DI SUSUN OLEH :
1. Desi Indriani (22223020)
2. Devi Indah Pratiwi (22223021)
3. Dian Therezah Yadi (22223022)
4. Hary Akbar (22223040)
DOSEN PEMBIMBING :
Agus Suryaman, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB
PEMBIMBING LAPANGAN :
Dewi Natalia H, S.Kep., Ns
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Seminar ini yang berjudul “ Laporan Praktik
Manajemen Keperawatan di Ruang Cempaka RSUD Banyumas”. Penulisan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Ners Stase Manajemen
Keperawatan di RSUD Banyumas. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dani Esti Novia sebagai Direktur RSUD Banyumas
2. Bapak Heri Shatriadi, M.Kes selaku Rektor IKesT Muhammadiyah Palembang
3. dr. Rudi Kristiyanto, Sp. B sebagai Wakil Direktur Pelayanan RSUD Banyumas
4. Bapak Tulus Setiono, S.Kep., Ns., M.PH sebagai Kepala Bidang Keperawatan
RSUD Banyumas
5. Bapak Muryanto, S.Kep., Ns sebagai Sub Koor Keperawatan Umum RSUD
Banyumas
6. dr. Taufik Hidayanto sebagai KA Instalasi Rawat Inap RSUD Banyumas
7. Bapak Supriyanto, S.Kep., Ns sebagai Wa Ka Instalasi Rawat Inap RSUD
Banyumas
8. Ibu Andri Yana, S.Kep., Ns sebagai Kepala Ruang Cempaka RSUD Banyumas
9. Ibu Dewi Puspitasari, S.Kep., Ns sebagai Ketua Tim I Ruang Cempaka RSUD
Banyumas
10. Ibu Diah Lusi T, S.Kep., Ns sebagai Ketua Tim II Ruang Cempaka RSUD
Banyumas
11. Ibu Dewi Natalia H, S.Kep., Ns sebagai Preceptor Lapangan di RSUD Banyumas
12. Bapak Agus Suryaman, S.Kep., Ns., M.Kep. Sp.KMB sebagai Pembimb ing
Akademik
ii
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan
ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kami
mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran
dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi diri kami. Akhir kata, kami
berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 2.30 Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Cempaka.................... 84
Tabel 2.31 Admission Care ............................................................................. 86
Tabel 2.32 Perawatan Luka .............................................................................. 89
Tabel 2.33 Pelepasan Infus................................................................................ 91
Tabel 2.34 Pemberian Obat Intravena ............................................................... 93
Tabel 2.35 Pelepasan Kateter Urine .................................................................. 95
Tabel 2.36 Ketepatan Identifikasi Pasien.......................................................... 97
Tabel 2.37 Peningkatan Komunikasi Yang efektif............................................ 98
Tabel 2.38 Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai ................... 100
Tabel 2.39 Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi..................... 101
Tabel 2.40 Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan ............ 102
Tabel 2.41 Pengurangan Risiko Pasien Jatuh ................................................... 104
Tabel 2.42 Pemantauan Kebersihan Tangan ..................................................... 105
Tabel 2.43 Pengelolaan Limbah ........................................................................ 107
Tabel 2.44 Perlindungan Kesehatan Petugas .................................................... 108
Tabel 2.45 Etika Batuk dan Bersin.................................................................... 110
Tabel 2.46 Penempatan Pasien.......................................................................... 111
Tabel 2.47 Penatalaksanaan Linen .................................................................... 112
Tabel 2.48 Pengendalian Lingkungan ............................................................... 113
Tabel 2.49 Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien ................................... 115
Tabel 2.50 Pengunaan APD.............................................................................. 117
Tabel 3.1 Identifikasi Hasil Analisa Data....................................................... 118
Tabel 3.2 Masalah Yang Diangkat .................................................................. 119
Tabel 3.3 Analisa SWOT ............................................................................... 122
Tabel 3.4 Identifikasi Masalah Berdasarkan CARL di Ruang Cempaka ....... 124
Tabel 3.5 Planning Of Action (POA) ............................................................. 125
Tabel 3.6 Time Table Kegiatan ..................................................................... 129
Tabel 3.7 Ganchart Mahasiswa Profesi Ners ................................................. 131
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai staf medis profesional yang
terorganisir, mempunyai fasilitas rawat inap, dan memberikan pelayanan 24 jam.
Menyediakan pelayanan yang komprehensif, pengobatan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2017).
Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan yang dengan perkembangannya telah mengalami perubahan.
Pada awal perkembangannya, rumah sakit merupakan badan atau lambang yang
berfungsi sosial, tetapi saat ini dengan adanya rumah sakit swasta sehingga hal ini
akan menjadikan rumah sakit saat ini lebih mengacu sebagai suatu industri yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengolaan yang
berdasar pada manajemen sebagai halnya badan usaha. Seiring dengan
perkembangan rumah sakit baik rumah sakit mlik pemerintah maupun rumah sakit
milik swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen atau pasien agar
calon pasien menggunakan jasa yang disediakan pihak rumah sakit (Ratnasari,
2019)
Mengingat pelayanan kesehatan sangat penting bagi setiap penduduk,
oleh karena itu rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan (Tomey, 2016).
Pelayanan keperawatan merupakan inti dari suatu pelayanan kesehatan
termasuk di Rumah Sakit. Gillies (1998), menjelaskan bahwa 40-60% pelayanan
di Rumah Sakit merupakan pelayanan keperawatan. Sebagai pelaksana dan
pengelola pelayanan, perawat harus mampu mengembangkan bentuk pelayanan
yang dapat dijangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya secara
berkesinambungan. Perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit,
perawat, dokter dan pasien merupakan satu kesatuan yang saling membutuhka n
dan tidak dapat dipisahkan. Perawat sebagai bagian yang penting dari Rumah
1
Sakit, dituntut memberikan perilaku membantu, dalam rangka membantu pasien
untuk mencapai kesembuhan. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien akan
terabaikan, karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan
pasien (Nursalam, 2014)
Perawat ditekankan untuk selalu melaksanakan dan meningkatkan asuhan
keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etikal, hal ini dilakukan
sebagai bentuk profesionalisme keperawatan. Salah satunya yaitu Pencegahan dan
pengendalian infeksi yang merupakan tantangan terbesar perawat dalam tatanan
pelayanan kesehatan. Peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi di suatu Rumah
Sakit yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatina n
yang cukup besar bagi pasien maupun para tenaga kesehatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan. Upaya 14 pengendalian infeksi terdepan adalah dengan
melakukan cuci tangan yang tepat (Nursalam, 2014)
Keberhasilan pelayanan keperawatan salah satunya sangat ditentukan oleh
keberhasilan manajaman keperawatan, maka manajemen keperawatan harus
dikelola secara profesional. Hal ini berarti jika manajemen keperawatan disuatu
rumah sakit baik, maka akan membawa dampak yang positif seperti makin
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau keperawatan yang diselenggaraka n,
makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau keperawatan yang
tersedia dengan tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga
kesehatan (Yuki, 2015).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
mengemukakan bahwa keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan
keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang
memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral. Untuk menjadika n
perawat sebagai tenaga profesional maka perlu dilakukan pembinaan secara terus
menerus secara berkesinambungan, sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga
kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesionalannya melalui
penerapan sistem manajemen Rachman (2018)
2
Manejemen keperawatan merupakan proses dalam bekerja suatu anggota
staf dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional Pada proses
keperawatan, bagian akhirnya berupa pembebasan dari eliminasi resiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi keterampilan kesehatan dan pengetahua n
(Putra, SP, 2016).
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing- masing melalui fungsi manajemen (Asmuji, 2018).
Manajemen keperawatan merupakan pelimpahan pekerjaan melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan
secara profesional. Pelaku manajemen keperawatan atau manajer keperawatan
diharapkan mampu menjalankan fungsi manajemen meliputi: merencanaka n,
mengorganisir, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia
untuk dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang efektif dan efisie n
bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Bakri, 2017).
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran
yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser (2003)
terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan
diantaranya yaitu planning, organizing,actuating (coordinating & directing),
staffing, leading, reporting,controlling dan budgeting.
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanaka n,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Ratnasari, 2019)
3
RSUD Banyumas sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan,
pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentinga n
masyarakat. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana, rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan
berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat. Perawat sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajeria l
yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan
klien. Kemampuan manajerial yang tangguh yang dimiliki perawat dapat dicapai
melalui banyak cara, Untuk mewujudkan hal tersebut perawat dituntut mempunya i
pengetahuan, teori dan konsep yang mendasari keterampilan manajerial. Salah
satu cara untuk meningkatkan keterampilan manejerial yang handal selain
didapatkan dibangku kuliah, harus melalui pembelajaran, praktikan dilahan
praktek di Ruang Cempaka RSUD Banyumas.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 13 hari di Ruang
Cempaka RSUD Banyumas mahasiswa mampu memahami manajeme n
keperawatan baik pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam
tatanan klinik.
2. Tujuan khusus
Secara kelompok dan individu, mahasiswa dapat menunjukkan kemampua n
dalam hal:
a. Melakukan pengkajian dalam proses pengumpulan data di Ruang
4
Cempaka RSUD Banyumas.
b. Menganalisis data dan memahami masalah-masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan di Ruang Cempaka RSUD
Banyumas.
c. Mengidentifikasi masalah yang telah ditemukan kelompok di Ruang
Cempaka RSUD Banyumas.
d. Memprioritaskan masalah yang sudah diidentifikasi di Ruang Cempaka
RSUD Banyumas.
e. Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah yang disepaka ti
oleh kepala ruangan di Ruang Cempaka RSUD Banyumas.
f. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan di Ruang Cempaka
RSUD Banyumas.
g. Melakukan usaha–usaha koordinasi kegiatan keperawatan dengan perawat
di Ruang Cempaka RSUD Banyumas.
h. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruang rawat
inap dan memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam
mempengaruhi orang lain untuk pencapaian tujuan praktek manajeme n
keperawatan di Ruang Cempaka RSUD Banyumas.
i. Melaksanakan magang sebagai karu dan katim dalam satu shift oleh
masing- masing Ners.
D. Cara Pengkajian
Melakukan pengkajian sebagai berikut:
1. Profil/ gambaran umum ruangan
2. Unsur input/ masukan : pasien, mahasiswa praktik & 5M
a. Jumlah mahasiswa yang praktik
b. Ketenagaan (kualitas & kuantitas)
c. Sumber dana : DIK, DIP (APBN) dan DIK-S (Pendapatan Fungsional
RS)
d. Fasilitas/ Alat/ Bahan dan Obat-obatan
5
e. Metode/ Standar/ Pedoman/ Prosedur tetap
f. Mesin
3. Unsur Proses
a. Proses asuhan keperawatan
b. Proses manajemen keperawatan/ operasional keperawatan (penerapan
proses manajemen), dengan fungsi menejemen : POAC/ P1, P2, P3/ teori
lain
4. Unsur Output
a. Efisiensi ruang rawat (BOR, ALOS, TOI)
b. Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)
c. Hasil evaluasi bimbingan PKK (dari pembimbing PKK/ peserta didik)
d. Kepuasan kerja karyawan (wawancara mendalam/ angket/ dll)
E. Kategori Penilaian
Berdasarkan kesepakatan kelompok penilaian untuk hasil instrument
dikategorikan menjadi 3 yaitu, sebagai berikut:
1. Baik : 76 – 100 %
2. Cukup : 56 – 75 %
3. Buruk : <56 %
Sumber : Nursalam,2014
Dari data penilaian diatas kami akan mengangkat masalah ketika nilai <76 %,
tetapi ada beberapa penilaian yang harus memiliki nilai mutlak yakni sasaran
keselamatan pasien pada sasaran 1 (ketepatan identifikasi pasien), sasaran 3
(peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai) dan sasaran 4 (kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi), dari beberapa sasaran
tersebut kami akan mengangkat menjadi masalah ketika nilai yang didapat kurang
dari 100%. Selain itu apabila tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang di
anggap titik kritis pada instrumen C (Standar Operasional Prosedur) maka kami
6
akan mengangkat hal tersebut menjadi masalah meskipun nilai yang didapat
>75%.
F. Praktikan
1. Mahasiswa
Praktik Klinik Keperawatan Stase Manajemen Keperawatan Mahasiswa
Program Profesi Ners IKesT Muhammadiyah Palembang terdiri dari 4
mahasiswa yaitu:
a. Hary Akbar : Ketua
b. Dian Therezah Yadi : Sekretaris
c. Desi Indriani : Bendahara
d. Devi Indah Pratiwi : Anggota
G. Pembimbing
Pembimbing Akademik yaitu:
Agus Suryaman, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp.KMB
7
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG CEMPAKA
8
Gambar 2.1 RSUD BANYUMAS
9
3. Direksi dan Pegawai
a. Direksi
1. Direktur RSUD Banyumas dr. Dani Esti Novia
2. Wakil Direktur Umum Slamet Setiadi, S.Kep.Ns,MM
3. Wakil Direktur Pelayanan dr. Rudi Kristiyanto, Sp.B
b. Pegawai
Keseluruhan pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada
tahun 2023, pegawai rumah sakit umum daerah banyumas terdiri dari Dr
Spesialis, Dr Umum, Perawat, Bidan, Fisioterapi, Ahli gizi, dan non medis
lainnya. Diruang rawat inap Cempaka terdapat 16 orang perawat.
10
12) Instalasi Laboratorium (Patologi Klinik, Patologi Anatomi. Bank
darah)
13) Instalasi Pemasaran Sosial/ P2CSR
14) Instalasi Gizi
15) Istalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS
16) Instalasi Sanitasi Dan Penyehatan Lingkungan
11
22) Poliklinik Spesialis Rehab Medik
23) Poliklinik Umum General Check UP
24) Poliklinik Umum (VCT)
12
dalam mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman tertentu yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam
bidang penelitian dasar intervensinya berupa lahan penelitian bagi
individu atau kelompok yang ingin meneliti permasalahan pada
berbagai unsur diruang Ruang Cempaka.
b. Model Layanan
Model layanan yang diterapkan di Ruang Cempaka RSUD
Banyumas adalah Model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP
(Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi
kerjasama profesional antara Perawat Primer (PP) dan Perawat Asosiet
(PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009).
Berdasarkan pengkajian di Ruang Cempaka, model layanan yang
digunakan adalah model modular/ modifikasi. Model modular merupakan
pemberian asuhan keperawatan pada sekelompok pasien oleh sekelompok
perawat dengan berbagai jenjang kompetensi dibawah arahan perawat
profesional. Perawat profesional bertanggung jawab mengetahui kondisi
pasien dari awal masuk sampai pulang. Keperawatan modifik as i
memungkinkan pasien mendapatkan pelayanan yang lebih komprehens if
sehingga segala kebutuhan yang diharapkan oleh pasien akan lebih dapat
dipenuhi oleh perawat dalam metode ini (Nursalam, 2015).
