Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN METODOLOGI KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan


Dosen : Ns. Elly Amaliyah , S. Kp., M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Neng Risma Fatamurga (8801190092)


2. Delliani Dwi Septi (8801190116)
3. Tatu Usrotun Najiah (8801190029)
4. Tatu Mahpudoh (8801190090)
5. Windy Nur Aisyah (8801190040)
6. Mardiah Lestari ( 8801190011)
7. Dian Cahya Aprilia ( 8801190079 )

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam,atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat dengan tujuan memenuhi
tugas Metodologi Penelitian

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Team dosen mata kuliah Metodologi Penelitian selaku dosen pembimbing mata kuliah.
2. Teman – teman dan berbagai pihak yang telah membantu terselasaikannya makalah ini.

Penulis berharap agar setelah membaca makalah ini , para pembaca dapat memahami dan
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat di aplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam bidang keperawatan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran
dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................

C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Definis Studi Kepustakaan ...............................................................


B. Apa tujuan studi kepustakaan ...........................................................
C. Sumber Kepustakaan ........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................
B. Saran .................................................................................................
...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang penting sekali
dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari penelitian terdahulu harus dikerjakan,
tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data
sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium
atau di dalam museum.
Survei terhadap data yang telah tersedia dapat di kerjakan setelah masalah penelitian
dipilih atau dilakukan sebelum masalah dipilih. Jika studi kepustakaan dilakukan sebelum
pemilihan masalah, penelaah kepustakaan termasuk memperoleh ide tentang masalah apa
yang paling up to date untuk di rumuskan dalam penelitian dengan mengadakan survei
terhadap data yang telah ada, si peneliti bertugas menggali teori- teori yang telah berkembang
dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian,
baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisa data, yang telah pernah di gunakan
oleh peneliti terdahulu, memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang di
pilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang di inginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari studi kepustakaan?
2. Apa tujuan kepustakaan?
3. Bagaimana sumber kepustakaan itu?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mengetahui Studi Kepustakaan.
2. Agar mengetahui tujuan kepustakaan.
3. Agar memahami sumber kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal
dari ide/tulisan Anda. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang
lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya. Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan
dibedakan menjadi 2 jenis (Universitas Kristen Petra, 2008) yaitu:
1. Kutipan tidak langsung  yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian
merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama
persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat
berdasarkan artikel atau sumber lain.
2. Kutipan langsung  yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini
berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah kalimat
aslinya.Ada dua jenis kutipan langsung, yaitu kutipan langsung panjang dan kutipan
langsung pendek. Kedua kutipan ini berbeda cara menuliskan dan syaratnya.
a. Kutipan langsung pendek Syarat:
i. APA Style(American Psychological Association) Jika panjang kalimat yang
dikutip tidak lebih dari 40 kata.
ii. MLA Style (Modern Language Asociation) Jika panjang kalimat yang dikutip
tidak lebih dari 4 baris Cara menuliskan: Kutipan langsung pendek dituliskan menjadi
satu dalam paragraf karya tulis Anda, tambahkan tanda petik pada kutipan sehingga tanda
petik ini menjadi pemisah antara kalimat Anda dengan kalimat kutipan.
b. Kutipan langsung panjang Jenis kutipan ini dikenal juga dengan istilah block
quote. Syarat:
i. APA Style(American Psychological Association) Jika panjang kalimat yang
dikutip lebih dari 40 kata.
ii. MLA Style (Modern Language Asociation) Jika panjang kalimat yang dikutip
lebih dari 4 baris
B. Tujuan penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka
1. Agar terhindar dari tuduhan penjiplakan (plagiarism) Salah satu fungsi kutipan adalah
untuk menguatkan atau mendukung tulisan ilmiah Anda. Oleh karena itu, Anda harus
mencantumkan sumber kutipan Anda secara singkat di bagian akhir setelah kalimat
kutipan atau tepat sebelum kalimat kutipan (paling dekat dengan kalimat kutipan) dan
menuliskan sumbernya secara lengkap pada daftar pustaka. Dengan melakukan ini
sebenarnya Anda sedang menghindarkan diri dari masalah di kemudian hari terkait
dengan mengambil hak cipta karya tulis seseorang tanpa ijin.
2. Menghargai penulis sebelumnya Ketika Anda menuliskan secara lengkap sumber
kutipan dan daftar pustaka, sebenarnya Anda sedang menghargai orang yang mempunyai
ide tersebut. Selain itu, juga pengakuan bahwa teks pada bagian tersebut adalah dari ide,
argumen, dan atau analisa orang lain.
3. Membantu pembaca yang ingin tahu lebih dalam mengenai sumber kutipan Salah satu
manfaat dari menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka secara lengkap adalah
membantu pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kutipan tersebut.
Kadang-kadang pembaca tertarik untuk membaca lebih dalam tulisan yang Anda kutip.
Dengan demikian, pembaca dapat menelusuri informasi dari sumber kutipan dan
kemudian mendapatkan rincian lengkapnya pada daftar pustaka. Ada banyak versi atau
format untuk menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka. Akan tetapi, Universitas
Kristen Petra mengambil dua macam format untuk menuliskan sumber kutipan dan
sumber kutipannya, yaitu APA (American Psychological Association) Style dan MLA
(Modern Language Asociation) Style. Keduanya digunakan sebagai acuan dalam
penulisan kutipan dan daftar pustaka untuk tugas akhir di Universitas Kristen Petra. Oleh
karena itu, panduan ini hanya membahas secara mendalam dua cara tersebut saja.
Catatan penting:
 Format penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka dalam sebuah karya tulis ilmiah
adalah wajib sama. o Misalkan, menuliskan sumber kutipan dengan format APA Style
maka daftar pustaka wajib dituliskan juga dengan format APA Style. Demikian juga
berlaku jika Anda ingin menggunakan MLA Style, maka cara mengutip langsung
(panjang atau pendek), cara menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka pun
menggunakan MLA Style.
 Nama penulis/pengarang yang Anda tuliskan di sumber kutipan, wajib dituliskan
dalam daftar pustaka sebagai kata pertama. o Jika tidak ada nama penulis/pengarang,
maka disebutkan beberapa kata dalam judul. Hal ini berarti kata-kata judul inilah yang
disebutkan sebagai kata pertama dalam daftar pustaka. Dengan demikian, sumber kutipan
dan daftar pustaka sudah berfungsi untuk memudahkan pembaca yang ingin menggali
