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu shalat), jika ia ahli jihad
maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan
dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil
dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu ar Rayyan)”. (HR. Bukhari no.3666, Muslim
no.1027).

7. CERMIN UNTUK MELIHAT DIRI SENDIRI


Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

‫ َو اَل َيَزاُل اْلُم ْؤ ِم ُن ُيِص يُبُه اْلَباَل ء‬،‫َم َثُل اْلُم ْؤ ِم ِن َك َم َثِل الَّز ْر ِع اَل َتَز اُل الِّريُح ُتِفيُئُه‬

“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri
saudaranya, maka dia memperbaikinya.” [sanadnya Hasan]. Ash Shahihah (6/923): Abu
Dawud: 40-Kitab Al Adab, 49-Bab Fin Nashihah].

Cermin adalah tempat berkaca; melihat sosok diri sendiri dari pantulan bayangan yang
ada di cermin. Pada cermin, kita bisa melihat sosok diri kita yang sebenarnya, tanpa
dikurangi atau ditambah-tambahi. Kita tidak dapat mengingkari apa yang ditampilkan

16
cermin tentang kita. Ia berkata jujur tentang diri kita. Begitu juga sebaliknya, jika cermin itu
berdebu atau kotor, kita pasti bersedia untuk membersihkannya, sehingga kita dan cermin
sama-sama tampil bersih dan enak dipandang.
Hendaknya setiap Muslim berlaku seperti cermin, yaitu bersikap jujur terhadap
saudaranya sesama Muslim. Ia akan mengatakan salah jika memang melakukan kesalahan,
dan ia akan mengoreksinya dengan memberi nasihat-nasihat yang membangun serta
mengajaknya kembali ke jalan yang benar. Adapun jika saudaranya melakukan kebenaran,
ia akan mendukung. Begitu juga sebaliknya, jika ada saudaranya memberikan nasihat
kebajikan kepadanya, ia mau menerimanya dengan senang hati. Dengan demikian, hidup
akan menjadi indah, penuh harmoni, dan pengertian.
Dari cermin pula, kita bisa memperbaiki penampilan kita yang kita nilai kurang.
Adapun jika ada kelebihan atau sesuai dengan harapan kita dalam hal penampilan, kita
bersyukur karenanya. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, hendaklah setiap Muslim
mengaca diri dengan mengambil pelajaran dari saudaranya sesama Muslim. Adapun jika ia
dalam posisi yang berbuat maksiat, hendaklah ia berkaca pada orang-orang yang saleh dan
melihat sisi kebaikan yang ada pada diri mereka, sehingga dengan begitu ia termotivasi
untuk bertobat dan melakukan kebaikan. Jika ia melihat saudaranya mempunyai kelebihan
dalan hal ilmu atau kesalehan, hendaklah ia termotivasi untuk meneladaninya, atau bahkan
melebihinya karena berlomba-lomba dalam kebaikan adalah dianjurkan.
Suatu ketika Nabi bersabda, ''Nanti akan datang seorang calon penduduk surga.''
Kemudian datanglah seorang laki-laki yang penampilannya biasa-biasa saja. Lalu ada
seorang sahabat yang memberanikan diri untuk meminta izin menginap di rumah laki-laki
tersebut. Malam demi malam sahabat ini memperhatikan, ternyata tidak ada amal
istimewa yang dilakukan oleh laki-laki itu. Kemudian pada hari ketiga, sahabat ini bertanya
kepada laki-laki itu, apa yang membuatnya dinilai sebagai calon penduduk surga oleh Nabi.
Setelah berpikir keras, laki-laki itu kemudian menjelaskan bahwa setiap sebelum tidur ia
selalu memaafkan kesalahan saudara-saudaranya sesama Muslim.
Apa yang dapat kita petik dari kisah tersebut? Ternyata, para sahabat selalu mengaca
diri pada sahabat-sahabatnya sesama Muslim. Jika ada kelebihan, mereka meneladaninya.
Jika ada kekurangan, mereka beristighfar semoga tidak terjerumus ke dalam hal yang sama
dan berusaha menasihati saudaranya itu. Dalam beberapa hadits, Rasulullah Muhammad
saw. banyak menyampaikan/memberikan perumpamaan. Semua Perumpamaan itu
dimaksudkan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berakal.

