Fiqih - Kurban - Dan - Akikah - SOBHIN
Fiqih - Kurban - Dan - Akikah - SOBHIN
OLEH
SOBIHIN
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI FIQHI DI MADRASAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2023
1
KATA PENGANTAR
Tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
sebagai pengampu mata kuliah “Fiqih” yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurban & Aqikah”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis,
Sobihin
2
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kata kurban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata: qaruba – yaqrabu –
qurban wa qurbaanan. Artinya, mendekati atau menghampiri.
Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya.
Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-
dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu
matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-
kira pukul 07.00 – 10.00.
Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari
raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.
Sedangkan Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di contohkan rasulullah
SAW. Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik di dalamnya. Di
laksanakan pada hari ke tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah hukumnya sunnah
muakad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Setiap orang tua
mendambahkan anak yang shaleh, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua
orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara penting untuk menanamkan nilai-nilai ruhaniah
kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di harapkan sang bayi memperoleh kekuatan,
kesehatan lahir dan batin. Di tumbuhkan dan di kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-
nilai ilahiyah.
Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah juga
merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugerah, sekaligus amanah yang di berikan allah
SWT terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW, yang
merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut mulai jarang di
laksanakan oleh kaum muslimin.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak[1], hukum
aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang wajib memberi nafkah kepada
bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan aqiqah adalah dimulai
ketika bayi sudah lahir sempurna, sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai baligh anak
tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri, sebaiknya aqiqah
dilakasanakan hari ketujuh[2].
Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keaddan binatang yang sah untuk
qurban, macamnya, umurnya, dan jangan bercacat.
Kalau hanya menyembelih seekor saja untuk anak laki-laki, hal itu sudah memadai.
Disunatkan dimasak lebih dahulu, kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Orang yang
melaksanakan aqiqah pun boleh memakan sedikit dari daging aqiqah sebagaimana qurban,
kalau aqiqah itu sunah (bukan nazar)[3].
1 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2012), hlm., 479
2 Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’, hlm., 204.
3 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, hlm., 481.
5
من ولد له ولد فأحب أن ينسك عنه فلينسك عن الغَلم شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة
“Barangsiapa yang anaknya lahir lalu dia ingin menyembelih (aqiqah) untuknya maka
hendaknya dia menyembelih dua kambing yang serupa sifatnya untuk anak lelaki dan seekor
kambing untuk anak perempuan.”[HR Abu Daud (2842).
Setelah menyebutkan dua hadits dan Hadits lainnya al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam
Fathul Bari “semua hadits yang semakna ini menjadi hujjah bagi jumhur ulama dalam Aqiqah
bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan bagi wanita dengan seekor kambing.
B. Hikmah Aqiqah
Sejak seorang suami memancarkan sperma kepada istrinya, lalu sperma itu berlomba-
lomba mendatangi panggilan indung telur melalui signyal kimiawi yang dipancarkan darinya,
sejak itu tanpa banyak disadari oleh manusia, sesungguhnya setan jin sudah mengadakan
penyerangan kepada calon anak mereka. Hal tersebut dilakukan oleh jin dalam rangka
membangun pondasi di dalam janin yang masih sangat lemah itu, supaya kelak di saat anak
manusia tersebut menjadi dewasa dan kuat, setan jin tetap dapat menguasai target sasarannya
itu. Maka sejak itu pula Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada umatnya cara menangkal
serangan yang sangat membahayakan itu sebagaimana yang disampaikan Beliau saw. melalui
sabdanya berikut ini :
ّللَاُ َعلَ ْي ِه َو َسله َم لَوْ أَ هن أَ َح َدهُ ْم إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَأْتِ َي أَ ْهلَهُ قَا َل
صلهى ه قَا َل َرسُو ُل ه: ّللَاُ َع ْنهُ َما قَا َل
َ ِّللَا ض َي ه ِ س َر ُ َح ِد
ٍ يث ا ْب ِن َعبها
ان أَبَدًا
ٌ َض هرهُ َش ْيط ُ َك لَ ْم ي َ ِب ال هش ْيطَانَ َما َر َز ْقتَنَا فَإِنههُ إِ ْن يُقَدهرْ بَ ْينَهُ َما َولَ ٌد فِي َذل ِ ِّّللَاِ اللههُ هم َجنِّ ْبنَا ال هش ْيطَانَ َو َجن
* بِاس ِْم ه
6
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: apabila
seseorang diantara kamu ingin bersetubuh dengan isterinya hendaklah dia membaca:
Yang artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Wahai
Tuhanku! Jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan
kepada kami. Sekiranya hubungan antara suami istri itu ditakdirkan mendapat seorang
anak[4].
C. Pengertian Qurban
Qurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan pada
pagi hari. Sedangkan menurut istilah, Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13
Zulhijah)[5].
Sebagian ulama’ berpendapat bahwa kurban itu wajib, sedangkan sebagian lain
berpendapat sunat.
Alasan yang berpendapat wajib, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Kautsar ayat 1-2.
[1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri
nikmat Allah.
4 http://dwiemuflikhun.blogspot.com/2012/11/makalah-aqiqah-dan-kurban.html
5 Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, hlm., 198
7
”Diwajibkan melaksanakan Qurban bagiku dan tidak wajib atas kamu.”
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya pincang, sangat
kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur sebagai berikut:
1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih[6].
