Anda di halaman 1dari 3

HIPERKOLESTEROLEMIA

A. PENGERTIAN HIPERKOLESTEROLEMIA
Hiperkolesterolemia adalah kondisi kelebihan kolesterol dalam darah. Terdapat tiga jenis
kolesterol di dalam darah, yaitu kolesterol jenis high density lipoprotein (HDL), low
density lipoprotein (LDL), dan trigliserida. HDL merupakan kolesterol baik yang dapat
mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sedangkan LDL dan trigliserida yang
tinggi dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah.

B. PENYEBAB HIPERKOLESTEROLEMIA
Berbagai penyebab dan faktor risiko hiperkolesterolemia, antara lain:
1. Memiliki keluarga yang menderita familial hypercholesterolemia, yaitu kelainan
genetik yang menyebabkan kadar kolesterol tinggi sejak lahir
2. Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti
daging merah dan lemak trans tinggi seperti kue
3. Menderita obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih
4. Menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes, hipotiroidisme atau penyakit ginjal
5. Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan
6. Jarang melakukan aktivitas fisik atau olahraga
7. Berusia 55 tahun ke atas pada wanita dan 45 tahun pada pria

C. GEJALA HIPERKOLESTEROLEMIA
Hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala, umumnya seseorang tidak menyadari
kadar kolesterol dalam darahnya tinggi sampai mengalami komplikasi akibat
hiperkolesterolemia. Keluhan yang diamali antara lain:
1. Xanthomas, yaitu gumpalan lemak yang terdapat di kulit
2. Xanthelasma, yaitu gumpalan lemak yang muncul di kelopak mata
3. Arcus senilis, yaitu lingkaran seperti cincin yang berwarna putih keabu-abuan di
sekitar kornea mata

D. DIAGNOSIS HIPERKOLESTEROLEMIA
Dokter akan mendiagnosis hiperkolesterolemia dengan melakukan wawancara medis,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan profil kolesterol
dalam darah dengan mengambil sampel darah dari seseorang yang sudah berpuasa selama
9–12 jam sebelumnya.
Kadar kolesterol normal pada orang dewasa, yaitu:
1. LDL: 70–130 mg/dL
2. HDL: lebih dari 40–60 mg/dL
3. Trigliserida: 10–150 mg/dL
4. Kolesterol total: kurang dari 200 mg/Dl

E. KOMPLIKASI HIPERKOLESTEROLEMIA
Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis yaitu menumpuknya kolesterol di
dinding pembuluh darah. Penumpukan tersebut akan menyumbat aliran darah dan
memicu komplikasi, seperti:
1. Penyakit jantung koroner
2. Stroke
3. Penyakit arteri perifer
4. Hipertensi
5. Diabetes tipe 2
6. Penyakit ginjal
7. Batu empedu

F. PENGOBATAN HIPERKOLESTEROLEMIA
Pengobatan hiperkolesterolemia dapat dilakukan dengan cara pemberian obat – obatan
sebagai berikut :
1) Obat golongan statin, seperti atorvastatin, rosuvastatin, dan simvastatin, untuk
menghambat zat yang dibutuhkan hati dalam memproduksi kolesterol
2) Obat pengikat asam empedu, seperti cholestyramine, untuk menghasilkan asam
empedu dengan kadar kolesterol yang berlebih
3) Obat penghambat penyerapan kolesterol, seperti ezetimibe, untuk membatasi
penyerapan kolesterol dalam usus kecil
4) Obat penghambat PCSK9, seperti alirocumab dan evolocumab, untuk membantu hati
menyerap kolesterol LDL lebih banyak sehingga menurunkan kolesterol total dalam
darah
5) Fenofibrate, untuk mengurangi produksi VLDL (very-low density lipoprotein), yaitu
jenis kolesterol yang banyak mengandung trigliserida sehingga kadar trigliserida
dapat turun
6) Niacin, untuk membatasi hati dalam memproduksi VLDL dan LDL
7) Suplemen asam lemak omega-3, untuk membantu menurunkan kadar trigliserida

G. PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA
Pencegahan hiperkolesterolemia adalah dengan menjalani pola hidup sehat. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan adalah:
1. Menerapkan pola makan yang sehat serta bergizi lengkap dan seimbang
2. Memperbanyak asupan serat dari sayuran, buah-buahan, dan gandum utuh
3. Berolahraga secara rutin selama minimal 30 menit sehari
4. Beristirahat yang cukup
5. Tidak merokok
6. Menjaga berat badan agar tetap ideal
7. Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
8. Mengelola stres dengan baik

Anda mungkin juga menyukai