17
A. Bagaikan Pohon

‫ َو اَل َيَزاُل اْلُم ْؤ ِم ُن ُيِص يُبُه اْلَباَل ء‬،‫َم َثُل اْلُم ْؤ ِم ِن َك َم َثِل الَّز ْر ِع اَل َتَز اُل الِّريُح ُتِفيُئُه‬

“Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman, angin menerpanya ke kiri dan ke


kanan. Seorang mukmin senantiasa mengalami cobaan. Sedangkan perumpamaan
orang munafik seperti pohon yang kuat tidak pernah digoyangkan angin sampai ia
ditebang.” (Al-Hadits)
Ujian dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan. Suka dan duka akan mengitari
kehidupan. Namun ia tetap tegar, sabar dan tawakkal. Tidak ada ujian tanpa jalan
keluar. Tidak ada kesusahan tanpa penawar kebahagiaan. Ke kanan atau ke kiri, berada
di atas atau bawah, seorang mukmin akan tegar menghadapi ujian hidup.

B. Bagaikan Bangunan

‫اْلُم ْؤ ِم ُن ِلْلُم ْؤ ِم ِن َك اْلُبْنَياِن َيُش ُّد َبْعُضُه َبْعًضا‬

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian
menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]
Kerjasama adalah kunci merajut kebersamaan. Tidak egois dan merasa diri paling
penting dan berjasa. Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang
harus dibangun dalam diri.

C. Bagaikan Tubuh

‫ ِإَذ ا اْش َتَكى ِم ْنُه ُعْض ٌو َتَداَعى َس اِئُر اْلَجَسِد ِبالَّس َهِر َو اْلُح َّم ى‬، ‫ َم َثُل اْلَج َسِد‬، ‫ َو َتَر اُح ِم ِهْم‬، ‫ َو َتَع اُطِفِهْم‬، ‫َم َثُل اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِفي َتَو اِّد ِهْم‬

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan


menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang
lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Suka-duka dilalui bersama. Ringan sama dijinjing, ringan sama dipikul. Sikap saling
memiliki merupakan lambang persaudaraan sejati.

18
D. Bagaikan Lebah

‫ َو ِإْن َو َقَع ْت َع َلى ُعوِد َش َج ٍر َلْم َتْك ِس ْر ُه‬، ‫ َوِإْن َو َضَع ْت َو َضَع ْت َطِّيًبا‬، ‫ ِإْن َأَك َلْت َأَك َلْت َطِّيًبا‬، ‫َم َثُل اْلُم ْؤ ِمِنيَن َم َثُل الِّنْح َلِة‬

“Perumpamaan seorang Mukmin seperti lebah, apabila ia makan maka ia akan


memakan suatu yang baik. Dan jika ia mengeluarkan sesuatu, ia pun akan mengeluarkan
sesuatu yang baik. Dan jika ia hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia
tidak mematahkannya.” (HR. Al-Baihaqi)
Seorang mukmin mampu menempatkan diri pada posisinya. Orang zalim akan
meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Orang mukmin hanya melakukan yang baik-
baik, makan yang baik-baik, berkata yang baik-baik. Apapun keadaannya, ia akan
berusaha melakukan yang baik-baik.

E. Bagaikan Pohon Kurma

‫ َم ا َأَخ ْذ َت ِم ْنَها ِم ْن َش ْي ٍء َنَفَع َك‬, ‫َم َثُل اْلُم ْؤ ِم ِن َم َثُل الَّنْخ َلِة‬.

Artinya: “Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apapun yang engkau
ambil darinya pasti bermampaat bagimu.” (HR. Thabrani)
Orang mukmin adalah orang yang punya konstribusi besar kepada sesama. Apapun akan
ia lakukan asal itu untuk kebaikan bagi orang lain dan tidak melanggar perintah Allah
Subhanahu Wata’ala. Keberadaan seorang mukmin bermanfaat bagi orang banyak.

F. Bagaikan Emas

‫َم َثَل اْلُم ْؤ ِم ِن َم َثَل َس ِبْيَلِة الَّذ َهِب ِإَّن َنَفَخ ْت َع َلْيَها َاَح َم َر ْت َو ِإَّن َو َزَنْت َلْم َتْنُقْص‬.

