PENILAIAN AGUNAN
IDHAM PRASETYO
JOGJAKARTA 19 OCT 2022
•KONSEP DAN TEORI DASAR PENILAIAN AGUNAN
•
PENGERTIAN PROPERTI
➢ Pengertian Properti Secara Umum : “Segala benda yang dapat dimiliki
(anything which is owned)”
• Ekonomi
• Teknik
• Hukum
• dll
PRINSIP DASAR PENILAIAN
• Income (Pendapatan)
• Appreciation (Kenaikan Nilai)
• Added Value (Penambahan Nilai)
Laporan Hasil
Penilaian ( Berita
Acara Penilaian
Agunan )
Persyaratan Appraisal System yang Objektif
Objective
Based on Fact
METODE PENILAIAN
1 Market Data Approach
Pendekatan perbandingan Data Pasar adalah pendekatan yang menggunakan
data penjualan atas properti yang sebanding ataupun yang hampir sebanding
dengan obyek penilaian, di dasarkan pada suatu proses perbandingan
2 Cost Approach
Penilaian didasarkan pada harga beli benda tersebut atau berapa biaya-biaya
yang dikeluarkan/ perkiraan nilai ganti/ reproduksi baru untuk memproduksi
barang tersebut pada saat sekarang dengan kondisi dan fasilitas yang sama
untuk penilaian bangunan dengan mempertimbangkan nilai penyusutan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan data pembanding adalah
• Jumlah minimal 3 data pembanding dari sumber yang berbeda, harus
dipastikan bahwa data pembanding tersebut tidak dikuasai/dimonopoli
oleh salah satu pihak (misal data pembanding dari 1 developer atau
1 agen properti), jika kondisi ini penilai wajib mencari data pembanding
baru lainnya.
• Catat sumber data pembanding dalam laporan secara lengkap dan jelas
termasuk no telefon (jika ada)
2. Metode Cost Approach :
Unsur-unsur pendekatan biaya adalah :
• Harga baru bangunan
• Jangka waktu ( ekonomi life )
• Kondisi fisik ( umur bangunan, perawatan,
rehabilitasi dan renovasi )
• Penyusutan Fisik
• Penyusutan / kemunduran fungsional
• Penyusutan / kemunduran ekonomis
3. Metode Income Approach :
( Tidak Digunakan Dalam Microfinance )
• Aset yang menghasilkan
• Sewa / Strata title
• Pendapatan sewa dan Proyeksi pemasaran (Strata Title)
• Biaya Langsung : Rekening air, listrik, telpon, biaya pemeliharaan,
asuransi, Pajak Bumi dan Bangunan , dll
• Biaya Tidak Langsung : Overhead dan pengeluaran lainnya yang tidak
terkait langsung dengan operasional
• Nilai sewa
• Capitalizing
Syarat Suatu Jaminan
Jaminan Persyaratan
▪ Memiliki Hak Kepemilikan Tanah ( HM,HGB,Girik/Letter C, dll )
▪ Lokasi/letaknya favorable
Tanah ▪ Sesuai dengan perencanaan kota
▪ Mudah /segera dapat dijual
▪ Milik calon debitur
▪ Memiliki IMB
▪ Dapat diasuransikan
Bangunan ▪ Melampirkan :
Surat Ukur/ Rencana Kota
Gambar bangunan
Instansi terkait adalah Kantor Tata Kota / Dinas Tata Ruang atau Badan Perencanaan
Daerah ( Bapeda )
T Tinggi
5 Bangunan
55 3 KDB KLB
PERANCANGAN BANGUNAN & TATA KOTA ( Lanjutan )
1. Rumus Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Luas Tanah X % (KDB)
Contoh : Lt. 250 m²
Luas KDB : 250 m² x 60% = 150 m²
atau
1. Biaya Langsung :
Biaya yg berhubungan langsung dengan fisik properti
- Biaya izin-izin
- Material
- Upah (Tenaga Kerja)
- Biaya kontraktor dan konsultan teknik
- Biaya-biaya tersebut tidak termasuk biaya lembur dan premi/bonus
• Survey Kuantitas
• Unit in Place (Unit Terpasang)
• Index
• Meter Persegi
Cara Menghitung
Biaya Reproduksi / Pengganti Baru
1. Metode Survei Kuantitas
2. Metode Unit Terpasang
(Unit in Place Method)
Dengan metode ini biaya membangun dihitung berdasarkan per satuan unit
komponen yang menjadi bagian dari bangunan dihitung (termasuk bahan-bahan,
tenaga kerja, overhead dan keuntungan pemborong)
• Dengan metode ini biaya membangun dihitung dengan mengalikan indeks kenaikan harga bangunan
sekarang dengan harga bangunan yang asli.