13
c. Struktur Organisasi Ruang Cempaka RSUD Banyumas
14
d. Kapasitas Unit Ruangan
15
C. Unsur dan Analisis Input
Row Input
1. Pasien
a. Kajian Teori
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan
yang membutuhkan pelayanan medis/keperawatan yang terganggu kondisi
kesehatannya baik jasmani maupun rohani (WHO, 1999). Pasien adalah
orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahka n
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Wilhamda, 2020).
b. Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di ruang cempaka RSUD
Banyumas pada tanggal 31 Oktober 2023 didapatkan jumlah pasien dalam
3 bulan terakhir dan jenis penyakit tertinggi selama 3 bulan terakhir adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Daftar Jumlah Pasien di Ruang Cempaka 3 Bulan Terakhir
No Bulan Jumlah
1 Juli 133 pasien (109 BPJS, 24 Umum)
2 Agustus 158 Pasien (134 BPJS, 24 Umum)
3 September 145 Pasien (123 BPJS, 22 Umum)
Total Pasien 436 Pasien
Sumber: Data Primer Ruang Cempaka, 2023
Tabel 2.2
Jenis Penyakit Tertinggi di Ruang Cempaka RSUD Banyumas
Bulan Juli 2023 Agustus 2023 September 2023
Unilateral or Hyperplasia of Hyperplasia of
Penyakit unspecified inguinal prostate prostate
hernia
16
Non-insulin- Unilateral or Calculus of kidney
dependent diabetes unspecified
mellitus with inguinal hernia,
peripheral without
circulatory obstruction or
complications gangrene
Hiperplasia of Calculus of Unilateral or
prostate kidney unspecified
inguinal hernia
without
obstruction or
gangrene
Redudant Prepuce Hydronephrosis Calculus of ureter
phimosis and with renal and
paraphimosis ureteral
calculous
obstruction
Calculus of ureter Acute Impacted teeth
appendicitis
with generalized
peritonitis
Congenital absence Calculus of Concussion
atresia and stenosis ureter
anus without fistula
Cellulitis of other Non-insulin- Hydronephrosis
parts of limb dependent with renal and
diabetes ureteral calculous
mellitus with obstruction
peripheral
circulatory
complications
Fracture of clavicle, Impacted teeth Acute appendicitis
closed with generalized
peritonitis
Cellulitis and Calculus in Ulcer of lower
abscess of mouth bladder limb, not
elsewhere
classified
Pterygium Redundant Internal
prepuce, haemorrhoids
phimosis and without
paraphimosis complication
Sumber: Data Primer Ruang Cempaka, 2023
17
c. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa jumlah pasien
selama 3 bulan terakhir direntang 133 – 158 pasien per bulan dengan rata-
rata pasien per bulan yaitu 145 pasien. Pasien di Ruang Cempaka RSUD
Banyumas memiliki berbagai macam jenis penyakit dengan jenis penyakit
tertinggi yaitu Hyperplasia of prostate, Calculus of Kidney dan Unspecified
inguinal hernia. Penyakit tersebut merupakan penyakit yang membutuhka n
penanganan bedah sehingga dapat dirawat di ruang cempaka yang
merupakan ruangan khusus pasien bedah.
2. Mahasiswa
a. Kajian Teori
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah
satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012).
Berdasarkan Visi RSUD Banyumas yaitu Menjadi Rumah Sakit
Pendidikan yang Bermutu Tinggi, Seimbang dan Komprehensif. RSUD
Banyumas menerima mahasiswa dalam pratiknya sesuai dengan ketentuan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Sedangkan misi RSUD Banyumas Adalah
1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang Kesehatan
yang bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau bagi masyarakat.
2) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang kesehatan
yang seimbang, komprehensif dan terintegrasi.
3) Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
4) Meningkatkan Kesejahteraan pihak-pihak terkait.
5) Motto Memberikan Pelayanan terbaik yang “CEMERLANG’’ (Cepat,
Efektif, Mudah, Efisien, Ramah, Lancar, Aman, Nyaman, Gairah)
18
b. Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di ruang cempaka RSUD
Banyumas pada tanggal 31 Oktober 2023 didapatkan jumlah mahasis wa
praktik dalam 3 bulan terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Asal Institusi dan Jumlah
selama 3 bulan terakhir
No Nama Institusi Jumlah Mahasiswa
c. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian data didapatkan bahwa jumlah mahasis wa
praktik dalam 3 bulan terakhir di ruang cempaka RSUD Banyuma s
sebanyak 123 Mahasiswa. Dengan adanya mahasiswa yang berpraktek di
ruang cempaka RSUD Banyumas diharapkan mampu untuk melakuka n
proses pembelajaran secara langsung didepan pasien dengan bantuan
perawat di ruangan dalam pengaplikasian standar asuhan keperawatan
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pasien di ruang cempaka.
19
Instrumental Input
1. Man
Kebutuhan Tenaga Perawat (Kuantitas)
a. Kajian Teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental. Penetapan
jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses membuat perencanaan
untuk menentukan alokasi SDM di ruangan agar pelayanan dan proses
manajerial berjalan efektif dan efisien. Beberapa ahli telah mengembangka n
beberapa formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut. Berikut adalah
beberapa contohnya:
1) Menurut Depkes RI
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes :
a) Asuhan keperawatan minimal
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
b) Asuhan keperawatan sedang
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap empat jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
c) Asuhan keperawatan agak berat
- Sebagian besar aktivitas dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam sekali
- Terpasang folley kateter, intake output dicatat
- Terpasang infus
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
d) Perawatan maksimal
20
- Segala aktivitas diberikan perawat
- Posisi diatur
- Observasi tanda-tanda vital tiap dua jam
- Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
2) Menurut Gillies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
21
3) Menurut Doughlas
Menurut Doughlas perhitungan jumlah perawat didasarkan oleh
tingkat ketergantungan pasien. Klasifikasi tingkat ketergantunga n
pasien dibedakan menjadi 3 macam yaitu
Perawatan Mandiri (Self Care)
Perawatan mandiri memerlukan waktu 1-2 jam/hari dengan kriteria
(1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
(2) Makanan dan minum dilakukan sendiri
(3) Ambulasi dengan pengawasan
(4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
(5) Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
(6) Perawatan luka sederhana.
Perawatan Partial (Intermediate care)
Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari dengan kriteria
(1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
(3) Ambulasi dibantu
(4) Pengobatan dengan injeksi
(5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
(6) klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
Perawatan Total (Total care/Intensif care)
Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/hari dengan kriteria
(1) Semua kebutuhan klien dibantu
(2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
(3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
(4) Makan dan minum melalui selang lambung
(5) Pengobatan intravena “perdrip”
(6) Dilakukan suction
(7) Gelisah / disorientasi
(8) Perawatan luka kompleks.
22
Adapun tabel perhitungan rumus doughlas adalah sebagai berikut :
Klasifikasi
Jumlah
Mandiri Parsial Total
pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber: Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023
dengan cara wawancara kepada kepala ruangan cempaka RSUD Banyuma s
diketahui bahwasanya jumlah pasien adalah 19 orang dengan minimal care
12 orang, partial care 5 orang dan total care 2 orang, didapatkan perhitunga n
sebagai berikut
1) Menurut Depkes RI
Kategori Rata-rata jumlah Jumlah jam Jumlah jam
pasien/hari perawatan/ perawatan/hari
hari
Bedah 19 Orang 3,5 66,5
23
= (52+12+12) x 9,5
289
= 2,49
2) Menurut Gillies
Perawatan Langsung
Minimal Care = 12 x 2 jam = 24 jam
Partial Care = 5 x 4 jam = 20 jam
Total Care = 2 x 6 jam = 12 jam
Jumlah = 56 jam
24
A = Perawatan langsung + perawatan tidak langsung
Jumlah Pasien
A = 56 + 19 + 4,75
19
A = 4,19 Jam/klien/hari
B = 19 pasien
C = Jumlah minggu dalam 1 tahun + Cuti + hari besar
C = 52 +12+12
C = 76 hari
3) Menurut Doughlas
Tabel 2.4
Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Ruang Cempaka
Jumlah Klasifikasi
pasien Mandiri (12) Parsial (5) Total (2)
(19) P S M P S M P S M
12 x 12 x 12 x 5x 5x 5x 2x 2x 2x
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
= = = = = = = = =
2,04 1,68 0,84 1,35 0,75 0,5 0,72 0,6 0,4
25
Shift Pagi : 2,04 + 1,35 + 0,72 = 4,11
Shift Sore : 1,68 + 0,75 + 0,60 = 3,03
Shift Malam : 0,84 + 0,50 + 0,40 = 1,74
Total : 4,11 + 3,03 + 1,74 = 8,88 = 9
c. Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa :
1) Hasil perhitungan dengan rumus depkes RI didapatkan jumla h
kebutuhan perawat adalah 15 orang
2) Hasil perhitungan dengan rumus Gillies didapatkan jumlah kebutuhan
perawat adalah 14 orang.
3) Hasil perhitungan dengan rumus doughlas didapatkan jumla h
kebutuhan perawat adalah 9 orang dengan pembagian shift pagi 4 orang,
shift sore 3 orang dan shift malam 2 orang. Hal ini sejalan dengan
pelaksanaan dilapangan yang mana kebutuhan perawat pada hari
tersebut keseluruhan shift berjumlah 9 perawat pelaksana yang terbagi
menjadi 3 perawat di shift pagi, 3 perawat di shift sore dan 3 perawat di
shift malam yang mana jika dibandingkan antara lapangan dengan teori
kebutuhan tenaga perawat maka jumlah perawat ruang cempaka sudah
memenuhi standar namun pembagian per shift belum sesuai dengan
teori doughlas.
26
profesional sesuai Undang-Undang Keprawatan No. 38 Tahun 2018,
tingkat kemampuan diharapkan dikuasai oleh perawat sesuai dengan
kemampuan berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki yang
terbagi menjadi PK I, PK II, PK III dan PK IV. Tingkat kemampuan yang
harus dimiliki perawat pada setiap jenjang yaitu:
1) PK 1
Perawat Klinis I (Novice) memiliki latar belakang pendidikan D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja > 1 tahun dan menjalani masa
aklinis level I selama 3-6 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja > 1
tahun dan menjalani masa klinis level I selama 2-4 tahun. Pearwat
Klinis I harus mempunyai sertifikat pra klinis.
2) PK 2
Perawat klinis II (advance beginner) memiliki latar belakang
pendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja > 4 tahun dan
menjalani masa klinis level II selama 6-0 tahun atau Ners dengan
pengalaman kerja > 3 tahun dan menjali masa klinis level II selam 4-7
tahun. Perawat klinis II harus mempunyai sertifikat PK I.
3) PK 3
Perawat klinis III (competent) memiliki latar belakang pendidikan D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja > 10 tahun dan menjalani masa
klinis level III selama 9-12 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja
>7 tahun dan menjalani masa klinis level III selama 6-9 tahun atau Ners
Spesialis I dengan pengalaman kerja 0 tahun dan menjalani masa klinis
level III selama 2-4 tahun. Perawat klinis III lulusan D-III Keperawatan
dan Ners harus memiliki sertifikat PK II.
4) PK 4
Perawat klinis IV (Proficient) memiliki latar belakang pendidikan Ners
dengan pengalaman kerja >13 tahun dan menjalani masa klinis level IV
selama 9-12 tahun atau Ners Spesialis I dengan pengalaman kerja >2
27
tahun dan menjalani masa klinis level IV selama 6-9 tahun. Pearwat
klinis IV harus mempunyai sertifikat PK III.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober
2023 melalui wawancara dan observasi di Ruang Cempaka didapatkan hasil
bahwa jumlah Kepala ruangan ruang cempaka yaitu 1 orang, Perawat Kepala
Tim berjumlah 2 orang, Perawat Pelaksana berjumlah 12 orang dan Perawat
siaga berjumlah 1 orang . Jadi total keseluruhan perawat di Ruang Cempaka
yaitu 16 Perawat.
Pendelegasian tugas di Ruang Cempaka dilakukan secara koordinasi
antar petugas kesehatan. Kepala ruangan sebagai konsultan dan
pengendalian mutu, perawatan primer memberikan penugasan pada ketua
tim dan perawat pelaksana. Ketua tim memberi informasi/masukan yang
diperlukan kepada Perawat Pelaksana tentang klien untuk keperluan asuhan
keperawatan, kemudian bersama dengan Perawat Pelaksana memberika n
implementasi keperawatan kepada pasien dan mencatat tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan keperawatan. Di
Ruang Cempaka pre post conference sudah optimal.
Dalam pelaksanaan di lapangan metode yang diterapkan adalah
metode modular/modifikasi. Perawat dalam pelaksanaan tugasnya dibagi
menjadi 3 shift, shift pagi dimulai pukul 07.15-14.15 WIB dengan jumlah
7 perawat yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 kepala tim, 1 perawat siaga
dan 3 perawat pelaksana. Shift sore dari jam 14.15-20.00 WIB dengan
jumlah 3 perawat yang seluruhnya merupakan perawat pelaksana. Shift
malam dari jam 20.00-07.15 WIB dengan jumlah 3 perawat pelaksana dan
diikuti dengan 3 perawat pelaksana libur setiap harinya. Ruang Cempaka
memiliki hari libur bagi seluruh perawat berdasarkan pembagian shift yang
telah Perawat dapatkan, kecuali kepala ruangan yang mendapatkan jadwal
libur di hari minggu.
28
Pendidikan Perawat Ruangan
a. Kajian Teori
Berdasarkan peraturan pelaksanaan undang-undang nomor 38 tahun
2014 tentang keperawataan: perawat profesi adalah perawat lulusa n
pendidikan profesi keperawataan yang merupakan program profesi
keperawataan dan program spesialis keperawataan. Dan di jelaskan juga
pada ayat (3) ners merupakan perawat lulusan program profesi keperawataan
yang mempunyai keahlian khusus dalam asuhan keperawatan.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023
melalui google form terhadap perawat di ruang cempaka didapatkan bahwa
Tabel 2.5
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan
No Jenis pendidikan Jumlah %
1 S1 Keperawatan + Ners 7 43,75 %
2 D III Keperawatan 9 56,25 %
3 Jumlah
Tabel 2.6
Pendidikan Perawat Ruang Cempaka
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan Seminar
1 Andri Yana Kepala Ners - BTCLS - Zoominar
Ruangan (2022) Kesehatan
- K3RS Jiwa, Strategi
(2022) Inovatif
- Komunikasi Perawat
Efektif Dalam
(2022) Mendukung
- PPI (2022) pemulihan
- SKP (2022) Kesehatan
Jiwa pasca
Rawat Inap
29
di
Masyarakat
2 Dewi Puspita PPJA Ners - BHD - Strategi
Sari - PPI Inovatif
Perawat
Dalam
Mendukung
pemulihan
Kesehatan
Jiwa pasca
Rawat Inap
di
Masyarakat
3 Diah Lusi PPJA Ners - BHD - Strategi
Trimawati - PPI Inovatif
Perawat
Dalam
Mendukung
pemulihan
Kesehatan
Jiwa pasca
Rawat Inap
di
Masyarakat
4 Zaeni Nur Perawat Ners - BHD - Strategi
Khozin - BTCLS Inovatif
- K3RS Perawat
Dalam
Mendukung
pemulihan
Kesehatan
Jiwa pasca
Rawat Inap di
Masyarakat
5 Mia Kusuma PJ Shift DIII - K3RS Tidak tercantum
Wulandari Keperawatan - BHD
30
6 Auliya PJ Shift DIII - K3RS Tidak Tercantum
Puspawardani Keperawatan - BHD
-
7 Rasika Perawat Ners - BHD - Strategi
Wiguna Pelaksana Inovatif
Perawat
Dalam
mendukung
Pemulihan
Kesehatan
Jiwa di
Masyarakat
Pasca Rawat
Inap (2023)
8 Siti Sumiati Perawat DIII - BHD - Strategi
Pelaksana Keperawatan - K3RS Inovativ perawat
- HPK dalam
- PPI mendukung
- Pelayanan pemulihan
Prima kesehatan jiwa di
- Mutu dan masyarakat pasca
keselamatan rawat inap (2023)
pasien
9 Kulsum Perawat Ners - BTCLS - Strategi
Anggoro Pelaksana (2020) Inovativ
- BHD perawat dalam
(2022) mendukung
pemulihan
kesehatan jiwa
di masyarakat
pasca rawat
inap (2023)
31
di masyarakat
pasca rawat
inap (2023)
32
Rawat Inap di
Masyarakat
c. Analisa Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan melalui pengisian kuesioner lewat
google form pada perawat di ruang Cempaka, dapat diketahui bahwa
perawat di ruang cempaka didominasi oleh lulusan diploma III keperawatan
yaitu sebanyak 9 perawat (56,25%). Perawat di ruang cempaka telah
mengikuti berbagai macam pelatihan dan seminar yang dapat digunaka n
sebagai bekal dan penunjang dalam penerapan standar asuhan keperawatan
di ruangan. Ruang cempaka merupakan ruang rawat inap dengan pasie n
bedah. Pelathan dan seminar yang dilakukan seharusnya memiliki kaitan
dengan tugas yang dilakukan di ruangan sehingga peningkatan pendidikan,
pelatihan dan seminar diharapkan dapat menjadi modal bagi perawat di
ruang cempaka dalam memberikan asuhan keperawatan serta pelayanan
yang optimal bagi kesembuhan pasien. Salah satu cotoh pelatihan atau
seminar yang dapat diikuti oleh perawat ruang rawat inap bedah adalah
pelatihan perawatan luka, namun berdasarkan data diatas perawat ruang
cempaka belum mengikuti pelatihan ataupun seminar yang berkaitan
dengan perawatan luka.
