Laporan Pemasaran Rahmaniah
Laporan Pemasaran Rahmaniah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat–Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah–Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal Pemasaran Produk
Agroindustri dengan judul “Kue Bawang” dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada dosen pengampu mata kuliah Pemasaran
Produk Agroindustri, yakni Bapak Dr. Jaka Darma Jaya, M.P., M.Sc., dan Dr. Ir.
Meldayanoor, S.Hut., M.S., karena telah memberikan penugasan ini yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan bagi penulis seputar penyusunan proposal pemasaran produk
agroindustri yang menggunakan inovasi dan strategi pemasaran dalam penerapannya.
Kami selaku penulis sadar akan ketidaksempurnaan serta kekurangan dalam tulisan
ini. Oleh sebab itu, kami berharap atas kritik dan saran yang membangun guna
mengembangkan pengetahuan sebagai penunjang agar kami dapat memberikan yang lebih
baik lagi untuk penugasan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kue bawang merupakan salah satu jenis makanan ringan jenis kue kering dengan
berbahan dasar tepung terigu, tepung sagu, telur, daun seledri, bawang merah, bawang
putih dan garam yang memiliki bentuk pipih, rasa yang gurih, bertekstur renyah dan
proses akhir pengolahannya digoreng (Pratiwi, 2013). Kue bawang pada umumnya
terbuat dari tepung terigu dengan kandungan protein sedang atau rendah karena kue
bawang tidak memerlukan proses pengembangan. Tepung terigu merupakan bahan yang
cocok untuk digunakan dalam pembuatan kue bawang karena mengandung protein gluten
dan pati. Kue bawang merupakan makanan ringan yang diminati oleh masyarakat sebagai
cemilan sehari-hari mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari proses penggilingan bulir gandum
(Triticum Sativum). Tepung terigu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi
diantaranya karbohidrat (77,3%), protein (8,9%), lemak (1,3%), kalori (365 kkal),
kalsium (16 mg/100 g), fosfor (106 mg/100 g), besi (1,2 mg/100 g), dan vitamin B1 (0,12
mg/100 g) (Muina, 2013). Pati pada tepung terigu memiliki ukuran granula yang kecil
antara 1-40 µm dan berfungsi sebagai bahan pengisi dan pembentuk tekstur (Fitasari,
2009). Berdasarkan jumlah protein dan kualitas gluten tepung terigu dibedakan menjadi
tiga yaitu tepung terigu protein tinggi dengan kandungan protein (12-13%), tepung terigu
protein sedang (9,5-11%), dan tepung terigu protein rendah (7-8,5%) (Rustandi, 2011).
Seperti yang kita ketahui kandungan kalori kue bawang cukup tinggi bahkan
mencapai 2 kalori kentang. Karena banyak di sukai para kuliner mungkin karena rasanya
yang gurih dan teksturnya yang membuat sensasi tersendiri bagi lidah kita. Produk yang
biasanya di jual di pasaran rata-rata mengandung pengawet dan MSG. Maka dibuat
gagasan baru produk kue bawang yang bebas pengawet dan MSG. Dengan harga yang
sangat bersahabat diharapkan dapat masuk ke segala pasar. Diharapkan produk ini dapat
menarik minat konsumen untuk merasakan camilan yang murah meriah, mencapai target
penjualan.
Dalam menjual produk ini harus ditetapkan target sasaran pasar usaha dengan cara
melihat perbedaannya agar lebih mudah dijangkau oleh pembeli dalam membelinya.
Maka target/sasaran pasar usaha “kue bawang” adalah untuk semua kalangan. Usaha ini
merupakan suatu kegiatan usaha yang bergerak di bidang makanan ringan khususnya
“Kue Bawang”. Kegiatan usaha ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis usaha
rumahan dengan tujuan memenuhi keinginan konsumen.
1.2.2 Misi
Adapun misi dari usaha Kue Bawang adalah sebagai berikut:
1. Menarik minat konsumen untuk merasakan camilan yang murah meriah.
2. Menghasilkan kue bawang yang berkualitas.
3. Mencapai target penjualan.
4. Mencari keuntungan/laba.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari usaha Kue Bawang adalah sebagai berikut:
1. Melihat peluang keuntungan berwirausaha dengan kreatif dan inovatif.
2. Menambah pengelaman serta ilmu dari berwirausaha kuliner.
3. Mengasah kemampuan berwirausaha membuka usaha sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Produksi
2.1.1 Komposisi Produk
Produk kue bawang menggunakan beberapa bahan sebagai berikut :
- Kue bawang
- Bumbu antaka (Balado dan balado pedas manis)
- Boncabe
- Kemasan dan label
2.1.2 Proses Pembuatan
Pembuatan kue bawang melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dituang kue bawang ke dalam beberapa wadah baskom.
