Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHTSUL KUTUB

KeEsaan Allah Swt.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahtsul Kutub

Dosen Pengampu : Dr. Akla, M.Pd

KELOMPOK : 21

KELAS : A

FeBri Faturahman 2201011035

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikamat iman, nikmat sehat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan tanpa ada suatu halangan apapun.
Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan baginda
agung Nabi Muhammad SAW yang selalu dinanti-nantikan syafa’atnya kelak di yaumil
qiyamah.
Tak lupa juga mengucap rasa syukur dan banyak-banyak terimakasih kepada
dosen pengampu pada mata kuliah “Bahtsul Kutub” yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya dapat membuat dan menghasilkan makalah ini. Makalah ini dibuat
diharapkan supaya dapat menambah pengetahuan dan menambah wawasan saya sesuai
dengan bidang studi yang sedang saya tempuh sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Meskipun makalah ini telah disusun dengan secara maksimal, akan tetapi saya
sebagai penulis memahami bahwa sebagai manusia bisa menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

Metro,1 November 2023

Kelompok 19

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
C. Tujuan Rumusan Masalah ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Pemahaman Terhadap Konsep Hijab....................................................................


B. Ketidak Mungkinan Allah Dihijab Oleh Seauatu..................................................
C. Pengertian KeEsaan Allah ....................................................................................
D. Kategori keEsaan Allah s.w.t ...............................................................................
E. Bukti Allah itu Esa dalam Dalil Al-Qur’an ..........................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang yang mengaku dirinya beragama Islam, namun pemahamannya
tentang ke Esaan Alloh masih sangat kurang, bahkan sedikit sekali orang yang dapat
menjawab dengan benar apabila ditanya tentang keEsaan Allah. Di sisi lain
seseorang mengaku menyembah Allah namun ia tidak mengenal Allah yang
disembahnya, tidak mengetahui bagaimana sifat-sifat Allah, tidak mengetahui nama-
nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah yang wajib dipenuhinya.
Yang akibatnya, tidak mentauhidkan Allah dengan benar, bahkan
mensyirikkanNya dan keimanan terhadap Nya pun sangat kurang, sehingga
kepasrahan terhadap Alloh swt pun mengambang. Maka sangat penting dan urgen
bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, dan menyimak tentang ke Esaan
Alloh langsung dari Kalam Allah yang telah ditulis di dalam Al Quran contohnya
dalam surat Al-‘An’am, karena didalam surat al-An’am ini mengandung bukti-bukti
keesaan Alloh swt.
Bahkan dalam ilmu Tauhid ilmu yang paling pertama dan utama yang harus
diketahui terlebih dahulu oleh setiap muslim. Oleh karena itu, setiap muslim wajib
mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu
tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan
hak-hak-Nya atas hamba- Nya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Rumusan Masalah

BAB II

iv
PEMBAHASAN
A. Pemahaman Terhadap Konsep Hijab
Hijab dalam konteks ini bukanlah hijab yang dikenakan oleh manusia,
melainkan konsep yang menunjukkan ketidakmungkinan sesuatu untuk
menyembunyikan Allah. Meskipun manusia mungkin tidak dapat sepenuhnya
memahami keberadaan Allah, keimanan dalam Islam menegaskan bahwa Allah
tetap Maha Nyata dan tidak terhijab oleh apapun.1
Pernyataan ini menunjukkan pandangan Islam terhadap keberadaan Allah dan
keyakinan bahwa tidak ada yang dapat sepenuhnya menyembunyikan-Nya. Konsep
"hijab" di sini digunakan secara metaforis untuk menyatakan ketidakmungkinan
atau keadaan di mana Allah tidak dapat diakses atau disembunyikan oleh sesuatu
pun.
Dalam Islam, konsep ini mencerminkan keimanan akan keberadaan Allah yang
Maha Kuasa dan Maha Nyata, serta keyakinan bahwa manusia, meskipun
pemahamannya terbatas, tetap dapat berhubungan dengan-Nya melalui iman,
ibadah, dan ketaatan. Meskipun sifat dan hakikat Allah tidak dapat dipahami
sepenuhnya oleh manusia, keimanan Muslim menegaskan keterbukaan dan
kehadiran-Nya yang tidak terhijab oleh realitas materi atau apapun di alam semesta.