33
2. Money
a) Kajian Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan asli daerah
adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberika n
pelayanan kesehatan bagi petugas medis maupun non medis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan
dari manajemen keuangan adalah sasaran pertama yang harus diperbaiik i
agar dapat memberikan data dan informasi yang mendukung para manajer
Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta
pengendalian kegiatan rumah sakit.
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non
medis merupakan salah satu fungsi rumah sakit, agar pelayanan rumah sakit
tersebut dapat berjalan secara optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan atau
bahan medis, non medis dan jasa pemborongan.
Sumber dana rumah sakit yaitu:
1. Jasa Raharja
2. BPJS
3. Badan Layanan Umum
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023
dengan cara studi dokumentasi didapatkan bahwa
34
Tabel 2.7
Sumber pendanaan RSUD Banyumas
No Bulan Sumber Dana Persentase Total
1 Juli Bpjs Ketenagakerjaan 1,14% 100 %
Bpjs Non PBI 36,30%
Bpjs PBI 48,59%
Jasa Raharja 3,54%
Umum 10,43%
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa mayoritas keuangan pasien
di ruang cempaka RSUD Banyumas berasal dari BPJS Non PBI dan BPJS
PBI. Hal ini menjelaskan bahwa mayoritas pasien di RSUD Banyuma s
masuk kedalam kategori masyarakat menengah kebawah.
3. Material
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan
yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya
dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes,
2011). Berikut standar peralatan yang harus ada di ruang rawat inap:
35
1) Alat Medis
a) Kajian Teori
Tabel 2.8
Standar Peralatan Medis Rawat Inap + Karakteristik Ruangan
No Nama Alat Jumlah Minimal
1 Stetoskop 1 : 6 TT sesuai ruang rawat
2 Thermometer Digital 1/ kamar (kecuali 1 bh/ ruang
isolasi/ infeksius/ kamar
dengan 1 TT)
3 Tensimeter 2/bangsal
4 Timbangan BB 1/ bangsal
5 Pengukur Panjang/ tinggi 1/ bangsal
badan
6 Pen light/ lampu senter 1/ bangsal
7 EKG 1/ bangsal
8 Infus Pump 1 set/ kamar
9 Syringe Pump 1 set/ kamar
10 Pulse Oksimetri 2-4/ bangsal
11 Diagnostik set 1/ bangsal
12 Speculum hidung 1/ bangsal
13 Reflek hammer 1/ bangsal
14 Emergency kit dan set 1/ bangsal
resusitasi: set BHP emergency
15 Troli emergency dengan 1/ lantai perawatan
defibrillator
16 Tiang Infus 1 set/ bed
17 Oksigen set dan flowmeter 1 set/kamar
18 Kursi roda 1/ bangsal
19 Brankar 1/ bangsal
20 Lampu periksa 1/ bangsal
21 Nebulizer 1 set/ bangsal
22 Suction Pump 1 set/ bangsal
23 Film viewer 1/ bangsal
24 Minor surgery instrument set 1/ bangsal
25 Vena suction set 1/ bangsal
26 Suction pump dinding 1/ bangsal
27 Handscrub 1/ TT
36
28 Oksigen Transport 1/ bangsal
Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada kepala
ruangan yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023 didapatkan
bahwa alat medis di ruang cempaka sebagai berikut:
Tabel 2.9
Alat Medis di Ruang Cempaka
No Nama Alat Jumlah di Kondisi Standar
Ruangan
1 Stetoskop 3 Baik Sesuai
2 Thermometer Digital 2 Baik Sesuai
3 Tensimeter 4 Baik Sesuai
4 Timbangan BB 3 Baik Sesuai
5 Pengukur Panjang/ tinggi 1 Baik Sesuai
badan
6 Pen light/ lampu senter 1 Baik Sesuai
7 EKG 1 Baik Sesuai
8 Infus Pump 3 Baik Sesuai
9 Syringe Pump 2 Baik Sesuai
10 Pulse Oksimetri 2 Baik Sesuai
11 Diagnostik set 1 Baik Sesuai
12 Speculum hidung 1 Baik Sesuai
13 Reflek hammer 1 Baik Sesuai
14 Emergency kit dan set 1 Baik Sesuai
resusitasi: set BHP
emergency
15 Troli emergency dengan 1 Baik Sesuai
defibrillator
16 Tiang Infus 24 Baik Sesuai
17 Oksigen set dan flowmeter 21 Baik Sesuai
18 Kursi roda 1 Baik Sesuai
19 Nebulizer 1 Baik Sesuai
37
20 Suction Pump 2 Baik Sesuai
21 Handscrub 21 Baik Sesuai
22 Oksigen Transport 1 Baik Sesuai
23 Nebulizer 1 Baik Sesuai
Sumber: Data Primer Ruang Cempaka, 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Ruang
Cempaka pada tanggal 31 Oktober 2023, alat medis di Ruang Cempaka
telah memenuhi standar alat medis yang harus ada di ruang rawat inap.
38
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada kepala
ruangan yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023 didapatkan
bahwa alat linen di ruang cempaka sebagai berikut:
Tabel 2.11
Alat Linen di Ruang Cempaka
No Nama Jumlah Kondisi Standar
Barang
1 Sprei 63 Baik Belum Terpenuhi
2 Selimut 47 Baik Terpenuhi
2 Stik laken 20 Baik Terpenuhi
3 Sarung bantal 84 Baik Belum Terpenuhi
4 Baju Pasien 11 Baik Terpenuhi
5 Perlak 29 Baik Terpenuhi
6 Celana 11 Baik Terpenuhi
7 Handuk 30 Baik Terpenuhi
8 Jas 4 Baik Terpenuhi
Sumber: Studi Dokumentasi Ruang Cempaka, 2023
c) Analisa Data
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di
Ruang Cempaka, alat linen di Ruang Cempaka ada beberapa barang
yang belum terpenuhi seperti sprei dan sarung bantal.
39
4. Machine
a) Kajian Teori
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan membantu pelaksanaan tugas
manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk,
mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang
melakukan tugas yang telah di setel, machine atau mesin digunakan untuk
memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja. Berikut adalah standar alat mekanik
yang harus ada di ruang rawat inap :
Tabel 2.12
Standar Alat Mekanik di Ruang Rawat Inap
No Nama Alat standar
1. EKG 1:1
2. Syringe Pump 1:2
3. Suction 1;1
4 Bedside 1:1
Monitor
Sumber : Kementrian Kesehatan 2020
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada kepala
ruangan yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023 didapatkan bahwa
alat mekanik yang ada di ruang cempaka adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13
Tabel machine di Ruang Cempaka
No Nama Alat standar Jumlah Jumlah keterangan
Awal Akhir
1. EKG 1:1 1 1 Terpenuhi
40
2. Syringe 1:2 2 2 Terpenuhi
Pump
3. Suction 1;1 2 2 Terpenuhi
4 Bedside 1:1 0 0 Tidak
Monitor terpenuhi
c) Analisa Data :
Berdasarkan hasil analisis dari alat mekanik penunjang di Ruang
Cempaka, dapat diketahui bahwa terdapat alat yang kurang seperti
bedside monitor..
5. Method
1) Standar Asuhan Keperawatan
a) Kajian Teori
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu tingkat
kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang diterima,
adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan
yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan menurut Schroeder
(2007) standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek
terhadap staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah
ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan
yang kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses keperawatan yang
mencakup semua tindakan penting yang dilakukan oleh perawat dalam
memberikan perawatan dan membentuk dasar pengambilan keputusan
klinik (Retnariska, 2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh
Depkes yaitu:
41
(1) Standar I pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, data kesehatan harus
bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan.
(2) Standar II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma
kehidupan pasien, dan diagnosa keperawatan dihubungkan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien dan
komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda atau gejala.
(3) Standar III perencanaan atau intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
(4) Standar IV implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
maksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga.
(5) Standar V evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien dan menilai hasil dari
setiap tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
(6) Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai
informasi, komunikasi dan laporan.
42
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal dengan cara
wawancara dengan sekretaris komite keperawatan dan studi
dokumentasi didapatkan bahwa :
Tabel 2.14
PAK ( Panduan Asuhaan Keperawatan) dan
SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
No Judul PAK dan SAK Ket
1 Panduan Asuhan Keperawatan Hernia Inguinalis PAK
2 Panduan Asuhan Keperawatan Fraktur PAK
3 Panduan Asuhan Keperawatan Apendicitis PAK
4 Panduan Asuhan Keperawatan Benigna Prostat PAK
Hyperplasia
5 Askep Pada Klien dengan Gangguan Mobilitas Fisik SAK
6 Askep Pada Klien dengan Ansietas SAK
7 Askep Pada Klien dengan Nyeri Akut SAK
8 Askep Pada Klien dengan Hipertermi SAK
9 Askep Pada Klien dengan Nausea SAK
10 Askep Pada Klien dengan Nyeri Akut SAK
Sumber : Studi Dokumentasi
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di Ruang Cempaka.
semua tindakan perawatan, PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) dan
SAK (Standar Asuhan Keperawatan) tetap mengacu pada sumber yang
diterbitkan oleh RSUD Banyumas. Standar ini diperlukan untuk
menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut
dikerjakan.Namun untuk PAK tidak semua penyakit telah memilik i
PAK. Dari 10 penyakit terbanyak di bulan September hanya ada 4 PAK
yang ada. Hal ini dikarenakan data PAK masih dalam proses
pembaruan.
43
2) Standar Operasional Prosedur (SOP)
a) Kajian Teori
Menurut (Stella et al., 2022) Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan sebuah kebijakan yang disusun untuk memudahka n,
merapikan dan menertibkan sebuah pekerjaan tertentu. SOP
mempunyai langkah-langkah yang sifatnya baku dan harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. SOP menjadi sistem yang
memberikan acuan kerja, kapan, di mana, oleh siapa, dan cara
menjalankan kegiatan, terutama yang bersifat rutin dan biasa dilakuka n.
SOP dibuat dengan tujuan agar keseluruhan praktik keterampilan di unit
keperawatan di dalam ranah pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
optimal, bermutu, dan mengurangi resiko kesalahan.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan tanggal 31
Oktober 2023, di ruang Ruang Cempaka mempunyai standar
operasional prosedur dalam bentuk soft file dalam SIM-RS yang dapat
diakses oleh seluruh perawat disaat shift sedang berlangsung.
Tabel 2.15
Standar Prosedur Operasional
No Tahun Nama Protap No. Dokumen
Terbit
Persiapan dan Pemberian
30 Oktober 445/04.02.009/
1 Obat Intravena Menggunakan
2022 Rev.00/2022
Syring Pump
Desember 445/04.37.084/
2 Tindakan Perawatan Luka
2021 Rev.00/2021
3 Agustus 445/04.02/Rev.
3 Pemasangan Infus Pump
2022 04/2022
3 Januari 455/04.37.064/
4 Mengganti Cairan Infus
2022 Rev.00/2022
44
16
445/04.37.132/
5 Desember Pelepasan Infus
Rev.02/2021
2021
Pelepasan Kateter Urine Pada
3 Januari 445/04.37.093/
6 Pasien Laki-Laki Tanpa
2022 Rev.02/2022
Penyulit
Pelepasan Kateter Urine Pada
6 Desember 445/04.37.116/
7 Pasien Perempuan Tanpa
2021 Rev.02/2021
Penyulit
17 Juli Pemberian Terapi Injeksi 445/04.37.023/
8
2023 Insulin Dengan Insulin Pen Rev.00/2023
Desember 445/04.37.058/
9 Pemberian Obat : Oral
2021 Rev.00/2021
16
Mengukur Tekanan Darah 445/04.37.133/
10 Desember
Manual Rev.02/2021
2021
3 Januari Mengukur Tekanan Darah 445/04.37.043/
11
2022 Digital Rev00/2022
3 Januari Perawatan Cedera Tekan 445/04.37.058/
12
2022 (Decubitus) Rev.00/2022
3 Januari Monitor Saturasi Oksigen 445/04.37.088/
13
2022 Menggunakan Oksimetri Rev.02/2022
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di Ruang Cempaka.
semua tindakan perawatan tetap mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang diterbitkan oleh RSUD Banyumas. Standar ini
diperlukan untuk menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-
kegiatan akan dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut
dikerjakan.
45
d. Unsur dan Analisis Proses
Proses Pelayanan Keperawatan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 31
Oktober – 2 November 2023 didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Kepala Ruang
a) Kajian Teori
Kepala ruangan adalah manajer yang mengelola langsung ruang
rawat dan juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan peningkatan mutu
keperawatan secara berkelanjutan di ruang yang dikelolanya (Bakri, 2017).
Kepala ruangan merupakan seorang tenaga perawat professional yang
bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan di suatu ruangan (Nursalam, 2015).
Tanggung jawab kepala ruangan menurut Pranata, et.al (2021)
adalah sebagai berikut :
Membantu staf menetapkan standar sasaran keperawatan pada unit
yang dipimpinnya.
Memotivasi staf atau perawat pelaksana untuk meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.
Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpin.
