Topik 6 - Demonstrasi Kontekstual

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

TOPIK 6 – IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM UbD


DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Kelompok 3 – Paradigma Pembelajaran


Kasus Behaviorisme dengan Konstruktivisme (A dan B)
1. 2398011550 Nasik Hidayah
2. 2398011575 Prasetya Iqbal Musti Wicaksana
3. 2398011485 Sefia Dinda Alerina
4. 2398011530 Suwartiningsih
5. 2398011549 Tetiangrydty Mulia
6. 2398011490 Yusuf Arifin
7. 2398011487 Zainatun Aisah

Pembelajaran Langsung dan Pembelajaran Terbimbing


Pembelajaran langsung (kegiatan A) dan kegiatan pembinaan (kegiatan B) memiliki karakteristik
dan perbedaan. Ketika tujuan pendidikan dalam unit tertentu melibatkan item dalam kegiatan A,
sebagai pembelajaran langsung maka ada kecenderungan kegiatan belajar lebih efisien dan efektif.
Peserta didik dapat memahami item dalam kegiatan A. Namun ketika tujuan melibatkan kegiatan
B, para peserta didik akan membutuhkan beberapa bentuk pengalaman yang difasilitasi, dibantu
hingga dibimbing untuk membangun pemahaman.

Kegiatan A Kegiatan B
1. Fakta 1. Konsep dan prinsip
2. Pengetahuan diskrit 2. Koneksi sistemik
3. Definisi 3. Konotasi
4. Informasi yang jelas 4. Kehalusan, ironi
5. Informasi literal 5. Simbolisme
6. Informasi konkret 6. Abstraksi
7. Informasi yang terbukti sendiri 7. Informasi berlawanan dengan intuisi
8. Hasil yang dapat diprediksi 8. Anomali
9. Keterampilan dan teknik diskrit 9. Strategi menggunakan repertoar dan
10. Aturan dan resep penilaian
11. Algoritma 10. Penemuan aturan dan resep
11. Heuristik
A. Kegiatan mana yang sering Anda lakukan (A atau B) dan mengapa kelompok Anda
memilih kegiatan tersebut? Jelaskan.
1. Kegiatan yang sering saya lakukan adalah Kegiatan A, yaitu pembelajaran secara
langsung. Pembelajaran langsung yang saya lakukan ini mengajarkan fakta, informasi
yang jelas, dan informasi konkret yang harus diserap peserta didik. Pembelajaran
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi dan
berkolaborasi. Pembelajaran langsung ini diterapkan karena tuntutan tujuan
pembelajaran yang mengharuskan untuk belajar banyak materi.
2. Kegiatan A lebih sering dilakukan karena fokus pada pemahaman fakta dan informasi
yang konkret, yang dapat dipelajari melalui metode pembelajaran langsung. Kegiatan
A, dengan fokus pada fakta, pengetahuan diskrit, definisi, dan informasi yang jelas,
lebih mudah dipahami oleh peserta didik karena bersifat konkret dan memiliki hasil
yang dapat diprediksi. Keterampilan dan teknik diskrit, aturan, dan resep, serta
algoritma, juga cenderung lebih sesuai dengan pendekatan pembelajaran langsung.
Alasan kelompok memilih kegiatan A karena efisiensi pembelajaran. Kegiatan A lebih
efisien untuk memahami informasi yang bersifat konkret dan dapat diukur. Peserta
didik dapat langsung mengonsumsi fakta dan informasi yang diberikan. Hasil dari
kegiatan A lebih mudah diprediksi karena berkaitan dengan informasi yang konkret.
Hal ini dapat memberikan kejelasan mengenai pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Kegiatan yang sering saya lakukan adalah kegiatan A. Karena kegiatan A sebagai
pembelajaran langsung memiliki kecenderungan untuk menciptakan kegiatan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Kegiatan A menekankan pada penguasaan
konsep untuk menunjang pembelajaran peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sehingga mampu menghasilkan
informasi yang konkret dan mendapatkan hasil yang dapat diprediksi sebagai bentuk
evaluasi pembelajaran.
4. Kegiatan yang sering saya lakukan yaitu pembelajaran langsung (kegiatan A), sebab
melalui pembelajaran langsung dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar
dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model
pembelajaran langsung menekankan pada penguasaan konsep atau perubahan perilaku
dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Model pembelajaran ini menuntut guru
dapat mendemonstrasikan setiap materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami
materi secara prosedural. Pembelajaran langsung dapat menjadi cara untuk
menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat
diakses secara setara oleh seluruh siswa.
5. Kegiatan yang sering saya lakukan adalah kegiatan A yaitu pembelajaran langsung.
Kegiatan A (pembelajaran langsung) dapat memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik dalam memahami konsep atau keterampilan tertentu. Mereka dapat
melihat, mendengar, dan merasakan materi pelajaran secara real-time. Melalui
pengajaran langsung, konsep-konsep dapat diilustrasikan dengan contoh konkret,
sehingga dapat lebih mudah dipahami. Dengan demikian, pembelajaran langsung
sangat efektif dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
langsung dan terstruktur dengan jelas. Namun, kegiatan ini perlu disesuaikan dengan
kebutuhan dan gaya belajar peserta didik.
6. Kegiatan yang sering saya lakukan adalah Kegiatan A, yaitu pembelajaran secara
langsung. Kegiatan pembelajaran secara langsung sering dilakukan karena dapat
meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, memfasilitasi pertanyaan langsung,
serta memungkinkan pemahaman konsep secara lebih mendalam melalui diskusi dan
demonstrasi langsung. Selain itu, pembelajaran langsung dapat memberikan umpan
balik instan, memotivasi siswa, dan membangun hubungan interpersonal yang kuat
dalam lingkungan belajar.
7. Kegiatan yang sering saya lakukan adalah Kegiatan A yaitu pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung yang saya lakukan memberikan fakta, kejelasan, dan informasi
konkrit yang dapat diserap siswa. Dan pembelajaran memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi dan berkolaborasi. Pembelajaran langsung ini dilaksanakan
karena syarat tujuan pembelajaran memerlukan jumlah konten yang banyak untuk
dipelajari.