Artinya: “Perumpamaan seorang mukmin seperti lempengan emas, kalau engkau


meniupkan (api) diatasnya ia menjadi merah, kalau engkau menimbangnya, tidaklah
berkurang.” (HR. Baihaqi)
Menjadi mukmin seumpama menjadi emas, kokoh, tidak luluh dan menyerah dengan
keadaan. Ia kukuh berpijak di atas kebenaran, tidak melebur dan mengikuti arus begitu
saja. Namun ia punya prinsip. Begitulah seharusnya menjadi seorang mukmin yg benar.

19
8. KHUTBAH JUM’AT: UMUR KITA TERBATAS, LALU APA SAJA AMALAN YANG BISA
DITINGGALKAN

KHUTBAH I :

‫َالَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُتُه‬

‫ اْلَحْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة‬di ‫ َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخْيِر ْاَألَناِم َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬. ‫ْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْس َالِم‬

. ‫ َو َأْش َهُد َأّن ُمَحّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َال َنِبَّي َبْع َد ُه‬.‫َأْش َهُد َأْن َال ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‬.

‫َاللُهّم َص ِّل َو َس ّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُمَحّمٍد َو َعلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإٰل ى َيْو ِم الِّدْيِن‬,

‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن‬، ‫ َقاَل ُهللا َتَع اَلى فِى اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْيِم‬. ‫ ُاْو ِص ْيُك ْم َو ِاَّياَي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬,‫ َفَيا ِعَباَد ِهللا‬. ‫َاَّم ا َبْعُد‬
‫ َياَأّيَها اّلَذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakumullah.


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus
bertakwa kepada-Nya. Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat
kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada hadits yang menunjukkan keutamaan bershalawat kepada beliau. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن َص َّلى َع َلَّى َو اِح َد ًة َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َع ْش ًرا‬

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya
sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Hari berganti pekan, pekan berganti bulan dan bulan berganti tahun, waktu bertambah
sebenarnya ajal kita semakin dekat, waktu kita terbatas.

Basyr bin Al-Harits rahimahullah pernah berkata,

‫َم َر ْر ُت ِبَر ُج ٍل ِم َن الُعَّباِد ِبالَبْص َرِة َو ُهَو َيْبِك ي َفُقْلُت َم ا ُيبِكْيَك َفَقاَل َأْبِكي َع َلى َم ا َفَّر ْطُت ِم ْن ُع ْم ِر ي َو َع َلى َيْو ٍم َم َض ى ِم ْن َأْج ِلي‬
‫َلْم َيَتَبَّيْن ِفْيِه َع َم ِلي‬

“Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashrah dan ia sedang menangis. Aku
bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena
20
umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat,
tetapi belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al-‘Ilm, 1:46, Asy-Syamilah).
Sudah berganti tahun harusnya kita renungkan bahwa umur kita terbatas, ajal kita semakin
dekat. Yang bisa menolong kita adalah ada amalan yang bisa kita tinggalkan setelah kita
meninggal dunia, tetapi akan bermanfaat seterusnya.

A. Apa Saja Amalan yang Bisa Jadi Bekas yang Ditinggalkan?


1. Kesalehan
Manfaat kesalehan adalah akan mendapatkan doa baik dari orang saleh lainnya,
sampai juga malaikat. Di antara dalilnya adalah surah Ghafir (Al-Mukmin) ayat 7-9.
Dalil lainnya adalah hadits tentang tasyahud, di mana ketika tasyahud kita membaca:

‫الَّس َالُم َع َلْيَنا َو َع َلى ِعَباِد ِهَّللا الَّصاِلِح يَن‬

“ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALA ‘IBADILLAHISH SHOLIHIIN (artinya: salam untuk kami


dan juga untuk hamba Allah yang saleh).”
Disebutkan dalam hadits tentang bacaan tasyahud ini,

‫َفِإَّنُك ْم ِإَذ ا ُقْلُتُم وَها َأَص اَبْت ُك َّل َع ْبٍد ِهَّلِل َص اِلٍح ِفى الَّسَم اِء َو اَألْر ِض‬
“Jika kalian mengucapkan seperti itu, maka doa tadi akan tertuju pada setiap hamba
Allah yang saleh di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari no. 831 dan Muslim no. 402).
At-Tirmidzi Al-Hakim berkata,