• Metode ini digunakan bila diketahui Biaya Pembangunan yang asli/ original Construction Cost. Dengan
memperbandingkan indeks biaya pada ‘saat dibangun’ dengan indeks pada ‘saat ini’ berdasarkan statistik,
sehingga dapat diperoleh nilai sekarang (nilai baru sekarang)
Contoh :
Dengan metode ini biaya per meter persegi bangunan yang telah diketahui.
Untuk mendapatkan nilai bangunan dilakukan dengan cara mengalikan luas
bangunan dengan biaya per meter persegi bangunan yang sebanding. Bila
terdapat perbedaan spesifikasi maupun klasifikasi antara bangunan yang menjadi
pembanding dengan bangunan yang dinilai, maka perlu diadakan penyesuaian.
Contoh : Metode Meter Persegi
Pengertian Bangunan :
Secara umum digolongkan menjadi 6 kelompok,yaitu :
1. Pondasi
2. Rangka Bangunan
3. Dinding
4. Langit – langit
5. Atap
6. Lantai
Renovasi Rumah ( Progres fisik ± 50% ) Pembangunan Gedung ( Progres fisik ± 40% - 50% )
Biaya Pembuatan -
Baru atau PENYUSUTAN
Biaya Pengganti
Baru atas Bangunan
3 (Tiga) Kategori Penyusutan
• Penyusutan Fisik
• Penyusutan (Kemunduran) Fungsional
• Penyusutan (Kemunduran) Ekonomis
Penyusutan Fisik
Catatan :
1. Perhatikan tahun dibangun atau tahun renovasi ( bila ada ) dan perawatan bangunan
2. Bila umur bangunan lebih 30 tahun, namun kondisi bangunan masih mempunyai nilai ekonomis dan layak sebagai
jaminan, maka dihitung berdasarkan kondisi terlihat ( memperkirakan kondisi bangunan berdasarkan fisik )
Teknik Menghitung Nilai Pasar Bangunan
Contoh Perhitungan Nilai Pasar Bangunan
Penyusutan fisik – Kerusakan Elemen Bangunan
• Kerusakan ini dapat diperkirakan berdasarkan jumlah biaya untuk perbaikan atau
penggantian.
• Contoh :
• Bangunan baru tidak dihuni, rusak pada atap, cat dinding mengelupas, pintu-pintu
rusak karena air dan panas. Dari hasil pengamatan di lapangan biaya perbaikan
adalah Rp. 5.000.000,-, jadi penyusutan fisik bangunan tersebut adalah Rp.
5.000.000,-
Kerusakan Fisik
• Jadi bila biaya perbaikan tidak seimbang dengan peningkatan nilai maka dapat
dikatakan tidak dapat diperbaiki (incurable)
• Misal : kerusakan pada pondasi bangunan, dapat dikatakan tidak dapat diperbaiki,
karena biaya perbaikan yang tinggi, biaya mungkin akan sama dengan pembuatan
baru bangunan tersebut.
Kemunduran Fungsi
Contoh :
Dalam kondisi normal, suatu pabrik bisa berproduksi 100 ton/ hari,
karena mengalami kelangkaan bahan baku, produksi mengalami
penurunan menjadi 75 ton / hari. Berarti industri tersebut mengalami
kemunduran ekonomis sebesar 25 %
•PENDEKATAN DATA PASAR (MARKET APPROACH)
•
Konsep Pendekatan Data Pasar
Obyek Penilaian
Property Pembanding
Proses Pendekatan Data Pasar
• Property Agent
• Developer
• Aparat Pemerintah Setempat
(Kades,Sekdes,Kep.Kampung,KetuaRT/RW)
• Pihak yang terlibat langsung dalam transaksi
• Iklan-iklan di surat kabar, majalah, internet, dll.