B. Kegiatan mana yang menurut Anda cocok dan sesuai untuk peserta didik kekinian?
Jelaskan.
1. Kegiatan yang lebih sesuai untuk pembelajaran di era modern adalah Kegiatan B, yaitu
kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk memahami suatu konsep
melalui pengalaman dan bimbingan. Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Kadirun dan Ismail (2022) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Interpretasi Teks
Drama melalui Pendekatan Konstruktivisme Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
Watubangga, Kolaka”, membuktikan bahwa pembelajaran konstruktivis dapat
meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran interpretasi drama. Pembelajaran
konstruktivis cocok untuk peserta didik di era modern karena pendekatan ini
berpandangan bahwa pengetahuan merupakan bentukan dari individu itu sendiri. Tiap
individu telah memiliki dasar pengetahuan dan potensi yang dimiliki sendiri-sendiri.
Dengan demikian, pembelajaran dengan Kegiatan B akan dapat membuat pembelajaran
lebih bermakna dan lebih berpusat pada peserta didik.
2. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, dan pendekatan pembelajaran
yang efektif dapat bervariasi. Namun, dengan mempertimbangkan konteks peserta
didik kekinian, Kegiatan B, yang mencakup kegiatan pembinaan dengan pengalaman
difasilitasi, dibantu, dan dibimbing, lebih cocok untuk peserta didik kekinian karena
mencerminkan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif, kontekstual, dan
menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu. Peserta didik kekinian cenderung lebih
responsif terhadap pembelajaran yang memiliki relevansi langsung dengan kehidupan
sehari-hari mereka. Kegiatan B memungkinkan pengalaman langsung dan kontekstual
yang dapat dihubungkan dengan kehidupan nyata, membuat pembelajaran lebih berarti
dan relevan. Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammad Said yang
berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran
Langsung Melalui Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Siswa XI”
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dan berdampak positif pada hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan hasil
belajar siswa yang hanya diajar dengan model pembelajaran langsung melalui
pendekatan saintifik.
3. Kegiatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan peserta didik kekinian di zaman
sekarang adalah kegiatan pembelajaran B, karena melalui pembelajaran terbimbing
peserta didik akan mendapatkan pengalaman interaktif secara langsung dari guru, yang
memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif, memperoleh pemahaman maksimal,
mengembangkan keterampilan baik dalam pembelajaran ataupun keterampilan sosial
seperti komunikasi ataupun kerja sama. Selain itu peserta didik cenderung untuk
mendapatkan tantangan dan mengatasi permasalahan tersebut secara efektif, sehingga
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hal ini didukung oleh
penelitian dengan Wulandari (2022), bahwa metode inkuiri terbimbing mampu
memberi pengaruh peserta didik dalam peningkatan berpikir kritis. Peserta didik dapat
berperan aktif, belajar secara mandiri untuk memecahkan suatu masalah maka
keterampilan berpikiran kritis peserta didik dapat meningkat.
4. Kegiatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan peserta didik kekinian yaitu
pembelajaran terbimbing (kegiatan B). Pembelajaran terbimbing merupakan
pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara
aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan
pemecahan masalah. Dalam pembelajaran ini, siswa difasilitasi dan dibimbing untuk
membangun pemahaman melalui pengalaman dan aktivitas yang difasilitasi. Kegiatan
ini juga dapat membantu siswa membangun nalar dan keterampilan praktis yang
penting bagi pembelajaran. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Nurdiyati (2016), bahwa metode pembelajaran terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas I SDN 010 Banjar Panjang Kecamatan Kerumutan. Hal ini
dibuktikan pada data awal jumlah siswa yang tuntas adalah 12 siswa (40,00%)
meningkat pada siklus I dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 20 siswa (66,67%)
dan meningkat pada siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 27 siswa
(90,00%).
5. Kegiatan yang lebih tepat untuk pembelajaran pada zaman modern adalah Kegiatan B,
yaitu kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk memahami suatu
konsep melalui pengalaman dan bimbingan. Sejalan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh Azka (2020) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Roda Pintar”, membuktikan
bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
media roda pintar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema 7 Indahnya
Keragaman di Negeriku kelas IV SDN Pagerharjo 01 Pati. Hal tersebut diperkuat
dengan data hasil belajar siswa yang dinilai dari tiga ranah pembelajaran yaitu ranah
pengetahuan pada siklus I muatan Bahasa Indonesia memperoleh 62% dan