‫َم ْن َأَر اَد َأْن َيْح َظى ِبَهَذ ا الَّس اَل م اَّلِذ ي ُيَس ِّلمُه اْلَخ ْلق ِفي الَّص اَل ة َفْلَيُك ْن َعْبًدا َص اِلًحا َو ِإاَّل ُح ِر َم َهَذ ا اْلَفْض ل اْلَعِظ يم‬

“Siapa yang ingin meraih ucapan salam yang diucapkan oleh setiap orang yang sedang
shalat, maka jadilah hamba yang saleh. Jika tidak, maka karunia yang besar (berupa
doa selamat) diharamkan untuk diperoleh.” (Fath Al-Bari,2:314)

2. Kesalehan sebagai orang tua yang akan berpengaruh pada keturunan


Disebutkan dalam surah Al-Kahfi,

‫َو َأَّم ا اْلِج َداُر َفَك اَن ِلُغاَل َم ْيِن َيِتيَم ْيِن ِفي اْلَم ِد يَنِة َو َك اَن َتْح َتُه َك ْنٌز َلُهَم ا َو َك اَن َأُبوُهَم ا َص اِلًحا‬

“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang saleh.” (QS. Al-Kahfi: 82)

21
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim (5:185), “Ini jadi dalil bahwa laki-laki saleh akan membuat keturunannya
terjaga dan termasuk juga mendapatkan berkah dari ibadah yang ia lakukan pada
keturunannya di dunia dan akhirat. Orang saleh ini akan memberikan syafaat kepada
keturunannya tadi. Ia pun akan mengangkat derajat mereka hingga derajat tinggi di
surga. Karena anak-anak ini jadi penyejuk mata baginya. Demikian hal ini juga
dibicarakan dalam ayat lainnya dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

3. Menjadi pelopor kebaikan (sunnah hasanah)


Dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫َم ْن َس َّن ُس َّنًة َحَس َنًة َفُع ِمَل ِبَها َبْع َد ُه َك اَن َلُه َأْج ُر ُه َوِم ْثُل ُأُجوِر ِهْم ِم ْن َغْيِر َأْن َيْنُقَص ِم ْن ُأُجوِر ِهْم َشْيًئا‬

“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang


sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang
mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.”
(HR. Muslim, no. 1017)

4. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ِإَذ ا َم اَت اِإْل ْنَس اُن اْنَقَطَع َع َم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َثاَل َثٍة ِم ْن َص َد َقٍة َج اِر َيٍة َو ِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه َو َو َلٍد َص اِلٍح َيْد ُعو َلُه‬

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang diambil manfaatnya, dan doa anak yang
saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim, no. 1631)

5. Berbagai amalan yang kemanfaatannya luas untuk umat


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ِإَّن ِمَّم ا َيْلَح ُق اْلُم ْؤ ِم َن ِم ْن َع َم ِلِه َو َحَس َناِتِه َبْع َد َم ْو ِتِه ِع ْلًم ا َع َّلَم ُه َو َنَش َرُه َو َو َلًدا َص اِلًحا َتَر َك ُه َوُم ْص َح ًفا َو َّر َثُه َأْو َم ْس ِج ًدا َبَناُه‬
‫َأْو َبْيًتا اِل ْبِن الَّسِبيِل َبَناُه َأْو َنْهًرا َأْج َر اُه َأْو َص َد َقًة َأْخ َر َجَها ِم ْن َم اِلِه ِفي ِص َّح ِتِه َو َحَياِتِه َيْلَح ُقُه ِم ْن َبْع ِد َم ْو ِتِه‬

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan
yang ia lakukan setelah ia mati adalah:
Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan.