B. Ketidak Mungkinan Allah Dihijab Oleh Sesuatu


Dalam teks tersebut, pernyataan bahwa Allah adalah yang dhahir sebelum
adanya segala sesuatu menegaskan keesaan dan keberadaan-Nya yang tidak
terbatas oleh waktu dan ruang. Allah adalah yang pertama dan yang terakhir, yang
tidak dapat dihijab oleh sesuatu karena keagungan dan kekuasaan-Nya. Konsep
ketuhanan ini juga sesuai dengan konsep wahyu, dimana Allah menyingkapkan
diri-Nya kepada manusia melalui wahyu-Nya. Wahyu tersebut menjadi jembatan
antara makhluk ciptaan-Nya dengan Sang Pencipta tanpa mengubah esensi
keberadaan-Nya yang maha dhahir.
Keyakinan ini tercermin dalam prinsip tauhid, bahwa tidak ada sesuatu pun
yang setara atau dapat menandingi keberadaan Allah. Allah tidak mungkin dihijab

1
M. Minanur Rohman, Cinta Wujudiyah dalam Sufisme Ibnu Arabi (IRCISOD, t.t.).

v
oleh sesuatu karena Allah adalah Zat yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya.
Pengenalan konsep zahir Allah mencerminkan aspek terkait kejadian dan fenomena
yang dapat dikenali secara langsung melalui kesadaran dan pemandangan. Bukti
kekuasaan Allah dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan dan alam
semesta, seperti pengendalian alam, kekuasaan dalam kehidupan manusia, dan
Surat Al-Quran.2
Kesadaran akan kebesaran Allah memberikan ketenangan dan penghiburan
dalam menghadapi kesulitan dan cobaan, serta membantu menghindari perbuatan
dan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, memahami
dan menghargai konsep zahir Allah dapat meningkatkan pemahaman dan
kepercayaan pada Allah, serta menjelaskan bagaimana Allah menghiburkan dan
mengendalikan kejadian di alam semesta. Dalam Islam, misalnya, Allah dianggap
Maha Kuasa dan Maha Agung, dan konsep tentang Allah tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu. Allah dianggap sebagai Zat yang Transenden dan tidak dapat
dibandingkan denganmakhluk-Nya. Oleh karena itu, banyak ajaran Islam yang
mengajarkan bahwa Allah tidak dapat berhijab atau dibatasi oleh sesuatu apapun.
Konsep ini mencerminkan keyakinan akan keesaan dan keagungan Allah.
Di agama-agama lain, konsep tentang keagungan dan sifat-sifat Tuhan mungkin
berbeda. Sebagian besar agama mungkin memiliki gambaran yang lebih personal
atau konseptual tentang Tuhan, dan pandangan mereka terhadap pertanyaan
semacam ini mungkin berbeda sesuai dengan ajaran mereka.Penting untuk diingat
bahwa pemahaman tentang Allah dan sifat-sifat-Nya merupakan bagian dari aspek
kepercayaan agama masing-masing individu atau kelompok, dan pandangan ini
dapat bervariasi secara signifikan antara agama-agama atau aliran-aliran
kepercayaan yang berbeda.
Konsep bahwa Allah tidak dapat dihijab oleh sesuatu merupakan bagian dari
keyakinan dalam teologi Islam. Dalil-dalil untuk menunjukkan ketidakmungkinan
ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, hadis, dan tradisi keilmuan Islam. Salah satu
dalil utama adalah konsep ketuhanan yang bersifat mutlak dan tanpa batas yang

2
Ghozi Ghozi, “Wahdat al-Wujûd ‘Abd al-Karîm al-Jîlî,” TEOSOFI: Jurnal Tasawuf dan
Pemikiran Islam 3, no. 1 (2013): 1–18.

vi
dinyatakan dalam Al-Qur'an. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an dan hadis
yang mendukung gagasan bahwa Allah tidak dapat dihijab oleh sesuatu:
a. Ayat Al-Qur`an :