lebih dalam referensi yang Anda gunakan.
 Penulisan sumber kutipan berada di dekat teks kutipan Anda. Penulisan daftar pustaka
berada di halaman paling belakang dengan baris kedua dan seterusnya menjorok masuk 1
cm dari batas margin kiri
 Gelar kebangsawanan maupun gelar akademik tidak ditulis dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka 4
 Penulisan penanggalan dan istilah penting lainnya (singkatan) dalam Bahasa Inggris,
berlaku untuk semua jenis karya, baik yang berbahasa Indonesia, Inggris, Italia, dan
bahasa lainnya.
1. APA STYLE Edisi ke 6 (2010)
Secara umum cara menuliskan: 1. Sumber kutipan: nama belakang/keluarga
penulis/pengarang (th eauthor) dan tahun (year) dari sumber kutipan Contoh: (Azaria,
2014) (Santoso, Azaria, & Tan, 2015) Jika kutipan langsung maka wajib ditambahkan
nomor halaman (page dituliskan dengan p. atau pages dituliskan dengan pp.). Jika
nomor halaman tidak ada maka bisa digantikan dengan chapter atau paragraf ke
berapa. Contoh: (Azaria, 2014, p. 15) (Santoso, 2015, chap. 5) 2. Daftar pustaka a)
Penulisan nama pengarang pertama dan seterusnya: nama belakang/keluarga diikuti
dengan inisial nama depan dan tengah (jika ada).
2. MLA STYLE Edisi ke 7 (2009) Secara umum cara menuliskan: 1. Sumber kutipan
yang dicantumkan dalam teks tulisan ilmiah Anda, secara umum formatnya adalah
author(s) dan page (page to page). Author(s) merupakan penulis atau pengarang
sedangkan page adalah halaman. Nama penulis yang dicantumkan di dalam teks
kutipan hanya nama keluarga atau nama belakang. Contoh: (Azaria 20) (Santoso,
Azaria, and Tan 18-21)
C. Sumber Kepustakaan
Bahan kepustakaan dapat berupa sumber primer (primary source) maupun
sekunder (secondary source). Bahan kepustakaan yang merupakan sumber primer adalah
karangan asli yang ditulis oleh seorang yang melihat, mengalami, atau mengerjakan
sendiri. Bahan kepustakaan semacam ini dapat berupa buku harian (autobiography), tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara. Selain itu sumber primer dapat berupa
laporan pandangan mata suatu pertandingan, statistik sensus penduduk dan lain
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber sekunder (secondary source)
adalah tulisan tentang penelitian orang lain, tinjauan, ringkasan, kritikan, dan tulisan-
tulisan serupa mengenai hal-hal yang tidak langsung disaksikan atau dialami sendiri oleh
penulis. Bahan kepustakaan sekunder terdapat di ensiklopedi, kamus, buku pegangan,
abstrak, indeks, dan textbooks. Dalam melaksanakan kegiatan studi kepustakaan
sebaiknya digunakan sumber kepustakaan primer yang informasinya lebih otentik.
Namun bahan kepustakaan primer yang relevan dengan masalah peneliti tidak selalu ada,
atau karena waktu yang terbatas sulit untuk diperoleh. Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa
menggunakan bahan kepustakaan sekunder. Untuk ini perlu dipertimbangkan adanya
‘bias’ dari penulisnya sebab informasi ini tidak berasal dari sumber langsung.Beberapa
sumber kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi adalah:
Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari
informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum
(general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject
encyclopedia. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang
berbagai bidang studi. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data
lainnya serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan
kelanjutan penelitian sebelumnya.
Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan dengan
suatu penelitian atau penemuan baru.
Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan
masalah. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal
lahir, pendidikan, dsb.
Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.
Selain informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di perpustakaan, peneliti dapat pula
memperoleh bahan kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misalnya LIPI
dengan beberapa lembaganya antara lain PDII (Pusat Dokumentasi dan Informasi
Ilmiah), LEKNAS (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dan Biro Pusat
Statistik, yang merupakan pusat informasi statistik nasional.
Menurut Sutrisno Hadi (1991) ada tiga pedoman untuk pemilihan daftar pustaka
yaitu: relevansi, kemutakhiran dan adekuasi. Yang dimaksud dengan relevansi adalah
keterkaitan atau kegayutan yang erat dengan masalah penelitian. Kemutakhiran adalah
sumber-sumber pustaka yang terbaru untuk menghindari teori-teori atau bahasan yang
sudah kadaluwarsa. (Namun untuk penelitian histories, masih diperlukan sumber bacaan
yang sudah “lama”). Sumber bacaan yang telah “lama” mungkin memuat teori-teori atau
konsep-konsep yang sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh teori
yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih mutakhir. Di samping sumber itu harus
mutakhir, juga harus relevan bagi masalah yang sedang digarap. Jadi, hendaklah dipilih
sumbersumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti, dan inilah
yang dimaksud dengan adekuasi.
Secara garis besar sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). sumber acuan
umum; dan b). sumber acuan khusus. Kelompok (a) berwujud teori dan konsep, biasanya
terdapat dalam buku-buku teks, ensiklopedia, monografi dan sejenisnya. Kelompok (b)
yang merupakan sumber acuan khusus berupa hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat
ditemukan dalam jurnal, bulletin penelitian, tesis dan disertasi.
Sebagian besar (lebih dan 50%) kegiatan dalam keseluruhan proses penelitian adalah
membaca, dan membaca itu hampir seluruhnya terjadi pada langkah penelaahan
kepustakaan ini. Menurut Sumadi (1989), membaca merupakan keterampilan yang hams
dikembangkan dan dipupuk. Untuk ini kegemaran membaca harus dibuat membudaya,
membaca harus merupakan kegemaran dan kebutuhan.
Studi kepustakaan tidak selalu “mulus” pelaksanaannya. Beberapa hambatan umum yang
sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara lain:
Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai
saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian
pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh. Hal ini mungkin
disebabkan belum berkembangnya system dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya
komunikasi ilimiah antara peneliti, atau mahalnya biaya kirim atau perizinan, serta hal-
hal birokratis lain yang menghambat pemanfaatan informasi ilmiah.
Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa
Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan
peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa
asing, terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti
perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah
dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang
mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak mampu
membaca bahasa asing.
3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah
untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.
Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan
agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada.
Untuk mengurangi hambatan pertama di atas peneliti dapat menghubungi lembaga lain
atau koleganya untuk saling menukar informasi dan meminjam buku-buku ilmiah yang
baru. Selain dari itu, usaha menerjemahkan buku-buku berbahasa asing, terutama yang
berbahasa Inggris, perlu digalakkan dan ditangani dengan sungguh-sungguh.
BAB III