22
‫‪Anak saleh yang ia tinggalkan.‬‬
‫‪Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan.‬‬
‫‪Masjid yang ia bangun.‬‬
‫‪Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun‬‬
‫‪Sungai yang ia alirkan.‬‬
‫‪Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup.‬‬
‫‪Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” (HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-‬‬
‫‪Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan‬‬
‫‪dihasankan oleh Al-Mundziri).‬‬
‫‪Jadikan umur kita saat ini untuk meninggalkan bekas yang baik.‬‬
‫‪Dari ‘Abdullah bin Busr, ada seorang Arab Badui bertanya pada Rasulullah shallallahu‬‬
‫‪‘alaihi wa sallam, siapakah manusia yang paling baik. Jawaban Rasul shallallahu ‘alaihi‬‬
‫‪wa sallam,‬‬
‫َم ْن َطاَل ُع ُم ُر ُه َو َح ُسَن َع َم ُلُه‬
‫‪“(Yang paling baik adalah) yang panjang umur dan baik pula amalnya.” (HR. Tirmidzi,‬‬
‫‪no. 2329; Ahmad, 4: 190. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).‬‬
‫‪Demikian khutbah pertama ini yang bisa disampaikan semoga bermanfaat, aamiin‬‬

‫َباَرَك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ ,‬و َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذْك ِر اْلَح ِكْيِم ‪َ ,‬و َتَقَّبَل ِم ِّنْي َوِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع‬
‫اْلَعِلْيُم ‪َ .‬أُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

‫‪KHUTBAH II :‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َوِاْمِتَناِنِه ‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‪َ .‬و َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا‬
‫‪َ:‬ع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه ‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد ِوَع َلى ٰا ِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‪َ .‬أَّم ا َبْعُد‬

‫َفيَا َاُّيَها الَّناُس ‪ِ ,‬اَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِسِه‪َ .‬و َقاَل‬
‫َتعَاَلى‪ِ ,‬إَّن َهللا َو َم آلِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َص َّلى‬
‫ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة الْـُم َقَّر ِبْيَن ‪َ ,‬و اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِشِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر‬
‫َو ُع َم َر َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلي َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِالٰى ىَيْو ِم الِّدْيِن ‪َ ,‬و اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك‬
‫َيا َاْر َح َم الَّراِحِم ْيَن‬

‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآِء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت‬

‫اللُهَّم َأِع َّز ْاِإل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِرِكْيَن َو اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل‬
‫ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن‬

‫اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا خآَّص ًة‬
‫َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن‬
‫‪23‬‬
‫ َر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن‬. ‫َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ْالَخ اِس ِرْيَن‬

‫ِعَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬
‫َو اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلٰى ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬

9. KETIKA KEMATIAN MENJEMPUT


‫َأللُهَّم َص ِّل‬. ‫ َاْلَحْم ُد ِهلل َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن‬. ‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّر ِح يِم‬. ‫َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّشْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬.‫الَّسَالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُةِهللا َو َبَر َك اُته‬
‫َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َناُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْين‬
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
‫َع ْن اْلَبَر اِء َقاَل ُكَّنا َم َع َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِفي ِج َناَز ٍة َفَج َلَس َع َلى َش ِفيِر اْلَقْبِر َفَبَك ى َح َّتى َبَّل الَّثَر ى ُثَّم َقاَل َيا ِإْخ َو اِني‬
‫ِلِم ْثِل َهَذ ا َفَأِع ُّد وا‬

Dari Barra’ dia berkata: Kami bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬pada suatu jenazah, lalu beliau
duduk ditepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu beliau
‫ ﷺ‬bersabda: “Wahai saudara-saudaraku! Persiapkanlah untuk yang seperti ini.!” (HR.
Ibnu Majah).

‫َك اَن ُع ْثَم اُن ِإَذ ا َو َقَف َع َلى َقْبٍر َبَك ى َح َّتى َيُبَّل ِلْح َيَتُه َفِقيَل َلُه ُتْذ َك ُر اْلَج َّنُة َو الَّناُر َفاَل َتْبِكي َو َتْبِكي ِم ْن َهَذ ا َفَقاَل ِإَّن َر ُسوَل ِهَّللا‬
‫َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَّن اْلَقْبَر َأَّوُل َم ْنِز ٍل ِم ْن َم َناِز ِل اآْل ِخَرِة َفِإْن َنَج ا ِم ْنُه َفَم ا َبْع َد ُه َأْيَس ُر ِم ْنُه َوِإْن َلْم َيْنُج ِم ْنُه َفَم ا َبْع َد ُه َأَشُّد‬
)‫ِم ْنه (رواه الترمذي‬