Menetapkan standar kinerja staf
Menurut Dedi & Dwiantoro (2020) ada beberapa macam fungs i
dari kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
Perencanaan (planning)
Perencanaan yaitu kegiatan menentukan tujuan jangka pendek,
menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan aktivitas yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan kepala ruangan
dalam tahap perencanaan antara lain mensosialisasikan visi dan misi.
Pengorganisasikan (organizing)
Pengorganisasikan yaitu menggerakan sumber daya manusia dan
sumber daya yang dimiliki institusi untuk mencapai tujuan organisas i.
46
Pengorganisasian keperawatan oleh kepala ruangan harus menjelaska n
bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan (SAK) dan standar operational procedur (SOP),
menyusun jadwal dinas, memberikan perhatian terhadap
pekerjaan/supervisi, melakukan pertemuan rutin (rapat ruangan,
diskusi, pre dan post conference) menentukan metode penugasan
keperawatan dan membuat struktur organisasi ruangan.
Pengarahan (Directing)
Pengarahan yaitu memberikan arahan dan bimbingan kepada perawat
pelaksana agar melaksanakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
standar yang berlaku. Kepala ruangan dalam hal ini akan melakuka n
kegiatan membimbing, mengarahkan pekerjaan perawat pelaksana,
memberikan motivasi, memberikan reward, meneruskan informas i
kebijakan.
Pengendalian (controlling)
Pengendalian yaitu kegiatan untuk mengendalikan aktivitas pelayanan
keperawatan agar tetap berada pada koridor standar yang berlaku.
Pengendalian pelayanan keperawatan adalah upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
secara berkesinambungan.
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tanggal 31 Oktober 2023 –
2 November 2023 dengan cara observasi kepala ruang cempaka didapatkan
bahwa :
47
Tabel 2.16
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan
(N = 3 Hari)
48
infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan cara merawatnya.
8 Mengawasi dan meneliti 3/3 -
pelaksanaan pemberian obat,
makanan / diit dengan perhatian
khusus terhadap pasien yang
perlu dibantu.
9 Mengawasi dan meneliti 3/3 -
pencatatan medik dan catatan
perawatan pasien.
10 Membimbing tenaga perawatan 3/3 -
dalam melaksanakan teknik
perawatan.
11 Mengadakan pendekatan kepada 3/3 -
setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keluhan / masalah
yang dihadapi.
12 Mendampingi selama visite, 2/3 1/3
mencatat serta melaksanakan
teknik Perawatan
13 Memelihara dan meningkatkan 3/3 -
sistem pencatatan dan pelaporan
secara teratur dan
berkesinambungan tentang
keadaan pasien untuk
kepentingan perawatan.
14 Mengisi buku catatan pribadi dan 3/3 -
menandatangani buku catatan
pribadi dari pelaksana perawatan
di unitnya.
15 Memberikan penyuluhan 3/3 -
kesehatan kepada pasien dan
keluargannya sesuai dengan
penyakitnya.
16 Mengadakan penilaian pelayanan 3/3 -
perawatan antara lain dengan
cara meneliti,mengobservasi :
49
reaksi pasien, reaksi petugas dan
reaksi masyarakat.
17 Menyusun daftar dinas dari 3/3 -
petugas perawatan dan petugas
lainnya secara merata dan
seefektif mungkin.
18 Membantu mengawasi dan 3/3 -
membimbing siswa perawat ntuk
mendapatkan pengalaman belajar
di unitnya.
19 Menjaga rahasia yang 3/3 -
menyangkut penyakit dan
keadaan peasien di unitnya sesuai
dengan sumpah jabatan.
20 Menjaga terpeliharanya 3/3 -
kebersihan, kerapihan dan
keindahan di unitnya serta
lingkungannya.
21 Menjaga perasaan nyaman bagi 3/3 -
pasien dan petugas selama
melaksanakan kegiatan
perawatan.
22 Mengadakan rapat berkala 3/3 -
dengan pelaksana perawatan.
23 Mengusahakan kesejahteraan dan 3/3 -
keselamatan kerja petugas.
24 Memberikan orientasi kepada 3/3 -
tenaga perawat baru
JUMLAH 71/72 1/72
PRESENTASE 98,6% 1,4%
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari didapatkan
bahwa pelaksanaan tugas kepala ruangan di ruang cempaka telah
dilakukan secara maksimal dengan persentase 98,6% dan berada pada
kategori Baik.
50
2. Ketua Tim
a) Kajian Teori
Ketua Tim adalah seorang perawat profesional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien rawat inap. Adapun tugas ketua tim
adalah Bersama kepala ruang atau penanggung jawab shift mengadakan
serah terima tugas setiap pergantian dinas, melakukan pembagian tugas
atas anggota timya dengan perencanaan terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya, melakukan pembagian kerja dengan anggota timnya
sesuai tingkat ketergantungan pasien dan tingkat kompetensi anggota tim,
mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim
perawatan/kesehatan lain, membuat rincian tugas anggota tim melip uti
pemberian asuhan keperawatan, kerjasama antar anggota tim, menyus un
rencana keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya pada jam
dinasnya, bersama dengan anggota tim, melaksanakan asuhan keperawatan
kepada pasien, mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan pasien yang menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya.
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tanggal 31 Oktober 2023 –
2 November 2023 dengan cara observasi ketua tim ruang cempaka
didapatkan bahwa
Tabel 2.17
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim
(N = 3 Hari)
No Aspek Yang Dinilai Observasi (N=3 Hari)
Ya Tidak Catatan
1 Melakukan pengkajian lengkap 3/3 -
dan mencatatnya pada formulir
rekam keperawatan untuk
51
digunakan sebagai dasar
perencanaan asuhan keperawatan
lebih lanjut.
2 Membuat rencana asuhan 3/3 -
keperawatan berdasarkan
diagnosa keperawatan dan
rencana terapi yang ditetapkan
oleh dokter.
3 Melakukan asuhan dan pelayanan 3/3 -
keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan
serta membuat rencana pulang
(resume)
4 Membagi tugas kepada semua 3/3 -
anggota timnya dengan
mempertimbangkan kemampuan
anggota dan kebutuhan pasien
yang harus dipenuhi.
5 Memberikan pendidikan 3/3 -
kesehatan pada pasien dan
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas 3/3 -
kepada perawat yang jaga sore
dan menerima laporan tugas dari
perawat jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada 3/3 -
perawat yang telah jadi anggota
tim dan melakukan evaluasi hasil
kerjanya
8 Menyusun data yang 3/3 -
berhubungan dengan asuhan
keperawatan berdasarkan laporan
anggota tim sebagai masukan
untuk membuat laporan kerja
pertanggung jawaban ruangan.
52
lain untuk membicarakan dan
membahas kasus – kasus dalam
rangka meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan
keperawatan.
10 Melakukan kunjungan keliling 3/3 -
ruangan bersama anggota tim,
dokter dan tim kesehatan lain
untuk mengetahui keadaan pasien
dalam rangka
memberikan asuhan dan
pelayanan keperawatan.
11 Memberikan bimbingan kepada 3/3 -
siswa / mahasiswa praktek yang
ada didalam tim dalam rangka
orientasi dan pelaksanaan praktek
keperawatan.
12 Mengadakan konferensi 3/3 -
keperawatan dengan anggota tim
untuk mengetahui masalah dalam
tim keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya untuk
mendapatkan cara penyelesaian
agar pelaksanaan perawatan klien
berjalan sesuai dengan tujuan
13 Melakukan tugas lain yang 3/3 -
diberikan oleh atasan dalam
rangka memperlancar
pelaksanaan kegiatan
JUMLAH 36/39 3/39
PRESENTASE 92,3% 7,6%
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari didapatkan
bahwa pelaksanaan tugas ketua tim di ruang cempaka telah dilakukan
secara maksimal dengan persentase 92,3% dan berada pada kategori Baik.
53
3. Perawat Pelaksana
a) Kajian Teori
Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem pemberian
asuhan keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermuda h
realisasi praktek keperawatan profesional. Sistem ini menyediakan asuhan
yang berfokus pada pasien yang secara individual dan komprehensif,
berkesinambungan sejak pasien dirawat di rumah sakit sampai keluar
pindah ke institusi lain (Suarli, 2009). Seorang tenaga keperawatan yang
diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan
di ruang rawat. Adapun tugas perawat pelaksana adalah menerima pasien
baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, memelihara peralatan
perawatan dan medis agar selalu keadaan siap pakai, melaksanaka n
program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkunga n,
peraturan atau tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan, menciptaka n
hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya.
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tanggal 31 Oktober 2023 –
2 November 2023 dengan cara observasi ketua tim ruang cempaka
didapatkan bahwa
Tabel 2.18
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana
(N = 3 Hari)
No Aspek Yang Dinilai Observasi (N=3 Hari)
Ya Tidak Catatan
1 Dalam keadaan insidentil 3/3 -
membuat pengkajian, diagnose
dan perencanaan keperawatan
yang kemudian disahkan oleh
54
Ketua Tim
2 Membuat rencana asuhan 3/3 -
keperawatan berdasarkan
diagnosa keperawatan dan
rencana terapi yang ditetapkan
oleh dokter.
3 Memberikan perawatan 3/3 -
paripurna pada sejumlah pasien
yang sudah didelegasikan oleh
Ketua Tim
4 Melakukan kerjasama dan 3/3 -
berkonsultasi kepada
penanggung jawab / ketua tim
bila terjadi masalah-masalah
yang berhubungan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan
5 Memberikan pendidikan 3/3 -
kesehatan pada pasien dan
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengambil keputusan bila terjadi 3/3 -
masalah-masalah yang
berhubungan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada waktu
dinas sore, malam dan hari libur
dan melapor pada PPJR.
7 Menata ruangan perawatan 2/3 1/3
dengan mengawasi kebersihan,
kelengkapan peralatan untuk
kelancaran pelaksanaan
pelayanan pasien
8 Memberikan bimbingan kepada 3/3 -
pasien atau keluarga tentang
penggunaan obat, kebersihan
perorangan, makanan dan cara
hidup sehat serta memberi
motivasi dalam rangka
memberikan pelayanan pada
pasien.
9 Menghadiri konferensi - 3/3
keperawatan, tim kesehatan lain
55
untuk membicarakan dan
membahas kasus-kasus untuk
mendapatkan cara pemecahan
masalah dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan
pada pasien.
10 Mengikuti serah terima tugas 3/3 -
yang dipimpin oleh ketua tim.
11 Melaksanakan tugas sore, malam 3/3 -
dan hari libur secara bergilir
sesuai dengan jadwal yang dibuat
oleh Kepala Ruang / Ketua Tim.
12 Meningkatkan pengetahuan dan 3/3 -
ketrampilan di bidang
keperawatan dengan mengikuti
pertemuan ilmiah atau rapat-
rapat khusus.
13 Melakukan kegiatan penunjang 3/3 -
sesuai dengan juknis jabatan
fungsional keperawatan
JUMLAH 35/39 3/39
PRESENTASE 89,7% 10,3%
c) Analisa Data
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tanggal 31 Oktober 2023 –
2 November 2023 dengan cara observasi ketua tim ruang cempaka
didapatkan bahwa
4. Meeting Morning
a) Kajian Teori
Meeting morning adalah pertemuan singkat dan rutin yang di
laksankan pada pagi hari sebelum di mulainya operan jaga antara shift
malam ke shift pagi . waktu yang di butuhkan untuk melakukan meeting
morning yakni sekitar 15 menit. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk
koordinasi internal ruang perawataan sebagai wahana bertukarnya
56
informasi dan koomunukasi, meeting ini diikuti oleh karu, dan semua staff
perawat yang jaga malam da pagi kegiatan ini di pimpin oleh karu dan di
laksanakan di nurse station.
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober
– 2 November 2023 dengan cara observasi pada shift pagi didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.19
Presentase Proses Pelaksanaan Meeting Morning Di
Ruang Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N = 3 hari)
No Aktivitas Ya Tidak Catatan
Persiapan
1 Karu sudah mempersiapkan materi 3/3 -
dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan non keperawatan diruangan
tersebut
2 Karu sudah mempersiapkan materi 3/3 -
dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan non keperawatan diruangan
tersebut
3 Karu Sudah menyiapkan salah satu 3/3 -
staf untuk menjadi notulen.
4 Meeting morning diikuti oleh seluruh 3/3 -
staf yang jaga pagi dan malam
Pelaksanaan
57
3 Karu melakukan klarifikasi apa yang 3/3 -
telah disampaikan kepada staf
4 Memberikan kesempatan kepada staf 3/3 -
untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul di ruangan
5 Bersama-sama staf mendiskusikan 3/3 -
Pemecahan masalah yang dapat
Ditempuh
6 Karu memberi motivasi dan 3/3 -
reinforcement kepada staf
Penutup
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang Cempaka selama tiga
hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa pelaksanaan kegiatan
meeting morning di ruang cempaka sudah ada beberapa point variabel
yang dinilai telah terlaksanakan seperti: karu menyiapakan tempat untuk
melakukan meeting morning, karu membuka meeting morning dilanjutka n
dengan doa bersama, karu memberikan informasi dan arahan kepada staff
serta melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staff,
memberikan kesempatan staff untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan, bersama-sama staff mendiskusikan pemecahan
masalah yang dapat di tempuh, karu memberi motivasi dan reinforceme nt
kepada staff. Sehingga didapatkan hasil berdasarkan penilaian dalam
pelaksanaan kegiatan meeting morning di Ruang Cempaka dikategorika n
Baik (100%).
58
5. Pre conference
a) Kajian Teori
Pre conference menurut MPKP (2016) di antaranya adalah katim
membuka acara pre conference kemudian menyusun rencana harian
perawat pelaksana, memberikan tindak lanjut dan masukan berdasarkan
asuhan keperawataan yang telah di berikan saat ini serta memberika n
reinforcement serta menutup kegiatan pre conference. Menurut Keliat et
al. (2009) pre conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan mengenai rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
hanya satu perawat yang dinas pada tim tersebut, pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim.
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanaka n
asuhan pada pasien. Pre conference merupakan pertemuan tim yang
dilakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat.
Pre conference dilakukan diawal jaga setelah melakukan operan dinas,
baik dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas.
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober – 2
November 2023 dengan cara observasi pada shift pagi didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.20
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan pre conference
Di Ruang Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N = 3 hari)
No Aktivitas Observasi (N=3)
Ya Tidak Catatan
Persiapan
1 Ketua Tim menyiapka n 3/3 -
ruangan
59
2 Ketua Tim menyiapkan 3/3 -
rekam medik dan buku
laporan shift pasien
Pelaksanaan
1 KetuaTim/PJ membuka pre 3/3 -
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 KetuaTim/PJ menjelaskan 3/3 -
tujuan dilakukannya Pre
conference
3 Ketua Tim/PJ memandu 3/3 - `
pelaksanaan pre conference
4 KetuaTim/PJ menjelaskan 3/3 -
masalah keperawatan pasien,
keperawatan, dan rencana
keperawatan yang menjadi
tangung jawabnya
5 Ketua Tim/ PJ membagi tugas 3/3 -
kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan
kerja
6 Mendiskusikan cara dan 3/3 -
strategi pelaksanaan asuhan
pasien/tindakan
7 Ketua Tim/ Pj memotivasi 3/3 -
untuk memberikan tanggapan
dan penyelesaian masalah yang
sedang di Diskusikan
8 Ketua Tim/ PJ mengklarifikasi 3/3 -
kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya
9 Ketua Tim/ PJ memberikan 3/3 -
reinforcement positif pada
anggota tim
60
10 Ketua Tim PJ menyimpulkan 3/3 -
hasil pre conference
Penutup
1 Ketua Tim/ PJ mengakhiri pre 3/3 -
conference
2 Ketua Tim/ PJ 3/3 -
mendokumentasikan Pre
conference
JUMLAH 42/42 -
PERSENTASE 100%
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Cempaka selama
tiga hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa pelaksanaan kegiatan
pre conference di Ruang Cempaka sudah ada beberapa point variabel yang
dinilai telah terlaksanakan secara keseluruhan dengan hasil 100% dan
termasuk kategori Baik.