• Arsip-arsip penilaian (bukan laporan penilaian)
• Data resmi (Akte Jual Beli, NJOP)
Verifikasi dan Analisa Data
• Karakteristik Fisik
• Tanah : lokasi, aksesibilitas, luas, bentuk, frontage, kontur, dll
• Bangunan : type, luas, kualitas meliputi konstruksi, finishing,
fasilitas pelengkap, dll
• Kendaraan : merk, type, tahun, warna, STNK, asesoris, dll
Analisa Data - Lanjutan
• Karakteristik Non-fisik
• Harga jual
• Tanggal transaksi
• Aspek Hukum
• Kondisi Penjualan khusus
• Tata Kota
Teknik Penyesuaian
• Pengertian Penyesuaian
Penyesuaian adalah langkah penting yang perlu dilakukan agar
harga jual sama dengan nilai obyek penilaian. Oleh karena itu
penyesuaikan dilakukan terhadap properti pembanding dan
bukan obyek penilaian . Properti pembanding yang mempunyai
kemiripan paling banyak mendapat penyesuaian paling sedikit.
Demikian sebaliknya,
Rekonsiliasi
• Berdasarkan indikasi nilai yang diperoleh dari
penyesuaian data pembanding maka dilakukan
rekonsiliasi untuk mendapatkan kesimpulan nilai.
Keuntungan Pendekatan Data Pasar
Jl. Lingkungan
Data Pasar 3
Jl. Utama
Jl. Lingkungan
Peta Data Pasar
• Contoh Peta Data Pasar Kios / Ruko
Data 1
Data
Data33
Data 3 Data 3
Obyek
Data 2
Halaman Parkir
Jalan
Tekhnik Penyesuaian ( Adjustment )
T Tinggi
5 Bangunan
• Market 55
Adjustment
3
Grid KDB
(MAG)
KLB
Market Ajustment Grid ( MAG)
• Market Ajustment Grid
Dalam tekhnik ini penilai melakukan adjustment untuk faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap nilai. Perbedaan-perbedaan
pada properti yang dinilai dianalisa secara mendetail dan
disesuaikan, masing-masing dibandingkan dengan data
pembanding.
Pemahaman………
Teknik Penyesuaian / Ajustment
Data Obyek Penilian Obyek Market Data Ajst Market Data Ajst Market Data Ajst
Ingat : Market Data yang mempunyai jumlah absolut lebih kecil berarti mempunyai bobot lebih besar,
demikian sebaliknya Jumlah absolut lebih besar mempunyai bobot lebih kecil
Pemahaman………
Teknik Penyesuaian / Ajustment
Market Market
Data Obyek Penilian Obyek Market Data Ajst Data Ajst Data Ajst
-2.000 -1.000 0
Jumlah Penyesuaian 98.000 -2% 119.000 -1% 90.000 -
Jumlah Absolut 20% 6 50% 3 30% 4
• Agunan yang memiliki nilai, artinya bukan saja Agunan tersebut memiliki
harga dan bisa dijual tapi juga memiliki nilai bagi debitur sehingga ada
ikatan moral yang kuat dari debitur terhadap jaminan tersebut. Contoh :
1. Agunan rumah tinggal vs Agunan villa
2. Agunan Toko untuk usaha vs Agunan Toko untuk gudang
3. Agunan Ruko di lokasi komersial vs ruko dilokasi perumahan
JENIS AGUNAN
• Jenis Agunan secara umum adalah barang yang mudah dan cepat
dijual.
Contoh Agunan yang tidak mudah dijual:
1. Rumah dengan arsitektur yang tidak umum (over design)
2. Tanah kosong dengan luas diatas 2.000 ha, mahal harganya tapi tidak
mudah/cepat dijual.