Waktu penyembelihan hewan qurban dimulai matahari melambung dari terbitnya pada
hari idul adha yaitu tanggal 10 Dzulhijjah, kira-kira cukup untuk melaksanakan shalat dua
raka’at dan khutbah dua kali yang cepat (cukup melaksanakan rukun-rukunnya) sampai
terbenamnya matahari pada akhir hari tasyrik yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Namun, yang paling
utama penyembelihan dilaksanakan setelah selesai shalat Idul Adha sekira matahari sudah
kadar satu tombak. Sebaiknya penyembelihan di tempat yang enak, tidak keras. Dilaksanakan
pada siang hari kecuali ada hajat, maka pada malam hari[7].
صلهى ّللَا َعلَ ْي ِه َو َسله َم ِع ْن َد التهضْ ِحيه ِة اَلهلهُ َم تَقَبّلْ ِم ْن ُم َح هم ٍد َواَ ِل ُم َح هم ٍد َو ِم ْن اُ هم ٍة ُم َح هم ٍد (رواه البخارى
َ ُس اَنهه
ٍ َع َْن اَن
)ومسلم
“Dikabarkan oleh Anas bahwa Rasulullah SAW telah berqurban dengan dua ekor
kambing yang baik-baik, beliau sembelih sendiri, beliau baca bismillah, dan beliau baca
takbir.”
2. Alat untuk menyembelih harus benda tajam. Tidak boleh menggunakan gigi, kuku
dan tulang.
3. Memotong 2 urat yang ada di kiri-kanan leher agar lekas matinya, tetapi jangan
sampai putus lehernya (makruh).
8
4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang rusuknya
agar mudah saat penyembelihan.
5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.
6. Orang yang menyembelih disunatkan membaca:
a) Basmalah
b) Shalawat
c) Takbir
d) Do`a:
Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa aqiqah tidak mesti dilakukan pada hari
ketujuh dan itu semua diserahkan kepada kemampuan dan kelapangan rezeki orang tuanya,
bahkan ia bisa dilakukan pada saat anak itu sudah besar / baligh.
Orang yang paling bertanggung jawab melakukan aqiqah adalah ayah dari bayi terlahir
pada waktu kapan pun ia memiliki kesanggupan. Namun jika dikarenakan si ayah memiliki
halangan untuk mengadakannya maka si anak bisa menggantikan posisinya yaitu
mengaqiqahkan dirinya sendiri, meskipun perkara ini tidak menjadi kesepakatan dari para
ulama.
Dari dua hal tersebut diatas maka ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan dengan
keterbatasan dana yang dimilikinya antara kurban atau aqiqah maka kurban lebih diutamakan
baginya, dikarenakan hal berikut:
9
1. Perintah berkurban ini ditujukan kepada setiap orang yang mukallaf dan memiliki
kesanggupan berbeda dengan perintah aqiqah yang pada asalnya ia ditujukan kepada
ayah dari bayi yang terlahir.
2. Meskipun ada pendapat yang memperbolehkan seseorang mengaqiqahkan dirinya
sendiri namun perkara ini bukanlah yang disepakati oleh para ulama.
Kewajiban aqiqah ada di pundak orang tua. Akan tetapi, jika orang tuanya tidak mampu
maka bila si anak telah mempunyai kelapangan rezeki, dapat melaksanakan sunah aqiqah itu
sendiri. 8
Dalam pelaksanaannya aqiqah tidak dapat digabung dengan berkurban. Orang yang
membeli hewan untuk aqiqah harus membeli satu hewan lagi untuk berkurban jika dilakukan
pada Hari Raya Idul Adha. Terkait waktu pelaksanaannya, aqiqah tidak terbatas (Bisa kapan
saja).
Tetapi, kurban hanya boleh dilaksanakan pada Dzulhijjah. Sejak usai shalat Idul Adha
hingga hari Tasyriq, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, bersamaan dengan jamaah haji yang sedang
wukuf di Padang Arafah. Pada masa sekarang orang yang berkurban dapat menyerahkan
kurbannya kepada orang yang amanah, dalam hal ini lembaga amil zakat.
Adapun syarat diterimanya hewan kurban oleh Allah SWT ialah menggunakan harta
yang halal saat membeli hewan kurban tersebut. Kedua, dikerjakan pada waktunya saat Hari
Raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq. Ketiga, harus dilakukan dengan ikhlas. Keempat,
menggunakan hewan yang cukup umur, besarnya, sehat, dan tidak cacat. Hewan tersebut
berupa sapi, kambing, domba, kerbau atau unta.
Karena itu pula, niat aqiqah dan kurban tidak boleh digabungkan. Soal teknis
penyembelihan dan distribusi hewan kurban, ia menyarankan agar melibatkan lembaga amil
zakat. “Mereka memiliki data mustahik yang lebih banyak,” . Sehingga, tercapai pemerataan
pembagian daging kurban.
8 http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-lebih-utama-qurban-atau-
aqiqah-yang-tertunda.htm
10
Pendistribusian daging qurban sebaiknya merupakan daging mentah. Karena, hak
mereka daging tersebut akan dimasak atau dijual kembali. Ini berbeda dengan aqiqah yang
distribusinya dilakukan dengan dimasak terlebih dahulu. Sehingga, mereka yang menerima
dapat segera menikmatinya tanpa menyusahkan untuk memasak lagi. Karena, aqiqah
merupakan wujud rasa syukur atas lahirnya seorang anak.
11
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Qurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan pada
pagi hari. Sedangkan menurut istilah, Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13
Zulhijah
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya pincang, sangat
kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur sebagai berikut:
1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih
Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak, hukum
aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang wajib memberi nafkah kepada
bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan aqiqah adalah dimulai
ketika bayi sudah lahir sempurna, sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai baligh anak
tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri, sebaiknya aqiqah
dilakasanakan hari ketujuh.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-lebih-utama-
qurban-atau-aqiqah-yang-tertunda.htm
13