55% pada muatan IPA pada siklus II terjadi peningkatan pada muatan Bahasa
Indonesia menjadi 97% dan pada muatan IPA menjadi 93 %. Pembelajaran tersebut
sesuai untuk pembelajaran di era modern karena mampu menyesuaikan dengan
kebutuhan individual, memanfaatkan teknologi, dan mempromosikan keterlibatan serta
keterampilan yang penting dalam konteks zaman sekarang.
6. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik kekinian di zaman sekarang
adalah kegiatan pembelajaran B. Pembelajaran terbimbing saat ini dianggap cocok
karena memberikan penekanan pada pengembangan keterampilan mandiri, dan
pemecahan masalah. Peserta didik dapat mengakses informasi secara mandiri,
mengembangkan pemahaman mendalam, dan mengasah keterampilan. Pembelajaran
terbimbing juga memungkinkan adaptasi terhadap gaya belajar individual,
memfasilitasi pembelajaran personal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Selain
itu, dapat mendukung kreativitas, inisiatif, dan rasa tanggung jawab dalam
pembelajaran. Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Nasim dan Alfandi
(2022) yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Terbimbing dalam
Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Tinombo Selatan
Menulis Surat Pribadi” Membuktikan bahwa Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa
penerapan pembelajaran terbimbing merupakan salah satu alternatif dalam
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan pada
pembelajaran bahasa indonesia, khususnya penulisan surat pribadi. Dengan adanya
pembelajaran terbimbing ini, menciptakan suasana belajar siswa lebih menyenangkan
dan dapat menarik minat belajar siswa serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa pada kelas X IPA SMA Negeri 1 Tinombo Selatan.
7. Siswa yang berbeda memiliki gaya belajar yang berbeda dan mungkin menganggap
pendekatan pembelajaran yang berbeda efektif. Namun, mengingat konteks siswa saat
ini, Aktivitas B, yang mencakup aktivitas pembinaan dengan fasilitasi, dukungan, dan
pengalaman instruksional, mencerminkan pendekatan pembelajaran yang lebih
interaktif, kontekstual, dan disesuaikan. Hal ini membuatnya lebih cocok untuk siswa
masa kini. Siswa masa kini cenderung memberikan respons yang lebih kuat terhadap
konten pembelajaran yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari.
Aktivitas B memungkinkan terjadinya pengalaman langsung dan nyata yang dapat
dikaitkan dengan kehidupan nyata, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan
relevan. Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Bambang Samudra (2022)
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung Melalui Metode Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IX D SMP Negeri
1 Ngluwar Magelang Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022” yaitu,
mengarahkan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa dalam belajar,
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, menyajikan atau
mempresentasikan hasil kegiatan Hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi
lengkung pada siklus 1 dengan rata-rata 83 dan prosentase ketuntasan 81%. Dan pada
siklus 2 rata-ratanya 86% dan tuntas 100%. Perubahan perilaku yang menyertai
peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung adalah;
siswa lebih fokus, lebih aktif bertanya, lebih mandiri, dan tidak menyalin pekerjaan
temannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azka, M., Ardianti, S. D., & Purbasari, I. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Roda Pintar. Journal for Lesson and Learning
Studies, 3(2), 173-182.
Kadirun & Ismail, H. (2022). Upaya Meningkatkan Interpretasi Teks Drama melalui Pendekatan
Konstruktivisme Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Watubangga, Kolaka. Jurnal
Pembelajaran Bahasa dan Sastra, 1(2), 271-280.
Nurdiyati, Sri. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas I SDN 010 Banjar Panjang Kecamatan Kerumutan. Jurnal
Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau, Vol 5 No 3, 442-450.
Said, M. Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Pembelajaran Langsung Melalui
Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol
4 No 6-4.
Samudra, Bambang. (2022). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung Melalui Metode Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IX D SMP Negeri 1
Ngluwar Magelang Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022. SICEDU: Science and
Education Journal. Vol 1 No 2
Taha, N., & Al-Afandi, A. A. (2022). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X IPA
SMA NEGERI 1 TINOMBO SELATAN MENULIS SURAT PRIBADI. Guru Tua: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), 1-6.
Wulandari, Fridhania, Sukardi, & Masyhuri. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guide Inquiry) Berbantuan Media Power Point Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Jurnal Ilmiah Profesi pendidikan, 7 (3), 1327-1333.
https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3.752

Anda mungkin juga menyukai