6. Post conference
a) Kajian Teori
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift berikutnya dan sebelum operan ke shift
berikutnya (Amalia, et.all, 2015). Menurut Keliat et al. (2009) post
conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan
kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan
tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Post conference
adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Manurung (2011) menjelaskan tujuan post
conference yaitu untuk memberikan kesempatan mendiskusika n
penyelesaian masalah, dan membahas masalah yang dijumpai.
61
b) Kajian Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober – 2
November 2023 dengan cara observasi pada shift pagi didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.21
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksanaan Post conference Di
Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N = 3 hari)
No Aktivitas Observasi (N = 3 hari)
Ya Tidak Catatan
Persiapan
1 Katim/ PJ shift sudah 3/3 -
mempersiapkan buku laporan
shift dan melengkapi buku
laporan Tim menyiapkan
Ruangan
2 Ketua tim menyiapkan rekam 3/3 -
medic dan buku laporan shift
pasien
Pelaksanaan
1 Katim/ Pj Shift membuka post 3/3 -
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 Katim/ Pj Shift menjelaskan 3/3 -
tujuan dilakukannya post
conference
3 Katim/ Pj Shift memandu 3/3 -
plaksanaan post conference dan
mempersilahkan P. Pelaksana
menjelaskan tentang hasil
tindakan/hasil asuhan
keperawatan yang telah
dilakukannya
62
4 Perawat Pelaksana menjelaskan 3/3 -
tentang hasil tindakan/ hasil
asuhan keperawatan yang telah
dilakukannya
5 Katim/ Pj Shift menerima 3/3 -
penjelasan dari P. Pelaksana
tentang hasil tindakan/ hasil
asuhan keperawatan yang telah
dilakukan P.Pelaksana
6 Katim/ Pj Shift mendiskusikan 3/3 -
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan
mencari upaya penyelesaian
Masalahnya
7 P.Pelaksana ikut mendiskusikan 3/3 -
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep dan mencari
upaya penyelesaian masalahnya
8 Katim / Pj Shift memberikan 3/3 -
reinforcement pada P.Pelaksana
9 Katim/ Pj Shift menyimpulkan 3/3 -
hasil post conference
10 Mengklarifikasi pasien sebelum 3/3 -
melakukan operan tugas jaga
berikutnya
Penutup
1 Ketua Tim/PJ mengakhiri post 3/3 -
conference
2 Ketua Tim/PJ 3/3 -
mendokumentasikan post
conference
JUMLAH 42/42
PERSENTASE 100 %
63
c) Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Cempaka
selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa pelaksanaan
kegiatan post conference di Ruang Cempaka sudah ada beberapa point
variabel yang dinilai telah terlaksanakan secara keseluruhan dengan hasil
100% dan termasuk kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari dengan cara
mengobservasi perawat ruangan, presentase proses pelaksanaan orientasi
pasien baru di Ruang Cempaka dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.22
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksanaan Orientasi Pasien Baru
Di Ruang Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N = 5 Pasien Baru)
No Kegiatan Ya Tidak Catatan
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang 5/5 -
64
Pasien
2 Membuat rencana Pertemuan 5/5 -
dengan pasien
B. Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum 5/5 -
kepada Pasien
2 Memperkenalkan nama diri 5/5 -
3 Menanyakan nama panggilan 2/5 3/5
kesukaan Pasien
4 Menanyakan perasaan Pasien 5/5 -
5 Menjelaskan peran perawat 3/5 2/5
6 Menjelaskan tugas perawat 3/5 2/5
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) 4/5 1/5
yang akan dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 3/5 2/5
(orientasi)
9 Menjelaskan waktu yang 3/5 2/5
dibutuhkan untuk kegiatan
orientasi
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama 5/5 -
Pasien
2 Memberi kesempatan bertanya 5/5 -
3 Menjelaskan hak pasien/keluarga 5/5 -
4 Menjelaskan kewajiban 5/5 -
pasien/keluarga
5 Menjelaskan petugas yang akan 3/5 2/5
Merawat
6 Menjelaskan bahwa setiap hari 3/5 2/5
akan disampaikan catatan
perkembangan dan rencana
perawatannya
7 Menjelaskan fasilitas yang ada 5/5 -
Diruangan
65
8 Mendemonstrasikan cara 5/5 -
penggunaan fasilitas yang ada
diruangan
9 Menjelaskan tata tertib kamar 5/5 -
tunggu
10 Memberitahukan tempat-tempat 5/5 -
Penting
11 Menjelaskan denah ruangan 5/5 -
12 Menandatangani surat 5/5 -
pernyataan
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 5/5 -
2 Memberikan pujian positif 5/5 -
3 Merencanakan tindak lanjut 5/5 -
kepada Pasien
4 Melakukan kontrak selanjutnya 5/5 -
5 Mengakhiri pertemuan dengan 5/5 -
cara yang baik dan tersenyum
JUMLAH 124/140 16/140
PERSENTASE 88,6% 11,4%
c) Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Cempaka
selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa pelaksanaan
kegiatan orientasi pasien baru didapatkan hasil bahwa proses pelaksanaan
orientasi pasien baru dalam kategori Baik (88,6%).
8. Discharge Planning
a) Kajian Teori
Discharge planning merupakan aspek penting dari sistem kesehatan
di banyak negara. Perencanaan pemulangan yang berhasil telah lama
diidentifikasi sebagai landasan transisi individu yang efektif dari rumah
sakit ke rumah. Perencanaan pemulangan adalah proses konsultatif yang
66
memerlukan beberapa komponen, termasuk penilaian kebutuhan pasien
saat ini, antisipasi yang tepat terhadap kebutuhan perawatan berkelanjuta n,
dan pengenalan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
perawatan setelah masuk rumah sakit (Gholizadeh et al., 2018). Kegiatan
yang dilakukan meliputi
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari dengan cara
mengobservasi perawat ruangan terhadap pasien, presentase proses
pelaksanaan discharge planning di Ruang Cempaka dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 2.23
Pelaksanaan Discharge planning
Di Ruang Cempaka tanggal 31 Oktober – 2 November 2023
N = 6 Pasien
No Kegiatan Ya Tidak Catatan
A. Pre Interaksi
1 Mengidentifikasi data pasien 6/6 -
(tingkat pendidikan dan
pengetahuan pasien/keluarga)
2 Mengidentifikasi kebutuhan 6/6 -
perawatan lanjutan pasien di
rumah
3 Membuat rencana interaksi 6/6
4 Menyiapkan tempat untuk 6/6
memberikan discharge planning
5 Menyiapkan bahan untuk 6/6
memberikan (pedoman
pemberian discharge planning,
leaflet), surat control, surat
pulang, obat-obatan
B. Orientasi
1 Memberi salam dengan senyum. 6/6 -
2 Memperkenalkan diri (nama, dan 4/6 2/6
peran perawat)
67
3 Menanyakan perasaan 6/6 -
pasien/keluarga
4 Menjelaskan kegiatan yang akan 6/6 -
dilakukan
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 6/6 -
6 Menjelaskan perkiraan waktu - 6/6
yang dibutuhkan untuk
kegiatan pemberian discharge
planning
C. Kerja
1 Memberikan kesempatan 6/6 -
pasien/keluarga untuk
mengklarifikasi informasi
2 Menjelaskan informasi 6/6 -
Menyiapkan tempat untuk
memberikan discharge planning
secara urut sesuai pedoman:
3 Masalah keperawatan yang perlu 6/6 -
tindak lanjut di Rumah
4 Pendidikan kesehatan: Cara 6/6 -
pemakaian obat
5 Pendidikan kesehatan: Cara 6/6 -
makan dan minum/pengaturan
diet
6 Pendidikan kesehatan: Cara 6/6 -
pengaturan aktivitas dan istirahat
7 Pendidikan kesehatan: Periksa 6/6 -
ulang/control
8 Mengklarifikasi informasi yang 6/6 -
telah diberikan
9 Menanyakan kejelasan informasi 6/6 -
discharge planning yang telah
disampaikan pada pasien/
keluarga
D. Terminasi
1 Mengevaluasi pengetahuan 6/6 -
pasien/keluarga tentang
68
informasi discharge planning
yang diberikan.
2 Memberi reinforcement positif 6/6 -
(terima kasih, atas kerjasamanya,
dsb) dan
3 Mengakhiri pertemuan dengan 6/6 -
salam
E. Dokumentasi
1 Perawat dan pasien/keluarga 6/6 -
menandatangani bukti
pemberian discharge planning
pada blangko rekam medis yang
telah tersedia.
JUMLAH 136/144 8/144
PERSENTASE 94,4% 5,6%
9. Handover
a) Kajian Teori
Handover (serah terima pasien) adalah proses pengalihan dan
wewenang dan tanggung jawab terutama untuk memberikan perawatan
klinis kepada pasien dari satu perawat ke perawat lain (Nursalam , 2018).
Handover adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama
untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke
salah satu pengasuh yang lain. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap
ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan
perawat praktisi berlisensi (Kamil, 2023).
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2023 – 2 November 2023 dengan observasi didapatkan hasil
bahwa presentase proses pelaksaan Handover di Ruang Cempaka yaitu :
69
Tabel 2.24
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Handover Di Ruang
Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N = 3 hari)
Variabel Yang Dinilai Observasi
No Ya Tidak Catata n
70
9 Perawat penerima operan 3/3 -
melakukan pengecekan
kelengkapan dokuman asuhan
keperawatan
10 Perawat penerima operan 3/3 -
mencatat hal-hal yang
dioperkan untuk setiap
pasien dalam buku peran
tugas
11 Perawat pemberi dan penerima 3/3 -
operan melakukan kunjunga n
pasien dalam rangka
klarifikasi dan konfirmasi
71
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari
didapatkan bahwa selama handover dari 2 shift (pagi dan siang) seluruh
perawat (100%) telah melakukan handover sesuai dengan standar
operasional dan termasuk ke dalam kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan hasil bahwa BOR selama 3 bulan terakhir adalah sebagai berikut
Tabel 2.25
BOR Ruang Cempaka 3 Bulan Terakhir
Bulan Jumlah/bulan BOR
Juli 419 64,36%
Agustus 450 69,12%
September 459 72,86%
Rata-rata 68,78%
72
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝐵𝑂𝑅 = × 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 )
c) Analisa Data
Berdasarkan perhitungan BOR diatas diperoleh nilai BOR Ruang
Cempaka sebesar 68,73%, Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bed di
Ruang Cempaka telah efisien.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober
2023 – 2 November 2023 dengan cara wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan hasil bahwa ALOS selama 3 bulan terakhir adalah sebagai
berikut
73
Tabel 2.26
ALOS Ruang Cempaka 3 Bulan Terakhir
Jumlah Jumlah Pasien
Bulan lama Keluar ALOS
dirawat Hidup Mati Total
Juli 411 133 0 133 3,09 = 3
Agustus 458 157 0 157 2,91 = 3
September 422 144 1 145 2,91 = 3
Rata - rata 2,97 = 3
c) Analisa Data
Berdasarkan perhitungan ALOS di Ruang Cempaka selama 3 bulan
terakhir didapatkan rata – rata lama rawat pasien adalah 3 hari dimana hal
ini disebabkan karena pengobatan jangka panjang penyakit kronis yang
membutuhkan waktu yang lama
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan hasil bahwa TOI selama 3 bulan terakhir adalah sebagai berikut
74
Tabel 2.27
TOI Ruang Cempaka 3 Bulan Terakhir
Jumlah TT X Hari – Jumlah Pasien
Bulan Hari perawatan Keluar TOI
Rumah Sakit Hidup Mati Total
Juli (21 x 31) – 419 = 232 133 0 133 1,74 = 2
Agustus (21x31) – 450 = 201 157 0 157 1,28 = 1
September (21x30) – 459 = 171 144 1 145 1,17 = 1
Rata rata 1,39 = 1
c) Analisa Data
Berdasarkan perhitungan TOI di Ruang Cempaka selama 3 bulan
terakhir didapatkan rata – rata tempat tidur kosong adalah 1 hari dan
termasuk dalam kategori ideal.
75
(1) Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Pengkajian yang lengkap dan sistematis sesuai dengan fakta atau
kondisi yang ada pada pasien sangat penting untuk merumusk a n
suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu (Budiono, 2016).
Menurut Muttaqin (2012) pengkajian keperawatan merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam mengga li
permasalahan dari klien secara sistematis, meyeluruh, akurat,
singkat, dan berkesinanbungan. Pengkajian ini meliputi proses
pengumpulan data, memvalidasi, dan menginterpretasik a n
informasi tentang pasien sebagai individu yang unik.
(2) Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengena i
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang dialaminya, baik yang berlangsung aktual maupun potensial
(PPNI, 2016). Proses diagnosis mencakup pengelompokan data
analisis, dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperawatan ada
yang bersifat aktual, potensial, dan posibel. Perawat yang akan
merumuskan diagnosis keperawatan harus mempunya i
pengetahuan luas tentang fisiologipatologi, area masalah
keperawatan, serta kemampuan secara objektif dan kritis.
Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukka n
dalam daftar masalah keperawatan klien dan ditandatanganio le h
perawat yang bersangkutan.
(3) Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaia n
klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan.
76
Perencanaan keperawatan atau lebih dikenal dengan rencana
asuhan keperawatan (Nursing Care Plan) atau disingkat Renpra
atau Rencana Perawatan merupakan langkah ketiga dari proses
keperawatan. Setelah menetapkan diagnosis keperawatan, kita
menyusun rencana tindakan keperawatan sebagai dasar
pelaksanaan tindakan/intervensi keperawatan. Renpra tersebut juga
harus didokumentasi dengan baik sebagai dasar tindakan
berikutnya atau sebagai dasar penilaian (Hadinata & Abdilla h,
2022).
(4) Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam
proses keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harus direncanka n
untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi tujuan
rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan
berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi dan
mendidik semua personil keperawatan dan pasien, termasuk
evaluasi perilaku dan pendidikan, merupakan supervis i
keperawatan yang penting. Perawat profesional harus
menggunakan semua teknik manajemen, yang salah satunya adalah
supervisi.selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, perawat harus mampu menggunak a n
sikap kepemimpinan yang meyakinkan bahwa pasien benar-benar
menerima asuhan yang diperlukan setiap waktu, dan dengan cara
seperti yang diinginkan. Rencana asuhan keperawatan adalah
daftar instruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya mencakup
pengobatan, obat-obatan, serta instruksi keperawatan. Sedangkan
untuk interaksi keperawatan, biasanya disebut rencana asuhan
keperawatan.