3. Ditambahkan varian rasa balado dan pedas manis pada masing-masing kue
bawang. Untuk varian balado ditambahkan boncabe, sedangkan untuk varian
original langsung dimasukkan kedalam kemasan tanpa ditambahkan bumbu.
4. Diaduk kue bawang dengan masing-masing varian rasa hingga merata.
5. Ditimbang kue bawang sebanyak 80 gram.
6. Dimasukkan kue bawang ke dalam kemasan standing pouch yang telah diberi
label.
2.2 Marketing Mix
2.2.1 Product (Produk)
Kue bawang memiliki beberapa varian rasa, yaitu original, pedas manis, dan
balado. Setelah melakukan peoses penjualan selama 2 minggu, diperoleh bahwa
varian rasa terlaris dan paling banyak diminati oleh konsumen adalah varian
balado. Adapun foto produk kue bawang adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Varian original Varian pedas manis Varian balado
2.2.1.1 Kemasan
Kemasan produk kue bawang akan dikemas menggunakan plastik standing
pouch dengan ukuran 12 cm x 20 cm dengan tujuan agar produk tetap aman dan
renyah. Standing pouch yang digunakan disertai dengan zipper untuk
memudahkan membuka dan menutup kemasan. Penggunaan zipper pada kemasan
juga membuat produk dapat disimpan kembali dengan rapat jika tidak dapat
dihabiskan secara langsung.
Gambar 1
Kemasan kue bawang
2.2.1.2 Label
Kue Bawang memiliki warna label yang berbeda untuk tiap varian rasa,
sehingga dapat menarik minat beli konsumen. Dan memiliki slogan yaitu “Ku
Bangga Kue Bawang”. Label ini juga memuat komposisi, varian rasa, berat
bersih, hingga kontak yang dapat dihubungi ketika ingin melakukan pemesanan.
Dengan label yang jelas dan informatif, konsumen dapat memahami produk
dengan baik dan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
mereka. Selain itu, labelling yang baik juga dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap produk dan merek.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
BAB III
KEUANGAN
b) Produksi kedua
Tabel 2. Biaya produksi kedua.
No. Nama Barang Unit Harga
1. Kue bawang 1 kg Rp.40.000,-
2. Standing pouch 1 pack Rp.17.000,-
3. Boncabe 2 pcs Rp.3.000,-
4. Stiker label 18 pcs Rp.15.000,-
Jumlah Rp.85.000,-
c) Produksi ketiga
Tabel 3. Biaya produksi ketiga.
No. Nama Barang Unit Harga
1. Kue bawang 1 kg Rp.40.000,-
2. Cetak poster 1 lembar Rp.7.000
Jumlah Rp.47.000,-
d) Produksi keempat
Tabel 4. Biaya produksi keempat.
e)
c) Keuntungan Penjualan
- Produksi pertama
Total produk = 15 pcs
Harga produk = Rp.7.000
Sehingga total penghasilan pada produksi pertama adalah sebesar
Rp.105.000, dengan keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan produksi 1 = Rp.5.100 x 15 pcs
= Rp.76.500
Laba Produksi 1 = Rp.105.000 – Rp.76.500
= Rp.28.500
- Produksi kedua
Total produk = 16 pcs
Harga produk = Rp.7.000
Sehingga total penghasilan pada produksi kedua adalah sebesar
Rp.112.000, dengan keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan produksi 2 = Rp.5.100 x 16 pcs
= Rp.81.600
Laba Produksi 2 = Rp.112.000 – Rp.81.600
= Rp.30.400
- Produksi ketiga
Total produk = 12 pcs
Harga produk = Rp.7.000
Sehingga total penghasilan pada produksi ketiga adalah sebesar
Rp.84.000, dengan keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan produksi 3 = Rp.5.100 x 12 pcs
= Rp.61.200
Laba Produksi 3 = Rp.84.000 – Rp.61.200
= Rp.22.800
- Produksi keempat
Total produk = 24 pcs
Harga produk = Rp.7.000
Sehingga total penghasilan pada produksi keempat adalah sebesar
Rp.168.000, dengan keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan produksi 4 = Rp.5.100 x 24 pcs
= Rp.122.400
Laba Produksi 4 = Rp.168.000 – Rp.122.400
= Rp.45.600