A. Kesimpulan

Studi kepustakaan harus dilakukan oleh seorang peneliti. Kegiatan ini dilakukan baik
sebelum maupun sesudah peneliti berhasil mengidentifikasikan masalah. Dengan
melakukan studi kepustakaan peneliti dapat mengkaji teori-teori dalam bidangnya.
Kegiatan studi kepustakaan ini sangat menunjang suatu penelitian. Di sini peneliti dapat
menghimpun informasi yang berkaitan dengan latar belakang penelitian, teori-teori yang
melandasi masalah yang akan diteliti, bahan acuan yang relevan dengan masalah atau
topikyang akan diteliti dan hasilhasil penelitian sejenis sebelumnya. Selain itu studi
kepustakaan juga memperdalam dan menambah pengetahuan peneliti dalam hal teori dan
metodologi penelitian.
Hasil studi kepustakaan yang disusun dalam bentuk essay dimasukkan dalam laporan
penelitian. Kajian kepustakaan yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa
yang jelas akan bermanfaat bagi para peneliti yang akan datang. Kegiatan studi
kepustakaan dapat dikatakan berhasil bila segi-segi yang penting dan menunjang
penelitian dapat terpenuhi dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan
penelitian.

B. Saran

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf .
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari
Daftar Pustaka

https://library.petra.ac.id/files/APA%20dan%20MLA%20edisi%20baru.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/MEITRI_HENING/Bahan_Presentasi/
Metlit_6_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf

Anda mungkin juga menyukai