‫ِم ِص‬ ‫ِم ِلِه‬


‫َلْيَس َك ْث َش ْي ٌءۖ َو ُه َو الَّس يُع اْلَب ُري‬
Artinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syura : 11)3

‫َو ْمَل َيُك ْن َلُه ُك ُفًو ا َأَح ٌد‬

Artinya : “Dan tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia.” (QS Al-Ikhlas : 4)4

Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa Allah tidak dapat dibandingkan dengan


makhluk-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.
b. Hadits Rasulullah :

‫ َقاَل َقاَل َرُس وُل الَّلِه صلى اهلل عليه وسلم " ِإَّن ِلَّلِه َتَباَر َك َو َتَعاىَل‬،‫َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة‬

‫"َذَر اًعا َعَلى َخ ْلِقِه ُيْنِز ُع الَّش ْيَطا َن‬

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,


“Sesungguhnya Allah, yang Mahatinggi dan Mahabercahaya, memiliki tangan
yang Dia memegang dengan (tangan) itu setan.” (Shahih Muslim)5

Hadis ini menegaskan bahwa Allah tidak dapat dihijab oleh makhluk-Nya.
Hanya Allah sendiri yang memiliki kekuatan untuk menghijab diri-Nya dengan Nur
(cahaya), yang merupakan manifestasi dari keagungan-Nya.

3
Q.S Asy-Syura/ 42:11
4
Q.S Al-Ikhlas/ 112:4
5
Shahih Muslim

vii
C. Pengertian KeEsaan Allah

Allah Ta’ala itu Maha Esa. Tiada Tuhan selain Allah. Dia esa atau tunggal,
baik dalam dzat, sifat, dan af’alnya. Esa dalam dzat artinya dzat-Nya tidak tersusun
dari beberapa bagian yang terpotong-potong. Dan Allah SWT itu tidak memiliki
sekutu dalam memerintah serta menguasai kerajaan alam raya semesta ini. 6
Keesaan Allah adalah dasar bagi keimanan seorang mukmin. Meyakini keesaan
Allah selain menjadi identitas bagi diri pribadinya, sekaligus menjadi pembeda
antara mukmin dengan bukan mukmin. Kekuatan iman seseorang itu ditandai
dengan komitnya menanamkan dan memepertahankan keesaan Allah dalam
dirinya. Orang yang tidak mengakui keesaan Allah sudah pasti ia bukan orang
mukmin. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa mempertahankan
keesaan Allah dalam dirinya agar ia tidak terjatuh ke dalam lembah keyakinan yang
salah.7
Seorang mukmin sejati menjadikan Allah sebagai inti pengalaman
keagamaannya. Kalimat syahadah, berupa pengakuan penerimaan Islam
menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Allah menempati posisi sentral
dalam setiap kedudukan tindakan dan pemikiran setiap muslim. Allah mengisi
kesadaran muslim dalam waktu kapan pun dan di mana pun. Bagi kaum muslimin
Allah benar-benar merupakan dzat yang agung.8
Kata Esa dalam bahasa Arab disebut Ahad atau Ahadun. Pengertian Allah
maha Esa itu terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Allah Maha Esa dalam Dzat-Nya, artinya dzat-Nya tidak tersusun dari
beberapa bagian dan tak ada dzat makhluk yang serupa dengan dzat-Nya.
2. Allah Maha Esa dalam Sifatnya-Nya, artinya tak ada sifat-Nya yang rangkap
di dalam satu nama dan satu makna, dan tidak ada makhluk yang mempunyai
sifat yang serupa dengan sifat-sifat-Nya.

6
W-Islam.com., “Allah itu Maha Esa,” 2013, http://www.w-islam.com/2013/06/1141/allah-swt-
itu-maha-esa/.
7
afrizal m, “Pemahaman Keesaan Allah dalam Teologi Islam,” Jurnal Ushuluddin 20, no. 2 (2013):
115, https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/view/921/875.
8
Isma’il Raji al-Faruqi, Tauhid, diterjemahkan dari Tauhid: its Implications for Thought and Life
(Bandung: Pustaka, 1995), 1.