3. Rumah dekat kabel listrik tegangan tinggi
4. Rumah mewah berada di lokasi perkampungan
5. Rumah berada pada lokasi tusuk sate
6. Mobil yang sudah diberi variasi yang berlebihan & Mobil yang sudah dimodifikasi
7. Ruko yang tidak memiliki lahan parkir.
8. Rumah / tanah kosong yang berada di lokasi rawan banjir
Agunan lain, terbatas untuk
- 1 unit gudang yang berada di komplek pergudangan dan berdiri di atas
tanah dengan luas maksimal 2.000 meter persegi
- Kavling Siap Bangun (KSB) yang terletak di kawasan perumahan atau
kawasan industri
- Tanah kosong yang terletak di luar kawasan perumahan atau kawasan
industri terbatas atas:
a. Luas maksimal 1.000 m2 (di perkotaan), atau
b. Luas maksimal 2.000 m2 (di luar perkotaan),
- Aguanan Inventory debitur Value Change
JENIS AGUNAN YANG MEMILIKI FAKTOR – FAKTOR NEGATIF DAN
DIHINDARI OLEH BANK :
a. Agunan berdekatan dengan Saluran Udara Tegangan Exstra Tinggi (SUTET) - Jika jarak antara
objek dengan kabel terluar adalah kurang dari 23 meter
b. Tanah dan atau bangunan berada di sekitar BTS berupa tower / menara yang berdiri sendiri ,
namun tidak termasuk tower / menara yang berdiri di atas gedung
c. Tanah dan atau bangunan berdekatan dengan tempat pembuangan sampah akhir sampah / limbah
(berada di dalam radius 100 meter )
d. Tanah dan atau bangunan besebelahan dengan pemakaman
e. Tanah dan atau bangunan bersebelahan dengan SPBU / SPBE
f. Tanah & bangunan berdekatan dengan Rel Kereta Api (termasuk MRT) – Jika jarak objek dengan
Rel Kereta Api /MRT adalah kurang 23 meter
g. Tanah dan atau bangunan digunakan sebagai rumah ibadah umum / publik
h. Tanah dan atau bangunan dalam status disewakan untuk BTS
i. Tanah dan atau bangunan di gunakan sebagai markas partai, ormas, organisasi keagamaan ,
organisasi sosial lainnya
JENIS AGUNAN YANG MEMILIKI FAKTOR – FAKTOR NEGATIF DAN
DIHINDARI OLEH BANK :
j. Tanah dan atau bangunan yang berada pada garis sepadan sungai :
1. Sesuai ketentuan sepadan sungai yang diatur oleh Peraturan Daerah Setempat
2. Sungai bertanggul / berturap :
- Kawasan Perkotaan
Garis sepadan paling sedikit berjarak 3 meter dari kiri dan kanan tanggul
- Kawasan Luar Perkotaan
Garis sepadan paling sedikit berjarak 5 meter dari kiri dan kanan tanggul
3. Sungai tidak bertanggul / berturap :
- Kawasan Perkotaan
Garis sepadan paling sedikit berjarak setengah dari lebar sungai , maksimal selebar 30 m
dari tepi kiri dan kanan palung sungai, sepanjang alur sungai
- Kawasan Luar Perkotaan
Garis sepadan paling sedikit berjarak setengah dari lebar sungai , maksimal selebar 50 m
dari tepi kiri dan kanan palung sungai, sepanjang alur sungai
JENIS AGUNAN YANG MEMILIKI FAKTOR – FAKTOR NEGATIF DAN
DIHINDARI OLEH BANK :
k. Tanah dan atau bangunan yang berada pada garis sepadan danau
Garis sepadan danau diukur sejauh 50 meter dari tepi muka tertinggi yang pernah terjadi
l. Tanah dan atau bangunan yang berada di jalan buntu
- Jalan tidak memiliki terusannya (tertutup) pada ujungnya
- Jalan tidak memiliki fasilitas untuk berputarnya mobil (portal tidak termasuk katagori penutup akses)
m. Tanah dan atau bangunan yang memiliki elevasi lebih rendah 50 cm dibanding jalan di depannya
n. Tanah dan atau bangunan berada di posisi tusuk sate
JENIS AGUNAN YANG TIDAK DAPAT DITERIMA OLEH BANK :
a. Agunan dengan peruntukan sebagai fasilitas umum, kawasan hijau, hutan lindung, perkantoran
pemerintahberdasarkan informasi Dinas Tata Kota setempat
b. Agunan berupa tanah dan atau bangunan yang berdiri di atas jalur pipa gas /alam utama
c. Agunan berupa tanah dan atau bangunan yang didalamnya terdapat makam pribadi atau umum
d. Agunan berupa tanah dan atau bangunan yang tidak memiliki akses jalan
e. Agunan berupa tanah dan atau bangunan yang mempunyai akses jalan < 3 meter (tidak dapat
dilalui kendaraan roda 4)
JENIS AGUNAN YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN OLEH BANK
OBJEK DEKAT SUTET OBJEK POSISI TUSUK SATE
Penilai tidak mencocokkan kondisi fisik jaminan dilapangan dengan gambar pada
GS.