Utsman bin Affan pernah berdiri disamping kuburan, dia menangis terisak sampai air
matanya membasahi jenggotnya, beliau ditanya: wahai Utsman; jika engkau ingat
(diingatkan dengan) surga neraka, engkau tidak menangis… namun mengapa engkau
menangis ketika ingat (diingatkan) dengan kubur? beliau menjawab: aku mendengar
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: kuburan itu adalah tempat persinggahan pertama bagi seorang
hamba dari tempat persinggahannya sebelum akhirat. Barang siapa yang selamat darinya
(siksa dan fitnah kubur) maka yang berikutnya lebih ringan buatnya, namun sebaliknya
barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang setelahnya lebih sulit dan susah
baginya... (HR. Tirmidzi).

A. Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:

24
1. Alam kubur adalah tempat persinggahan pertama seorang hamba sebelum akhirnya ia
menuju akhirat... Alam kubur inilah yang membuat sahabat nabi Utsman bin Affan
menangis ketakutan…. Apa yang ia takutkan, apa yang membuatnya menangis?

2. Riwayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan di alam kubur sebagai
tanda bahwa hamba akan bahagia kelak dihari kiamat... dan juga sebaliknya bahwa
kegagalan yang dialami hamba dialam kubur itu tanda bahwa ia akan merugi dunia
akhirat.

3. Sudahkah kita persiapkan seperti yang Beliau ‫ ﷺ‬perintahkan?


Saudaraku… pernahkah kita merasa bahwa hati ini pernah keras membeku tak mau
menerima kebenaran??
Saudaraku… sampai kapan kita pertahankan kerasnya hati ini?? kesombongan diri?

4. Pernahkah kita alami detik-detik kala semua orang tidur lelap terbuai mimpi… engkau
sedang sendiri... menyendiri... menyepi... bermunajat dengan Allah ‫ …ﷻ‬dengan air
mata berlinang menangisi kerasnya hati dan dosa yang selama ini kita lakukan
Sudahkah engkau meminta kepadaNya agar selalu dibimbing menuju jalan yang di
ridhai?
Sudahkah kita meminta kepadaNya agar dijadikan anak shalih yang selalu berbakti...
Anak yang selalu mendoakan kedua orang tua kala mereka berdua telah tiada?

5. Mari bawa diri ini untuk terus ingat peristiwa tadi…. Bimbing dan bina jiwa ini agar
senantiasa berada diatas hidayah Ilahi… arahkan jiwa ini agar senantiasa mendapat
ridha Ilahi… dengan banyak mengingat mati, itu berarti kita sudah bisa arahkan diri
agar terus mawas diri dan menyiapkan segala sesuatu sedini mungkin… siapkan
perbekalan…. Yang nantinya kita jadikan modal menghadap sang Hakim yang Maha
Adil lagi Bijaksana…. Tatkala semua amal akan ditanya, ditimbang dan diminta
pertanggungan jawabnya…

25
6. Detik-detik itu pasti menghampiri kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk
memperbanyak taubat kepada Allah Azza wa Jalla dan amal shalih.
Setiap kita ingin mendapat akhir yang baik (husnul khatimah) dan berharap mendapat
panggilan yang indah kala ajal tiba dan malaikat maut menjemput. Menjadi jiwa yang
ridha kepada Allah ‫ ﷻ‬dan diridhai Allah ‫ ﷻ‬di dunia dan akhirat. Seruan itu
menjadi idaman setiap insan yang beriman, panggilan yang memberi ketenangan dan
kebahagiaan.

7. Semoga kita senantiasa bisa memulai sesuatu dengan kebaikan dan mengakhirinya
dengan kebaikan pula. Salah seorang sahabat nabi Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu
diantara wasiat yang disampaikan kepada putranya:
‫ حسنة قدمها‬، ‫ ال تظن أنك تعود إليها أبدًا واعلم يابني أن المؤمن يموت بين الحسنتين‬، ‫يابني إذا صليت صل صالة مودع‬
‫ وحسنة أخرها‬.
Wahai anakku, sholatlah seperti sholatnya orang yang akan berpisah (meninggal) dan
jangan pernah engkau menyangka akan bisa kembali mengerjakannya setelah ini,
ketahuilah anakku… tidaklah seorang mukmin mati melainkan kematiannya berada
antara dua kebaikan : kebaikan yang telah dikerjakan dan kebaikan yang belum
dikerjakan (ditinggalkan).