viii
3. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya tak ada perbuatan bagi
makhluk. Allah-lah yang menciptakan seluruh perbuatan makhluk-Nya.9
al-Ghazali (2013) pula berkata: “Sesungguhnya Allah s.w.t. itu Esa, tidak ada
sekutu baginya, dia bersendirian dalam mencipta dan menjadikan sesuatu. Allah
tidak ada tandingan yang bekerjasama atau mempunyai kekuasaan yang sama atau
lebih daripadanya. Allah tidak ada lawan yang setanding dan mampu menentang
kehendak serta kekuasaanNya”.
Dengan itu, jelaslah kepada kita bahawa tidak ada sesuatu pun yang boleh
berkongsi dengan Allah s.w.t. dalam apa jua perkara pun. Malah, Dia adalah Tuhan
Yang Maha Esa dan tiada sesuatu pun yang setanding denganNya. Hal ini
diterangkan oleh Allah s.w.t. dalam surah al- Ikhlas, ayat 1-4 yang berbunyi:
)4( ‫) َو َلْم َيُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬3( ‫) َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬2( ‫) ُهَّللا الَّص َم ُد‬1( ‫ُقْل ُهَو ُهَّللا َأَح ٌد‬
Artinya : “Katakanlah (wahai Muhammad): (Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa;
Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat;
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang
serupa denganNya”

D. Kategori keEsaan Allah s.w.t


KeEsaan (wahdaniyah) Allah s.w.t. terbahagi kepada tiga kategori iaitu (al-
Fathani, 2017, Ustazi Othman, 2017):
1. KeEsaan Allah s.w.t. pada zatNya
KeEsaan Allah s.w.t. pada zat-Nya membawa erti bahawa zat Allah Yang
Maha Agung tidak menyerupai zat makhluk. Zat Allah s.w.t. juga tidak ada
bahagian-bahagiannya dan tidak dapat dipecah-pecahkan. Selain itu, zat Allah
s.w.t. juga tidak terdiri daripada jirim.
2. KeEsaan Allah s.w.t. pada sifatNya
KeEsaan Allah s.w.t. pada sifatNya bermakna tidak ada makhluk yang
mempunyai sifat yang menyerupai sifatNya. Contohnya, tidak ada makhluk yang
mempunyai sifat qudrat (berkuasa) yang sama dengan sifat qudrat Allah s.w.t.

9
Antosu3, “Allah Maha Esa (Al-Wahdaaniyyah),” 2009,
https://atspoedj.wordpress.com/2009/08/28/allah-maha-esa-al-wahdaaniyyah/.

ix
Di samping itu, ia juga bermaksud Allah s.w.t. tidak mempunyai berbilang-
bilang sifat yang sama jenis. Sebagai contoh, Allah s.w.t. tidak mempunyai dua
sifat iradat (berkehendak) atau lebih, dua sifat ilmu atau lebih dan begitulah juga
sifat-sifatNya yang lain.
3. KeEsaan Allah s.w.t. pada perbuatanNya
KeEsaan Allah s.w.t. pada perbuatanNya bermaksud perbuatanNya tidak
sama dengan perbuatan makhluk. Ia juga bermakna Allah s.w.t. tidak
bekerjasama dengan mana-mana pihak dalam usaha menciptakan sesuatu.10

Ketiga-tiga kategori telah pun disebutkan oleh Ibn ‘Atoillah al-Sakandari dalam
kata hikmahnya yang berbunyi: “Sesungguhnya telah yakin dan pasti akan
kewujudan Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupainya
sama ada pada zat, sifat dan perbuatannya”11

E. Bukti Allah itu Esa dalam Dalil Al-Qur’an


Ada banyak dalil Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Allah itu Esa atau
Tunggal. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. QS. Al-Ikhlas ayat 1-4
١ ﴿ ‫﴾ُقْل ُهَو ُهَّللا َأَح ٌد‬
qul huwa allaahu ahadun
Artinya: “Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
٢ ﴿ ‫﴾ُهَّللا الَّص َم ُد‬
allaahu alshshamadu
Artinya: “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
٣ ﴿ ‫﴾َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬
lam yalid walam yuuladu
Artinya: “Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”
٤ ﴿ ‫﴾َو َلْم َيُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬
10
Syed Sultan Bee Bt. Packeer Mohamed dkk., “DESKRIPSI KEESAAN ALLAH S.W.T. MENURUT
PERUMPAMAAN DALAM AL-QURAN,” Journal of Islamic, Social, Economics and Development 3, no. 14
(2018).
11
Muhammad Sa’id Ramadan al-Buti, Al-Hikam al-‘Atoiyyah Syarh wa Tahlil (Beirut: Dar al-Fikr al-
Mu’asir, 2003).