Kondisi sebenarnya adalah tanah yang berada didepan jaminan masih masuk
dalam SHM milik orang lain, nasabah sudah membeli namun hanya
menggunakan kuitansi.
JENIS AGUNAN YANG TIDAK DITERIMA OLEH BANK
AKSES MASUK TIDAK JELAS (MELALUI TANAH ORANG LAIN) AKSES JALAN BERUPA GANG ( LEBAR 1 M)
Lebar 1 M
LAPORAN HASIL PENILAIAN AGUNAN OLEH INTERNAL PENILAI
1. Format laporan dalam bentuk short report (laporan penilaian ringkas), yang berisi
- Tujuan dan Tanggal Penilaian
- Pernyataan penilai, asumsi- asumsi, dan syarat-syarat pembatas
- Lokasi dan Identitas asset
- Status objek, Keadaan objek, Peruntukan objek, Kondisi objek, Sarana & Prasarana
- Faktor- faktor yang mempengaruhi penilaian
- Kesimpulan Nilai (market value dan liqiudation value)
- Lampiran foto objek (diupayakan tersedia foto objek beserta pendamping/PIC debitur)
- Lampiran peta lokasi objek dan posisi data pembanding
- Lampiran denah objek
- Lampiran data pembanding
- lampiran analisa objek (work paper)
- Lampiran ploting tanah (bila agunan memiliki lebih dari 1 sertifikat)
LAPORAN HASIL PENILAIAN AGUNAN OLEH INTERNAL PENILAI
2. Apabila agunan memiliki faktor-faktor negatif dan dihindari bank , atau agunan yang
tidak dapat diterima oleh bank, maka penilai internal wajib menyampaikan dalam
laporan hasil penilaian agunan
3. Pemberian kesimpulan akhir atas hasil penilaian agunan dibagi 3 (tiga) kategori :
a. Recommended / Direkomendasikan
b. Deviasi
Objek memiliki nilai (berdasar hasil penilaian bank), namun memiliki faktor negatif,
sehingga walaupun objek dapat diterima sebagai agunan, namun memiliki syarat
tambahan harus dimintakan persetujuan penyimpangan
c. Not Recommended / Tidak Direkomendasikan
Objek tidak memiliki nilai (berdasar hasil penilaian bank), sehingga tidak layak
diterima sebagai agunan
PENILAIAN AGUNAN
Prosedure ini berlaku untuk semua jenis objek agunan properti, seperti :
- Tanah dan/atau bangunan
- Tanah kosong / Tanah kavling
- Ruko / Rukan
- Apartemen Strata Title
Prosedur penilaian properti adalah sebagai berikut
1. Pastikan penilai telah menerima form order penilaian dari business unit telah diisi
lengkap dan disertai person in charge (PIC) debitur. Serta dilengkapi dengan
dengan salinan copy legalitas, seperti :
- Sertifikat kepemilikan agunan
- Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), jika salinan (copy) IMB tidak tertera luas bangu
nan, maka informasi luas dapat diperoleh dari dokumen pengganti seperti advice
planning dari dinas tata kota, blue print sebagai lampiran IMB atau dokumen
PBB, atau informasi dari developer (misal brosur)
2. Sebelum kunjungan di lapangan, yakinkan penilai telah melakukan identifikasi properti
antara lain :
a. Pemilik agunan
b. Hubungan pemilik agunan dengan debitur
c. Pemeriksaan dokumen sertifikat kepemilikan, seperti :
- Alamat lokasi secara secara jelas
- Nomor sertifikat, tgl jatuh tempo sertifkat (jika sertifikat Hak Guna bangunan,
dan / atau Hak Pakai )
- Pada lembar GS/SU periksa informasi luas tanah, bentuk tanah, batas-batas
persil, dan jalan depan properti
- Jika properti terdiri dari beberapa bidang tanah, lakukan penyusunan bidang
tanah tersebut sesuai GS/SU (ploting), agar diperoleh satu kesatuan gambar
yang utuh
d. Lakukan pemeriksaan dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB) seperti :
- Alamat bangunan
- Pastikan IMB menunjuk objek
- Jika advice planing terlampirkan, maka lakukan pemeriksaan , terkait
luas bangunan, peruntukan bangunan, dan informasi lainnya seperti
GSB, rencana jalan, riool, dan informasi lainnya
3. Hubungi person in charge (PIC) terkait jadwal kunjungan
4. Pada saat kunjungan berbekal informasi dari dokumen kepemilikan agunan
dan IMB, penilain melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Pemeriksaan kesesuaian alamat antara legalitas dengan di lapangan
b. Lakukan pengamatan / identifikasi fisik objek penilaian, meliputi bentuk
dan ukuran objek, batas-batas objek, tinggi rendah (elavasi), arah mata
angin, kelengkapan fasilitas objek, kondisi bangunan, dll
c. Lakukan pengamatan kondisi geografis dan topografi, meliputi : Karateristik
lingkungan sekitar (pedesaan / perkotaan), tingkat kepadatan penduduk,
kondisi tata ruang, peruntukan, aksesibilitas, dll
d. Lakukan pengamatan karateristik pasar properti sekitar, meliputi jumlah
objek yang sebanding, kondisi objek yang sebanding, jumlah penawaran
dan permintaan objek yang sebanding, harga objek pembanding, trend
kenaikan /penurunan harga properti di sekitar objek.