77
(5) Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan.
Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standar adri
tujuan yang dipilih sebenarnya, dibandingkan dengan penerapan
praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluas i
keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan
yang diidentifikasiakn sebelumnya cukup realistis dan dapat
dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga. Kelima langkah dalam
proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh perawat,
melalui metode penugasan yang telah ditetapkan olehpara manajer
keperawatan sebelumnya. Para manajer keperawatan (terutama
manajer tingkat bawah) terlibat dalam proses manajerial yang
melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka
memengaruhi dan menggerakkan bawahan (Yayan dan Suarli,
2010).
b) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober
2023 - 2 November 2023 dengan cara studi dokumentasi rekam medik
pada 10 pasien didapatkan penilaian asuhan keperawatan sebagai
berikut
Tabel 2.28
Pengkajian proses Asuhan Keperawatan
Di Ruang Cempaka Periode 31 Oktober – 2 November 2023
(N= 10 Pasien)
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan 10 0
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial- 7 3
spiritual)
78
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai 10 0
pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 10 0
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
B Diagnosa
1 Dx. Keperawatan berdasarkan masalah 10 0
yang telah dirumuskan
2 dx. keperawatan mencerminkan PE/PES 4 6
3 Merumuskan diagnosa keperawatan aktual 4 6
atau potensial
C Perencanaan
1 Berdasarkan dx keperawatan 10 0
2 Disusun menurut urutan prioritas 10 0
3 Rumusan tujuan mengandung komponen 10 0
pasien/subyek, perubahan, perilaku,
kondisi pasien, dan/atau kriteria waktu
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan 10 0
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggamba rka n 10 0
keterlibatan pasien/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerja 10 0
sama dengan tim kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada 10 0
rencana perawatan
2 Perawat mengobservasi respon pasien 10 0
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 10 0
4 Semua tindakan yang telah dilaksanaka n 10 0
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 10 0
2 Hasil evaluasi dicatat 10 0
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku 10 0
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan 10 0
tindakan yang dilaksanakan
79
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, 10 0
istilah yang baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan atau kegiatan 10 0
perawat mencantumkan paraf atau nama
jelas, dan tanggal, jam dilakukan tindakan
5 Berkas catatan keperawatan disimpa n 10 0
sesuai dengan ketentuan berlaku
JUMLAH 225 15
PERSENTASE 93,7% 6,3 %
Sumber: observasi mahasiswa Profesi Ners IKesT 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil studi rekam medik yang dilakukan di Ruang
Cempaka terhadap 10 rekam medis didapatkan hasil bahwa proses
asuhan keperawatan telah dilakukan sebanyak 93,7 %, dan berada pada
kategori Baik.
2) Instrumen B
Kepuasan keluarga pasien
a) Kajian teori
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas;
merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan
dan sebagaianya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas,
rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu
produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa (Purwanto,
2007). Kepuasan keluarga pasien merupakan ungkapan perasaan
senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi terhadap kinerja pelayanan (Retnaningsih et al., 2017).
b) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober
2023 - 2 November 2023 dengan cara swawancara terhadap 10
80
keluarga pasien tentang kepuasan pelayanan di ruang cempaka
didapatkan penilaian sebagai berikut
Tabel 2.29
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Cempaka
Periode 31 Oktober – 02 November 2023
(N = 10 Keluarga Pasien)
No Daftar pertanyaan Jawaban Ket
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan 10 0
diri
2 Apakah perawat melarang 10 0
anda/pengunjung merokok di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan 8 2
bagaimana nafsu makan anda/keluarga
anda
4 Apakah perawat pernah menanyakan 8 2
pantangan dalam hal makanan
anda/keluarga anda
5 Apakah perawat menanyakan/ 7 3
memperhatikan berapa jumlah makanan
dan minuman yang biasa anda/keluarga
anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak 0 10
mampu makan sendiri apakah perawat
membantu menyuapinya
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang 10 0
infus apakah perawat selalu memeriksa
cairan/tetesannya dan area sekitar
pemasangan jarum infus
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami 10 0
kesulitan buang air besar apakah
perawat menganjurkan makan buah
buahan, sayuran, minum yang cukup
banyak bergerak
81
9 Pada saat perawat membantu 10 0
anda/keluarga anda waktu buang ar
besar-buang air kecil, apakah perawat,
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga 10 0
anda selalu djaga kebersihannya dengan
disapu dan dipel setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi wc selalu 7 3
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup
terang
12 Selama anda/keluarga anda belum 0 10
mampu mandi (dalam keadaan istirahat
tolal) apakah dimandikan oleh perawat.
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu 9 1
oleh perawat jika tidak mampu:
menggosok gigi, membersihkan mulut
alau mengganti pakaian alau menyisit
rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti seprei, 10 0
selimut diganti setliap kotor
15 Apakah perawat pernah memberikan 8 2
penjelasan akibat dari kurang bergerak,
berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk 8 2
rumah sakit apakah perawat
memberikan penjelasan tentang fasilitas
yang tersedia dan cara penggunaannya.
Peraturan tata tertib yang berlaku di
rumah sakit
17 Selama anda/keluarga dalam perawatan 10 0
apakah perawat memanggil nama
dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam 10 0
perawatan apakah perawat mengawas i
keadaan anda secara teratur pada pagi
sore maupun malam hari
82
19 Selama anda/keluarga anda dalam 10 0
perawatan apakah perawat segera
memberi bantuan bila diperlukan
20 Apakah perawat bersikap sopan ramah 10 0
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui 10 0
perawat yang bertanggung jawab setiap
kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu memberi 10 0
perjelasan sebelum melakukan tindakan
perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia 10 0
mendengarkan dan memperhatika n
setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah 10 0
perawat membantu menyiapka n/
meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat 10 0
apakah diberikan penjelasan tentang
perawatan/ pengobatan/pemeriksaa n
lanjutan setelah anda/keluarga anda
perbolehkan pulang
JUMLAH 215 35
PERSENTASE 86% 14%
Sumber :Wawancara mahasiswa profesi Ners IKesT MP 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian berupa wawancara dengan keluarga
pasien yang dilakukan selama 3 hari Penilaian kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan di Ruang Cempaka mendapat 86% yang
berarti Baik.
83
Penilaian Kepuasan Kerja Perawat
a) Kajian teori
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai sikap umum individu terhadap
pekerjaannya (Robbins, 2013). Dalam hal ini yang menjadi fokus adalah
karyawan. Karyawan dapat menilai seberapa puas atau tidak puas dirinya
dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja juga dapat digambarkan sebagai
keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu
antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisas i
dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan (Nursalam, 2015).
b) Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian pada 16 orang perawat yang ada di Ruang
Cempaka dengan memberikan kuesioner kepuasan kerja melalui google
form didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.30
Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Cempaka
Periode 31 Oktober – 02 November 2023
(N=16 Perawat)
Obsevasi
No Pernyataan
Ya Tidak
A Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di 14 2
1
tempat saya bekerja
Gaji yang diterima sesuai dengan tingkat 14 2
2
pendidikan saya
B Kondisi Kerja
Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan 16 0
1
kerja saya
Kondisi kerja sangat menyenangkan dan 16 0
2
nyaman
84
C Kebijakan Rumah Sakit
Saya merasa puas dengan cara rumah sakit 13 3
1
menerapkan kebijakan yang berlaku
Sanksi yang diterapkan oleh rumah sakit tidak 15 1
2
merugikan karyawan
D Hubungan Antar Pribadi
Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 16 0
1
memuaskan saya
Rekan kerja saya di rumah sakit ini 16 0
2
menyenangkan
E Supervisi
1 Komunikasi dengan atasan Baik 16 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang 16 0
2
menyangkut pekerjaan
F Prestasi
1 Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 15 1
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya 16 0
2
atas prestasi kerja saya
G Pengakuan
1 Saya sangat dihargai di tempat kerja 16 0
2 Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 16 0
H Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan job 15 1
1
descrption
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya 16 0
2
selama jam kerja
I Tanggung Jawab
Saya merasa puas dengan tingkat tanggung 16 0
1
jawab dalam pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas 16 0
2
pekerjaan yang diberikan kepada saya
J Promosi/ Pengembangan Karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang 8 8
1 sesuai untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan 14 2
2 adil dengan memperhatikan masa kerja, kinerja
dan kemampuan.
85
JUMLAH 300 20
PERSENTASE (%) 93,7% 6,3 %
Sumber : Wawancara Mahasiswa profesi IKesT MP 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan selama 3 hari Penila ia n
kepuasan perawat di Ruang Cempaka menunjukan angka 93,7% yang
berarti kepuaasan perawat/karyawan di Ruang Cempaka Baik.
3) Instrumen C
(1) Admission care
a) Kajian Teori
Admission care merupakan salah satu dari intervensi yang ada
didalam NIC (Nursing Intervention Clasification) yang didalamnya
berisi tentang bagaimana cara melakukan pelayanan keperawatan
pada pasien yang baru masuk ruang rawat inap (Purta, 2016).
Tujuan admission care adalah untuk mengorientasikan pasien/
keluarga tentang fasilitas dan pelayanan, mengetahui kondisi pasien
dan membuat perencanaan keperawatan.
b) Kajian Data
Setelah dilakukan pengkajian tentang admission care didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.31
Admission Care di Ruangan 31 Oktober – 2 November 2023
N= 6 Pasien
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Perawat melakukan kebersihan tangan 6 0
2 Perawat menggunakan APD 6 0
3 Perawat memastikan identitas pasien 6 0
86
4 Perawat menyediakan privasi untuk 6 0
pasien
5 Lakukan pengkajian riwayat penyakit 3 3
6 Lakukan pengkajian fisik awal 3 3
7 Lakukan pengkajian terkait 5 1
pembiayaan dengan cara yang tepat
8 Lakukan pengkajian psikososial awal 3 3
dengan tepat
9 Lakukan pengkajian religius awal 2 4
dengan tepat
10 Lakukan pengkajian awal sesuai usia 4 2
11 Lakukan pengkajian resiko (resiko 2 4
jatuh, nutrisi, nyeri, alergi)
12 Perawat mendokumentasikan 4 2
informasi yang didapatkan
13 Orientasikan pasien dan keluarga 3 3
pada lingkungan dan fasilitas
pelayanan
14 Perawat menjelaskan tenaga 2 4
kesehatan dan staff
15 Perawat menjelaskan rutinitas asuhan 3 3
16 Perawat menjelaskan kebijakan RS 6 0
17 Perawat menjelaskan hak dan 6 0
kewajiban pasien
18 Perawat menjelaskan cara mengakses 0 6
informasi melalui QR Code yang ada
di ruangan
19 Perawat menanyakan kembali tentang 6 0
kejelasan informasi yang telah
disampaikan
20 Buat diagnosa perawatan 6 0
21 Mulai membuat discharge planning 6 0
22 Implementasikan pencegahan/ 6 0
keamanan dengan cara yang tepat
23 Berikan label pada papan klien 6 0
24 Beritahukan dokter tentang klien dan 6 0
status klien
87
25 Dapatkan order dari dokter untuk 6 0
perawatan klien
JUMLAH 112/150 38/150
PERSENTASE 74,7% 25,3%
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners IKesT MP 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa penerapan
admiision care di ruang cempaka RSUD Banyumas sebesar 74,7 %
termasuk dalam kategori Baik.
b) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian dengan cara observasi tentang SOP
perawatan luka pada pasien didapatkan hasil sebagai berikut:
88
Tabel 2.32
Perawatan Luka
Periode 31 Oktober – 2 November 2023
N = 6 Pasien
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Perawat mempersiapkan alat dan 6 0
bahan terkait perawatan luka
2 Lakukan Kebersihan tangan 6 0
3 Gunakan APD sesuai indikasi 6 0
4 Perawat mengucapkan salam dan 6 0
memperkenalkan diri
5 Memastikan identitas pasien 6 0
6 Jelaskan tindakan yang akan 6 0
dilakukan dan tujuan
7 Lakukan persetujuan tindakan 6 0
8 Memasang pengalas dan disesuaikan 6 0
dengan kebutuhan
9 Membuka set ganti luka tuang NaCl 6 0
0,9% secukupnya ke dalam kom
10 Ambil pinset anatomi steril 6 0
11 Membesahi plaster dengan NaCl 6 0
0,9%
12 Membuka penutup luka dengan 6 0
menggunakan pinset, angkat pinset
dan kassa yang teratas buang ke
dalam bengkok
13 Mengangkat kassa yang melekat pada 6 0
luka
14 Membersihkan luka dengan 6 0
menggunakan NaCl 0,9% dengan
cara ditekan-tekan
15 Mengeringkan luka dengan kassa 6 0
steril
16 Memberi sofratule jika perlu 6 0
17 Menutup luka dengan kassa steril 6 0
dengan plester
89
18 Rapihkan peralatan dan lakukan 6 0
dekontaminasi untuk selanjutnya
dilakukan proses sterilisasi
19 Buang sampah infeksius ke dalam 6 0
plastik kuning dan sampah non
infeksius ke dalam plastik hitam
20 Melepaskan APD, Mencuci tangan 6 0
21 Dokumentasi hasil 6 0
JUMLAH 126/126 0
PERSENTASE 100 % 0
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan
perawatan luka sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di RS
Banyumas dengan persentase 100% dan berada pada kategori Baik.
b) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian dengan cara observasi tentang SOP
melepas infus pada pasien didapatkan hasil sebagai berikut:
90
Tabel 2.33
Pelepasan Infus Periode 31 Oktober – 2 November 2023
N= 10 pasien
91
11 Lakukan evaluasi respon klien 10 0
12 Ucapkan salam 10 0
13 Rapikan peralatan 10 0
14 Lakukan hand higine 10 0
15 Dokumentasi tindakan 10 0
JUMLAH 150/150 0
PRESENTASE 100% 0
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan melepas
infus sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku di RS
Banyumas dengan persentase 93,3% dan berada pada kategori Baik.
b) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian dengan cara observasi tentang
pemberian obat intravena pada pasien didapatkan hasil sebagai
berikut:
92
Tabel 2.34
Pemberian Obat Intravena
Periode 31 Oktober – 2 November 2023
N= 10 Pasien
93
12 Gunakan spuit yang sudah berisi obat, 10 0
bila masih terdapat udara dalam spuit
maka harus dikeluarkan
13 Bersihkan area tempat penyuntikan 3 7
dengan alcohol swab
14 Tusuk jarum ke dalam vena dengan 10 0
posisi jarum sejajar dengan vena sudut
15-30 derajat
15 Lakukan aspirasi dengan cara menarik 10 0
plunger spuit, masukkan obat perlahan
16 Setelah obat masuk, Tarik spuit dan 10 0
tutup dengan teknik one hand
17 Kembalikan pasien pada posisi yang 10 0
nyaman, buang spuit di safety box
18 Lepaskan sarung tangan dan cuci 10 0
tangan
19 Lakukan evaluasi tindakan, ucapkan 10 0
salam, rapikan alat
20 Dokumentasi kegiatan 10 0
JUMLAH 173 27
PRESENTASE 86,5% 13,5%
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa Standar Prosedur
Operasional pemberian obat intavena bernilai 86,5% yang berarti
berada pada kategori Baik.