x
walam yakun lahu kufuwan ahadun
Artinya: “dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".12
2. QS. Al-Baqarah ayat 163
١٦٣ ﴿ ‫﴾َو ِإَٰل ُهُك ْم ِإَٰل ٌه َو اِح ٌد ۖ اَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَو الَّرْح َٰم ُن الَّر ِح يُم‬
wa-ilaahukum ilaahun waahidun laa ilaaha illaa huwa alrrahmaanu alrrahiimu
Artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan
melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” [2:163].13
3. QS. Al-Anbiyaa’ ayat 22

٢٢ ﴿ ‫﴾َلْو َك اَن ِفيِهَم ا آِلَهٌة ِإاَّل ُهَّللا َلَفَس َدَتاۚ َفُسْبَح اَن ِهَّللا َر ِّب اْلَع ْر ِش َع َّم ا َيِص ُفوَن‬
law kaana fiihimaa aalihatun illaa allaahu lafasadataa fasubhaana allaahi
rabbi al'arsyi 'ammaa yashifuuna
Artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ´Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan.” [21:22].14

4. QS. Az-Zumar ayat 4


٤ ﴿ ‫ ﴾ُسْبَح اَنُهۖ ُهَو ُهَّللا اْلَو اِح ُد اْلَقَّهاُر‬.........
......subhaanahu huwa allaahu alwaahidu alqahhaaru
Artinya: '' ....Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan." [39:4].15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Qs. Al Ikhlas Ayat 1-4, t.t.
13
QS. Al-Baqarah ayat 163, t.t.
14
QS. Al-Anbiyaa’ ayat 22, t.t.
15
QS. Az-Zumar ayat 4, t.t.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Antosu3. “Allah Maha Esa (Al-Wahdaaniyyah),” 2009.


https://atspoedj.wordpress.com/2009/08/28/allah-maha-esa-al-wahdaaniyyah/.
alButi, Muhammad Sa’id Ramadan al-. Al-Hikam al-‘Atoiyyah Syarh wa Tahlil. Beirut:
Dar al-Fikr al-Mu’asir, 2003.
Faruqi, Isma’il Raji al-. Tauhid, diterjemahkan dari Tauhid: its Implications for
Thought and Life. Bandung: Pustaka, 1995.

xii
Ghozi, Ghozi. “Wahdat al-Wujûd ‘Abd al-Karîm al-Jîlî.” TEOSOFI: Jurnal Tasawuf
dan Pemikiran Islam 3, no. 1 (2013): 1–18.
m, afrizal. “Pemahaman Keesaan Allah dalam Teologi Islam.” Jurnal Ushuluddin 20,
no.2(2013).https://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/ushuludin/article/view/
921/875.
Mohamed, Syed Sultan Bee Bt. Packeer, Afifah bt. Abu Yazid, Syahrul Faizaz bt.
Abdullah, dan Mohd. Nizho bin Abdul Rahman. “DESKRIPSI KEESAAN
ALLAH S.W.T. MENURUT PERUMPAMAAN DALAM AL-QURAN.”
Journal of Islamic, Social, Economics and Development 3, no. 14 (2018).
Qs. Al Ikhlas Ayat 1-4, t.t.
QS. Al-Anbiyaa’ ayat 22, t.t.
QS. Al-Baqarah ayat 163, t.t.
QS. Az-Zumar ayat 4, t.t.
Rohman, M. Minanur. Cinta Wujudiyah dalam Sufisme Ibnu Arabi. IRCISOD, t.t.
W-Islam.com. “Allah itu Maha Esa,” 2013.http://www.wislam.com/2013/06/1141/allah-
swt-itu-maha-esa/.

xiii

Anda mungkin juga menyukai