e. Lakukan pengamatan terhadap kondisi - kondisi agunan yang dihindari
oleh / kondisi – kondisi yang tidak diterima sebagai agunan oleh bank.
f. Lakukan penganbilan foto, terdiri tampak depan berikut akses jalan,
dalam bangunan, samping kiri- kanan bangunan, bagian belakang, dan
foto kondisi negatif agunan (jika ada).
g. Lakukan konfirmasi dengan PIC terkait : Apakah objek sudah sesuai dgn
form order, hubungan dengan pemilik agunan, tanyakan status penghuni
h. Tanyakan tahun dibangun dan tahun renovasi terakhir (jika ada)
i. Tanyakan sarana-prasarana pendukung seperti : kapasitas listrik, air, telp,
dan lainnya
j. Penilai mencari sumber data pembanding (minimal 3 sumber data yang
sebanding) yang berasal : Database (jika ada), lingkungan /warga sekitar
broker (agency), aparat pemerintah, data internet (online) dan bukti tertulis
transaksi yg pernah terjadi.
6. lakukan analisa perhitungan yang diperoleh dengan format standar
7. Susun laporan hasil penilaian sesuai format standar
8. Lakukan pembuatan denah gambar lokasi yang ditempel pada peta lokasi
9. Cantumkan koordinat global / Global Positioning System (jika bisa)
10. Buat kesimpulan penilaian agunan :
- Nilai pasar properti yang merupakan pencerminan nilai pasar relevan
- Kondisi-kondisi negatif dari objek agunan yg dapat mempengaruhi
nilai pasar agunan
- Kondisi-kondisi positif yang mendukung nilai pasar
- Rekomendasi atas agunan dari penilai internal
- Lampirkan foto-foto ke dalam laporan hasil penilaian agunan
● Contoh Kasus Penilaian Jaminan
➢ Kasus Over Value Penilaian
Terjadi gap penilaian sampai dengan Rp. 449.442.000,- ( Cut Loss 51,28% )
1. Objek berupa gudang tahun 2015 dinilai Rp. 1.7 M, DENAH TANAH & BANGUNAN
diinformasikan objek terkena rencana pelabaran
jalan (KJPP sudah melakukan pemotongan tanah
yang terkena rencana pelebaran jalan)
2. Tahun 2017 dilakukan penilaian ulang oleh KJPP
yang berbeda dan nilai tidak dapat diterbitkan Rp.0,-
,diinformasikan oleh KJPP bahwa seluruh objek
akan terkena rencana pelebaran jalan dan rencana
pembuatan jalan baru (lihat gambar sebelah)
Terjadi gap nilai sebesar Rp.1.7 M. ( Cut loss 100 %)
Penyebab :
Setelah dilakukan konfirmasi kepada Dinas Tata
kota, kondisi ini disebabkan KJPP pertama tidak
melakukan pengecekan secara cermat terhadap
ketentuan Tata kota yang berlaku.
6. Kasus Penilaian Terkait Legalitas Kepemilikan
Penyebab :
Berdasarkan informasi dari pihak pemda, bahwa legalitas
kepemilikan berupa HGB diatas HPL yang akan berakhir
pada tahun 2023 akan diambil alih oleh Pemda dan tidak
Akan diperpanjang.