94
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian dengan cara observasi tentang
pemberian obat intravena pada pasien didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.35
Pelepasan Kateter Urine
Periode 31 Oktober – 2 November 2023
N = 8 Pasien
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Persiapan Pasien 8 0
- Kaji status pasien
- Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
- Tanyakan kesiapan pasien
- Jaga privasi pasien
Pelaksanaan
2 Lakukan kebersihan tangan 8 0
3 Gunakan APD sesuai indikasi 8 0
4 Mengucapkan salam dan 8 0
memperkenalkan diri
5 Mengidentifikasi pasien 8 0
6 Kosongkan urine bag 8 0
7 Perlak dan alasnya dipasang dibawah 3 5
bokong
8 Pasang selimut 8 0
9 Posisikan pasien pada posisi dorsal 8 0
recumbent dan melepaskan pakaian
bawah
10 Letakkan bengkok diantara kedua 8 0
tungkai
11 Bersihkan sekitar penis menggunakan 8 0
kapas air steril
12 Kaji daerah penis (perih, radang, dan 6 2
bengkak)
13 Lepaskan plaster pada kulit pasien dan 8 0
bersihkan bekas plaster
95
14 Lakukan aspirasi isi balon kateter 8 0
menggunakan spuit sampai habis
15 Arahkan penis keatas 8 0
16 Tarik kateter secara perlahan-lahan 8 0
17 Masukkan kateter bekas ke dalam 8 0
bengkok
18 Lakukan hygine pada daerah sekitar 8 0
penis
19 Lepaskan sarung tangan 8 0
20 Lakukan evaluasi respon pasien 8 0
21 Lakukan kebersihan tangan 8 0
22 Dokumentasi Tindakan 8 0
JUMLAH 169/176 7/176
PRESENTASE 96,02% 3,98%
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa Standar Prosedur
Operasional pelepasan kateter urine bernilai 96,02% yang berarti
berada pada kategori Baik.
96
pengidentifikasian dengan mengetahui keadaannya bisa dengan cara
menggunakan gelang identitas yang memiliki beberapa warna yang sesuai
dengan keadaan pasien tersebut,warna –wanra gelang identitas antara lain
adalah pink ,biru, putih, merah, kuning, hijau, dan unggu (Fenita, R, 2019).
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober
2023 – 2 November 2023 dengan cara observasi perawat ke pasien
didapatkan :
Tabel 2.36
Ketepatan Identifikasi Pasien
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
Jumlah 30
(100 %)
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners di ruang cempaka tahun 2023
97
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa ketepatan identifikas i
pasien bernilai 100% yang berarti berada pada kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian tentang peningkatan komunikasi yang
efektif didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.37
Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdak
98
4 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi 6 0
oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan
5 Dokumentasi setelah konsul dicatatan 6 0
terintegrasi menggunakan SBAR (NA)
Jumlah 30 0
(100%)
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners di ruang cempaka tahun 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa Standar Prosedur
Operasional peningkatan komunikasi yang efektif bernilai 100% yang
berarti berada pada kategori Baik.
99
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi tentang peningkata n
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai pada tanggal 31
Oktober 2023 – 2 November 2023 denan cara observasi didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.38
Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdak
100
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa SKP peningka ta n
keamanan obat yang harus diwaspadai di ruang Cempaka 100% yang
berarti berada pada kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian tentang sasaran keselamatan pasien Tepat
Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi pada tanggal 31 Oktober
2023 – 2 November 2023 dengan cara observasi di ruang Cempaka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.39
Tepat lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdak
101
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa SKP Tepat Lokasi, Tepat
Prosedur, Tepat Pasien Operasi bernilai 100% yang berarti berada pada
kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian tentang pengurangan risiko infeks i terkait
pelayanan kesehatan pada tanggal 31 Oktober 2023 – 2 November 2023
dengan cara observasi di ruang Cempaka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.40
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdak
102
5 Perawat menggunakan sarung tangan ketika 6 0
kontak/ melakukan tindakan dengan pasien
6 Perawat menggunakan masker ketika 6 0
melakukan tindakan kepada pasien
7 Perawat menggunakan baju pelindung ketika 6 0
melakukan tindakan kepada pasien
8 Perawat menggunakan alat-alat steril untuk 6 0
satu pasien
9 Perawat menggunakan alat-alat disposable 6 0
hanya untuk sekali pakai
10 Setelah menggunakan alat alat disposable 6 0
perawat mencucinya dengan larutan
desinfektan
11 Perawat mensterilkan alat-alat steril di 6 0
instalasi sterilisasi sentral
12 Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan di 6 0
tempat khusus
13 Perawat membuang sampah sesuai dengan 6 0
jenisnya
Jumlah 78 100
Sumber : Observasi Mahasiswa di ruang cempaka tahun 2023
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa SKP pengurangan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan bernilai 100% yang berarti berada pada
kategori Baik.
103
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian tentang pengurangan risiko pasien jatuh pada
tanggal 31 Oktober 2023 – 2 November 2023 dengan cara observasi di
ruang Cempaka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.41
Pengurangan risiko pasien jatuh
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
104
c) Analisa Data
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa SAK pengurangan risiko
pasien jatuh bernilai 64,5 % yang berarti berada pada kategori baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.42
Pemantauan Kebersihan Tangan
N = 6 Perawat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
105
7 Perawat mencuci tangan Sesudah kontak 6 0
dengan lingkungan pasien.
8 Perawat mencuci tangan sebelum memakai 6 0
handscoon
9 Perawat mencuci tangan setelah memakai 6 0
handscoon
JUMLAH 54 0
(100%)
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa perawat di ruang cempaka
telah melakukan kebersihan tangan dengan persentase 100% (Baik)
2. Pengelolaan Limbah
a) Kajian Teori
Limbah medis adalah limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan medis.
Berbagai jenis limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di
tempat pelayanan kesehatan dapat membahayakan dan menimbulka n
gangguan kesehatan terutama pada saat pengumpulan, pemilaha n,
penampungan, penyimpanan, pengangkutan dan pemusnahan serta
pembuangan akhir. WHO (2005) mengemukakan arah kebijakan dalam
pengelolaan limbah medis padat di pelayanan kesehatan masyarakat
(PHCs). Hal tersebut dimulai dari bahan penghasil limbah sampai pada
pengolahan akhir limbah. Hal senada disampaikan Idawaty (2011),
kebijakan manajemen atas sistem pengelolaan insinerator dan limbah medis
rumah sakit mulai dari pemilahan, pewadahan, pengangkuta n,
penyimpanan, memasukan limbah medis kedalam insinerato r,
pengoperasian insinerator, dan perawatan insinerator.
106
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.43
Pengelolaan Limbah
N= 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
TERSEDIA
1 Tempat sampah kuning (infeksius) bersih dan 3/3 -
berpedal/injak
2 Tempat sampah hitam (non infeksius) bersih 3/3 -
dan berpedal/injak
3 Safety box berlogo 3/3 -
4 Tempat sampah besar bersih dan 3/3 -
berpedal/jinak
5 Tempat penampungan sampah sementara 3/3 -
bersih dan tertutup rapat
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH NON
BENDA TAJAM
1 Plastik sesuai jenis tempat sampah 3/3 -
2 Membuang sampah infeksius (Diapers, 3/3 -
Pembalut, Kassa, blood set, selang infus,
kateter, sarung tangan, dll) dibuang ketempat
sampah infeksius/kantong hitam)
3 ¾ penuh diikat dan diganti 3/3 -
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH
BENDA TAJAM
1 Membuang sampah benda tajam (jarum, pisau, 3/3 -
ampulan, cutter, dll) ke safety box
2 ¾ penuh segera diganti 3/3 -
JUMLAH 30/30
(100%)
107
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa pengelolaan limbah di ruang
cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.44
Perlindungan Kesehatan Petugas
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
108
5 Petugas mengetahui alur terpajan 3/3 -
6 Petugas segera lapor jika terpajan 3/3 -
7 Petugas paham cara menggunakan benda 3/3 -
tajam (jarum suntik, scalpel, pisau)
8 Petugas dipantau status kesehatannya setiap 3/3 -
hari
9 Status Kesehatan petugas dicatat pada lembar 3/3 -
pemantauan
JUMLAH 27/27 -
(100%)
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa perlindungan kesehatan
petugas di ruang cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori
Baik.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
109
Tabel 2.45
Etika Batuk dan Bersin
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa etika batuk dan bersin di
ruang cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori Baik.
5. Penempatan Pasien
a) Kajian Teori
Penempatan pasien adalah menempatkan pasien dalam satu ruangan
tersendiri (jika tidak tersedia) kelompokkan kasus yang telah dikonfirmas i
secara terpisah di dalam ruangan atau bangsal dengan beberapa tempt tidur
dari kasus yang belum dikonfirmasi atau sedang didiagno sis (cohorting)
(SPO RSUD Dr. TJITROWARDOJO, 2018)
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
110
Tabel 2.46
Penempatan Pasien
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa etika batuk dan bersin di
ruang cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori Baik.
6. Penatalaksanaan Linen
a) Kajian Teori
Unsur pelayanan penunjang medik yang dapat meminimalkan terjadinya
infeksi nosokomial adalah pengelolaan linen yang baik dan sesuai prosedur
peraturan yang berlaku. Linen adalah bahan atau alat yang terbuat dari kain
atau tenun. Pengelolaan linen pada suatu rumah sakit biasanya dilakukan
oleh unit laundry (Moelyaningrum, 2015).
111
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.47
Penatalaksanaan Linen
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
112
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa etika batuk dan bersin di
ruang cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori Baik.
7. Pengendalian Lingkungan
a) Kajian Teori
Pengendalian lingkungan di fasilitas pelayanan kesehatan,antara lain
berupa upaya perbaikan sirkulasi/kualitas udara, mutu air, dan permukaan
lingkungan, serta desain dan kontruksi bangunan, Manusia dan Hewan yang
berada di lingkungan RS.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.48
Pengendalian Lingkungan
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
Nurse Station
1 Ruangan bersih 3/3 -
2 Tertata rapi 3/3 -
Kamar Jaga
1 Bersih dan tertata rapi 3/3 -
2 Tidak ada baju petugas tergantung 3/3 -
Kamar/ Ruangan Pasien
1 Besih dan tertata rapi 3/3 -
2 Barang-barang tertata rapi 3/3 -
Ruang Obat
1 Ruangan bersih dan tertata rapi 3/3 -
2 Suhu ruangan <25°C 3/3 -
3 Kelembaban ruangan 60-70 3/3 -
113
4 Suhu dan kelembaban dipantau setiap hari 3/3 -
5 Tidak ada obat kadaluarsa 3/3 -
6 Kulkas tempat penyimpanan obat bersih dari 3/3 -
bunga es
Dapur
1 Bersih dan tertata rapi 3/3 -
2 Lemari tempat penyimpanan alat makan 3/3 -
bersih dan terawat
Gudang
1 Bersih dan tertata rapi 3/3 -
2 Tersedia spilkit lengkap 3/3 -
Lain-lain
1 Tidak ada binatang pengganggu, pengerat atau 3/3 -
serangga
2 Dinding dan langit- langit tidak berjamur 3/3 -
3 APD (Masker N95, face shield, google, sepatu 3/3 -
boot, sarung tangan , topi) tersimpan rapi
4 APD kotor diletakkan pada tempat yang telah 3/3 -
disediakan
5 Lantai dipel 2 kali sehari atau bila kotor 3/3 -
Jumlah 63/63
(100%)
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa pengendalian lingkungan di
ruang cempaka memiliki persentase 100% atau dalam kategori Baik.
114
Peralatan Non Kritikal adalah peralatan yang hanya mengena i
permukaan tubuh yang utuh seperti stetoskop, termometer, EKG, USG.
Peralatan Semi Kritikal adalah peralatan yang hanya menyentuh selaput
lendir atau kulit luar yang terluka seperti NGT, ETT, Kateter Urine.
Peralatan Kritikal adalah peralatan yang bersentuhan dengan darah atau
jaringan steril dibawah kulit seperti instrumen bedah/operasi.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.49
Dekontaminasi Perlatan Perawatan Pasien
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
NON KRITIKAL
1 Termometer dibersihkan dengan alkohol 70% - 3/3
setiap habis dipakai
2 Stetoskop dibersihkan dengan alkohol 70% 3/3 -
setiap habis dipakai
3 Tempat tidur dibersihkan dengan deterjen 3/3 -
setiap habis pakai pasien
4 Manset tensi meter dicuci setiap minggu dan 3/3 -
bila kotor
5 Bed pan dibersihkan setiap habis pakai 3/3 -
dengan desinfektan
6 Tempat obat pasien selalu bersih 3/3 -
7 Kontainer darah dan tempat sampel darah 3/3 -
bersih
8 Tabung humidifier tidak terpakai dalam 3/3 -
keadaan bersih dan kering
SEMI KRITIKAL
115
1 Sungkup oksigen setiap pasien siap pakai 3/3 -
dalam plastik
2 Tongue spatel siap pakai dengan pouche 3/3 -
KRITIKAL
1 Alat habis pakai disemprot cairan enzimatik 3/3 -
dan segera dibawa ke CSSD
2 Alat kritikal siap pakai dalam pouche 3/3 -
3 Tertulis tanggal kadaluwarsa 3/3 -
4 Tempat penyimpanan alat steril dalam 3/3 -
kondisi bersih
JUMLAH 39/42 3/42
(92,9%) (7,1%)
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa dekontaminasi peralatan
perawatan pasien di ruang cempaka memiliki persentase 92,9% atau dalam
kategori Baik.
9. Penggunaan APD
a) Kajian Teori
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau penyakit akibat kerja. NIOSH menyatakan alat pelindung diri
(APD) alat yang mempunyai kemampuan melindungi pekerja dari bahaya
ditempat kerja. Penggunaan alat pelindung diri dimaksudkan untuk
melindungi atau mengisolasi pekerja dari hazard kimia atau fisik dan
biologi yang mungkin dijumpai. Alat pelindung diri digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu enak dipakai, tidak menggangu kerja,
memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. (Iskandar,
2022).
116
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tangal 31 Oktober 2023
– 2 November 2023 dengan cara observasi didapatkan bahwa
Tabel 2.50
Penggunaan APD
N = 3 Hari
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
c) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa penggunaan APD di ruang
cempaka memiliki persentase 96,3% atau dalam kategori Baik.