8. Semoga Allah ‫ ﷻ‬senantiasa memberikan taufiqNya kepada kita, memudahkan


semua urusan kita, menjadikan kita hamba yang gemar bertaubat, dan selalu ingat
akan kematian sang penghancur kelezatan dan kenikmatan…

9. Akhirnya marilah kita berdo’a memohon kepada Allah ‫ﷻ‬, semoga Allah ‫ﷻ‬
mengabulkan do’a kita…

‫َر َّبَنا اْغ ِفْر َلَنا َو ِلَو اِلِد ْيَناَو اْر َحْم ُهَم ا َك َم اَر َّبَياَناِص َغاًرا‬

Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka
berdua sebagaimana mereka telah memelihara kami waktu kecil.

‫الَّلُهَّم ِإَّنا َنْس َأُلَك الُهَدى َو الُّتَقى َو الَع َفاَف َو الِغ َنى‬

26
Ya Allah, Kami memohon petunjuk, ketaqwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak
halal/tidak baik)

‫َياُمَص ِّر َف الُقُلْو ِب َص ِّر ْف ُقُلْو َبَنا ِإَلى َطاَع ِتَك‬، ‫الَّلُهَّم َياُم َقِّلَب الُقُلْو ِب َثِّبْت ُقُلْو َبَنا َع َلى ِد ْيِنَك‬

Ya Allah, yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu, Wahai
Rabb yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu

‫الَّلُهَّم َأْص ِلْح ِد ْيَنَنا اَّلِذ ْي ُهَو ِع ْص َم ُة َأْم ِرَنا َو َأْص ِلْح َلَنا ُد ْنَياَنا اَّلِذ ي ِفْيَها َم َع اُش َنا َو َأْص ِلْح آِخ َر َتَنا اَّلِتي ِإَلْيهَا َم َع اُدَناَو اْج َع ِل اْلَحَياَة‬
‫ِزَياَد ًة َلَنا ِفى ُك ِّل َخْيٍر َو اْلَم ْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر‬

Ya Allah, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan
perbaikilah duniaku yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia
menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap
kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.

‫َر َّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّرَّياِتَنا ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو اْج َع ْلَنا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‬

“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpn bagi orang-orang yang bertaqwa”.

‫َر َّبَنا اَل ُتِزْغ ُقُلوَبَنا َبْع َد ِإْذ َهَدْيَتَنا َو َهْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًة ِإَّنَك َأْنَت اْلَو َّهاُب‬

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMU;
Sesungguhnya Engkau Maha pemberi (karunia)”.

‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِريَن‬

“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni
kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”

‫َر َّبَنا اَل ُتَؤاِخ ْذ َنا ِإْن َنِس يَنا َأْو َأْخ َطْأَنا َر َّبَنا َو اَل َتْح ِم ْل َع َلْيَنا ِإْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتُه َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلَنا َر َّبَنا َو اَل ُتَحِّم ْلَنا َم ا اَل َطاَقَة َلَنا ِبِه‬
‫َو اْعُف َع َّنا َو اْغ ِفْر َلَنا َو اْر َحْم َنا َأْنَت َم ْو اَل َنا َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلَك اِفِر يَن‬
27
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya
Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah Kami;
ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong/pelindung kami, Maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

‫َر َّبَنا َآِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي اَآْلِخَر ِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami
dari siksa neraka”

‫َو اْلَحْم ُد ِهلل َر ِّب الَع اَلِم ْيَن‬

Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. Al Hasyar
59/18).

[ ‫] َو اْدُخ ِلي َج َّنِتي‬٨٩:٢٩[ ‫] َفاْدُخ ِلي ِفي ِعَباِد ي‬٨٩:٢٨[ ‫] اْر ِج ِع ي ِإَلٰى َر ِّبِك َر اِضَيًة َم ْر ِض َّيًة‬٨٩:٢٧[ ‫َيا َأَّيُتَها الَّنْفُس اْلُم ْطَم ِئَّنُة‬
] �٨٩:٣

27. Hai jiwa yang tenang.

28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

28
30. Masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS.Al-fajr 89/27-30)

29

Anda mungkin juga menyukai