117
BAB III
PERENCANAAN
A. Permasalahan
Dari data hasil pengkajian di Ruang Cempaka RSUD Banyumas selama 3 hari (31
Oktober 2023 – 2 November 2023) Masalah yang dapat di identifikasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Identifikasi Hasil Analisa Data
No Tema Sub Tema Hasil Kategori
1 SP2KP Pelaksanaan tugas kepala ruang 98,6% Baik
Pelaksanaan tugas ketua tim 92,3% Baik
Pelaksanaan tugas perawat 89,7 % Baik
pelaksana
Meeting Morning 100 % Baik
Pre Conference 100 % Baik
Post Conference 100 % Baik
Orientasi Pasien Baru 88,6 % Baik
Discharge Planning 94,4 % Baik
Handover 100 % Baik
2 Mutu Pelayanan
Instrumen A Proses Asuhan Keperawatan 93,7 % Baik
Instrumen B Kepuasan Keluarga Pasien 86 % Baik
Kepuasan Kerja Perawat 93,7 % Baik
Instrumen C Prosedur Admission Care 74,7 % Cukup
Prosedur Perawatan Luka 100 % Baik
Prosedur Pelepasan Infus 100 % Baik
Prosedur pemberian obat IV 86,5 % Baik
Prosedur Pelepasan Kateter 96,02% Baik
Urine Pria
3 SKP Ketepatan Identifikasi Pasien 100 % Baik
Komunikasi efektif 100 % Baik
Keamanan Obat High Alert 100 % Baik
Tepat Lokasi, Prosedur, Pasien 100 % Baik
Operasi
118
Pengurangan resiko infeksi 100 % Baik
Risiko Jatuh 64,5% Cukup
4 PPI Pemantauan Kebersihan Tangan 100 % Baik
Pengelolaan Limbah 100 % Baik
Perlindungan Kesehatan 100 % Baik
Petugas
Etika Batuk dan Bersin 100 % Baik
Penempatan Pasien 100 % Baik
Penatalaksanaan Linen 100 % Baik
Pengendalian Lingkungan 100 % Baik
Dekontaminasi Peralatan 92,9 % Baik
Perawatan Pasien
Penggunaan APD 96,3 % Baik
Tabel 3.2
Masalah Yang Diangkat
No Masalah Persentase Target
1 Admission care di ruang cempaka 74,7% Sesuai SOP 100%
RSUD Banyumas belum terlalu optimal 25,3% Belum sesuai
dikarenakan jumlah pasien yang banyak SOP
sehingga pelaksanaan admission care
belum terlaksana dengan Baik..
2 SOP Penyuntikkan melalui intravena 86,5% Sesuai SOP 100%
telah dilaksanakan dengan maksima l 56,25% Belum
namun ada beberapa poin yang sesuai SOP
terlewatkan dan merupakan poin penting
yaitu pengunaan APD berupa
handscoon.
3 Dalam pengkajian selama 3 hari resiko 64,5% Sesuai 100%
jatuh di ruang cempaka belum kriteria
terlaksana dengan maksimal. Masih 35,5% Tidak Sesuai
banyak pasien resiko jatuh tingi yang kriteria
119
tidak dilakukan pengkajian asesmen
lanjutan resiko jatuh serta tidak diberi
penanda baik berupa gelang kuning
ataupun tanda pasien resiko jatuh
Keterangan:
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa ruangan didapat hampir keseluruha n
poin penilaian sudah Baik dan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur yang
mana dimulai dari pelaksanaan tugas masing masing peran, standar asuhan
keperawatan, standar operasional prosedur hingga prosedur keselamatan pasien, Akan
tetapi ada 3 poin penting yang masih dibutuhkan evaluasi yaitu penilaian terhadap
admission care pasien, sop pemberian obat melalui intravena serta permasalahan resiko
jatuh. Berdasarkan data dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tangal
31 Oktober 2023 – 2 November 2023, didapatkan bahwa :
1. Pelaksanaan admission care di ruang cempaka RSUD Banyumas belum dilakukan
secara maksimal dikarenakan jumlah pasien yang banyak (rata-rata jumlah pasien
yaitu 19 dari 21 TT) dan tugas perawat ruangan yang banyak saat shift pagi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan pada 6 pasien baru selama 3 hari (31
Oktober 2023 – 2 November 2023) didapatkan persentase data bahwa 74,7%
perawat melakukan admission care sesuai dengan SOP, serta 25,3% perawat tidak
melakukan admission care sesuai dengan SOP.
2. Standar Operasional Prosedur Penyuntikkan telah dilakukan berdasarkan SOP yang
berlaku di RS Banyumas namun ada beberapa poin yang terlewatkan, yang mana
poin tersebut dapat menimbulkan resiko infeksi pada petugas kesehatan jika tidak
dilakukan yaitu penggunaan APD (Handscoon) saat penyuntikkan. Berdasarkan
data observasi yang dilakukan pada 6 perawat selama 3 hari (31 Oktober 2023 – 2
November 2023) didapatkan persentase data bahwa 86,5% perawat melakuk a n
sesuai dengan SOP, serta 13,5 % perawat tidak melakukan sesuai dengan SOP.
120
3. Resiko jatuh pada pasien di ruang cempaka RSUD Banyumas belum dilaksanaka n
secara maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang penuh dalam 3 hari (Rata
rata 19 pasien per hari) menyebabkan pelaksanaan penilaian asesmen lanjuta n
resiko jatuh tidak dilakukan, pemberian tanda pasien resiko jatuh tidak diberikan.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan pada 6 perawat selama 3 hari
didapatkan persentase data bahwa 64,5% perawat telah melakukan SKP Resiko
jatuh, serta 35,5% perawat tidak melakukan SKP Resiko jatuh.
121
B. Analisa SWOT
Tabel 3.3
Analisa SWOT
122
sesuai standar yang 2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
berlaku. dari masyarakat terhadap
2. Adanya mahasiswa pelayanan yang professional
yang sedang praktek
di ruangan cempaka.
3. Adanya kerjasama
yang baik antara
mahasiswa dan
perawat ruangan
3 Sudah ada format Dari hasil pengkajian selama 3 1. Adanya stiker yang 1. Dengan belum diberikannya
penilaian resiko jatuh, hari didapatkan bahwa 35,5 % bisa digunakan penjelasan tentang kondisi kondisi
segitiga kuning yang di perawat tidak melakukan sebagai penanda pasien yang harus diberikan
gantung pada tempat pengkajian resiko pasien jatuh pasien dengan resiko gelang risiko jatuh maupun
tidur pasien setelah pasien masuk dan tidak jatuh pencegahan dan penyuluhan risiko
melakukan penilaian ulang pada 2. Adanya gelang jatuh sesuai SOP yang ada dapat
pasien yang beresiko jatuh. kuning resiko jatuh meningkatkan resiko kejadian
Penggunaan tanda pasien resiko pada tempat tidur jatuh yang merupakan salah satu
jatuh belum maksimal. Serta pasien indikator keselamatan pasien.
ketidakpatuhan penunggu pasien 2. Selain itu kurang nya pengetahua n
dalam pencegahan resiko pasien penunggu pasien tentang tanda
jatuh pencegahan resiko jatuh
123
C. SKORING
Berdasarkan hasil pengkajian data ditemukan beberapa masalah dan
dilanjutkan dengan planning of action dan disusun dalam bentuk tabel. Prioritas
masalah dilakukan dengan metode CARL (Capability,Accesbility, Readness,
Leverage) dengan menggunakan sekor nilai 1-5 dengan indikator: 1: Sangat
Kurang, 2: Kurang, 3: Cukup, 4: Baik, 5: Baik. Kriteria CARL mempunyai arti
sebagai berikut.
C : Ketersediaan sumber daya (Dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan masalah yang diatasi atau tidak diatasi. Kemudahan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan.
R : Kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti
keahlihan/kemampuan dan motivasi.
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau
prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan terendah.
Table 3.4
Identifikasi Masalah Berdasarkan CARL di Ruang Cempaka
No MASALAH C A R L TOTAL RANK
1. Pelaksanaan Admission Care yang belum
optimal 3 4 3 3 108 III
124
D. PLANNING OF ACTION (POA)
Tabel 3.5
Planning Of Action (POA)
No Masalah Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ Yang terkait
1. Penerapan SKP Seluruh perawat di Tahap Persiapan Perawat Hary Kepala ruangan,
Resiko Jatuh Ruang Cempaka 1) Berkoordinasi dengan 13/11/23 Ruang Desi Ketua tim,
yang belum dapat Menerapkan kepala ruangan terkait Cempaka Perawat pelaksana
optimal SKP Resiko jatuh penerapan SKP Resiko
guna meningkatkan jatuh di lapangan yang
mutu dan pelayanan belum optimal
di Ruang cempaka 2) Mencari literature atau 13/11/23
sumber tentang SKP
Resiko jatuh
Tahap Kerja
3) Pemberian motivasi 14/11/23
kepada perawat dalam
meningkatkan kinerja
khususnya penerapan
resiko jatuh
4) Sosialisasi dengan 14/11/23
perawat tentang resiko
jatuh
5) Memberi kesempatan 14/11/23
kepada perawat untuk
mengaplikasikan SKP
Resiko jatuh
6) Edukasi kepada 14/11/23
keluarga dan pasien
terkait resiko jatuh
Tahap Terminasi
7) Melakukan evaluasi 15/11/23
terkait pelaksanaan SKP
8) Resiko Jatuh 15/11/23
2 Pelaksanaan SOP Seluruh perawat di Tahap Persiapan Perawat Dian Kepala ruangan,
Menyuntik Obat Ruang Cempaka 1) Berkoordinasi dengan 16/11/23 Ruang Devi Ketua tim,
melalaui dapat Menerapkan kepala ruangan terkait Cempaka Perawat pelaksana
Intravena yang SOP Menyuntik obat pelaksanaan SOP
belum sesuai intravena sesuai menyuntik obat
dengan SOP dengan SOP yang melalaui intravena yang
berlaku di RSUD belum sesuai dengan
Banyumas SOP
2) Mencari literature atau 16/11/23
sumber tentang SOP
Menyuntik obat melalui
intravena
3) Kepala ruangan 16/11/23
berkolaborasi dengan
ketua tim serta perawat
pelaksana dalam
evaluasi pelaksanaan
SOP Menyuntik Obat
melalui intravena
Tahap Kerja
4) Pemberian motivasi 17/11/23
kepada perawat terkait
pentingnya melakukan
suatu tindakan sesuai
dengan SOP
5) Sosialisasi dengan 17/11/23
perawat tentang SOP
menyuntik obat melalui
intravena
6) Memberi kesempatan 17/11/23
kepada perawat untuk
mengaplikasikan SOP
menyuntik obat melalui
intravena
Tahap Terminasi 18/11/23
7) Melakukan evaluasi
terkait pelaksanaan SOP
menyuntik obat melalui
intravena
8) Dokumentasi 18/11/23
Tabel 3.6
Time Table POA
Bulan November
Masalah No Kegiatan
13 14 15 16 17 18 Pelaksana
Penerapan Tahap Persiapan
SKP Resiko 1 Berkoordinasi dengan kepala ruangan terkait penerapan SKP Resiko Mahasiswa
Jatuh yang jatuh di lapangan yang belum optimal
belum 2 Mencari literature atau sumber tentang SKP Resiko jatuh Mahasiswa
optimal Tahap Kerja
3 Pemberian motivasi kepada perawat dalam meningkatkan kinerja Mahasiswa
khususnya penerapan resiko jatuh
4 Sosialisasi dengan perawat tentang resiko jatuh Mahasiswa
5 Memberi kesempatan kepada perawat untuk mengaplikasikan SKP Mahasiswa
Resiko jatuh
6 Edukasi kepada keluarga dan pasien terkait resiko jatuh Mahasiswa
Tahap Terminasi
7 Melakukan evaluasi terkait pelaksanaan SKP Resiko jatuh Mahasiswa
8 Dokumentasi Mahasiswa
Tabel 3.7
GANCHART MAHASISWA PROFESI NERS IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Bulan Oktober – November
No Kegiatan
31 1 2 3 4 5 7 8 9 10 Pelaksana
1. Melakukan analisis situasi/pengkajian situasi unit ruang Mahasiswa
rawat dan POA dengan menggunakan instrumen
pengkajian disertai konseling dengan CI akademik dan
CI lahan praktik.
2. Revisi Laporan Mahasiswa
3. Melaksanakan Roleplay Menjadi Kepala Ruangan, Ketua Mahasiswa
Tim, dan perawat pelaksana
4 Melakukan ronde keperawatan Mahasiswa
5 Melakukan Bed Site Teaching Mahasiswa
6 Melakukan bimbingan dan Revisi Laporan Mahasiswa
7 Melaksanakan Seminar praktik Profesi Ners dalam stase Mahasiswa
keperawatan manajemen
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rachman Saleh. (2018). Pengarug Disiplinkerja, Motivasi kerja, Etos kerja dan
lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi PT.
Inko Java Semarang, Amongmakarti, Vol.11. No. 21. Hal 33.
Adikoesoemo. (2014). Manajemen Rumah Sakit. (cetakan ketiga). Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Alhidayati, A., Widodo, D., & Mariana, A. (2022). Penyuluhan Etika Batuk dan Bersin
dimasa Pandemi Covid-19 Pada Anak-anak Panti Asuhan Al-Akbar Kota
Pekanbaru. ARSY: Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat, 3(1), 12-18
Alligood, Martha Raille and Anna Tarriner Tomey. (2006). Nursing Theory Utilizatio n
and Application. St. Louis, Missouri : Elsevier Mosby
Asmuji. (2011). Manajemen Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Azwar, M. (2015). Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-
Alert Medications
Bakri. (2017). Manajemen Keperawatan (Konsep dan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Canadian Patient Safety Institute. (2017). Patient Safet y Incident.
Carpenito, L. J. (2014). Handbook of Nursing Diagnosis.(6th edition). Philadelphia: J.
B. Lippincott Company
Cecep, T. (2015).Manajemen Pelayanan Di Rumah Sakit Cetakan 1. Jakarta: Trans
Info Media.
Hasibuan, Malayu S.P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hadinata, D., & Abdillah, A. J. (2022). Metodologi Keperawatan. Widina Bhakti
Persada Bandung. www.penerbitwidina.com
Ismy, J., & Aulia, Y. (2022). Pengaruh Pemberian Ketoprofen Supposituria terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri saat Pelepasan Kateter Uretra Menetap. Journal of
Medical Science, 3(1), 46-51
Kamil, H. (2023). Handover Dalam Pelayanan Keperawatan. Idea Nursing Journal,
144–152.
Lumbanraja, P., & Nizma, C. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universita s
Udayana,12,142–155. http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/artic le
/view/18172
Majid, A., & Sani, A. (2016). Pengaruh Pelatihan Dan Supervisi Kepala Ruangan
Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit
TK. II Pelamonia Makassar. Jurnal Mirai Manajemen, 1(2), 310–412.
Nubuwah, R. T. N. (2019). Pentingnya Penentuan Prioritas Masalah Untuk
Menentukan Perencanaan Keperawatan Yang Tepat Sesuai Dengan
Kebutuhan Pasien
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek keperawatan
Profesional, Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (Edisi 1). DPP PPNI
Ratnasari, S. L. (2019). Human Capital Manajemen SUmber Daya Manusia. Surabaya:
CV Penerbit Qiara Media
Retnaningsih, D., Aini, D. N., & Yulianti, I. (2017). Kepuasan Keluarga Pasien Di
Ruang ICU Rumah Sakit Permata Medika Semarang. Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada, 1–10.
Rokhmah, N. A., & Anggorowati, A. (2017). Komunikasi efektif dalam praktek
kolaborasi interprofesi sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan. JHeS
(Journal of Health Studies), 1(1), 65-71
Swastikarini, S., Yulihasri, Y., & Susanti, M. (2019). Analisis Faktor Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien Oleh Perawat
Pelaksana. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(2), 125-134
Soru, A. R. A., & Wahyuningsih, A. (2018). Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien.
Jurnal Stikes RS Baptis Kediri, 11(2)
Tampubolon, T. R. (2019). Peningkatan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien
World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/
Yudha, C. (2015). Pengaruh Gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan (, VIII, 1–19)